Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROGRAM USAHA KESEHATAN KERJA (UKK)

UPTD PUSKESMAS SUKA DAMAI


TAHUN 2021

Disusun Oleh : LISA APRIYANTI, Amd.Kep


PEMEGANG PROGRAM USAHA KESEHATAN KERJA (UKK)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN


UPTD PUSKESMAS SUKA DAMAI
Desa Suka Damai Kecamatan Plakat Tinggi Kab. MUBA
Kode Pos: 30757
FB: Puskesmas Suka Damai, CC : 082182822046
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat-Nya


sehingga penyusunan Makalah Usaha Kesehatan Kerja (UKK) dapat terselesai
kan dengan baik.
UPTD Puskesmas Suka Damai Musi Banyuasin sebagai salah satu
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin bertekad
menyusun Makalah Program Usaha Kesehatan Kerja (UKK) sesuai dengan ket
entuan yang berlaku.
Semoga Makalah Program Usaha Kesehatan Kerja (UKK) dapat
digunakan sebagai acuan dalam menyusun kegiatan pada tahun 2021 sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pemegang Program Usaha


Kesehatan Kerja (UKK)

LISA APRIYANTI, Amd.Kep


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional
pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan
penanganan kasuskasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan
terkoordinasi. Sebagai Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) puskesmas mempunyai
tanggung jawab untuk menyelenggarakan program pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dan mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat termasuk kepada masyarakat pekerja (Depkes RI, 2004).
Tujuan upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi tingginya, dalam rangka mencapai visi “Indonesia
Sehat 2015” (Depkes RI, 2009).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Puskesmas harus menyelenggarakan 3
(tiga) fungsi yaitu : (1) sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, (2) sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, dan (3) sebagai
pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas dalam melaksanakan
fungsinya sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat
pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu salah satunya dengan
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan kerja kepada masyarakat pekerja
beserta keluarganya. Upaya kesehatan kerja mempunyai upaya yang sangat
penting dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu : melalui pembelajaran
dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial pekerja
setempat, agar masyarakat pekerja dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan kerja serta mengenali bahaya atau potensi bahaya di tempat kerja.
Sehingga masyarakat pekerja menghasilkan kesehatan kerja yang
optimal dan meningkatkan produktifitas kerjanya. Upaya kesehatan kerja
berperan dalam proses peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar lebih
responsif dan mampu memberdayakan kliennya, sehingga akan tercapai
pelayanan kesehatan kerja yang bermutu, adil dan merata (Depkes RI, 2004).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya,yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan  kesehatan kerja?
2. Bagaimana kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja?
3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?
4  Jenis  jenis pelayanan kesehatan kerja?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja.
2. Dapat membedakan antara kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban
kerja.
3. Dapat mengetahui apa yang menjadi strategi kesehatan kerja.
4  Mengetahui  Jenis  jenis pelayanan kesehatan kerja

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KESEHATAN KERJA


Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek
lingkungan kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status
kesehatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan tugas yang harus
dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah
dengan penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak
tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-
pemeriksaan langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan  kerja  yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan
bahwa fokus utama kesehatan kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas  kerja
2) Perbaikan lingkungan  kerja  dan pekerjaan yang mendukung keselamatan
dan kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya  kerja kearah yang mendukung
kesehatan dan keselamatan di tempat  kerja juga meningkatkan suasana sosial
yang positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja
antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan  kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja ,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja

2.2 KAPASITAS KERJA, BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA


Kapasitas kerja,beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga
komponen utama dalam system kesehatan kerja. Dimana hubungan interaktif
dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan
kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban
kerja terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada
saat bekerja, misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan
bebam tambahan trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara
sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat
kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya di
tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam
Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas  kerja  yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja

2.3 KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)


Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya
kesehatan kerja di tempat pelayanan kerja yaitu :
a. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.
b. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan
kesehatan pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan.
c. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi,
surveilans & standar pelayanan sesuai dengan peraturan undang-
undang dan IPTEK.
d. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna
e. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal
f. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa.
g. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif
dibidang kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor
informal.
h. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK)
sebagai mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

2.4 STRATEGI UPAYA KESEHATAN KERJA


1.PEMBINAAN PROGRAM
2.PEMBINAAN INSTITUSI
3.PENINGKATAN PROFESIONALISME.
1)    Pembinaan Program
· Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja formal
& informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi pranata sosial
yang sudah ada.
· Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM (Sistem
Informasi Manajemen)
· Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana, dan
Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha & keluarganya
serta masyarakat sekelilingnya.
· Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui Kabupaten/Kota
Sehat
2)     Pembinaan Institusi
· Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat)  & Rumah Sakit
· Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas
program maupun lintas sektor
·  Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan
program K3
·  Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.
3)    Peningkatan Profesionalisme
·  Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
· Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui
Diklat.
· Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi
terkait.

