Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

RUMAH SAKIT JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

PERIODE : 1 NOVEMBER s/d 30 NOVEMBER 2021

Oleh :

ISMA AENUL JANNAH P2.06.30.1.19.020


RIDWAN NURYADIN P2.06.30.1.19.030
YUSEP SAEFUL MIFTAH P2.06.30.1.19.040

PROGRAM STUDI D III FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

RUMAH SAKIT JASA KARTINI KOTA TASIKMALAYA

Oleh :

ISMA AENUL JANNAH P2.06.30.1.19.020


RIDWAN NURYADIN P2.06.30.1.19.030
YUSEP SAEFUL MIFTAH P2.06.30.1.19.040

Program Studi DIII Farmasi


Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Laporan Praktik Belajar Lapangan ini telah diterima, disetujui,


dan disahkan menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah
Praktik Farmasi Kegawatdaruratan, Spesialite Obat, Alat Kesehatan,
dan Terminologi Medis

Disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Internal,

Apt. Lina Mellina, S.Farm Apt. Lingga Ikaditya, M.Sc


SIPA : 19910423/SIPA_32.78/20172285 NIP: 198801182014022002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi,

Apt. Lingga Ikaditya, M.Sc


NIP. 198801182014022002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi tugas

mata kuliah Farmasi Kegawatdaruratan, Spesialite Obat, Alat Kesehatan, dan

Terminologi Medis. Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada

junjunan alam, Nabi Muhammad SAW.

Laporan Praktik Belajar Lapangan ini dapat disusun dengan baik dengan

banyaknya masukan dan dukungan dari berbagai pihak berupa informasi, arahan

dan bimbingan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Tasikmalaya.

2. Ibu Apt. Lingga Ikaditya, M.Sc selaku Ketua Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dan selaku Pembimbing Internal

Praktik Belajar Lapangan.

3. dr. Rudy Suradi, Sp.S, selaku Direktur Rumah Sakit Jasa Kartini Kota

Tasikmalaya

4. Ibu Apt. Lina Mellina, S.Farm selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya dan Pembimbing Lapangan

Praktik Belajar Lapangan.

5. Seluruh staff Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran.

iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Tentunya kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi

terciptanya kebaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan

laporan ini.

Tasikmalaya, November 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

DAFTAR SINGKATAN................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 2

C. Manfaat ................................................................................................ 2

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................... 3

E. Jadwal Kegiatan.................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4

A. Definisi................................................................................................. 4

B. Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit................................ 5

BAB III TINJAUAN UMUM OBJEK PBL................................................. 10

A. Sejarah Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya.......................... 10

B. Kegiatan Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya........................ 11

C. Struktur Organisasi .............................................................................. 13

D. Tujuan dan Fungsi Instansi yang Terkait dengan Bidang Kajian......... 23

v
E. Sistem Kerja.......................................................................................... 24

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 26

A. Pengelolaan Sediaan Famasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai (BMHP)............................................................................ 26

B. Formularium Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya................. 35

C. Tim Farmasi dan Terapi di RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya........... 36

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 39

A. Kesimpulan........................................................................................... 39

B. Saran..................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 40

LAMPIRAN.................................................................................................... 41

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan........................................... 3

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Struktur Organisasi RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya............ 13

Gambar 3.2. Struktur Organisasi IFRS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya........ 13

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Alat Kesehatan di Farmasi Rawat Inap RS Jasa Kartini... 42

Lampiran 2. Daftar Obat Narkotik di Rumah Sakit Jasa Kartini...................... 47

Lampiran 3. Daftar Obat Psikotropik di Rumah Sakit Jasa Kartini................. 48

