TENTANG
DISUSUN OLEH:
1. Sriwahyuni (113418012)
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
berbagaikenikmatan salah satunya adalah nikmat sehat sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perdarahan Dalam Kehamilan” dalam waktu
yang sudah ditentukan.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan alam nabi besar Muhammad
SAW yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman serba
pintar seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kata sempurna,masih terdapat banyak
kesalahan, Baik dari penulisan maupun penyusunan. Untuk itu kritik serta saran yang
membangun sangat kami butuhkan demi menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
1. PERDARAHAN PADA HAMIL MUDA........................................ 3
A. ABORTUS.................................................................................. 3
B. MOLAHIDATIDOSA................................................................ 22
C. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU................................. 31
2. PERDARAHAN PADA HAMIL TUA (ANTE PARTUM)............ 39
A. PLASENTA PREVIA................................................................. 41
B. SOLUSIO PLASENTA.............................................................. 54
C. INSERSIO VELAMENTOSA (VASA PREVIA)...................... 64
D. RUPTURA SINUS MARGINALIS........................................... 66
E. PLASENTA SIRKUMVALATA............................................... 67
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 69
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah masalah
perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara dramatis dengan
adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan persalinan di rumah
sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu akibat perdarahan masih
tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal.
Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun
janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika komponennya
tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya sarana dan perawatan sarana
yang memungkinkan penggunaan darah dengan segera, merupakan kebutuhan mutlak
untuk pelayanan obstetri yang layak.
Perdarahan obstetri dapat terjadi setiap saat, baik selama kehamilan, persalinan,
maupun masa nifas. Oleh karena itu, setiap perdarahan yang terjadi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas harus dianggap sebagai suatu keadaan akut dan serius,
karena dapat membahayakan ibu dan janin. Setiap wanita hamil, dan nifas yang
mengalami perdarahan, harus segera dirawat dan ditentukan penyebabnya, untuk
selanjutnya dapat diberi pertolongan dengan tepat.
Terdapat klasifikasi perdarahan berdasarkan umur kehamilan:
a) Abortus
a) Plasenta Previa
e) Plasenta Sirkumvalata
BAB II
PEMBAHASA
N
A. ABORTUS
(1) Etiologi
(1) Patogenesis
(2) Klasifikasi
a. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah.
b. Abortus Provakatus (induced abortion)
yaitu:
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
a. Laboratorium
Darah Lengkap
Tes Kehamilan
Blighted ovum
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang iregular dan Yolk sac yang
mengempis
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa (A) yang diduga
adalah kehamilan ektopik. β hCG saat ini > 100 mIU
(5) Komplikasi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering
pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis
umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.
d. Syok
d. Mola hidatidosa
(7) Kuretase
Cara kuretase:
Gambar : kuretase
2. PERDARAHAN PADA HAMIL TUA (ANTE PARTUM)
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per
100.1 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya.
Langkah utama yang paling penting untuk menurunkan angka kematian ibu
adalah mengetahui penyebab utama kematian. Di Indonesia sampai saat ini ada
tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, dan
infeksi.
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang
berbahaya dan mengancam ibu. Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap
sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah
kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram), meningat kemungkinan
hidup janin diluar uterus .
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu.
Frekuensi perdarahan antepartum kira-kira 3% dari seluruh persalinan. Di
Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo (1971-1975) dilaporkan 14,3% dari seluruh
persalinan; R.S. Pirngadi Medan kira-kira 10% dari seluruh persalinan, dan di
Kuala Lumpur, Malaysia (1953-1962) 3% dari seluruh persalinan.
Perdarahan ante partum dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, ruptura sinus marginalis, atau vasa previa. Yang paling banyak menurut
data RSCM jakarta tahun 1971-1975 adalah solusio plasenta dan plasenta previa.
Diagnosa secara tepat sangat membantu menyelamatkan nyawa ibu dan janin.
Ultrasonografi merupakan motede pertama sebagai pemeriksaan penunjang dalam
penegakkan plasenta previa.
Plasenta Previa adalah suatu kesulitan kehamilan yang terjadi pada
trimesters kedua dan ketiga kehamilan. Dapat mengakibatkan kematian bagi ibu
dan janin. Ini adalah salah satu penyebab pendarahan vaginal yang paling banyak
pada trimester kedua dan ketiga. Plasenta Previa biasanya digambarkan sebagai
implantation dari plasenta di dekat ostium interna uteri (didekat cervix uteri).
Di AS plasenta previa ditemukan kira-kira 5 dari 1.000 persalinan dan
mempunyai tingkat kematian 0.03%. Data terbaru merekam dari 1989-1997
plasenta previa tercatat didapat pada 2,8 kelahiran dari 1000 kelahiran hidup. Di
Indonesia, RSCM Jakarta mencatat plasenta previa terjadi pada kira-kira 1
diantara 200 persalinan. Antara tahun 1971-1975 terjadi 37 kasus plasenta previa
diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 dari 125 persalinan.
Angka kematian maternal karena plasenta previa berkisar 0,03%. Bayi yang
lahir dengan plasenta previa cenderuing memiliki berat badan yang rendah
dibandingkan bayi yang lahir tanpa plasenta previa. Resiko kematian neonatal
juga tinggi pada bayi dengan plasenta previa, dibandingkan dengan bayi tanpa
plasenta previa.
Solusio plasenta digambarkan sebagai separasi prematur dari plasenta dari
dinding uterus. Pasien dengan solusio plasenta secara khas memiliki gejala
dengan pendarahan, kontraksi uteri, dan fetal distres.
Di AS frekwensi solusio plasenta kira-kira 1%, dan solusio plasenta yang
mengakibatkan kematian didapatkan sebanyak 0.12% dari jumlah kehamilan
(1:830).
Secara keseluruhan tingkat kematian janin pada solusio plasenta adalah 20-
40%, tergantung pada tingkat lepasnya plasenta. Nilai ini semakin tinggi tinggi
pada pasien dengan riwayat merokok. Sekarang ini, solusio plasenta adalah
bertanggung jawab untuk kira-kira 6% kematian maternal. Resiko solusio plasenta
meningkatkan pada pasien dengan umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
A. PLASENTA PREVIA
(1) Defenisi
d. Jaringan parut.
e. Kehamilan kembar.
g. Merokok.
Perdarahan pada plasenta previa terjadi oleh karena :
B. SOLUSIO PLASENTA
(1) Defenisi
(1) Defenisi
(2) Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/
gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada
plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya
rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/ insersi.
(3) Patofisiologi
(1) Defenisi
(3) Penanganan
(1) Defenisi
(2) Etiologi
(4) Patofisiologi
(5) Diagnosis
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup luar
kandungan.
2. Molahidatidosa
Kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal
ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut.
1. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum (OUI).
2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya terhitung sejak
kehamilan 28 minggu.