Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan

Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

EVALUASI TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU PADA


BANDAR UDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT
KABUPATEN MAJALENGKA

THICKNESS PAVEMENT EVALUATION OF RUNWAY AT


JAWA BARAT INTERNATIONAL AIRPORT IN DISTRICT OF
MAJALENGKA

Naufal Gunawan1, Luky Surachman2


1,2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta
*e-mail: 1naufalgunawan@outlook.com

ABSTRAK

Bandar Udara Internasional Jawa Barat melayani penerbangan domestik maupun


internasional. Dalam penelitian menggunakan data pergerakan pesawat udara dari Bandara
Internasional Husein Sastranegara. Diperlukannya evaluasi tebal perkerasan landas pacu.
Penelitian ini memuat landas pacu, tebal perkerasan menggunakan metode ACN-PCN, dan
membandingkan dengan tebal eksisting. Kesimpulannya landas pacu menurut FAA Airport
Capacity and Delay AC: 150/5060-5 dapat menampung pesawat udara yang beroperasi. Hasil
tebal surface 10cm, basecourse 35,74cm, subbase 54,26cm dan total tebal 100cm. Didapatkan
nilai PCN=75. Lalu dibandingkan PCN Bandara Internasional Jawa Barat yaitu 89/F/C/X/T dan
tebal perkerasan 101cm. Sehingga runway Bandara Internasional Jawa Barat dapat menampung
pesawat udara yang beroperasi.

Kata kunci : Landas pacu (runway), Bandar Udara Internasional Jawa Barat, ACN-PCN

ABSTRACT

Jawa Barat International Airport serves domestic and international flights. Research using
data on aircraft movements from Husein Sastranegara international airport. Needs for the
evaluation of pavement thick runway. The Research contains a runway, thick pavement using
the method of ACN-PCN, and compare with the existing. In conclusion, according to FAA
Airport runway Capacity and Delay AC: 150/5060-5 can accommodate aircraft operating. The
results of the thick surface 10cm, basecourse 35,74cm subbase 54, 26cm and a total about 100
cm. PCN value Obtained = 75. And then compared the jawa barat International Airport of the
PCN about 89/F/C/X/T and total pavement 101cm. So West Java international airport runway
can accommodate aircraft operating.

Keywords : Runway, Jawa Barat International Airport, ACN-PCN

A. PENDAHULUAN transportasi darat, laut dan udara. Tujuan orang


Transportasi merupakan kebutuhan setiap untuk melakukan perpindahan adalah untuk
orang untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari- mendapatkan nilai tambah. Maka dari itu, tidak
hari. Orang melakukan perpindahan dari satu dapat kita pungkiri bahwa kita butuh transportasi
tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan yang aman, nyaman dan cepat dengan segala
berbagai macam transportasi, bisa menggunakan