Lampiran 4. Daftar Obat Kategori LASA di Rumah Sakit Jasa Kartini.......... 49

Lampiran 5. Daftar Obat Dan Alkes dalam Box dan Trolly Emergency......... 50

Lampiran 6. Daftar Obat Electrolit Konsetrat dan Infusan Emergency…….. . 51

Lampiran 7. Daftar Obat dan Alkes di Trolly Emergency IGD…………….. . 52

Lampiran 8. Daftar Obat dan Alkes di Box Emergency di Ruang Perawatan.. 54

Lampiran 9. Dokumentasi…………………………………………………... . 55

Lampiran 10. Curriculum Vitae…………………………………………….... 68

ix
DAFTAR SINGKATAN

Alkes : Alat kesehatan

BMHP : Bahan Medis Habis Pakai

BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

CPPT : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

CSSD : Central Sterile Supply Departement

FEFO : First Expired First Out

FIFO : First In First Out

IFRS : Instalasi Farmasi Rumah Sakit

IGD : Farmasi Instalasi Gawat Darurat

LASA : Look Alike Sound Alike

PBL : Praktik Belajar Lapangan

PIO : Pelayanan Informasi Obat

PTO : Pemantauan Terapi Obat

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

RKO : Rencana Kebutuhan Obat

SIPNAP : Sistem Pelaporan Narkotika Dan Psikotropika

KSM : Kelompok Staf Medik

ROTD : Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

RS : Rumah Sakit

KFT : Komite Farmasi dan Terapi

x
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2020-2024 tahap IV pada bidang kesehatan memiliki tujuan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan

semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary

Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan

preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam

bidang kesehatan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat

sebagai pasien (Megatsari et al., 2020). Pelayanan kesehatan salah

satunya adalah pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh tenaga

kefarmasian.Adapun bentuk pelayanan kefarmasian dapat dilakukan di

rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian Di Rumah Sakit, pelayanan kefarmasian merupakan suatu

bentuk pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien.

Sesuai dengan tujuan RJPMN 2020-2024 di bidang kesehatan yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, maka perlu

1
adanya peningkatan kualitas pelayanan dari seluruh tenaga kesehatan

termasuk tenaga kefarmasian.

Peningkatan mutu sumber daya manusia di bidang kesehatan

mampu dibentuk dengan pendidikan atau pelatihan calon tenaga

kesehatan seperti Praktik Belajar Lapangan (PBL). Sebagai calon

Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) harus memiliki keterampilan bukan

hanya secara teoritis tetapi juga keterampilan di lapangan. Maka dari itu,

dilaksanakanlah Praktik Belajar Lapangan (PBL) sebagai sarana untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan calon Tenaga Teknis Kefarmasian

(TTK) dalam melakukan pelayanan dan manajemen kefarmasian khususnya

di Rumah Sakit.

B. Tujuan

1. Untuk menerapkan dan membandingkan teori dengan praktik di

Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya tentang pengelolaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

maupun dalam pelayanan farmasi klinik.

2. Untuk memahami peran Tenaga Teknis Kefarmasian di rumah

sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan

C. Manfaat

1. Dapat menerapkan dan membandingkan teori dengan praktik di

Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya tentang pengelolaan

Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

maupun dalam pelayanan farmasi klinik.

2
2. Dapat memahami peran Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah

Sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL) berlangsung mulai

dari tanggal 01 November 2021 s/d 30 November 2021. Kegiatan PBL

dilaksanakan dari hari senin s/d sabtu, dibagi menjadi 2 shift yaitu

pukul 07.00 s.d 14.00 WIB, dan pukul 14.00 s/d 21.00 WIB

disesuaikan dengan jadwal yang diberikan dari Rumah Sakit. Tempat

pelaksanaan bertempat di Rumah Sakit Jasa Kartini yang bertempat di

Jl. Otto Iskandardinata No. 15 Kota Tasikmalaya.

E. Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksaan Praktik Belajar Lapangan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah

bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi

menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah

sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik.

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksanaan fungsional yang

menyelenggrakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit

(Permenkes, 2016).

1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman

Organisasi Rumah Sakit. Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri

atas :

a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;

b. unsur pelayanan medis;

c. unsur keperawatan;

d. unsur penunjang medis;

e. unsur administrasi umum dan keuangan;

f. komite medis; dan

4
g. satuan pemeriksaan internal.

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020

tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, Klasifikasi Rumah

Sakit terbagi menjadi dua yaitu Rumah sakit umum dan Rumah sakit

khusus.

a. Klasifikasi Rumah Sakit Umum terdiri atas:

1) Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250 buah.

2) Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 buah.

3) Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling seikit 100 buah.

4) Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 50 buah.

5) Rumah Sakit Kelas D Pratama diselenggarakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus

1) Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Khusus

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 buah.

2) Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Khusus

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 buah.

5
3) Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Khusus

yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 25 buah.

3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

a. Tugas Rumah Sakit

Berdasarkan UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah

sakit, dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

b. Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi

sebagai:

1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan


kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
4. Tujuan Rumah Sakit

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Negara Republik


Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit tujuan Rumah

6
Sakit adalah:
a. Mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan,
b. Memberi perlindungan kepada pasien, masyarakat, lingkungan rumah
sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit,
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit,
d. Memberi kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, serta sumber
daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.

B. Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian dari rumah sakit yang

melaksanakan kefarmasian yang dipimpin oleh seorang apoteker yang

profesional, kompeten dan berwenang secara hukum, dan dibantu oleh

beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan

yang berlaku.

1. Tujuan dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Tujuan kegiatan harian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit antara lain:

a. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh

Apoteker Rumah Sakit yang memenuhi syarat.

b. Meningkatkan penelitian dalam praktek Farmasi Rumah Sakit dan

dalam ilmu Farmasetik pada umumnya.

c. Memberi manfaat kepada penderita, Rumah Sakit, sejawat profesi

kesehatan dan kepada profesi Farmasi oleh Apoteker Rumah Sakit

yang kompeten dan memenuhi syarat.

7
d. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian

e. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktek Farmasi Rumah

Sakit kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi

dan professional kesehatan lainnya.

Berdasarkan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 Tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:

a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai; dan

b. pelayanan farmasi klinik.

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sebagaimana meliputi:

a. pemilihan;

b. perencanaan kebutuhan;

c. pengadaan;

d. penerimaan;

e. penyimpanan;

f. pendistribusian;

g. pemusnahan dan penarikan;

h. pengendalian; dan

i. administrasi.

Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud meliputi:

a. pengkajian dan pelayanan Resep;

8
b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;

c. rekonsiliasi Obat;

d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

e. konseling;

f. visite;

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);

h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

j. dispensing sediaan steril; dan

k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

9
BAB III

TINJAUAN UMUM OBJEK PKL

A. Sejarah Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

Rumah Sakit Jasa Kartini merupakan salah satu lembaga pelayanan

jasa kesehatan di Kota Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Otto

Iskandardinata No 15 Tasikmalaya. Awal diprakarsainya Rumah Sakit

Jasa Kartini bermula dengan didirikannya Yayasan Karsa Abdi Husada

pada tahun 1996 yang mulai melakukan persiapan dan pembangunan

Rumah Sakit Jasa Kartini.

Sebagai salah satu Rumah Sakit Umum swasta di Tasikmalaya,

sejak berdiri sampai saat ini Rumah Sakit Jasa Kartini tumbuh dan

berkembang dengan percepatan yang sangat baik jika dibandingkan

dengan lembaga pelayanan kesehatan sejenis di Kota Tasikmalaya. Ini

terlihat dari sisi pengembangan fisik bangunan, fasilitas pelayanan dan

pengembangan sumber daya manusia. Perkembangan itu diikuti pula

dengan peningkatan kinerja Rumah Sakit secara umum seperti

peningkatan jumlah pasien dan hari rawat, tingkat hunian (Bed Occupancy

Ratio) yang mampu dipertahankan diatas rata-rata, tingkat produktivitas

tempat tidur (bed turn over) yang optimal dan penurunan lama hari rawat

(Average Length of Stay) Pasien.

10
B. Kegiatan Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi penyedia dan

pengguna jasa pelayanan kesehatan dengan mengedepankan

profesionalisme yang dilandasi nilai-nilai kemanusiaan yang berorientasi

pada kepuasan pelanggan. Pelayanan yang tersedia di RS Jasa Kartini,

diantaranya:

