Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ Perkembangan Fisik dan Perkembangan Kognitif Anak”

Dosen Pengampu: Rina Mirza, M.Psi

Disusun Oleh: Kelompok 1

Fitri Auliah (0306181053)

Lisa Apriani (0306183221)

Nur Ainun Dalimunthe (0306182167)

Nur Azizah Mufa Sj (0306182099)

Permata Sari (0306183211)

Safira Afifa (0306181031)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik” dengan pembahasan “Perkembangan
Fisik dan Perkembangan Kognitif Anak” tepat waktu.
Tujuan dari makalah ini agar dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca agar lebih memahami mengenai Perkembangan Fisik dan Perkembangan
Kognitif Anak sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 19 Oktober 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA.................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. RumusanMasalah............................................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Perkembangan Fisik.......................................................................3
B. Karakteristik Perkembangan Fisik Anak..........................................................4
C. Tahapan Pertumbuhan Manusia.......................................................................5
D. Pengaruh Perkembangan Fisik Terhadap Tingkah Anak.................................6
E. Pengertian Perkembangan Kognitif.................................................................8
F. Karakteritik Perkembangan Kognitif Anak...................................................... 12
G. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif.....................................14
BABIII PENUTUP...................................................................................................16
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peserta didik anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi


diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak
yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang kearah
kedewasaan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak lahir
sampai meninggal dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar. (Sutari
imam Barnadib, 1995). Peserta didik merupakan sosok anak yang membutuhkan
bantuan orang lain dalam hal ini yaitu seorang pendidik.

Seorang pendidik yang membantu mengembangkan potensi peserta didik


dituntut untuk memahami perilaku dan perubahan-perubahan pada peserta didik serta
harus dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada peserta
didik.Selain satu aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yaitu
perkembangan fisik dan perkembangan kognitif peserta didik.

Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh, seperti


pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat
badan, hormone, dan lain-lain, dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu
untuk menggunakan tubuhnya, seperti perkembanngan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual, serta perubahan dalam kemampuan fisik, sepert penurunan
fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya (Siefert dan Hoffnung, 1994)

Perkembangan fisik peserta didik akan menentukan keterampilan peserta


didik bergerak. Perkembangan fisik peserta didik juga akan mempengaruhi
pandangan peserta didik terhadap dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak
dalam melakukan penyesuaian dengan dirinya dan orang lain. Perkembagan fisik
peserta didik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya
sehari-hari.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan beberapa


masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud perkembangan fisik?

2. Karakteristik perkembangan fisik anak?

3. Pengaruh perkembangan fisik terhadap tingkah anak?

4. Apa yang dimaksud perkembangan kognitif?

5. Karakteristik perkembangan kognitif anak?

6. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif?

C. Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perkembangan fisik

2. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan fisik anak

3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan fisik terhadap tingkah anak

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perkembangan kognitif

5. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kognitif anak

6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Fisik

Perkembangan diartikan sebagai optimalnya kemajuan aspek psikis peserta


didik seperti kemampuan cipta, rasa, karsa, karya, pematangan pribadi,
engendalian emosi, kepekaan spritualitis keimanan dan ketaqwaan.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadis ebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Perkembangan fisik merupakan perkembangan-perkembangan dalam tubuh


(seperti pertumbuhan otak, system saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tnggi
dan berat, hormone dan lain-lain). Dan perubahan-perubahan dalam cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual). Serta perubahan dalam kemampuan fisik (Seperti
penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Perkembangan fisik mencakup berat badan, tinggi badan termasuk


perkembangan motorik, dalam pendidikan pengembangan anak anak mencakup
kekuatan, ketahanan, kecepatan dan keseimbangan.1

Bagi anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan/ perkembangan fisik
anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya
sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik akan menentukan keterampilan
anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan/perkembangan fisik
akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.

B. Karakteristik Perkembangan Fisik Anak

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada usia sekolah dasar merupakan


periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas. Kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi
matang secara seksual pada saat masa pertumbuhan berkembang pesat, masa ini
sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum periode pertumbuhan
1
Maryati, Materi kuliah perkembangan Peserta Didik, (Bima : 2010. STKIP Bima) hlm 25

3
menjelang masa remaja. Hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi
proses pertumbuhan fisik yang berarti.

1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanan (0-5 Tahun)

Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai


mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu
gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat, meloncat, berjingkrak, melempar,
menngkap yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat
pertumbuhan jaringan otot lebih besar selain itu, perkembangan juga ditandai
dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional,
perkembangan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan
keseimbangan berkembang dengan baik.