349
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

perkembangannya demi membantu memenuhi bahwa saat ini lalu lintas udara masih lebih
kebutuhan perpindahan manusia. banyak di bandara Husein Sastranegara. Untuk
Indonesia saat ini memiliki Bandar Udara itu pemerintah ingin memindahkannya ke
baru yaitu Bandar Udara Internasional Jawa Bandar Udara Internasional Jawa Barat. Namun
Barat atau juga dikenal Bandar Udara Kertajati untuk saat ini, belum bisa diwujudkan karena
atau West Java International Airport. Bandar masih kurangnya aksesbilitas dan infrastruktur
Udara Internasional Jawa Barat adalah Bandar lainnya. Maka dari itu, dalam penelitian ini, akan
Udara yang dikelola PT. Angkasa Pura II diasumsikan Bandar Udara Internasional Husein
(Persero) Bandar Udara Internasional Jawa Barat Sastranegara berhenti beroperasi dalam
berada di bagian timur laut dari Jawa Barat, melayani penerbangan untuk umum, dan
Indonesia. Bandar udara ini merupakan bandar kegiatan penerbangan dialihkan ke Bandar
udara terbesar kedua di Indonesia berdasarkan Udara Internasional Jawa Barat kabupaten
luas setelah Bandar Udara Internasional Majalengka. Oleh karena itu, akan dilakukan
Soekarno-Hatta, yang berlokasi di Kabupaten penelitian mengenai “Evaluasi Tebal
Majalengka. Bandar Udara Internasional Jawa Perkerasan Landas Pacu Bandar Udara
Barat dapat menampung sampai dengan 5,6 juta Internasional Jawa Barat Kabupaten
penumpang per tahun. Bandar udara ini Majalengka” agar diketahui apakah tebal
dibangun untuk melayani wilayah metropolitan perkerasan landas pacu pada Bandar Udara
Bandung dan juga melayani Cirebon, bagian dari Internasional Jawa Barat yang telah dibangun
Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Dan juga dapat bekerja dengan baik dan menampung
untuk melayani penumpang haji yang ada di pergerakan pesawat udara yang akan dilayani
wilayah Bandung, Cirebon dan daerah-daerah oleh Bandar Udara Internasional Jawa Barat.
lain yang ada di provinsi Jawa Barat dan Jawa Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Tengah. mengevaluasi konfigurasi landas pacu Bandar
Bandar udara ini diresmikan operasinya pada Udara Internasional Jawa Barat apakah dapat
tanggal 24 Mei 2018, dengan Pesawat udara menampung pergerakan pesawat udara,
Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang mengevaluasi tebal perkerasan landas pacu
pertama di bandar udara ini. Bandar udara ini apakah dapat mendukung pesawat udara kritis
memiliki landas pacu tunggal sepanjang 2.500 yang akan mendarat, dan untuk mengetahui
meter dan akan diperpanjang hingga 3.000 perhitungan tebal perkerasan yang efektif
meter. Bandar udara ini memiliki apron dengan
luas 397.980 m2 persegi dengan kapasitas 10 slot B. STUDI PUSTAKA
parkir pesawat udara dan akan diperluas hingga B.1. Definisi Bandar Udara
490.400 m2 sehingga nantinya akan dapat Bandar udara menurut Undang Undang
menambah kapasitas parkir pesawat udara Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan
hingga 22 slot untuk pesawat udara berlorong menerangkan bahwa Bandar Udara adalah
tunggal (Narrow Body). Bandar udara baru ini kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
berfungsi sebagai penyangga untuk membantu batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
memudahkan lalu lintas udara di Bandar Udara tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, dan naik turun penumpang, bongkar muat barang,
pemerintah juga ingin memindahkan operasional dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
maskapai di Bandar Udara Internasional Husein transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas
Sastranegara ke Bandar Udara Internasional keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
Jawa Barat. Direktur Bandar Udara Kementerian fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
perhubungan Polana B. Pramesti mengiyakan

350
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

Internasional Jawa Barat data yang didapat


adalah CBR tanah dasar dan total tebal
B.2. Pengertian Landas Pacu (Runway) perkerasan eksisting. Data diolah untuk
Landas pacu (Runway) merupakan suatu mendapatkan annual departure lalu diolah
kelengkapan Bandar Udara sisi udara (Airside) dengan menggunakan metode ACN-PCN.
yang berupa sepetak lahan dan digunakan untuk
pesawat udara lepas landas (Takeoff) dan Tabel 1. Data Pergerakan Pesawat Udara per Tahun
mendarat (Landing). Landas pacu dapat berupa PERGERAKAN PESAWAT
TAHUN
perkerasan lentur (flexible pavement), UDARA

perkerasan kaku (Rigid Pavement) maupun 2016 16.828


dapat berupa lapangan rumput yang panjangnya 2017 29.361
bergantung pada jenis pesawat udara kritis yang
2018 31.866
beroperasi, ketinggian dari suatu Bandar Udara,
temperature Bandar Udara dan kemiringan
Tabel 2. Data Pergerakan Pesawat Udara Menurut
runway.
Jenis Pesawat Udara Tahun 2018
JENIS PESAWAT
B.3. Pengertian Perkerasan
UDARA JUMLAH
Pengertian Perkerasan adalah suatu stuktur
Boeing 737-800 13742
berlapis-lapis yang terletak diatas tanah dasar Boeing 737-200 1584
yang telah mendapatkan pemadatan dengan Airbus 320-200 8078
daya dukung yang berbeda beda setiap lapisan Boeing 737-500 1680
dan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas Boeing 737-300 888
kemudian beban tersebut disebarkan/diteruskan ATR 600 1078
ATR 72 500 888
ke arah horizontal maupun kea rah vertical
ATR 42-600 150
sehingga akhirnya ditahan oleh tanah dasar
ATR 72-600 3706
(subgrade) sehingga beban pada tanah dasar DORNIER 328 42
tidak melampaui daya dukung yang diijinkan. BOMBARDIER
30
LEARJET 45XR
B.4. Metode ACN-PCN
ACN (Aircraft Classification Number) – D. HASIL STUDI
PCN (Pavement Classification Number) adalah D.1. Menghitung Tebal Perkerasan
suatu metode yang digunakan untuk
Dari data jumlah keberangkatan pesawat
menggambarkan efek dari suatu pesawat udara
terbang tahunan yang diperoleh, kemudian
kepada struktur perkerasan landas pacu. Nilai
digunakan untuk menganalisis tebal lapis
ACN dari suatu pesawat udara tidak boleh
perkerasan kaku dengan menggunakan
melebihi nilai PCN suatu perkerasan landas pacu
metode FAA( Federal Aviation
ketika akan mendarat, karena jika ACN˃PCN
Administration) sebagai berikut :
maka struktur perkerasan landas pacu akan
1. Menentukan pesawat udara kritis Pesawat
mengalami kerusakan akibat tidak dapat
udara kritis yang terpilih sesuai dengan
menahan beban pesawat udara.
pesawat udara yang paling bebas bobotnya
(MTOW) yaitu pesawat udara B737-800
C. METODE
2. Menentukan beban roda pesawat udara
Data pada penelitian ini didapat dari Bandar
(W2) dan pesawat udara kritis (W1) Dalam
Udara Internasional Husein Sastranegara yaitu
menghitung beban roda pesawat udara
data lalu lintas udara. Pada Bandar Udara
yang digunakan adalah beban tiap roda
351
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