1. Pelayanan Medis Keperawatan

a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

b. Instalasi Rawat Jalan (Ralan)

c. Instalasi Rawat Intensif (ICU/ICVCU)

d. Instalasi Rawat Inap (Ranap)

e. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

2. Pelayanan Penunjang

a. Instalasi Farmasi

b. Instalasi Laboratorium

c. Instalasi Radiologi

d. Instalasi Gizi

e. Unit Laundry

f. Kamar Jenazah

g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

h. Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL dan Sanitasi)

i. Ambulan

j. Unit Keamanan dan Transportasi

11
3. Pelayanan Fasilitas Umum

a. Musholla

b. Kantin

c. ATM

d. Area Parkir

e. Taman

f. Ruang Menyusui

g. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

h. Ruang Tunggu

4. Pelayanan/Peralatan Khusus

a. ESWL

b. CT SCAN

c. Endoskopi

d. Kemoterapi

e. Hemodialisa

f. Audiometri

g. Spirometri

h. Treadmill

i. Panoramik

j. Ekokardiografi

k. Medical Check Up

l. Home Care Service

12
C. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

Gambar 3.1. Struktur Organisasi RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

2. Struktur organisasi IFRS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya:

Gambar 3.2. Struktur Organisasi IFRS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

13
Struktur organisasi di Rumah Sakit Jasa Kartini yang berkaitan

dengan Kefarmasian diantaranya:

a. Kepala Instalasi Farmasi

1) Tugas Pokok

a) Mengelola dan mengorganisir pelayanan farmasi rumah

sakit

b) Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan

Rumah Sakit

2) Melakukan supervisi atas:

a) Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

b) Pelayanan Farmasi Rawat Inap

c) Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Logistik farmasi

3) Indikator Keberhasilan:

a) Tersedianya produk perbekalan farmasi yang bermutu,

dalam jumlah yang cukup, terjangkau untuk menunjang

proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

b) Terselenggaranya pengelolaan perbekalan farmasi secara

efektif dan efisien

c) Terselenggaranya pelayanan kefarmasian yang memenuhi

standar mutu yang ditetapkan

d) Terselenggaranya pelayanan farmasi yang berorientasi

pada kepentingan pasien, termasuk pelayanan farmasi

klinik yang bertujuan mengoptimalkan terapi obat pasien

14
b. Apoteker Pelayanan Rawat Jalan

1) Tugas Pokok

a) Mengkoordinir teknis pelaksanaan pelayanan resep dan

administrasi diunit farmasi rawat jalan

b) Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi

c) Melakukan supervisi atas Tenaga Teknis Kefarmasian

Pelaksana Pelayanan Resep Farmasi Rawat Jalan

2) Uraian Tugas

a) Fungsi Perencanaan

b) Fungsi operasional

c) Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

3) Indikator Keberhasilan

a) Terselenggaranya proses pelayanan resep sesuai kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan, cepat, bermutu dan aman

b) Terlaksananya pelayanan farmasi rawat jalan sesuai dengan

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, untuk pelayanan

obat racikan waktu tunggu obat adalah 60 menit, dan untuk

obat non racikan adalah 30 menit

c) Tersedianya perbekalan farmasi yang diperlukan untuk

pelayanan resep pasien rawat jalan dalam jumlah yang

cukup dan pada waktu yang tepat

15
c. Apoteker Pelayanan Rawat Inap

1) Tugas Pokok

a) Mengkoordinir teknis pelaksanaan pelayanan resep dan

administrasi diunit farmasi rawat inap

b) Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi

c) Melakukan supervisi atas Tenaga Teknis Kefarmasian

Pelaksana Pelayanan Resep Farmasi Rawat Inap

2) Uraian Tugas

a) Fungsi Perencanaan

b) Fungsi operasional

c) Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

3) Indikator Keberhasilan

a) Terselenggaranya proses pelayanan resep sesuai kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan, cepat, bermutu dan aman

b) Terlaksananya pelayanan farmasi rawat inap sesuai dengan

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, untuk pelayanan

obat racikan waktu tunggu obat adalah 60 menit, dan untuk

obat non racikan adalah 30 menit

c) Tersedianya perbekalan farmasi yang diperlukan untuk

pelayanan resep pasien rawat inap dalam jumlah yang

cukup dan pada waktu yang tepat

d. Apoteker Pelayanan Farmasi Klinik

1) Tugas Pokok

16
a) Meninjau (review) resep dan melakukan assesment terapi

obat pasien rawat inap

b) Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi

2) Uraian Tugas

a) Pemantauan Terapi Obat

b) Pelayanan Informasi Obat (PIO)

c) Konseling Obat

d) Monitoring Efek Samping Obat

e) Evaluasi Penggunaan Obat

3) Indikator Keberhasilan

a) Terwujudnya penggunaan obat yang rasional (tepat pasien,

tepat obat, tepat dosis, tepat waktu dan cara pemberian,

terhindar dari efek samping obat)

b) Terlaksananya asuhan kefarmasian yang sesuai dengan

standar pelayanan farmasi Rumah Sakit, standar

kompetensi Apoteker dan kode etik profesi apoteker

e. Apoteker Logistik Farmasi

1) Tugas Pokok

a) Melakukan perencanaan kebutuhan obat setiap bulan dan

melaporkan dalam laporan rekapitulasi setiap tahun

b) Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi

2) Tanggung Jawab

Secara struktural bertanggungjawab kepada atasan

17
langsung yaitu Kepala Instalasi Farmasi atas hal-hal yang

meliputi:

a) Kelancaran dan keakuratan jenis dan jumlah penerimaan,

penyimpanan obat, dan pendistribusian obat dan alat

kesehatan di instalasi farmasi

b) Pendataan stok perbekalan farmasi dan tertib administrasi

dan pengelolaan perbekalan farmasi yang ada di logistik

farmasi.

3) Indikator keberhasilan

a) Tersedianya obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh

pasien di rumah sakit dengan jumlah yang cukup dan

sesuai, serta baik kualitasnya

b) Terkontrolnya stok obat di logistik farmasi baik kualitas

maupun kuantitasnya

f. Staf Pengadaan Farmasi

1) Tugas

a) Melakukan pemesanan barang sesuai dengan perencanaan

kebutuhan dengan sepengetahuan kepala instalasi farmasi

b) Memastikan barang yang dipesan sesuai dengan faktur

pembelian

c) Melakukan proses retur ke distributor

d) Pengarsipan faktur

e) Melakukan entry faktur pembelian

18
f) Berkordinasi dengan bagian keuangan dalam hal

pembayaran

g) Melaksanakan entry pengadaan barang untuk kebutuhan

penagihan dari unit diluar farmasi

2) Tanggung Jawab

a) Secara sturktural bertanggungjawab langsung kepada

atasan yaitu Apoteker Logistik Farmasi dan Kepala

Instalasi Farmasi

b) Kelancaran dan keakuratan jenis dan jumlah penerimaan,

penyimpanan obat, dan pendistribusian obat dan alat

kesehatan yang dipesan di instalasi farmasi

c) Pendataan stok perbekalan farmasi dan tertib administrasi

dan pengelolaan perbekalan farmasi yang ada di logistik

farmasi

g. Pelaksana Logistik Farmasi

1) Uraian Tugas

a) Menerima perbekalan farmasi yang telah dipesan oleh

Kepala Instalasi Farmasi sesuai SPO Penerimaan Barang

b) Mencatat perbekalan farmasi yang tidak terkirim dan

kosong PBF pada form obat tidak terkirim dan

menginformasikan ke Apoteker logistik farmasi dan ke

depo farmasi

c) Melayani permintaan perbekalan farmasi dari depo farmasi

19
d) Mencatat barang yang diterima dan dikeluarkan pada kartu

stok dan pada menu komputer (menu pembelian dan menu

pindah lokasi)

