Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO.

4 ISSN : 2338 – 3003


Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Genetika Di Kelas XII IPA SMA
Negeri 13 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015

The Identification Of Students’ Misconception About Genetics In Grade XII


IPA SMA Negeri 13 Medan Academic Year 2014/2015

Fahrizal Prabowo Sarhim*), Fauziyah Harahap


Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Jalan Wiliem Iskandar
Pasar V Medan Estate, Medan, Indonesia, 20221
*)
E-mail: fahrizalprabowo1@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan miskonsepsi siswa terhadap materi
Genetika di kelas XII IPA SMA Negeri 13 Medan. Metode penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri 13
Medan yang berjumlah tujuh kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel
kelompok (cluster sample) dan dipilih dua kelas, yaitu: kelas XII IPA 2 dan kelas XII IPA 7
berdasarkan rekomendasi guru Biologi. Total sampel yang dipakai berjumlah 91 siswa. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen tes diagnostik dua dimensi yang terdiri
40 soal berbentuk pilihan ganda dengan tingkat keyakinan (CRI). Hasil penelitian menunjukkan
terdapat miskonsepsi siswa terhadap materi Genetika sebesar 32,01%. Dari delapan indikator
pembelajaran terdapat tiga indikator dengan jumlah miskonsepsi yang tinggi, yaitu: indikator 8
(mendeskripsikan proses sintesis protein, 38,46%), indikator 5 (mendeskripsikan struktur RNA,
37,94%), dan indikator 2 (mendeskripsikan hubungan sel, kromosom, gen, dengan DNA,
37,55%). Berdasarkan tingkat kognitif tes, siswa paling banyak mengalami miskonsepsi pada
C5 (evaluasi, 41,94%).
Katakunci: identifikasi miskonsepsi siswa, genetika

ABSTRACT
This research aimed to identify the presence of students’ misconception about Genetics in class
XII IPA SMA Negeri 13 Medan. The methodes of this research are the descriptive research. The
population of this research were all students of class XII IPA SMA Negeri 13 Medan that consist
of seven classes. The technique of sampling was cluster sample with two classes (class XII IPA
2 and class XII IPA 7) based on recommendation from Biology teachers. The total of sample
were 91 students. The technique of data collecting in this research was the two dimensional
diagnostic test instrument that consists of 40 items of multiple choice with the confidence level
(CRI). The result of research showed the presence of students’ misconception about Genetics
was 32,01%. Based on the data, there were three of eight learning indicators that have highest
percentage of the misconception, those were: indicator 8 (describe the process of protein
synthesis, 38,46%), indicator 5 (describe the structure of RNA, 37,94%), and indicator 2
(describe the relation of cell, chromosome, gene, and DNA, 37,55%). Based on the cognitive
level of the test, the students mostly had the misconception answers on C 5 (evaluation,
41,94%).
Keywords: identification of student’s misconception, genetics

