Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIS

PENGENALAN ALAT

Disusun oleh :
Nama : Rosi Amalia
NIM : 191910401026
Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 26 November 2020
Asisten : Safira Nur Oktavia

PROGRAM STUDI REKAYASA/TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
November, 2020
No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Pipet tets Pipet tetes berfungsi


untuk mengambil
larutan dalam volume
tetes.

I. DATA PENGAMATAN

II. PEMBAHASAN
2. Bulb pipet Bulb pipet berfungsi
untuk menyedot dan
mengeluarkan larutan.

3. Pipet ukur Pipet ukur berfungsi


untuk memindahkan
larutan dari wadah satu
ke wadah lainnya
dengan mengetahui
volumenya.

4. Tabung reaksi Tabung reaksi berfungsi


untuk mereaksikan
larutan dalam volume
kecil

5. Rak tabung Rak tabung reaksi


reaksi berfungsi sebagai
tempat untuk
meletakkan tabung
reaksi.

6. Labu erlenmeyer Labu erlenmeyer


berfungsi untuk
menempatkan larutan
yang dititrasi

7. Corong kaca Corong kaca berfungsi


sebagai alat bantu untuk
mempermudah dalam
menuangkan larutan ke
tempat yang memiliki
Alat merupakan benda yang dapat digunakan untuk memudahkan
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pengenalan alat pada praktikum ini
memiliki tujuan supaya praktikan dapat mengenal, mengetahui fungsi, dan
mengetahui cara penggunaan alat tersebut dengan benar. Alat yang
digunakan dalam praktikum kimia fisis yaitu pipet tetes, bulb pipet, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, erlenmeyer, corong kaca, gelas ukur, gelas beaker,
piknometer, labu ukur, bunsen, kaki tiga, kasa, neraca analitik, kalorimeter,
hotplate dan stirrer. Alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum
kimia fisis dibagai menjadi tiga macam yaitu alat elektrik, gelas, dan non
gelas.
Alat elektrik yang digunakan yaitu hotplate dan stirrer. Dimana
fungsi dari hotplate tersebut yaitu digunakan untuk memanaskan suatu
larutan dan apabila ingin menghomogenkan dua larutan yang berbeda maka
dapat menambahkan anak stirrer ke dalam larutan tersebut kemudian atur
kecepatan stirrer dengan memutar tombol yang ada pada hotplate. Prinsip
kerja hotplate yaitu proses perubahan dari energi listrik menjadi energi
panas. Alas hotplate merupakan sebuah konduktor, dimana energi listrik
tersebut diubah menjadi energi panas pada alas hotplate. Cara menggunakan
hotplate dan stirrer yaitu pastikan hotplate sudah tersambung pada listrik.
Kemudian pada bagian heat, putar tombol sesuai dengan suhu yang
diinginkan. Apabila ingin mencampur dua larutan yang berbeda, maka harus
menambahkan anak stirrer pada larutan tersebut. Kemudian pada bagian
stirrer, putar tombol tersebut sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Jika
menggunakan hotplate dan anak stirrer maka kedua larutan akan lebih
mudah tercampur, sehingga campuran lebih homogen serta dapat
menghemat waktu dan tenaga.
Alat elektrik berikutnya yaitu neraca analitik. Fungsi dari neraca
analitik yaitu untuk mengukur massa dari suatu padatan dalam hitungan
gram. Neraca analitik hanya dapat digunakan untuk mengukur padatan yang
memiliki massa tidak lebih dari 220 gram. Cara penggunaan neraca analitik
yaitu pastikan angka yang ada pada neraca analitik tersebut nol. Apabila
angka pada neraca analitik tersebut tidak nol, maka dapat menggunakan
tombol tare untuk membuat bobot piringan neraca analitik menjadi nol.
Kemudian buka salah satu kaca pada neraca analitik untuk memasukkan
bahan kimia yang ingin diketahui massanya. Kemudian letakkan bahan
kimia tersebut di dalam neraca analitik, lalu tutup kembali kaca pada neraca
analitik. Amati angka yang muncul pada neraca analitik, tunggu hingga
satuan gram muncul di belakang angka tersebut kemudian catat hasilnya.
Setelah mencatat massa bahan kimia tersebut, buka kembali kaca neraca
analitik lalu ambil bahan kimia tersebut kemudian tutup kembali neraca
analitik. Jika sudah selesai melakukan pengukuran massa bahan kimia,
langkah selanjutnya yaitu matikan neraca analitik tersebut.
Kalorimeter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur kalor
pada dua larutan yang dicampurkan. Komponen dari kalorimeter yaitu
tabung yang digunakan untuk mereaksikan larutan, termometer untuk
mengukur suhu, dan pengaduk. Cara penggunaannya yaitu buka tutup pada