e) Melakukan penataan perbekalan farmasi

f) Melakukan stok opname di logistik 1 bulan sekali

g) Menyimpan tembusan faktur dan mengarsipnya, sehingga

ketika dibutuhkan faktur mudah dicari

h) Menerima daftar harga terbaru dari distributor,

mengarsipnya dan mengganti perubahannya di komputer

i) Melakukan pengenceran, dan pengemasan kembali

produksi farmasi

j) Menjaga ketertiban, kelancaran, dan kebersihan logistik

farmasi

2) Tanggung Jawab

Pelaksana logistik Farmasi bertanggungjawab kepada atasan

langsung yaitu apoteker logistik farmasi

h. Administrasi

1) Tugas dan Tanggung Jawab

a) Mengkoordinir perencanaan kebutuhan obat dan alat

kesehatan untuk persediaan stok harian yang optimal di

bagian distribusi farmasi

b) Memverifikasi rencana permintaan perbekalan farmasi

harian yang diajukan ke logistik farmasi

20
c) Mendata stok perbekalan farmasi yang macet di area

distribusi rawat inap dan hampir kadaluarsa selama 1 bulan

sekal

d) Mencatat obat yang terlanjur Expired Date sebagai bahan

pelaporan dan evaluasi

e) Melakukan tertib administrasi dokumen di unitnya

i. Kepala Shift Apotek Rawat Jalan

1) Uraian Tugas

a) Memastikan permintan perbekalan farmasi yang sudah

menipis setiap hari

b) Memastikan pengambilan dan memasukkan perbekalan

farmasi berdasarkan sistem FIFO

c) Mencatat keluar masuknya perbekalan farmasi di kartu

stok

d) Mengerjakan resep dan melakukan double check

e) Memberi laporan ke Apoteker Pelayanan Farmasi Rawat

Jalan tentang permasalahan dan kendala dalam pelayanan

resep secara lisan maupun tertulis

f) Menjaga ketertiban, kerapian dan kebersihan ruang tugas

di lingkungan kerjanyaMelakukan stok opname 1 bulan

sekali di depo farmasi rawat jalan

g) Melakukan kegiatan tertib administrasi

2) Tanggung Jawab

21
Secara struktural bertanggung jawab kepada atasan langsung

yaitu Apoteker Pelayanan rawat jalan atas pelayanan yang

diberikan kepada pasien

j. Pelaksana Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

1) Uraian Tugas

a) Menulis permintan perbekalan farmasi yang sudah

menipis, dan harus melakukan permintaan ke logistik

farmasi

b) Mengambil dan memasukkan perbekalan farmasi

berdasarkan sistem FIFO

c) Mencatat keluar masuknya perbekalan farmasi di kartu

stok

d) Mengerjakan resep dan melakukan double check

e) Memberi laporan ke Apoteker Pelayanan Farmasi Rawat

Jalan tentang permasalahan dan kendala dalam pelayanan

resep secara lisan maupun tertulis

f) Menjaga ketertiban, kerapian dan kebersihan ruang tugas

di lingkungan kerjanya

g) Melakukan stok opname di bagian farmasi rawat jalan 1

bulan sekali

h) Melakukan kegiatan tertib administrasi

2) Tanggung Jawab

Secara struktural bertanggungjawab kepada atasan langsung

22
yaitu Apoteker Pelayanan farmasi Rawat Jalan

k. Pelaksana Pelayanan Farmasi Rawat Inap

1) Tanggung Jawab

Secara struktural bertanggungjawab kepada atasan langsung

yaitu Apoteker pelayanan farmasi rawat inap

2) Uraian Tugas

a) Menulis permintan perbekalan farmasi yang sudah

menipis, dan melakukan defecta atau permintaan barang ke

logistik farmasi

b) Mengambil dan memasukkan perbekalan farmasi

berdasarkan sistem FIFO dan FEFO

c) Melakukan entry transaksi penjualan resep/ retur obat,

print etiket dan pemindah lokasian barang ke dalam sistem

komputer

d) Mengerjakan resep dan melakukan double check

e) Memberi laporan ke Apoteker Pelayanan Rawat Inap

tentang permasalahan dan kendala dalam pelayanan resep

secara lisan maupun tertulis

f) Menjaga ketertiban, kerapian dan kebersihan ruang tugas

di lingkungan kerjanya

g) Melakukan stok opname di bagian farmasi rawat jalan 1

bulan sekali

h) Fungsi Instalasi Farmasi

23
D. Tujuan dan Fungsi Instansi yang Terkait dengan Bidang Kajian

Menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit untuk menjamin ketersediaan

perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta

memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.

Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai mulai dari pemilihan,

perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan

administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan

Kefarmasian. Membentuk depo-depo farmasi sesuai dengan

kebutuhan yang merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah

sakit.