yang terletak pada main gear. Dalam W1 = beban roda pesawat rencana
menentukan beban tiap roda, distribusi W2 = beban roda pesawat udara
beban roda pada main gear dianggap
sebesar 95% dari MTOW (Maximum Tabel 4. Equivalent Annual Departure oleh desain
takeoff weight) pesawat udara
Beban Roda
 Beban roda pesawat udara kritis (W1) Jenis Pesawat
R2
Beban Roda Pesawat Eq. Annual
Udara Udara Kritis Departure
W1 = % distribusi main gear x W2 W1

MTOW x 1/N Boeing 737-800 13742 12508 12508 13742

Keterangan: Boeing 737-200 1584 8295,08 12508 403,38

W1 = Beban roda pesawat kritis (kg) A320-200 8078 12191,67 12508 7203,23

N = Jumlah roda pendaratan (main Boeing 737-500 1680 9500 12508 646,88

gear) Boeing 737-300 888 9975 12508 429,5


Jumlah roda pendarat = 4 ATR 600 1078 3610 12508 42,58

ATR 72 500 888 3562,5 12508 37,45


Tabel 3. Susunan beban pesawar udara maksimum ATR 42 600 2945 12508 11,37
150
dan Konfigurasi roda pendaratan utama
ATR 72 600 3706 3610 12508 82,66
BEBAN RODA
Berat TIPE DORNIER 328 2215,08 12508 4,82
42
Aircraft Type Maksimum W2 (Kg) W1 (Kg) RODA
BOMBARDIER
Pesawat (Kg) LEARJET 30 1544,07 12508 3,3
45XR
Boeing 737-800 79000 18762,5 18762,5 DW
Total 22607,17
Boeing 737-200 52390 12442,63 18762,5 DW

A320-200 77000 18287,5 18762,5 DW

Boeing 737-500 60000 14250 18762,5 DW


Pada tabel Diketahui banyaknya pesawat
Boeing 737-300 63000 14962,5 18762,5 DW udara yang lepas landas dari Bandar Udara
ATR 600 22800 5415 18762,5 DW Internasional Jawa Barat Kabupaten
ATR 72 500 22500 5343,75 18762,5 DW Majalengka. Semua jenis pesawat udara
ATR 42 600 18600 4417,5 18762,5 DW yang lepas landas pada Bandar Udara
ATR 72 600 22800 5415 18762,5 DW
Internasional Jawa Barat harus
DORNIER 328 13990 3322,63 18762,5 DW
dikonversikan kepada jenis pesawat udara
BOMBARDIER
LEARJET 45XR
9752 2316,1 18762,5 DW kritis yaitu pesawat udara Boeing 737-800
dan di dapat equivalen Annual Departure
3. Menentukan Equivalent Annual Departures sebesar 22607,17.
Pesawat udara 4. Perencanaan Tebal Perkerasan Landas Pacu
Jumlah keberangkatan untuk setiap jenis Dalam mengevaluasi tebal perkerasan
pesawat dikonversikan terlebih dahulu landas pacu yang bertipe perkerasan lentur
kedalam pesawat rencana. Nilai equivalent (flexible pavement) diperlukan data-data
annual departures ditentukan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya
jumlah keberangkatan pesawat terkoreksi berdasarkan perhitungan analitis dan studi
(R2) dikonversi sesuai dengan perbandingan literatur. Di dapatkan data sebagai berikut:
antara beban roda pesawat (W2) dan beban  CBR =6%
roda pesawat rencana (W1) menggunakan  W1 = 79000 Kg
persamaan  Annual Departure =22607,17
𝑊2 0,5
𝐿𝑜𝑔 𝑅1 = 𝐿𝑜𝑔 𝑅2 𝑥 ( )
𝑊1
Dengan:
R1 = equivalent annual departures
R2 = keberangkatan pesawat terkoreksi
352
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

