Anda di halaman 1dari 7

Rezqya Ramadhinda

1806211580

BIJAKKAH PEMERINTAH DALAM MENANGANI DAMPAK COVID-19 DI


PRANCIS?

Pendahuluan
Pandemi covid-19 yang melanda sejak tahun 2019 banyak menciptakan perubahan pada
tatanan global maupun nasional. Sebagai suatu bentuk krisis kebersihan, pandemi ini
khususnya menyerang sektor kesehatan di berbagai negara di dunia. Selain itu, dengan begitu
banyaknya penyesuaian terhadap pandemi yang menyebar lewat kontak antarmanusia ini,
sektor-sektor lain juga terkena dampak secara serius, misalnya sektor perekonomian dan
sektor pendidikan. Dalam menjalani perubahan cara manusia dalam menjalani aktivitasnya di
kala pandemi, masyarakat banyak bergantung pada kebijakan pemerintah. Dalam hal ini,
pemerintahlah sebagai pembuat keputusan yang dipercayakan untuk merancang strategi-
strategi yang kelak dapat menyeimbangkan ketidakteraturan dalam masyarakat yang
disebabkan oleh pandemi tersebut.
Artikel dari media berita 20 Minutes yang berjudul Coronavirus, écologie, précarité
étudiante… Gabriel Attal, porte-parole du gouvernement, a répondu à vos questions en
direct adalah salah satu artikel yang membahas mengenai rencana pemerintah dalam
menanggulangi permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai akibat dari penyebaran
COVID-19 atau keadaan pandemi yang melanda dunia. Artikel ini diklasifikasikan ke dalam
rubrik politique (politik) dan mengkhususkan pada jawaban pemerintah atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat, khususnya pembaca media 20 Minutes. Dalam
menyediakan jawaban tersebut, media ini mendatangkan juru bicara (porte-parole)
pemerintah, yakni Gabriel Attal sehingga artikel ini merupakan bentuk tulisan dari sebuah
wawancara yang dilakukan terhadap Gabriel Attal. Dalam hal ini, 20 Minutes juga
menyertakan bentuk video dari wawancara tersebut di akhir artikel. Beberapa tema bahasan
wawancara, di antaranya adalah permasalahan sosial terkait keadaan ekonomi mahasiswa,
perencanaan vaksinasi, dan permasalahan ekologi yang dipicu oleh 12 pertanyaan dari
masyarakat.