2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11 Tahun)

Perkembangan waktu reaksi lebih lambat disbanding masa kanak-kanak,


koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-
otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan
daya tahan tubuh kurang.

3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja

Perkembangan fisik yang paling menonjol yaitu perkembangan kekuatan,


dan organ seksual pada masa remaja.Kerakteristik perkembangan fisik pada
masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat,
pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kalenjer-kalenjer dan alat-alat
kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid,
kumis, mimpi basah dan lain-lain sebagainya), timbulnya hasrat seksual yang
tinggi (masa pubertas).

4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa

Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat
bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik, laki-laki cendrung lebih baik
kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil.Pertumbuhan ukuran tubuh
yang proposional memberikan kemampuan fisik yang kuat.Pada masa dewasa
pertumbuhan mencapai titik maksimal pertumbuhan fisik mulai terhenti

4
sehingga hasil dari pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik pada masa
ini.2

C. Tahapan Pertumbuhan Manusia


Bayi yang tumbuh menjadi anak-anak ataupun orang dewasa yang menua
menjadi lansia, merupakan bagian dari tahapan pertumbuhan manusia. Berikut
adalah delapan tahapan pertumbuhan manusia yang terjadi dari dalam kandungan
hingga kematian.
1. Fase prenatal (dalam kandungan)
Fase prenatal merupakan periode di antara pembuahan dan kelahiran. Dari
hasil pembuahan, terbentuk zigot yang berkembang menjadi janin. Organ dan
seluruh anggota tubuh janin pun terus tumbuh dan berkembang dalam
kandungan kurang lebih selama 9 bulan.
2. Fase bayi
bayi dibagi berdasarkan usianya
Fase bayi adalah mulai dari 0 – 3 tahun Pada tahapan pertumbuhan manusia
ini, bayi sangat bergantung pada orangtua dan mulai belajar memercayai
orang-orang di sekitarnya.
Bayi juga baru mempelajari bahasa, berjalan, koordinasi sensorik dan
motorik, maupun sosialisasi. Bayi umumnya akan berkomunikasi melalui
tangisan. Ia akan menangis saat lapar, mengantuk, popoknya penuh, hingga
kepanasan atau kedinginan. Semakin bertambahnya usia, maka anak akan
semakin pandai bicara, bernyanyi hingga gerakan motorik seperti menendang
bola.
3. Fase kanak-kanak awal
Fase kanak-kanak awal disebut juga sebagai pra sekolah yaitu usia 5-6 tahun.
Dalam tahap pertumbuhan manusia ini, anak belajar melakukan banyak hal
sendiri, seperti makan, buang air di toilet, dan bermain bersama teman. Anak
juga mulai mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan
dengan kesiapan sekolah, seperti belajar membaca dan menulis. 

4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir

2
Bangsawan, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : 2008, C.V Citra Praya) hlm 14-15

5
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah masa pertumbuhan manusia yang
berlangsung sejak umur 6-11 tahun. Pada tahapan ini, anak umumnya sudah
menguasai keterampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung.Ia juga
terlibat dalam kegiatan akademis, interaksi sosial dengan teman di sekolah,
dan mulai memerhatikan pencapaian prestasi. Ketika dipuji, Si Kecil akan
mengembangkan rasa bangga dan kompeten. Namun, ketika gagal, ia akan
merasa rendah diri.
5. Fase remaja
Fase Remaja adalah tahapan pertumbuhan manusia yang merupakan masa
transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Sebenarnya pre pubertas sudah
terjadi pada usia pada usia 7-8 tahun dan sudah masa pubertas akan selesai
pada usia 14-15 tahun lalu masa remaja akan berakhir pada usia 18
tahuDalam fase ini, terjadi proses yang disebut sebagai pubertas. Proses ini
mendorong perubahan fisik yang sangat cepat, misalnya tinggi dan berat
badan bertambah, membesarnya alat kelamin dan payudara, tumbuhnya
rambut pada area tertentu, menstruasi atau mimpi basah, hingga perubahan
pada suara.Remaja juga mulai mandiri dan mencari jati dirinya sendiri. Ia
akan berpikir secara lebih logis, tapi memiliki perasaan yang sensitif. Selain
itu, remaja umumnya lebih senang menghabiskan waktunya bersama teman.
6. Fase dewasa muda
Fase dewasa muda berlangsung sekitar usia 19-40 tahun. Pada tahap
pertumbuhan manusia ini, telah tercapai kematangan dalam berbagai aspek.
Fokus kehidupan di masa dewasa muda terletak pada pekerjaan, pernikahan,
dan keluarga.Orang-orang dalam fase ini juga lebih prima, mandiri, dapat
bertindak secara bertanggung jawab untuk diri sendiri ataupun orang lain,
dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi atas perbuatan
Anda.
7. Fase dewasa tengah
Fase dewasa tengah adalah tahap pertumbuhan manusia yang terjadi di usia
40-60 tahun. Pada masa ini, Anda berfokus untuk membesarkan anak,
bekerja, dan ikut berkontribusi dalam masyarakat. Namun, kondisi Anda
tidak seprima sebelumnya. Wanita juga cenderung mengalami menopause di
fase ini.
8. Fase lansia (dewasa akhir)
6
(Fase lansia ditandai dengan proses penuaan)
Fase dewasa akhir adalah masa pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang mengalami kemunduran. Tahap ini terjadi pada usia 60 tahun ke atas.
Anda akan mengalami proses penuaan, yang ditandai dengan kulit menjadi
keriput, massa tubuh berkurang, sampai menurunnya daya tahan fisik.Fungsi
kognitif dan psikomotorik lansia juga mengalami kemunduran. Anda
mungkin tidak mudah memahami perkataan seseorang, aktivitas menjadi
terbatas, dan kurang cekatan. Selain itu, lansia cenderung berfokus pada
spiritual untuk bersiap menghadapi kematian.3
D. Pengaruh Perkembangan Fisik Terhadap Tingkah Anak