Gambar 1. Flexible Pavement Design Curves-Dual


Wheel

Gambar 3. Minimum Base Course Thickness


Requirements

Karena hasil yang didapat dari grafik flexible


pavement design curves-Dual Wheel lebih besar
dibandingkan dengan yang didapat di grafik
Minimum base course thickness requirements
maka digunakan tebal yang awal yaitu 14,07 in
= 35,74 cm

D.2. Evaluasi Tebal Perkerasan Landas Pacu


. Saat ini tebal perkerasan landas pacu eksisting
pada Bandar Udara Internasional Jawa Barat
adalah sebesar 101 cm dengan nilai PCN 89
Gambar 2. Flexible Pavement Design Curves-Dual F/C/X/T. Dalam penelitian ini didapatkan hasil
Wheel sebagai berikut:

Untuk menentukan tebal base course, harus


mencari minimum base dengan menggunakan
grafik minimum base course thickness
requirements.

353
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:349-354, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
NAUFAL GUNAWAN

Tabel 5 Perbandingan Total Perkerasan dan PCN Basuki, H., 1984, Merancang Merencana
Perkerasan Eksisting Hasil Analisis
PCN 89 75 Lapangan Terbang, Penerbit Alumni ,
Total Tebal Perkerasan (cm) 101 100
Lapisan Surface (cm) 5 10 Bandung
Lapisan Base Course (cm) 50 35,74
Lapisan Sub Base (cm) 46 54,26 Bethary, R. T., Pradana, M. F., & Basidik, S.
(2011). Analisa Kekuatan Perkerasan
E. KESIMPULAN Runway, Taxiway, dan Apron.
Jadi bedasarkan penelitian yang telah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1. Dari hasil Analisis terhadap landas pacu De Neufville, Richard. (1939). Airport
pada Bandar Udara Internasional Jawa Barat systems : Planning, Design, and
dengan menggunakan grafik flexible Management. ISBN0-07-138477-4
pavement – Dual Wheel dengan pesawat Dirjen Perhubungan Udara, 2005. Peraturan
udara kritis B737-800 didapat tebal Direktur Jenderal Perhubungan Udara
perkerasannya yaitu sebesar : Nomor SKEP/77/VI/2005. Jakarta:
 Surface = 10 cm Departemen Perhubungan RI
 Base-Course = 35,74 cm Federal Aviation Administration (FAA),
 Subbase = 54,26 cm (1983). Airport Capacity and Delay
 Total = 100 cm AC:150/5060-5 United States: Federal
2. Landas pacu pada Bandar Udara Aviation Administration (FAA)
Internasional Jawa Barat dapat menampung ICAO, (2010). Level Of Service, United States:
operasi pesawat udara yang akan beroperasi International Civil Aviation Organization
karena setelah dilakukan perhitungan, untuk (ICAO)
pesawat udara yang beroperasi pada Bandar Hendriyani, I. P. Analisis Tebal Perkerasan
Udara nternasional Jawa Barat Apron Pada Bandar Udara Sentani
membutuhkan tebal perkerasan setebal 100 Berbasis Jumlah dan Tipe Pesawat.
cm dengan PCN 75 sedangkan total tebal Makassar: Jurusan Teknik Sipil Fakultas
perkerasan eksisting pada Bandar Udara Teknik Sipil Universitas Hasanuddin
Internasional yaitu sebesar 101 cm dengan Surachman, Luky. (2012). Handbook Kuliah
PCN 89. Maka dapat disimpulkan pesawat Perencanaan Bandar Udara.Jakarta:
udara kritis yang beroperasi di Bandar Udara Universitas Trisakti.
Internasional Jawa Barat dapat ditampung
oleh landas pacu Bandar udara Internasional
Jawa Barat dan menurut perhitungan dalam
penelitian ini, tebal perkerasan landas pacu
pada Bandar Udara Internasional Jawa Barat
sudah efektif.

REFERENSI
Ashford, Norman. 1992. Third Edition
Airport Engineering. ISBN 0-471-
52755-6
Bandar Udara Internasional Jawa Barat (2018).
Retrieved from Profil Bandar Udara
Internasional Jawa Barat

354

Anda mungkin juga menyukai