Jawaban Pemerintah atas Keresahan Masyarakat Terkait Kebijakan Penanggulangan


Krisis COVID-19
Penulis dari artikel ini adalah Laure Cometti. Dalam memberikan informasi mengenai
penulis, media 20 Minutes juga menautkan tambahan data berupa tautan menuju profil
Cometti pada situs 20 Minutes itu sendiri serta media sosial Twitter penulis. Hal tersebut
dapat dimaknai sebagai keinginan 20 Minutes sebagai media perilis artikel untuk
menambahkan kredibilitas artikel melalui informasi yang jelas terkait penulis artikelnya.
Melalui laman profil Cometti, diketahui bahwa penulis ini telah bekerja sebagai jurnalis 20
Minutes seja 2015 dan khususnya berfokus pada bidang service politique (layanan politik);
sementara pada laman Twitter-nya, Cometti kerap mengiklankan tulisannya yang juga
bertema politik, misalnya terkait pemilihan regional dan kabinet Fréderique Vidal. Dengan
demikian, hal ini memperlihatkan bahwa bidang politik memang merupakan spesialisasi
Cometti, sama halnya dengan tema bahasan artikel ini. Untuk itu, Cometti memiliki perhatian
dan ketertarikan lebih untuk mengangkat tema kebijakan pemerintah.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, artikel ini disusun sebagai bentuk tulisan
dari hasil wawancara Gabriel Attal. Politisi ini merupakan bagian dari partai La République
En Marche! dan mengemban peran sebagai juru bicara pemerintah, sekretaris negara bagi
Perdana Menteri, dan anggota dewan municipalité Vanves. Sekalipun memegang berbagai
peran dalam pemerintahan, Attal dalam hal ini menjalankan tugasnya sebagai juru bicara
pemerintah.
Judul artikel ini mengambil bentuk kalimat pernyataan, yakni Coronavirus, écologie,
précarité étudiante… Gabriel Attal, porte-parole du gouvernement, a répondu à vos
questions en direct. Dalam kalimat ini, tergambar informasi mengenai apa dan siapa yang
dapat menjelaskan bahasan utama yang diangkat dalam artikel ini. Salah satu kata kunci yang
paling jelas menggambarkan hal tersebut merupakan kata pertama yang dicantumkan pada
judul, yakni kata coronavirus. Kata ini diikuti dengan kata benda lainnya seperti écologie dan
la précarité étudiante serta diakhiri oleh titik-titik. Kata coronavirus yang dipadankan
pertama berfungsi untuk menangkap perhatian pembaca bahwa bahasan artikel berkaitan erat
dengan keadaan pandemi yang disebabkan oleh virus corona sehingga menarik pembaca
untuk memperbarui informasi mereka tentang hal tersebut. Sementara itu, dua kata benda
yang mengikuti juga berfungsi sebagai penjelasan topik-topik lain yang ikut dibahas dalam
kaitannya dengan masa pandemi. Sebaliknya, subjek yang menjadi pelaku dalam kalimat ini
dicantumkan setelah tiga kata yang telah dijelaskan tersebut. Dalam hal ini, Gabriel Attal
selaku juru bicara pemerintah diinformasikan akan menjawab pertanyaan masyarakat dalam
siaran langsung. Dengan demikian, melalui struktur judul artikel, terlihat bahwa susunan
kalimat pada kalimat pernyataan aktif tersebut diubah urutannya. Kata-kata yang berperan
sebagai objek dalam kalimat, yang juga mewakili topik-topik bahasan artikel, disematkan
pertama sementara kata yang berfungsi sebagai subjek atau pelaku disebutkan setelahnya.
Untuk itu, dapat terlihat bahwa elemen yang lebih penting dan dijadikan sebagai strategi
penarik perhatian pembaca adalah topik yang dibicarakan. Dalam keadaan pandemi yang
masih berlangsung ini, diasumsikan bahwa pembaca berkeinginan untuk terus memperkaya
pengetahuan mereka terkait perkembangan keadaan di masyarakat. Berkenaan dengan topik-
topik itu sendiri, yakni ekologi dan kondisi mahasiswa, terlihat bahwa bahasan dalam artikel
sangatlah luas dan tidak terbatas pada permasalahan dalam satu sektor tertentu saja.
Selanjutnya, chapeau atau subjudul dari artikel ini kurang lebih memuat informasi
yang sama sebab kalimat tersebut bentuk kalimat pernyataan dalam judul artikel yang
urutannya lebih sesuai menurut struktur kalimat, yakni Gabriel Attal a répondu en direct aux
questions des lecteurs de « 20 Minutes » ce vendredi sur la crise du Covid-19, la stratégie
vaccinale, la précarité étudiante et bien d’autres sujets. Namun demikian, terdapat kata kunci
berbeda yang dapat memperinci topik-topik yang banyak dijelaskan, khususnya oleh Attal,
dalam artikel ini. Kata-kata tersebut di antaranya adalah la stratégie vaccinale, la précarité
étudiante et bien d’autres sujets. Terlihat melalui rangkaian kata-kata tersebut bahwa kata
ekologi yang muncul pada judul artikel dihapuskan. Hal ini memperjelas bahwa ekologi
merupakan salah satu topik yang dibahas dan menambahkan keragaman topik bahasan dalam
wawancara, tetapi tidak menjadi topik yang dominan dibahas. Sebaliknya, kata strategi
vaksinasi yang berkaitan erat dengan penanganan coronavirus serta kata kerawanan
mahasiswa yang muncul kembali pada subjudul mengindikasikan adanya dominasi bahasan
terkait hal-hal tersebut. Sementara itu, frasa et bien d’autres sujets (dan termasuk topik-topik
lain) lagi-lagi memberikan informasi terkait keragaman topik bahasan dan tidak diperinci
selain agar menjadikan kalimat tersebut efektif dan tidak bertele-tele, hal ini juga dapat