E. Sistem Kerja

Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya beroperasi selama 24

jam, sehingga diberlakukan pembagian jam kerja. Pelayanan 3 shift (24

jam) untuk Instalasi Farmasi Rawat Inap, pelayanan 3 shift untuk Instalasi

Farmasi rawat jalan (pagi, midle, dan sore) dan pelayanan 2 shift untuk

logistik farmasi (pagi dan sore). Shift kerja dibagi menjadi:

1. Shift Pagi: jam 07.00 s/d 14.00 WIB

2. Shift Middle: jam 10.00 s/d 17.00 WIB

24
3. Shift Sore: jam 14.00 s/d 21.00 WIB

4. Shift Malam: 21.00 s/d 07.00 WIB

25
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai (BMHP) di RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

a. Pemilihan

Dalam melakukan pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai, Rumah sakit jasa Kartini memiliki

Formularium Rumah Sakit yang disusun oleh komite Farmasi dan

Terapi (TFT) dan direvisi setiap tahunnya. komite yang terdiri dari

Dokter Spesialis, Apoteker, dan kelompok staf Medis Fungsional ini

bertugas untuk menentukan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai apa saja yang akan disediakan di Instalasi Farmasi

RS Jasa Kartini.

b. Perencanaan

Dalam merencanakan kebutuhan obat, hal-hal yang

diperhatikan oleh Rumah Sakit Jasa Kartini untuk dijadikan acuan

dalam menyusun Rencana Kebutuhan Obat (RKO) adalah sisa stok

barang, penjualan, buffer stock, dan lead time.

c. Pengadaan

Pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP di Instalasi

26
farmasi Rumah Sakit Jasa Kartini berdasarkan akumulasi permintaan

dari setiap depo farmasi. Selain itu, pengadaan dilakukan berdasarkan

Rencana Kebutuhan Obat (RKO) yang dibuat setiap bulannya.

d. Penerimaan

Penerimaaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP dilakukan di

gudang farmasi. Pesanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP dicek oleh

Apoteker penanggung jawab gudang farmasi dan Tenaga Teknis

Kefarmasian. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecekan

adalah kesesuaian antara data didalam faktur dengan barang

pesanannya, seperti nama barang, jumlah, kekuatan sediaan, tanggal

kedaluwarsa, nomor batch, bentuk sediaan, dan kondisi fisiknya.

Ketika semuanya telah sesuai maka barang akan diterima namun jika

tidak maka barang akan diretur.

e. Penyimpanan

Penyimpanan sediaan farmasi di RS Jasa Kartini dilakukan

berdasarkan :

1) Alfabet

Sediaan farmasi yang ada di Instalasi Farmasi RS Jasa

Kartini disimpan secara alfabetis dimulai dari huruf A-Z.

2) Bentuk Sediaan

Sediaan kefarmasian yang ada di Instalasi Farmasi RS

Jasa Kartinidisimpan berdasarkan bentuk sediaan. Beberapa

27
bentuk sediaan yanga ada diantaranya sediaan solid (tablet),

liquid (sirup, suspensi), semi solid (salep, krim), steril (sediaan

injeksi, infus, larutan injeksi, obat asma nebulizer),

suppositoria, serta aerosol (inhaler).

3) Suhu Penyimpanan

Penyimpanan sediaan kefarmasian di Instalasi Farmasi

RS Jasa Kartini dilakukan berdasarkan :

a) Suhu Ruangan (20ºC-25ºC)

Sediaan farmasi yang disimpan pada suhu ruang

diantaranya sediaan tablet, kapsul, sirup, suspensi, sediaan

topikal, sediaan injeksi, infus, inhaler, obat tetes mata, dan

tetes telinga.

b) Suhu Dingin (2ºC-8ºC)

Sediaan farmasi yang disimpan pada suhu dingin

diantaranya insulin, injeksi oksitosin, suppositoria, anti

tetanus, anti bisa ular, Hemapo, dan metilergometrin injeksi.

4) High Alert

Obat-obat high alert merupakan golongan obat-obatan

yang memiliki risiko tingkat tinggi. Pada penyimpanannya,

obat golongan ini disimpan pada suatu rak yang diberi tanda

merah serta terdapat label “high alert” pada setiap kemasan

28
primer maupun kemasan sekunder obat.

5) LASA (Look Alike Sound Alike)

Obat-obatan LASA disimpan pada rak tertentu dan

diberi tanda merah serta label berwarna kuning bertuliskan

“LASA” berwarna merah. Penyimpanan seperti ini dilakukan

untuk menghindari kesalahan pengambilan obat dikarenakan

obat-obatan tersebut seperti terlihat dan terdengar sama. Selain

diletakan pada rak khusus, Tata letak penyimpanan obat LASA

juga dilakukan dengan memberi jarak antara obat yang sama

dengan kekuatan sediaan yang berbeda.