Perkembangan fisik peserta didik akan mempengaruhi proses belajar peserta


didik. Peserta didik melakukan berbagai aktivitas fisik sebagai pengalaman
belajar. Kondisi panca indra, normalitas anggota tubuh, ataupun gizi dan keadaan
kesehatan secara menyeluruh mempengaruhi proses belajar.

Penglihatan dan pendengaran sangat diperlukan dalam belajar. Gangguan


pada fungsi panca indra menyebabkan perhatian individu tidak optimal dalam
belajar, perubahan bentuk dan berat badan, suara yang membesar, gerakan fisik
yang semakin lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak nyaman ketika
mengalami haid, semua ini member pengaruh terhadap suasana belajar peserta
didik. Demikian hanya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat atau
terlambat dari ukuran peserta didik seusianya akan dapat mempengaruhi perilaku
peserta didik di antara sebanyanya. Pendidik perlu menyaadari bahwa
perkembangan mempengaruhi proses belajar peserta didik. Oleh karena itu,
pendidik perlu member informasi kepada peserta didik tentang hal ini sehingga
mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental
menghadapinya.4

E. Perkembangan Kognitif
3
Andi Thahir, Psikologi Perkembangan, (www.aura-publishing.com) hlm 63
4
Kuntjojo, Materi Kuliah Perkembangan Peserta Didik, ( Kediri : 2010, Universitas Nusantara
Kediri) hlm 9-10

7
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan
kognitif anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap.Secara sederhana,
pada buku karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Dengan
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik
menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu
melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan
lingkungan.

Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu


aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan.

Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif


seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima
pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan
tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar
secara aktif dilingkungan sekolah.

Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda


dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu
konteks sosial dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak.
Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau
dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja
menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-
tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami


bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu

8
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya.5

F. Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Perkembangan kognitif pada anak berkaitan dengan kemampuan berfikir


seperti, menghafal, mengingat, memecahkan masalah, mengkreasikan, ataupun
menciptakan. Pada tahap perkembangan nya anak memiliki perkembangan sesuai
tingkatan usianya yang mana terjadi pada anak usia 7 tahun- 12 tahun keatas.
Perkembangan kogitif dalam taksonomi bloom memiliki 6 level menurut  yaitu
remember (mengingat), understand (memahami), apply (menerapkan ), analyze
(menganalisis), evaluate (menilai), dan create (menciptakan). 6Piaget
merumuskan tahapan-tahapan perkembangan perkembangan intelektual yang
berhubungan dengan pertumbuhan otak anak.7

Dalam buku karangankarakteristik perkembangan kognitif peserta didik


dibagi dalam dua tahap yaitu tahap usia sekolah (SD) dan Remaja (SMP dan
SMA).