memicu pembaca untuk mencari tahu topik-topik bahasan lainnya.
Sebagai bentuk tulisan dari hasil wawancara, artikel ini tidak dibagi ke dalam
beberapa subbagian. Meskipun demikian, dari segi struktur artikel dapat terlihat bahwa
artikel tersusun atas judul, subjudul, dua foto, satu video, dua paragraf pertama yang berperan
sebagai penjelas konteks, dan 12 pertanyaan yang masing-masingnya diiringi oleh jawaban
dari Gabriel Attal. Dua paragraf pertama artikel yang merupakan penjelas konteks artikel
berfungsi sebagai intisari dari isi pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat. Hal ini dapat
terlihat melalui kata-kata lain terkait topik pembahasan artikel, misalnya les mesures de
restrictions, dan passeport vaccinal. Hal ini memperlihatkan bahwa berkenaan dengan
keadaan pandemi, artikel ini juga turut memaparkan isu terkait kebijakan-kebijakan
pemerintah mengenai pembatasan tertentu di kala pandemi. Sementara itu, strategi vaksinasi
yang turut disebutkan juga khususnya berkaitan dengan kartu tanda telah menerima vaksin.
Berkenaan dengan 12 pertanyaan yang diajukan masyarakat, daftar pertanyaan yang
memuat beragam topik juga dapat memperlihatkan pola-pola tertentu. Dalam hal ini,
pertama-tama perlu diketahui topik-topik yang melatari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Terdapat 1 pertanyaan mengenai pemberlakuan karantina wilayah lain, 1 pertanyaan seputar
pembukaan batas wilayah, 1 pertanyaan terkait jam malam khususnya bagi toko-toko, 1
pertanyaan mengenai batas jumlah undangan pernikahan, 1 pertanyaan terkait pelunasan
hutang akibat pandemi, 1 pertanyaan pribadi mengenai dugaan pemerkosaan terhadap Gérald
Darmanin, 1 pertanyaan mengenai debat Darmanin dengan Marine Le Pen mengenai
islamisme, 2 pertanyaan mengenai vaksinasi, dan 2 pertanyaan terkait permasalahan yang
dihadapi oleh golongan muda serta mahasiswa. Melalui perunutan topik-topik tersebut,
tampak pola yang mendominasi terkait vaksinasi dan permasalahan mahasiswa semasa
pandemi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca
20 Minutes sehingga dapat dikatakan bahwa 20 Minutes bukanlah pihak yang
merencanakannya. Dengan demikian, dominasi pola topik yang melatari pertanyaan-
pertanyaan tersebut mengindikasikan keresahan masyarakat terhadap permasalahan-
permasalahan tertentu. Dalam hal ini, permasalahan yang tengah banyak beredar di
masyarakat khususnya berkaitan dengan strategi penanggulangan coronavirus yang
diharapkan dapat diselesaikan melalui bantuan vaksinasi dari pemerintah untuk masyarakat
serta kondisi yang harus dihadapi oleh mahasiswa dan para pemuda dalam keadaan pandemi
ini. Lebih lanjut, permasalahan yang paling dominan di antara dua topik tersebut khususnya
berkenaan dengan finansial mahasiswa berhubung terdapat 1 pertanyaan yang sama diajukan
oleh 3 orang yang berbeda.
Selain itu, dalam memperjelas isi artikelnya 20 Minutes juga menyertakan beberapa
foto. Olivier Juszczak merupakan fotografer dari foto-foto tersebut. Dilansir dari laman
Twitternya, ia merupakan fotografer 20 Minutes semenjak 2017 yang akhir-akhir ini sangat
aktif menyuarakan artikel perihal vaksin coronavirus. Dengan demikian, hal tersebut relevan
dengan tema bahasan artikel ini yang didominasi oleh pembahasan mengenai strategi
vaksinasi. Di samping itu, kedua foto yang diabadikan oleh Juszcak memperlihatkan Attal
serta Clément Giuliano selaku jurnalis pewawancaranya. Dapat terlihat bahwa kedua foto
memuat dua subjek yang sudah disebutkan identitasnya. Foto kedua di sebelah kanan
memperlihatkan kedua tokoh tersebut yang sedang melakukan wawancara secara berhadap-
hadapan melalui teknik pengambilan gambar long shot. Melalui peran masing-masing tokoh
dalam artikel ini, dapat dikatakan bahwa Giuliano mewakili pihak masyarakat berhubung
jurnalis tersebut berperan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat untuk
pemerintah; sementara Gabriel Attal yang merupakan juru bicara pemerintah tentunya
berperan sebagai pihak pemerintah. Melalui pose yang diperlihatkan dalam foto, terlihat
bahwa Giuliano mengangkat satu tangan dengan ekspresi wajah yang membelalak, sementara
Attal mengaitkan kedua tangan dengan satu kaki terangkat sehingga memperlihatkan kesan
yang lebih santai daripada Giuliano. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fotografer
berupaya menangkap kesan bahwa dalam usahanya menanggulangi krisis pandemi,
pemerintah bersikap cenderung santai dan tampak kurang produktif, sekalipun masyarakat
menunjukkan banyak keresahan akan permasalahan-permasalahan yang menumpuk dan
belum kunjung diselesaikan. Di samping itu, foto pertama ditangkap dengan teknik
pengambilan gambar yang lebih intens berupa close-up dan memperlihatkan dua tokoh yang
sama. Dalam gambar tersebut, Giuliano terlihat kabur dan fokus terarah pada Attal yang
pandangannya fokus tertuju pada Giuliano. Hal ini dapat dimaknai sebagai usaha pemerintah
untuk meyakinkan masyarakat bahwa segala halnya sedang ditangani dan disikapi oleh
pemerintah, sementara masyarakat kurang memercayainya, terlihat dari Giuliano yang tidak
fokus dan membelakangi kamera.