162
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

PENDAHULUAN
Banyak konsep yang telah konsep ilmiah. Miskonsepsi awalnya
diperoleh siswa selama bertahun-tahun merupakan sebuah celah dari akibat
bersekolah. Konsep-konsep tersebut kurangnya ilmu pengetahuan (Kaur
telah berkembang dan mengalami 2013). Miskonsepsi dapat terjadi pada
modifikasi karena pengalaman- siswa, guru, dan buku Biologi. Miskon-
pengalaman siswa. Siswa sudah dapat sepsi pada siswa dapat menghambat
membangun ide atau pemikirannya pencapaian siswa dalam pembelajaran
tentang bagaimana fenomena alam di (Nasution 2012). Padahal salah satu
sekitarnya dapat terjadi dengan dilandasi tujuan pendidikan Sains ialah membuat
oleh pengalaman-pengalamannya siswa belajar konsep secara utuh dan
selama belajar itu. Dengan begitu, membuat siswa mampu menggunakan
mereka mampu memprediksi kejadian di konsep-konsep tersebut dalam kehi-
masa mendatang menggunakan kon- dupan sehari-hari (Keles & Kefeli
sep yang telah mereka miliki. Konsep 2010).
ialah ide abstrak yang digeneralisasi Materi Genetika merupakan
dari contoh yang spesifik (Slavin 2006). salah satu materi yang sering terjadi
Selanjutnya, Klein (1991) menyatakan miskonsepsi di dalam pelajaran Biologi
konsep sebagai simbol yang melam- (Nusantari 2011). Hal ini disebabkan
bangkan atau mewakili suatu kelompok materi Genetika memiliki banyak istilah
objek maupun kejadian berdasarkan sifat yang asing dan dianggap sulit oleh
umumnya. Siswa datang ke sekolah sebagian besar siswa karena materi ini
dengan ide (konsep) atau pemikiran bersifat abstrak, perkembangan
mereka sendiri yang terkadang tidak Genetika molekuler berkembang
sesuai mengenai fenomena yang terjadi sangat pesat sementara informasi di
di alam dan tidak berdasarkan pada buku ajar masih berorientasi Genetika
penjelasan secara ilmiah. Hal inilah yang klasik. Hal ini dapat berakibat pada
disebut dengan miskonsepsi (Kaur pemahaman yang salah tentang
2013). konsep Genetika atau terjadi
Andrews dkk. (2012) miskonsepsi pada materi Genetika
mendefinisikan miskonsepsi sebagai (Nusantari 2011).
sebuah ide atau pemikiran yang tidak Penelitian yang dilakukan oleh
akurat secara ilmiah tentang sebuah Nusantari (2011), mengungkapkan

163
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

bahwa miskonsepsi pada konsep kelas XII IPA SMAN 13 Medan sehingga
Genetika ditemukan konsep arti dan ruang keberadaan miskonsepsi siswa pada
lingkup Genetika; materi genetik (gen, materi Genetika itu sendiri belum dapat
DNA, dan kromosom); hubungan gen, terlihat atau terdeteksi. Berdasarkan
DNA-RNA-polipeptida dan proses sintesis wawancara guru Biologi di SMA Negeri
protein; prinsip hereditas dan 13 Medan menyatakan bahwa
mekanisme pewarisan sifat; penentuan kemungkinan miskonsepsi akan terjadi
jenis kelamin; hubungan pembelahan sebanyak 25% dari jumlah siswa di
mitosis dan meiosis dengan pewarisan dalam kelas. Hal ini dinyatakan beliau
sifat; serta mutasi. Sementara dari melihat kategori siswa di dalam
berdasarkan data observasi awal berupa kelas yakni: 25% siswa merasa
wawancara terhadap guru Biologi di kesulitan, 50% siswa bisa memahami
SMA Negeri 13 Medan menyebutkan setelah diberi arahan, dan 25% siswa
bahwa pada Genetika, siswa sering merasa tidak ada kesulitan berarti.
merasa kesulitan untuk memahami Penelitian yang relevan pernah
konsep Genetika sehingga menyebabkan dilakukan oleh Murni (2013) dengan
siswa akan mengalami kesalahan konsep objek penelitiannya adalah mahasiswa
(miskonsepsi) dan salah membangun jurusan biologi, dan menemukan sekitar
konsep pada materi yang berkaitan 21,16% mahasiswa mengalami
tentang Substansi Genetik terutama miskonsepsi dengan persentase
mengenai letak gen dan DNA pada miskonsepsi tertinggi pada subkonsep
kromosom serta sintesis protein di mekanisme sintesis protein (25%) dan
mana kode basa nitrogen pada RNA struktur organisasi gen (24,53%). Hal ini
berbeda dengan DNA, yakni basa disebabkan materi Substansi Genetik
nitrogen Urasil hanya pada RNA mempunyai konsep yang abstrak,
sedangkan basa nitrogen Timin hanya banyak istilah asing, bahasanya sulit,
pada DNA. Siswa terkadang serta ketidakpastian mahasiswa dalam
miskonsepsi pada bagian ini sehingga menerima materi dari dosen (Murni
akan salah juga pada proses transkripsi 2013). Berdasarkan uraian di atas, yang
dan translasi. menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
Sejauh ini, upaya penelusuran untuk mengetahui keberadaan
atau identifikasi miskonsepsi siswa pada miskonsepsi siswa pada materi
submateri Substansi Genetik belum ada Genetika di kelas XII IPA SMA Negeri
dilakukan di mata pelajaran Biologi

164
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

13 Medan Tahun Pembelajaran pada kelas XII IPA SMA Negeri 13


2014/2015. Medan.

Prosedur Penelitian. Langkah-langkah


METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini terdiri atas tahapan
Waktu dan Tempat Penelitian. prapersiapan, persiapan, dan
Penelitian ini telah dilaksanakan di pelaksanaan. Tahap prapersiapan
SMA Negeri 13 Medan yang terletak di meliputi observasi awal ke sekolah
jalan Brigjen Zein Hamid, Km. 7, Titi SMA Negeri 13 Medan dan meminta
Kuning Medan pada bulan Maret - April izin kepada pihak sekolah untuk
2015. Penelitian ini dilaksanakan di SMA melakukan penelitian di sekolah
Negeri 13 Medan yang terletak di Jl. tersebut. Setelah mendapat izin,
Brigjen Zein Hamid, Km. 7, Titi Kuning berkonsultasi dengan guru Biologi untuk
Medan pada bulan Maret - April 2015. mengetahui gambaran pengetahuan
siswa mengenai konsep genetika. Tahap
Populasi dan Sampel. Populasi dalam
persiapan meliputi membuat tes
penelitian ini adalah seluruh siswa
diagnostik dua dimensi dan
kelas XII IPA SMA Negeri 13 Medan
memvalidasikan ke ahlinya. Tahap
T.P. 2014/2015 dengan jumlah 331
pelaksanaan meliputi melaksanakan
orang yang terdiri dari 7 kelas. Sampel
tes diagnostik dua dimensi kepada
dalam penelitian ini diambil dengan
kedua kelas untuk mengetahui
menggunakan teknik Cluster Sample
keberadaan miskonsepsi siswa pada
(sampel kelompok). Sampel dalam
materi Genetika. Menghitung skor hasil
penelitian ini adalah siswa kelas XII
tes diagnostik dua dimensi siswa
IPA2 yang berjumlah sebanyak 47
dengan teknik skor Klymkowsky dkk.
orang dan kelas XII IPA7 yang juga
(2006) (Tabel 1), mengolah data yang
berjumlah sebanyak 47 orang, akan
didapat dari hasil penelitian, membuat
tetapi jumlah siswa yang hadir saat
kesimpulan dari hasil penelitian, dan
penelitian berjumlah 91 orang.
membuat laporan akhir hasil penelitian.
Jenis Penelitian. Penelitian yang
dilaksanakan merupakan penelitian
deskriptif. Peneliti menyelidiki
keberadaan miskonsepsi siswa pada
materi Genetika (Substansi Genetika)

165
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

Tabel 1. Teknik Skor Positif-Negatif HASIL PENELITIAN


Jawaban CRI (tingkat keyakinan) Skor
Data hasil tes diagnostik dua
Benar > 2,5 (yakin) 3
dimensi siswa di awal menunjukkan
Benar = 2 (tidak yakin) 1,5
terjadi miskonsepsi sebesar 32,01%
Benar < 2 (menebak/tidak tahu) 1
pada 91 siswa dalam menjawab 40
Salah > 2,5 (yakin) -1
Salah = 2 (tidak yakin) -0,5 item soal. Sementara persentase
Salah < 2 (menebak/tidak tahu) 0 kategori tahu konsep sebesar 38,54%
dan 29,45% untuk kategori tidak tahu
Teknik Pengumpulan Data. Instrumen konsep. Pada indikator 8
yang digunakan pada penelitian ini ialah (mendeskripsikan proses sintesis
tes diagnostik dua dimensi. Tes protein) siswa paling banyak mengalami
tersebut terdiri dari 40 butir soal pilihan miskonsepsi yakni sebesar 38,46% dan
berganda. Setiap butir tes memiliki 5 diikuti indikator 5 (mendeskripsikan
opsi jawaban disertai dengan tingkat struktur RNA) dengan persentase
keyakinan dalam menjawab soal (CRI). sebesar 37,94%, lalu indikator 2
Teknik Analisis Data. Untuk (mendeskripsikan hubungan sel, kro-
menentukan skor dari tes diagnostik dua mosom, gen, dengan DNA) sebesar
dimensi digunakan teknik skor teknik 37,55% (Tabel 3). Siswa mengalami
skor Klymkowsky dkk. (2006). Data miskonsepsi pada tingkat kategori
akan dikelompokkan ke dalam kategori kognitif soal C5 (evaluasi, 41,94%), C3
berdasarkan tingkat pemahaman (Murni (penerapan, 34,95%), dan C6 (kreasi,
2013) (Tabel 2). 34,62%) (Tabel 4).

Tabel 2. Matriks Pengelompokkan Siswa


Jawaban CRI Rendah (< 2,5) CRI Tinggi (> 2,5)
Benar Tidak tahu konsep Menguasai konsep
Salah Tidak tahu konsep Miskonsepsi

166
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

Tabel 3. Persentase Pemahaman Siswa berdasarkan Indikator Pembelajaran


% Tahu % % Tidak
No. Indikator
konsep Miskonsepsi tahu konsep
1. Mendeskripsikan struktur kromosom. 54.95 27.69 17.36
Mendeskripsikan hubungan sel, kromosom,
2. 37.36 37.55 25.09
gen, dengan DNA.
3. Mendeskripsikan struktur DNA. 39.12 34.07 26.81
4. Mendeskripsikan proses replikasi DNA. 41.76 25 33.24
5. Mendeskripsikan struktur RNA. 32.25 37.94 29.81
6. Membedakan DNA dan RNA. 42.11 25.48 32.41
7. Menjelaskan kode genetik (Kodon). 43.68 22.25 34.07
8. Mendeskripsikan proses sintesis protein. 25.96 38.46 35.58

Tabel 4. Persentase Pemahaman Siswa berdasarkan Tingkat Kognitif Soal


Tingkat Kognitif Soal Tahu konsep (%) Miskonsepsi (%) Tidak tahu konsep (%)
C1 60.99 21.15 17.86
C2 46.59 27.07 26.34
C3 36.48 34.95 28.57
C4 42.31 21.7 35.99
C5 28.02 41.94 30.04
C6 37.36 34.62 28.02

PEMBAHASAN sebesar 37,94%, lalu indikator 2


(mendeskripsikan hubungan sel, kro-
Miskonsepsi Siswa
mosom, gen, dengan DNA) sebesar
Berdasarkan hasil tes diagnostik
37,55%. Indikator-indikator yang
dua dimensi menunjukkan bahwa
disebutkan selaras dengan informasi
semua siswa mengalami miskonsepsi
yang diberikan oleh guru Biologi saat
jika diasumsikan dalam menjawab tiap
diwawancarai oleh peneliti, bahwa
item soal. Hasil data tes diagnostik dua
siswa kesulitan bahkan miskonsepsi
dimensi menunjukkan bahwa siswa
dalam mengurutkan antara sel, gen,
paling banyak mengalami miskonsepsi
DNA, alel sampai kode genetik serta
pada indikator 8 (mendeskripsikan proses
proses sintesis protein. Penelitian yang
sintesis protein) yakni sebesar 38,46%
serupa pernah dilakukan oleh Murni
dan diikuti indikator 5 (mendeskripsikan
(2013) pada mahasiswa biologi, dan
struktur RNA) dengan persentase

