Anda di halaman 1dari 4

Sosial Media Melunturkan Etika Berkomunikasi

Alsa Yunita

Kemajuan tekhnologi semakin pesat, bagaikan raksa yang berlari cepat dan mereka yang tidak
bisa mengikutinya akan tertinggal jauh dan dilindas oleh zaman. Kemajuan media analogi
menjadi digital melalui kemampuan konvergensi media massa saat ini. Sebagai Makhluk Sosial
yang hidup di era perkembangan teknologi ini kita tidak asing lagi dengan Medsos.

Media adalah salah satu alat / perangkat yang di gunakan oleh orang zaman sekarang (Modern)
untuk menghubungkan dua orang atau lebih agar saling berkoneksi satu sama lain, sedangkan
social adalah suatu system atau tatanan yang berkaitan dengan kehidupan manusia anatar
manusia lainnya atau kehidupan bermasyarakat.

Secara umum, arti media sosial adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan penggunanya
untuk membuat atau mengisi dan berbagi isi sekaligus terlibat dalam suatu jaringan kehidupan
social. Di kehidupan sehari-hari kita tidak lagi jauh dari kata media sosial, seakan-akan media
sosial ini adalah sebuah kebutuhan yang wajib ada di sela-sela dan sendi-sendi kehidupan.

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Koangmenkominfo) mengungkapkan bahwa


pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari jumlah tersebut, 95
persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.

Lahirnya media sosial menjadi pola penggunanya mengalami pergeseran baik etika, budaya dan
norma yang ada. Jejaring sosail seperti fecebook, twitter, instagram, path, dan sebagainya .
memiliki dampak positif maupun negative tersendiri , dampak negative dari sosial media itu
berupa : menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, dan mengeluarkan argumen
atau mengomentari berita, foto, video tanpa berfikir dengan perkataan kasar. Pengguna Sosial
Media yang saat ini tidak memahami dengan baik bagaimana menggunakan kata atau kaliamat
yang tepat untuk berkomunikasi dan berinteraksi di Media Sosial melatar belakangi penulis
untuk membuat essay ini .
Di media sosial, orang bebas mengungkapkan pandangan dan pendapatnya, baik mengkritik,
membuat pernyataan, bergosip, atau menghujat. Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengatur
kebebasan berekspresi melalui UU ITE untuk mencegah kebebasan berekspresi yang berlebihan.

Banyak yang berlomba-lomba mengeluarkan pendapat di media sosial dan merasa seolah olah
pendapatnya itu paling benar, dan pendapat orang lain itu salah. Asal berkomentar di media
sosial ini bisa berdampak buruk bagi orang yang menerima komentar-komentar cibiran atau
bully-an, tidak sedikit yang mengalami despresi, keterpurukan, kehilangan pekerjaan, maupun
bisa mempengaruhi kehormatan dan martabat.

Aturan Berpendapat Kebebasan mengeluarkan pendapat di muka umum memang merupakan hak
setiap individu yang telah dijamin dan diatur dalam perubahan keempat dalam Undang-Undang
Dasar tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi : “setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”

Akan tetapi semua itu ada koridor batasan-batasannya, seperti aturan yang sudah dituangkan
dalam UU ITE pasal 28 Bab VII ayat (2) yaitu, setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan.

Etika Berpendapat Ketika seseorang memberikan komentar, cibiran, atau pun kritikan yang tidak
tepat atau kurang tepat, maka ada beberapa kemungkinan: pertama, hanya ingin mengomentari
atau mengkritik dan malas mencari tahu informasi yang sebenarnya.

Tujuan orang menyampaikan kritik adalah agar yang dikritik menjadi lebih baik, mengajak
kepada kebaikan, atau mencegah kepada keburukan (amar ma`ruf nahi mungkar), oleh karena itu
etika dalam memberi kritik harus diperhatikan, di antaranya adalah: Pertama, ketika berniat
memberikan kritik maka harus siap dengan solusi dan saran yang membangun jika tidak punya
solusi atau saran atas kritik yang telah disampaikan, itu sama saja dengan bullshit. Kritik yang
demikian banyak mafsadatnya baik bagi pengkritik maupun yang di kritik, bisa jadi akan timbul
perselisihan di antara keduanya.
Kedua, mengomunikasikan kritik secara objektif, keistimewaan objektif dalam kritik adalah
bukti kejujuran kita dalam mengkritik, berkata baik jika benar, fitnah jika salah, tidak berbeda
dengan perselisihan yang muncul. kita menemukan kesalahan untuk mengkritik. Ketiga, bersikap
lemah lembut dan santun, dengan etika yang lembut dan santun, kritik akan lebih mudah diterima
daripada kritik dengan sikap yang keras dan kasar, karena orang yang dikritik tidak merasa harus
menerima kritik.

Tujuannya untuk meningkatkan kecakapan bersosial media , memahami pentingnya keamanan


digital, memahami etika dalam komunikasi dunia dan sosial media upaya membentuk budaya
digital yang baik dan sehat.

Netizen tentunya sudah tidak asing dengan kata “nyinyir”, kata ini sering berseliweran di
beranda medsosnya, entah dia sebagai pelaku, korban atau pengamat nyinyir itu sendiri, yang
jelas kata ini sudah mendapat justifikasi negatif dari netizen, pun demikian dengan penyinyir itu
sendiri yang dijuluki tukang nyinyir.

Hal ini yang mendasari bahawa kita wajib bijak dalam bersosial media agar kita tidak terjerumus
ke hal-hal yang negative dan sebagai individu kita juga harus berfikir secara kritis dan ilmiah
dalam menangkap binformasi yang kita teriama dengan memilah-milah , mengkaji ,
menganalisis baru kita menyusun komentar dengan menggunakan kaliamt yang tepat , agar tidak
menyakiti orang lain dan memposisikan diri kita sebangai orang-orang yang memilliki
pemahaman komunikasi yang bagus.

Cara kita dalam penyampaian Chat, komentar, Postingan/Unggahan didalam media sangat
berbeda dengan bertemu secara langsung , setiap individu akan memahami chat kita dengan
berbeda-beda walau pun kaliamt nya sama. Sedangkan jika kita bertemu langsung atau tatap
muka kita dapat memahami kalimat/kata seseorang dengan intonasi nada/suara yang di ucapkan.

Semoga dengan essay ini , penulis berharap pembaca dapat berkomunikasi dengan baik di sosial
media serta bijak dalam berkata-kata. Tidaka ada kesimpang siurang berita ataupun kemakan
hoax karena kita dapat menganalisis terlebih setiap berita , postingan atau unggahan seseorang .
agar kita tidak menjadi netizen yang julid serta nyinyir tanpa tau fakta dan kebenarannya terlebih
dahulu
Daftar Rujukan

 https://doi.org/10.35568/naturalistic.v1i2.5

https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jpkop/article/view/340

https://core.ac.uk/download/pdf/231281181.pdf

BIODATA

Hallo , Salam Maritim , Perkenalkan Nama Saya Alsa Yunita Pradina, Tempat lahir di kijang
Tanggal 9 Bulan Juni Tahun 2000. Saya sangat menyukai keindahan seperti bunga serta
kesenian seperti Art Caftsaya juga minat di bidang kecantikan seperti Makeup, karya yang
sering saya buat yaitu Hand Craft di kala waktu senggang . Sosial Media yang saya miliki ialah
Instagram @liaan_n2.

Anda mungkin juga menyukai