Kesiapan Pemerintah dalam Menyiasati Kebijakan Penanggulangan Krisis Pandemi


Berkenaan dengan aktivitas pemerintah dalam merencanakan kebijakan-kebijakan tertentu
guna membereskan permasalahan yang ditimbulkan oleh krisis pandemi, pemilihan kata yang
dipakai oleh artikel terkait dengan jawaban Attal dapat menjelaskan sikap pemerintah. Kata-
kata tersebut khususnya diwakili oleh kata assurer yang diulang sebanyak empat kali, serta
ecarter. Kata assurer yang bermakna meyakinkan sejalan dengan pemaknaan foto-foto
dalam artikel yang dapat diartikan bahwa dalam memaparkan rencana kebijakan-
kebijakannya, pemerintah tampak kurang siap, kurang menegaskan, bahkan kurang
meyakinkan masyarakat. Untuk itulah kata assurer yang digunakan berkali-kali berfungsi
untuk memberikan kesan bahwa pemerintah berusaha keras dalam meyakinkan masyarakat
dan bahwa pemaparan yang disampaikan oleh Gabriel Attal kurang disampaikan dengan
singkat, jelas, dan padat sehingga tidak mencukupi sebagai penjelasan terkait strategi-strategi
yang ingin dijalankan oleh pemerintah dalam menanggulangi krisis pandemi.
Di samping itu, kata ecarter digunakan untuk menegaskan pertanyaan terkait dengan
rancangan parlemen mengenai dana pemerintah bagi mahasiswa yang ditanggapi Attal
dengan cara mengesampingkan pertanyaan tersebut dengan pembelaan bahwa dirinya
bukanlah juru bicara parlemen. Sekalipun Attal juga merupakan bagian penting dari
pemerintahan, yakni juga sebagai sekretaris negara dan dewan munisipal, sikap Attal
memperlihatkan rasa sungkan dalam menjawab pertanyaan spesifik mengenai pendanaan atau
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Dengan demikian, hal ini memperlihatkan
bahwa pada intinya pemerintah sendiri masih belum yakin dengan strategi-strategi yang tepat
dalam membereskan berbagai permasalahan di Prancis akibat krisis pandemi.

Kesimpulan
Melalui analisis struktur, terlihat keinginan penulis untuk membokar permasalahan-
permasalahan yang masih banyak terjadi di masyarakat, khususnya yang timbul sebagai
dampak dari pandemi COVID-19. Pola pertanyaan yang beragam topiknya memperlihatkan
bahwa pemerintah masih kurang sigap dalam memecahkan permasalahan tersebut sehingga
masyarakat terlihat gencar dalam mempertanyakan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini,
masyarakat merasa kurang yakin bahwa pemerintah telah mempersiapkan hal-hal tertentu
untuk menyikapi permasalahan-permasalahan yang terjadi, khususnya terkait vaksinasi yang
umumnya dianggap sebagai solusi pertama dalam menghambat laju penyebaran coronavirus
serta keadaan finansial mahasiswa dan golongan muda. Kurangnya sikap atau kebijakan yang
jelas dan tegas dari pemerintah menunjukkan ketidakberesan sosial yang turut menghidupkan
perasaan resah dan tidak aman masyarakat semasa pandemi ini.

Daftar Acuan
Attal, G. [GabrielAttal]. Diakses pada 9 Juni 2021 melalui
https://twitter.com/gabrielattal
Juszczak, O. [OlivierJuszczak] Diakses pada 9 Juni 2021 melalui
https://twitter.com/olivierjuszczak
Laure, C. (2021). Coronavirus, écologie, précarité étudiante… Gabriel Attal, porte-
parole du gouvernement, a répondu à vos questions en direct 20 Minutes. Diakses
pada 9 Juni 2021 melalui https://www.20minutes.fr/politique/2975631-20210212-
suivez-interview-direct-gabriel-attal-porte-parole-gouvernement-invite-20-minutes
Laure, C. [la_comete]. (2021). Diakses pada 9 Juni 2021 melalui
https://twitter.com/la_comete

Anda mungkin juga menyukai