1. Usia Sekolah (Sekolah Dasar)


Berdasarkan pada teori kognitif piaget, pemikiran anak-anak usia
sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran kongkret-operasional, yaitu
masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata
atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Menurut pieget,
operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau
skema-skema.Sedangkan opersi kongkret adalahaktifitas mental yang
difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau
kongkreat dapat di ukur.Desmita.
Artinya anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk
berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali berbagai cara
pemecahan permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat
mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi

5
Desmita,  Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:
2009). Hlm 24
6
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi (Bandung : Alfabeta Cet 1
2012). Hlm 48
7
Piaget, J, Commentary on Vygotsky (New Ideas in Psychology. 2000) 241

9
serta tahu beberapa aturan atau strategi berpikir, seperti penjumlahan,
pengurangan penggandaan, mengurutkan sesuatu secara berseri dan
mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, seperti 5 x 6 = 30 dan
30 : 6 = 5
Menurut pieget, anak-anak pada masa kongkret operasional (masa
sekolah SD) ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan
anak untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara
serempak Hal ini adalah karena pada masa ini anak telah
mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi:
negasi, resiprokasi dan identitas.8
a. Negasi (negation)
Pada masa pra-opersional anak hanya melihat keadaan permulaan
dan akhir dari deretan benda, dengan kata lain mereka hanya
mengetahui permulaan dan akhirnya saja tetapi belum memahami
alur tengahnya. Tetapi pada masa kongkret opersional, anak
memahami proses apa yang terjadi diantara kegiatan itu dan
memahami hubungan-hubungan antara keduanya.
b. Hubungan timbal balik (resiprokasi).
Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu
diubah, anak mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah
panjang, tetapi tidak rapat lagi dibandingkan dengan deretan lain.
Karena anak mengetahui hubungan timbale balik antara panjang
dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi lebih
rapat, maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada
pada kedua deretan itu sama. Sehingga dalam masa ini anah mulai
mengerti tentang hubungan timbal balik.
c. Identitas
Pada usia sekolah (SD) anak sudah mengetahui berbagai benda
yang berada dalam suatu deretan, bisa menghitung, sehingga
meskipun susunan dalam deret di pindah, anak tetap mengetahui
jumlahnya sama. Jadi, anak pada usia sekolah (masa Konkrit
8
Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung :PT Remaja Rosdakarya.2009).
Hlm 27

10
operasional) dapat mengetahui identitas berbagai benda dan mulai
memahami akan susunan dan urutan tertentu.
2. Remaja (SMP dan SMA)
Pada masa remaja, kemampuan anak sudah semakin berkembang
hingga memasuki tahap pemikiran operasional formal. Yaitu suatu tahap
perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 dan 12 tahun
dan terus berlanjut sampai usia remaja  sampai masa dewasa. Pada masa
remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis,
dan menarik kesimpulan dari informasi yang sudah tersedia.Pada masa
remaja, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis, sehingga
ia mampu berfikir apa yang terjadi atau apa yang akan terjadi. Mereka
sudah mampu berfikir masa akan datang dan mampu menggunakan
symbol untuk sesuatu benda yang belum diketahui.
Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terdirir dari empat
tahapan, diantaranya:9

a. Tahap sensory-motor. Tahap ini terjadi antara usia 0-2 tahun. Intelegensi
sensory motor dipandang sebagai intelegensi praktis. Anak pada usia ini
belajar bagaimana mengikuti dunia kebendaan secara praktis dan belajar
menimbulkan efek tertentu tanpa memahami apa yang sedang mereka
perbuat kecuali hanya mencari cara melakukan perbuatan tersebut.
b. Tahap pre-oprational. Periode ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada
tahapan ini anak sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya yang
harus ada dan biasanya ada, walaupun benda tersebut sudah ditinggalkan,
sudah tidak dilihat atau sudah tidak pernah didengar lagi. Selain itu
seorang anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan
mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
c. Tahap concrete-operational. Tahapan ini terjadi pada usia 7-11 tahun.
Dalam tahapan ini seorang anak memperoleh kemampuan yang disebut
system of operations (satuan langkah berpikir). Selain itu anak memiliki
kemampuan konservasi (kemampuan dalam memahami aspek-aspek
kumulatif materi, seperti volume), penambahan golongan benda
(kemampuan dalam memahami cara mengkombinasikan benda-benda

9
Piaget, J, Commentary on Vygotsky (New Ideas in Psychology. 2000) 245

11
yang memiliki kelas rendah dengan kelas atasnya lagi), dan pelipat
gandaan golongan benda.
d. Tahap formal-operational. Usia tahapan ini adalah 11-15 tahun. Pada
tahap ini seorang remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik
secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitifnya.
Yaitu kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak. Dengan kemampuan hipotesis, remaja mampu
berpikir khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon.
Sedangkan dengan memiliki kapasitas prinsip-prinsip abstrak, mereka
mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu
matematika.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Kemampuan kognitif anak menunjukkan kemampuan seorang anak untuk


berpikir.Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut. Siti
Partini Suardiman (2003: 4), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan kognitif adalah pengalaman yang berasal dari
lingkungan dan kematangan organisme.10

Pendapat tersebut diperkuat oleh Ahmad Susanto (2011: 59), yang


mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif, di antaranya:

a. Faktor hereditas atau keturunan

Yaitu kemampuan kognitif sudah ada sejak anak dilahirkan.Para ahli


psikologi seperti Lehrin, Lindzey, dan Spuihierberpendapat bahwa taraf inteligensi
75-80% merupakan warisan atau keturunan.

b. Faktor lingkungan

Yakni bahwa kemampuan kognitif ditentukan oleh pengalaman dan


pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
10
Siti Partini Suardiman. Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta Untuk Anak Usia TK.
(Yogyakarta: 2003, FIP UNY) hlm 43

12
c. Faktor kematangan

Ini dimaksudkan bahwa kemampuan kognitif ditentukan jika seseorang


individu telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

d. Faktor pembentukan

Yaitu kemampuan kognitif dipengaruhi oleh segala keadaan di luar diri


seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensinya, baik pembentukan
sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

e. Faktor minat dan bakat

Ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dipengaruhi oleh keinginan dan


potensi yang dimilki seseorang.

f. Faktor kebebasan

Yakni kemampuan kognitif dipengaruhi oleh kebebasan artinya keleluasaan


manusia untuk berpikir divergen (meluas) yang berarti bahwa manusia dapat
memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah, juga bebas dalam
memilih masalah sesuai kebutuhannya.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan faktor yang


mempengaruhi kemampuan kognitif pada anak terdiri dari dua faktor yaitu faktor
yang ada dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).Faktor
internal meliputi hereditas; kematangan; minat dan bakat sedangkan faktor eksternal
meliputi lingkungan (pengalaman); pembentukan; dan kebebasan.11
Sedangkan menurut Piaget dalam Yanuarita (2014 : 70) Pertumbuhan mental
mengandung dua macam proses yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan
adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan isi. Proses
perkembangan kognitif dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1. Hereditas
Hereditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir
untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu, hereditas akan mengatur
waktu jalannya perkembangan pada tahuntahun mendatang.
11
Ahmad Susanto. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspe, (Jakarta: 2011,
Kencana Prenada Media Group) hlm 25-26

13
2. Pengalaman
Pengalaman dengan hereditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur
kognitif .dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika
matematis.
3. Transmisi Sosial
Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya
terhadap ola berpikir anak.
4. Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu akan
terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu hereditas,
pengalaman, dan transmisi sosial.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
pada anak.Hal tersebut tidak dapat diabaikan oleh orang tua serta guru. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat menjadi dasar untuk
mengetahui sebab dimana terdapat anak yang memiliki perkembangan yang cepat
ataupun lambat.

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang


cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak
merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya.
Dalam memahami perkembangan kognitif, kita harus mengetahui proses
perkembangan kognitif tersebut. Selain itu karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada
karakteristik perkembangan peserta didik, pengajar dan orang tua dapat mengetahui
sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka
masing-masing, sehingga pengajar dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai
dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam perkembangan kognitif anak,
setidaknya kita sebagai calon pengajar maupun sebagai orang tua harus memahami
tentang perkembangan kognitif dan tahap-tahap karakteristik perkembangan
kognitif agar kita mampu mengetahui perkembangan kemampuan kognitif masing-
masing anak.
2. Saran
1.      Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat
ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan kognitif.
2.      Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk
mengawasi perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik
perkembangan kognitif anak.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam
Berbagai Aspek. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gunawan Heri, 2000Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi (Bandung :


Alfabeta Cet 1).

Piaget, J, Commentary on Vygotsky (New Ideas in Psychology. 2000) 241

Bangsawan. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : C.V Citra Praya

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Kuntjojo. 2010. Materi Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kediri :


Universitas Nusantara Kediri

Maryati. 2010. Materi kuliah perkembangan Peserta Didik. Bima : STKIP


Bima

Siti Partini Suardiman. (2003). Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya
Cipta Untuk Anak Usia TK. Yogyakarta: FIP UNY.

16
Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, W., John. 2011. Perkembangan Anak. Jakarta :Salemba Humanika

Sumantri, mulayani. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :Universitas


Terbuka

17

Anda mungkin juga menyukai