kalorimeter kemudian masukkan larutan A dan larutan B pada kalorimeter.
Kemudian tutup tabung tersebut, pastikan tidak ada rongga udaranya. Aduk
menggunakan pengaduk dengan cara naik turun, amati perubahan suhu pada
termometer dan catat hasilnya setiap 10 detik.
Alat gelas yang digunakan yaitu pipet tetes. Fungsi dari pipet tetes
yaitu untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dalam
volume sedikit. Prinsip kerja dari pipet tetes tersebut yaitu didasarkan pada
penerapan tekanan udara yang ada dalam tabung, dimana besarnya dapat
diatur dari seberapa kuat saat menekan bulb pipet tersebut. Cara penggunaan
pipet tetes yaitu pasang terlebih dahulu bulb pada ujung pipet. Kemudian
tekan bulb pipet, lalu masukkan pipet tersebut ke dalam larutan dan
lepaskan bulb pipet. Angkat pipet tersebut jika sudah terisi larutan,
kemudian masukkan larutan tersebut ke wadah yang telah disiapkan
denggan cara menekan bulb pipet dan meneteskannya sedikit demi sedikit
pada dinding wadah.
Pipet ukur memiliki fungsi yang hampir sama dengan pipet tetes.
Namun pada pipet ukur ini dapat digunakan untuk memindahkan larutan
dari wadah satu ke wadah lainnya dengan mengetahui volumenya. Cara
penggunaan pipet ukur yaitu pasang rubber bulb pada ujung pipet.
Kemudian pastikan pipet dalam keadaan lurus supaya memperoleh volume
yang akurat, kemudian masukkan ujung pipet ke dalam larutan dan tekan
katup S (Suction) untuk menyedot larutan. Setelah larutan tersedot, baca
miniskus bawah jika larutan tersebut tidak memiliki warna atau bening, dan
apabila larutan tersebut berwarna dan raksa maka baca miniskus atas.
Pembacaan skala tersebut harus sejajar dengan mata. Kemudian jika larutan
sesuai dengan yang diinginkan maka dapat memindahknannya ke wadah
yang sudah disediakan dengan cara menekan katup E (Exhaust).
Tabung reaksi memiliki fungsi untuk mencampur, menampung, dan
mereaksikan larutan dalam volume kecil. Cara penggunaannya yaitu
miringkan tabung reaksi kurang lebih dengan kemiringan 60°, kemudian isi
tabung reaksi tersebut dengan menggunakan larutan yang akak direaksikan.
Kemudian goyang atau putar tabung reaksi tersebut suapaya larutan
tercampur.
Tabung erlenmeyer biasanya dapat digunakan untuk mengukur,
menyimpan, atau mentitrasi suatu larutan. Terdapat beberapa ukuran labu
erlenmeyer, diantaranya yaitu berukuran 25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250
ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml, 3000 ml, dan 5000 ml. Cara
penggunaannya yaitu cukup masukkan larutan ke dalam erlenmeyer.
Apabila diameter bagian atas erlenmeyer kecil maka perlu menggunakan
alat bantu untuk menuangkan cairan ke dalam erlenmeyer, misalnya dapat
menggunakan corong kaca. Dan apabila erlenmeyer tersebut digunakan
untuk titrasi suatu larutan maka hanya perlu menggoyangkan erlenmeyer
tersebut supaya campuran yang dititrasi stabil.
Corong kaca berfungsi untuk memudahkan dalam menuangkan
larutan ke tempat yang memiliki diameter kecil. Cara penggunaannya yaitu
cukup letakkan corong tersebut di atas wadah yang ingin diisi cairan.
Kemudian tuangkan cairan tersebut dengan menggunakan corong kaca. Jika
sudah, dapat mengangkat corong tersebut dan meletakkannya.
Gelas ukur memiliki fungsi untuk menempatkan larutan yang ingin
diukur volumenya. Terdapat beberapa ukuran dari gelas ukur, diantaranya
yaitu berukuran 10 ml, 25 ml, dan 50 ml. Adapun gelas ukur yang memiliki
ukuran besar yaitu berukuran 1 liter dan 2 liter. Cara penggunaannya yaitu
letakkan gelas ukur pada bidang yang datar. Kemudian masukkan larutan
yang ingin diukur ke dalam gelas ukur hingga mencampai volume yang
diinginkan. Baca skala miniskus bawah apabila larutan tidak berwarna dan
baca skala miniskus atas apabila larutan tersebut berwarna dan raksa,
kemudian baca skala dengan mata sejajar. Apabila larutan masih belum
sesuai dengan volume yang diinginkan, maka dapat menambah atau
menguranginya dengan menggunakan pipet tetes hingga sesuai dengan
volume yang diinginkan.
Gelas beaker memiliki fungsi untuk menempatkan larutan dan
biasanya juga digunakan untuk memanaskan larutan pada hotplate. Terdapat
beberapa ukuran dari gelas beaker, diantaranya yaitu memiliki ukuran 50
ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Cara penggunaannya
yaitu cukup tuangkan larutan ke dalam gelas beaker.
Piknometer merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mengukur