2.5 PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Pelayanan kesehatan kerja adalah  pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap tenaga kerja yang
berdampak positif bagi peningkatan produktifitas kerja.
Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :
 UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang
medik.
 Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
dimana Pelayanan Kesehatan kerja diadakan tergantung pada jumlah
tenaga kerja & tingkat bahayanya

RUANG LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA


·         Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja
·         Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)
·         Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
·         Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja
·         Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam
pelayanan kesehatan kerja
JENIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif dan
 Pelayanan Rujukan
1.     Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :
·         Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
·         Pemeliharaan berat badan yang ideal
·         Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat &
aman, Higiene Kantin.
·         Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
·         Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
·         Konseling berhenti merokok /napza
·         Koordinasi Lintas Sektor
·         Advokasi
2.       Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :
·         Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)
·         Imunisasi
·         Identifikasi & pengukuran potensi risiko
·         Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
·         Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.
·         Monitoring Lingkungan Kerja .
3.       Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :
·         Pertolongan pertama pada kasus emergency.
·         Pemeriksaan fisik dan penunjang
·         Melakukan rujukan
·         Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan.
·         Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja.
·         Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4.       Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
·  Rehabilitasi medik
·  Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masih ada secara maksimal.
· Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan  yaitu Rujukan pasien /penderita ke
sarana kesehatan yang lebih tinggi.
·  RUJUKAN MEDIK  –> pengobatan & rehabilitasi –>  Pos UKK –> Puskesmas
–> BKKM –> RSU/RS.Khusus
·     RUJUKAN KESEHATAN :
1.  Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2.      Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
3.      Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Kota.
BAB III
RENCANA KEGIATAN PROGRAM UKK
UPTD PUSKESMAS SUKA DAMAI TAHUN 2021

Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Pembinaan Pos UKK
1 √ √ √
yang telah terbentuk
Penyuluhan tentang
Kesehatan dan
2 Keselamatan Kerja √ √ √
(K3) di tempat kerja
atau Pos UKK
Melakukan
pemeriksaan
3 √ √ √
kesehatan pekerja
secara berkala

CAPAIAN KEGIATAN PROGRAM UKK


UPTD PUSKESMAS SUKA DAMAI TAHUN 2021
Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret April
Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian
Pembinaan Pos UKK yang
1
telah terbentuk
Penyuluhan tentang
Kesehatan dan Keselamatan
2
Kerja (K3) di tempat kerja atau
Pos UKK
Melakukan pemeriksaan
3 kesehatan pekerja secara
berkala

Bulan
No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian
Pembinaan Pos UKK yang
1
telah terbentuk
Penyuluhan tentang
Kesehatan dan Keselamatan
2
Kerja (K3) di tempat kerja atau
Pos UKK
Melakukan pemeriksaan
3 kesehatan pekerja secara
berkala
Bulan
No Kegiatan September Oktober November Desember
Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian Sasaran Target Capaian
Pembinaan Pos UKK yang
1
telah terbentuk
Penyuluhan tentang
Kesehatan dan Keselamatan
2
Kerja (K3) di tempat kerja atau
Pos UKK
Melakukan pemeriksaan
3 kesehatan pekerja secara
berkala

RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN PROGRAM UKK


UPTD PUSKESMAS SUKA DAMAI TAHUN 2021

No KEGIATAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) TINDAK LANJUT (TL) EVALUASI


1 Pembinaan Pos UKK yang telah
terbentuk
Penyuluhan tentang Kesehatan
2 dan Keselamatan Kerja (K3) di
tempat kerja atau Pos UKK

Melakukan pemeriksaan
3
kesehatan pekerja secara berkala
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan. Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja terlalu
berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya panas,
debu, zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan beban tambahan tehadap pekerja. Beban-
beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi gangguan
atau penyakit akibat kerja
Strategi dalam Kesehatan kerja meliputi :
1.  Pembinaan program
2.  Pembinaan institusi
3.  Peningkatan profesionalisme.
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
1.  Promotif
2.  Preventif
3.  Kuratif
4.  Rehabilitatif dan
5.  Pelayanan Rujukan
Sasaran kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi Tenaga Kerja & orang lain yg
berada di tempat  kerja, terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat  kerja
kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban,
perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat.

4.2 SARAN
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
perlu dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan  sehingga dapat mengurangi atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas  kerja .
Lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan dan
Pelatihan terkait Kesehatan kerja
DAFTAR PUSTAKA

Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC


Suma’mur. 1990 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji
Masagung
Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU REPOSITORI.
Blog Dorin Mutoif, Jurusan Kesling Poltekkes Yogyakarta.Perundang-undangan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai