DISUSUN OLEH:
Kelas: 2B
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................I
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
2.1 Demokrasi..................................................................................4
2.2 Demokrasi Pancasila..................................................................5
2.3 Pentingnya Pendidikan Demokrasi Bagi Kawula Muda...........6
BAB III PENUTUP......................................................................................11
3.1 Kesimpulan ...............................................................................11
3.2 Saran .........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Fungsi pendidikan bertujuan untuk menghilangkan segala sumber
penderitaan rakyat yaitu kebodohan dan ketertinggalan. Menurut UUSPN
No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa, “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Pendidikan demokrasi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah
sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratis di sini mencakup arti
baik secara horizontal maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada
kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan
sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara
vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk
mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kemampuannya.
2
1.3.2 Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
b. Untuk mengetahui salah satu demokrasi yang diterapkan di
Indonesia
c. Untuk mengetahui pentingnya Pendidikan demokrasi bagi kaula
muda
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEMOKRASI
Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu
demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan.
Jadi secara bahasa Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat.
Pengertian demokrasi sendiri adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut. Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak
dianggap sebagai suatu kebenaran.
Demokrasi dapat diartikan sebagai suatu pemerintahan dimana rakyat
memegang suatu peranan yang sangat menentukan. Nilai-nilai demokrasi
perlu ditanamkan pada generasi muda agar terbentuk generasi yang
demokratis. Demokasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan nilai-nilai Pancasila.
Seorang negarawan Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi atau kedaulatan tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan yang
menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Pemerintahan
demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan kedaulatan
rakyat
Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini
berarti kedaulatan tidak lagi dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR.
Selanjutnya Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Indonesia adalah
merupakan negara hukum”. Lembaga-lembaga negara berdasarkan perubahan
4
UUD 1945 adalah MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah
Konstitusi. Dengan semangat era reformasi kita sepakat untuk tidak
melakukan amandemen pembukaan UUD 1945, maka demokrasi yang
ditetapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is
goverment of the people, by the people, for the people) yang kemudian kita
kenal dengan demokrasi modern. Ada dua asas pokok tentang demokrasi yaitu
pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan dan pengakuan hakikat
dan martabat manusia.
5
b. Aspek formal, Demokrasi Pancasila merupakan bentuk atau cara
pengambilan keputusan (demokrasi politik) yang dicerminkan oleh sila
keempat, yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Prinsip Demokrasi Pancasila
Secara ideologi maupun konstitusional, asas Demokrsi Pancasila yang
mencerminkan tata nilai sosial budaya bangsa, mengajarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Persamaan bagi seluruh rakyatIndonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
6
melek politik (Pring: 1999). Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangakan demokrasi kini dan kedepan, yakni kohesivitas sosial
dan integrasi masyakarat. Karenanya, pendidikan demokrasi secara
hakiki ialah menumbuhkan sikap kesediaan berbagi dalam menghadapi
persoalan yang muncul dalam masyarakat, budaya, ekonomi, politik dan
lain (Biesta:2011) sehingga demokrasi bukan semata bentuk
pemerintahan, melainkan juga merupakan bentuk kesediaan berbagi
dalam kehidupan sosial (Dewey, 1915).
Seperti sebuah negara, sekolah juga merupakan suatu organisasi,
layaknya masyarakat mini yang memiliki warga dan peraturan. Sekolah
merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja dibentuk
oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam
melaksanakan tujuannya untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya
yaitu mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju fase
kedewasaan, agar mereka mandiri baik secara psikologis, biologis,
maupun sosial. Dalam pendidikan demokrasi menekankan pada
pengembangan ketrampilan intelektual, ketrampilan pribadi dan sosial.
Dalam dunia pendidikan haruslah ada tuntutan kepada sekolah untuk
mentransfer pengajaran yang bersifat akademis ke dalam realitas
kehidupan yang luas di masyarakat.
7
sangat perlu dikembangkan dalam upaya membangun sekolah demokratis
adalah sebagai berikut.
a. Keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa
menerima informasi seoptimal mungkin.
b. Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok
dengan kapasitas yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai
persoalan sekolah.
c. Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses
penyampaian evaluasi terhadap ide-ide, problem-problem dan
berbagai kebijakan yang dikeluarkan sekolah.
d. Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan
terhadap persoalan-persoalan publik.
e. Adakepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan hak-hak
minoritas.
f. Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah
mencerminkan demokrasi yang diidealkan, sehingga demokrasi harus
terus dikembangkan dan bisa membimbing keseluruhan hidup
manusia.
g. Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan
mengembangkan cara-cara hidup demokratis
8
Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan
pendidikan demokrasi kepada generasi muda, yaitu pengetahuan dan
kesadaran akan hal : Pertama, demokrasi adalah bentuk kehidupan
bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat itu
sendiri. Kedua, Demokrasi adalah suatu learning proses yang tidak dapat
begitu saja meniru dari masyarakat lain. Ketiga, Kelangsungan demokrasi
tergantung pada keberhasilan mentranformasikan nilai-nilai demokrasi:
kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal kepada sistem politik yang
bersifat demokrasi. Berdasarkan pendapat tersebut, menunjukan bahwa
pendidikan demokrasi tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain,
akan tetapi harus benar-benar digali dari budaya masyarakat itu sendiri.
Kemudian demokrasi itu akan terus berlangsung dan berkembang
manakala kita dapat mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti
kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal kepada sistem politik yang
bersifat demokratis.
Berkait proses dan subtansinya, Tilaar (2002:172-174)
menjelaskan bahwa pendidikan demokrasi ini mengandung berbagai
unsur, yakni : (1) memerlukan kebebasan politik, sehingga siswa
mengetahui dan menggunakan hak-hak politiknya; (2) mengembangkan
kebebasanintelektual, agar siswa mampu menghargai akan kemampuan
dirinyan dan orang lain – untuk kepentingan dirinya dan dan orang lain.;
(3) mengembangkan kesempatan bersaing, yakni siswa tidak mendapat
perlakuan diskriminasi, tetapi dituntun untuk mengembangkan potensinya
untuk melakukan yang terbaik; (4) mengembangkan kepatuhan moral
kepada kepentingan bersama; (5) pendidikan yang mengakui hak untuk
berbeda (the right to be different).
9
komponen dunia persekolahan. Melalui upaya model pendidikan ini
diharapkan akan terlahir kualitas generasi masa depan yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional, spiritual,
dan sosial sehingga pada gilirannya kelak mampu menopang tumbuhnya
iklim civil society (masyarakat madani) di Indonesia.
Dengan kata lain, pendidikan yang dikelola dengan struktur yang
memungkinkan praktik-praktik demokratis itu terlaksana, seperti pelibatan
masyarakat (stakeholders) dalam membahas program-program sekolah,
dan prosedur pengambilan keputusan juga memperhatikan berbagai
aspirasi publik, serta dapat dipertanggungjawabkan implementasinya
kepada publik.
Pendidikan Demokrasi bertujuan untuk mengarahkan serta
mengarahkan generasi muda agar pola pikir mengenai demokrasi mampu
terbina dengan baik, dimana pendidikan demokrasi di dalamnya memuat
sosialisasi akan nilai-nilai demokrasi agar dapat diterima dan dijalankan
oleh warga negara.
Tujuan Nasional juga dapat tercapai jika sosialisasi nilai-nilai
demokrasi dalam pendidikan demokrasi tersampaikan dengan baik dan
sesuai dengan yang direncanakan. Generasi muda yang mendapatkan
pendidikan demokrasi mampu memahami serta menyelesaikan masalah
yang terjadi mengenai bangsa dan negara yang kemungkinan akan datang
dengan cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Jadi, pendidikan
demokrasi sangat penting bagi generasi muda saat ini dalam menghadapi
masalah-masalah demokrasi di masa yang akan datang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu
demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti
pemerintahan. Jadi secara bahasa Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat
atau kekuasaan rakyat.
b. Demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah Demokrasi Pancasila
karena ideologi negara atau dasar negara adalah Pancasila, jadi praktek
demokrasi di bidang apapun harus sesuai dengan Demokrasi Pancasila.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Demokrasi Pancasila.
Menurut Prof. Dr. Drs. Notonagoro, S.H, Demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan
Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Pendidikan Demokrasi bertujuan untuk mengarahkan serta mengarahkan
generasi muda agar pola pikir mengenai demokrasi mampu terbina dengan
baik, dimana pendidikan demokrasi di dalamnya memuat sosialisasi akan
nilai-nilai demokrasi agar dapat diterima dan dijalankan oleh warga
negara.
3.2 SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca ialah semoga dengan penulisan
makalah ini dapat membantu pembaca dalam mencari informasi dan
11
menanmbah wawasan serta diharapkan juga kepada pembaca untuk lebih
banyak mencari referensi lainnya dari sumber yang berbeda, dengan tujuan
untuk memperluas wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Djahiri, A. K. (2006). Esensi Pendidikan nilai moral dan PKn di era globalisasi.
dalam Budimansyah dan S. Syam (ed). Pendidikan nilai dalam dimensi
Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn FPIPS UPI.
Djiwandono, S., et al. (2003). Demokrasi: Panduan bagi pemula. Jakarta: The
Ridep Institute.
Betham, David. 2000., Demokrasi, Kanisius: Yogyakarta
12