densitas atau massa jenis dari suatu larutan. Piknometer memiliki beberapa
ukuran, diantaraya yaitu berukuran 10 ml, 25 ml, 50 ml, hingga 100 ml.
Cara penggunaan piknometer yaitu timbang terlebih dahulu piknometer
dalam keadaan kosong dan catat hasilnya dengan satuan gram. Kemudian
buka tutup piknometer dan masukkan larutan yang ingin diketahui
densitasnya ke dalam piknometer. Kemudian jika larutan sudah dimasukkan
ke dalam piknometer maka selanjutnya yaitu tutup piknometer tersebut dan
timbang piknometer yang telah berisi larutan. Kemudian catat hasil yang di
dapat.
Labu ukur memiliki fungsi untuk mengencerkan suatu larutan. Labu
ukur tersedia dalam beberapa ukuran, misalnya berukuran 10 ml, 25 ml, 50
ml, dan 100 ml. Cara penggunaan labu ukur yaitu buka tutup labu ukur
terlebih dahulu. Lalu masukkan larutan yang ingin diencerkan pada labu
ukur tersebut. Pada labu ukur terdapat garis yang menunjukkan larutan
tersebut telah terisi sebanyak 50 ml. Jika sudah mencapai 50 ml, langkah
selanjutnya yaitu tutup labu ukur tersebut kemudian kocok labu ukur dengan
cara membaliknya.
Bunsen berfungsi untuk memanaskan larutan dan untuk pembakaran.
Bunsen memiliki sumbu yang dapat digunakan untuk menyalakan api. Cara
penggunaannya yaitu isi bunsen menggunakan larutan yang dapat
digunakan untuk pembakaran. Kemudian nyalakan sumbu dengan
menggunakan api. Jika sudah selesai menggunakan bunsen, matikan apinya
dengan cara menutupnya dengan tutup yang ada pada bunsen.
Alat non gelas yang digunakan yaitu bulb pipet. Bulb pipet
merupakan alat yang dipasangkan dengan pipet ukur. Fungsi dari bulb pipet
yaitu untuk menyedot dan mengeluarkan larutan. Cara penggunaannya yaitu
tekan katup A (Aspirate) bersamaan dengan menekan bola bulb pipet untuk
mengeluarkan udara yang ada di dalamnya. Kemudian pasangakan bulb
pipet pada pipet ukur, pastikan sudah terpasang dengan rapat. Apabila ingin
mengambil larutan, maka tekan katup S (Suction) dan jika ingin
mengeluarkan larutan maka tekan katup E (Exhaust)
Rak tabung reaksi digunakan sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi. Cara penggunaannya yaitu letakkan rak pada tempat yang
datar. Kemudian letakkan tabung reaksi pada lubang yang sudah tersedia
pada rak tersebut.
Kaki tiga dan kasa merupakan alat non gelas yang digunakan pada
proses pemanasan. Fungsi dari kasa tersebut yaitu digunakan untuk
meletekkan gelas beaker yang akan dipanaskan. Sedangakan fungsi dari
kaki tiga yaitu untuk menahan kasa dan untuk menyangga bunsen yang
berada pada rongga kaki tiga. Cara penggunaannya yaitu letakkan kasa
diatas kaki tiga. Kemudian letakkan wadah berisi cairan yang ingin
dipanaskan di atas kasa. Kemudian letakkan bunsen pada rongga kaki tiga
dan nyalakan api pada bunsen.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pengenalan alat, maka dapat disimpulkan
bahwa pengenalan alat praktikum kimia fisis kepada praktikan sangatlah
penting. Dengan adanya pengenalan alat ini, praktikan dapat mengetahui
fungsi dan cara penggunaan alat tersebut dengan benar. Pada praktikum
kimia fisis alat yang digunakan terbagi menjadi tiga jenis yaitu alat elektrik,
alat gelas, dan alat non gelas. Alat elektrik yang digunakan yaitu hotplate,
neraca analitik, dan kalorimeter. alat gelas yang digunakan yaitu pipet tetes,
pipet ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, corong kaca, gelas ukur, gelas beaker,
piknometer, labu ukur, dan bunsen. Sedangkan alat non gelas meliputi bulb
pipet, rak tabung reaksi, kaki tiga, dan kasa.
IV. SARAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat, terdapat saran yang
ingin saya sampaikan yaitu pada saat menjelaskan mengenai alat tersebut
supaya dilakukan dengan pelan-pelan, agar praktikan lebih memahami apa
yang dijelaskan. Dan saran berikutnya yaitu supaya menggunakan media
lain saat melakukan pemutaran video praktikum. Karena jika
menggunakanan media zoom, video yang diputar sering mengalami jeda.
V. DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi
Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum.
Jurnal Mikrobiologi Vol, 1(1).

Arwangga, A. F., Asih, I. A. R. A., & Sudiarta, I. W. (2016). Analisis


kandungan kafein pada kopi di Desa Sesaot Narmada menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry).

Anda mungkin juga menyukai