167
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

menunjukkan miskonsepsi terbesar ada minimnya pengetahuan siswa terhadap


pada mekanisme sintesis protein (25%) struktur kimia dari DNA.
dan struktur organisasi gen (24,53%). Materi genetika menjadi sulit bagi
Kedua konsep tersebut merupakan siswa karena bersifat abstrak,
konsep yang cukup kompleks dimana perkembangan genetika molekuler yang
struktur organisasi gen juga membahas pesat, dan penuh dengan bahasa asing
struktur DNA dan RNA, fungsi gen, dan sehingga minat siswa dalam mempelajari
ekspresi gen sedangkan mekanisme genetika rendah (Nusantari 2013). Dalam
sintesis protein merupakan proses yang penelitiannya juga menyebutkan bahwa,
kompleks dan berhubungan dengan ada sumbangan besar dari buku
DNA dan RNA (Murni 2013). terhadap miskonsepsi siswa. Buku
Proses sintesis protein yang terkadang juga tertinggal dari
merupakan konsep yang sukar karena perkembangan genetika yang pesat
kompleks bagi peserta didik (Murni 2013). menyebabkan informasi yang
Sebagai tambahan, penelitian Donald sepenggal-penggal dan menyebabkan
dan Gomes (2013) menyatakan bahwa siswa tidak mampu mengkoordinir
siswa menunjukkan tingkat kesulitan konsep-konsep genetika. Miskonsepsi
tertinggi pada transkripsi (produksi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif
molekul RNA dari DNA template) dan Tes
translasi (produksi polipeptida atau Berdasarkan tingkat kognitif
protein dari molekul mRNA). Struktur soal, siswa paling sering mengalami
organisasi gen menjadi konsep yang miskonsepsi pada tingkat kognitif soal
paling sulit setelah proses sintesis C5 (evaluasi, 41,94%), C3 (penerapan,
protein. Banyak siswa sulit menentukan 34,95%), dan C6 (kreasi, 34,62%),
letak, struktur, dan fungsi gen akibat artinya siswa kesulitan dalam menerap-
kurangnya pemahaman siswa dalam kan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
membedakan tingkat organisasi (tingkat sampai kesulitan dalam mengevaluasi
molekuler dan tingkat seluler) (Boujema dan mengkreasi akibat dari
dkk. 2010). Pernyataan serupa juga kesalahpahaman siswa bermula dari
dilontarkan oleh Witzig dkk (2012), ketidakmampuan siswa dalam
dalam penelitiannya mengenai mengkoordinir konsep-konsep yang
miskonsepsi siswa dalam mengatakan telah dimilikinya (Kaur 2013). Siswa
bahwa DNA hidup, diakibatkan oleh secara umum mengalami miskonsepsi
pada level kognitif yang tinggi, yaitu C5

168
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

dan C6, hal ini selaras dengan tujuan Genetika sebesar 32,01% di kelas XII
taksonomi kognitif itu sendiri bahwa C1-C6 IPA SMAN 13 Medan Tahun
menggambarkan tingkat berpikir siswa, Pembelajaran 2014/2015. Dari delapan
semakin tinggi level kognitif semakin indikator pembelajaran terdapat tiga
sulit kategori soal (Zimmaro 2004 dan indikator dengan jumlah miskonsepsi
Slavin 2006). Munzenmaier dan Rubin yang tinggi, yaitu: indikator 8
(2013) menggambarkan tingkat (mendeskripsikan proses sintesis
kesulitan level kognitif ini seperti protein, 38,46%), indikator 5 (men-
piramida yang runcing ke atas. Pada deskripsikan struktur RNA, 37,94%),
dasar (level) bawah ditempati level dan indikator 2 (mendeskripsikan
kognitif pengetahuan (C1), lalu hubungan sel, kromosom, gen, dengan
pemahaman (C2), dan seterusnya DNA, 37,55%). Sedangkan
sampai pada puncak piramida yaitu berdasarkan tingkat kognitif tes, siswa
level kognitif evaluasi (C6). Setiap paling banyak mengalami miskonsepsi
kenaikan level kognitif tergantung dari pada C5 (evaluasi, 41,94%).
level kognitif di bawahnya, artinya
sesorang tidak bisa sampai level paham UCAPAN TERIMA KASIH
jika tidak mengetahui (dalam level
Ucapan terima kasih penulis
kognitif pengetahuan terlebih dahulu).
sampaikan kepada Ibu Nurhalimah
Dengan kata lain, semakin naik level
Purba, S.Ag selaku Kepala Sekolah
kognitif, semakin sulit karena
SMA Negeri 13 Medan, kepada Bapak
mengsyaratkan tingkat-tingkat di
Drs. Roben Sinar Sihotang dan ibu
bawahnya. Level kognitif pengetahuan
Yuleli, S.Pd, M.Si selaku guru-guru
dan pemahaman sering disebutkan
Biologi.
sebagai keahlian berpikir tingkat bawah
sedangkan level kognitif di atasnya
DAFTAR PUSTAKA
disebut sebagai keahlian berpikir kritis
Andrews MT. Price RM. Mead LS.
(Munzenmaier & Rubin 2013).
McElhinny TL. Thanukos A. Perez
KE. Herreid CF. Terry DR. Lemons
PP. 2012. Biology Undergraduates’
Misconceptions about Genetic Drift,
SIMPULAN Journal of CBE-Life Sciences
Education. 11: 248–259. [diakses
Berdasarkan hasil penelitian
16 Januari 2015 03.25 am].
dapat disimpulkan bahwa, terdapat Tersedia pada
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
miskonsepsi siswa terhadap materi

169
JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 – 3003
Sarhim, FP & Harahap, F DESEMBER 2015
Halaman: 162-170

Dimensional, Implicit Confidence


Boujema A. Pierre C. Sabah S. Tests as a Tool for Recognizing
Salaheddine K. Jamal C. student Misconceptions, Journal of
Abdellatif C. 2010. University College Science Teaching: 44-48.
Students’ Conceptions about the [diakses 15 Januari 2015 10.09
Concept of Gene: Interest of am]. Tersedia dalam
Historical Approach, US-China spot.colorado.edu/
Education Review. 7(2): 9-15.
Munzenmaier C. Rubin N. 2013.
[diakses 6 Januari 2015 03.20 am].
Perspectives Bloom’s Taxonomy:
Tersedia pada
What’s Old is New Again?. Santa
files.eric.ed.gov/fulltext/ED51121
Rosa: The eLearning Guild
9.pdf
Research
Donald KM. Gomes J. 2013. Evaluating
Murni D. 2013. Identifikasi Miskonsepsi
Student Preparedness and
Mahasiswa pada Konsep
Conceptual Change in Introductory
Substansi Genetika
Biology Students Studying Gene
Menggunakan Certainty of
Expression, Journal of
Response Index (CRI), Prosiding
Transformative Leadership and
Semirata FMIPA Universitas
Policy Studies. 3(1): 21-34.
Lampung 2013. [diakses 5
[diakses 6 Januari 2015 03.15
Januari 2015 10.03 am]. Tersedia
am]. Tersedia pada
dalam digilib.unimed.ac.id/
www.csus.edu/
Nusantari E. 2011. Analisis dan
Keles E. Kefeli K. 2010. Determination
Penyebab Miskonsepsi pada
of Student Misconceptions In
Materi Genetika Buku SMA Kelas
“Photosynthesis and Respiration”
XII, Jurnal Bioedukasi. 4(2): 72-
Unit And Correcting Them With
85. [diakses 5 Januari 2015 10.00
The Help of CAI Material, Journal
am]. Tersedia dalam
of Procedia Social and Behavioral
jurnal.fkip.uns.ac.id/
Sciences. 2: 3111-3118. [diakses
16 Januari 2015 03.00 am]. Slavin RE. 2006. Educational
Tersedia dalam Psychology, Theory and Practice,
www.sciencedirect.com/ Eighth Edition. USA: Pearson
Education, Inc
Klein SB. 1991. Learning – Principles
and Applications, Second Edition. Witzig SB. Freyermuth SK. Siegel M.A
Singapura: Mc Graw Hill Book Izci K. Pires JC. 2013. Is DNA
Alive? A Study of Conceptual
Kaur G. 2013. A Review of Selected
Change Through Targeted
Literature on Causative Agents and
Instruction, Journal of Res Sci
Identification Strategies of Students’
Educ. 2013(43): 1361-1375.
Misconceptions. Journal of
[diakses 6 Januari 2015 02.35
Educationia Confab. 2(11): 79-94.
am]. Tersedia pada
[diakses 5 Januari 2015 09.03
link.springer.com
am]. Tersedia dalam
confabjournals.com/ Zimmaro DM. 2004. Writing Good
Multiple-Choice Exams. Austin:
Klymkowsky MW. Taylor LB. Spindler
The University of Texas
SR. Garvin RK. 2006. Two-

170

Anda mungkin juga menyukai