6) Psikotropika

Penyimpanan obat-obatan psikotropik disimpan pada

lemari khusus yang terpisah dari penyimpanan obat-obat

golongan lain, lemari tersebut diberi tanda garis merah dan

dilengkapi dengan 2 lapis pintu serta kunci yang dipegang oleh

Apoteker Penanggung Jawab dan Tenaga Teknis Kefarmasian

(TTK).

7) Narkotika

Penyimpanan obat-obatan Narkotik disimpan pada

lemari khusus yang terpisah dari penyimpanan obat-obat

golongan lain, lemari tersebut diberi tanda garis merah dan

dilengkapi dengan 2 lapis pintu serta kunci yang dipegang

29
oleh Apoteker Penanggung Jawab dan Tenaga Teknis

Kefarmasian (TTK).

8) FIFO/FEFO

Obat-obatan disimpan berdasarkan metode

FIFO/FEFO, dimana barang yang pertama kali masuk akan

dikeluarkan terlebih dahulu serta barang yang mendeketi

waktu kadaluarsa akan dikeluarkan terlebih dahulu.

f. Pendistribusian

Pendistribusian di Instalsi Farmasi Rumah Sakit Jasa

Kartini menggunakan metode resep perorangan, unit dosis dan

One Day Doses untuk pasien pulang serta disetiap ruangan di

sediakan emergency kit yang berisi sediaan faarmasi, alkes,

dan BMHP untuk keadan-keadaan darurat. Sistem yang

digunakan adalah desentralisasi karena Instalsi Farmasi Rumah

Sakit Jasa Kartini memiliki beberapa depo farmasi.

g. Pemusnahan dan Penarikan

Pemusnahan di Rumah Sakit Jasa Kartini dilakukan

pada sediaan farmasi, alkes, dan BMHP yang sudah mendekati

tanggal kedaluwarsa atau yang sudah rusal, Sedangkan

penarikan dilakukan pada sediaan farmasi, alkes, dan BMHP

yang sudah rusak zat aktifnya. Pemusnahan sediaan farmasi,

alkes, dan BMHP di Rumah Sakit Jasa Kartini dilakuan oleh

30
pihak ketiga.

h. Pengendalian

Pengendalian di Instalasi Farmasi RS Jasa Kartini

dilakukan melalui pencatatan pada kartu stok dan melakukan

stok opname setiap 1 bulan sekali untuk menjamin kesesuaian

jumlah stok fisik dan stok yang tercatat pada kartu stok, serta

pengecekan waktu kedaluwarsa. Pengendalian ini juga

bertujuan untuk menghindari kelebihan, kekurangan, atau

bahkan kekosongan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP agar

pelayanan kesehatan terpenuhi sesuai kebutuhan.

i. Administrasi

Administrasi terkait kegiatan pencatatan dan pelaporan

di Instalasi Farmasi RS Jasa Kartini untuk obat golongan

narkotika dan psikotropika pencatatan dan pelaporan data

dilakukan secara online melalui aplikasi SIPNAP (Sistem

Pelaporan Narkotika Dan Psikotropika). Pelaporan data

kefarmasian ini dilaporkan setiap bulan. Sistem pelaporan

dibagi berdasarkan periode penyusunan laporan sebagai

berikut :

1) Laporan Tahunan

a) Draft Rencana Anggaran dan Pendapatan unit farmasi

b) Rencana Program Kerja dan Investasi Unit pelayanan

farmasi

31
c) Rencana Pendidikan dan Pelatihan Karyawan unit farmasi

d) Review Tahunan

2) Laporan Bulanan

a) Laporan pendapatan

b) Laporan pembelian Perbekalan Farmasi

c) Laporan Narkotika, Psikotropik

d) Laporan penggunaan obat pemerintah

e) Laporan jumlah resep

f) Laporan Kekosongan Obat

g) Laporan Kepatuhan Formularium

h) Laporan Kinerja lainnya

3) Laporan Harian/Mingguan

a) Laporan KTD/KNC

b) Laporan komplain pasien

2. Pelayanan Farmasi Klinis

a. Skrinning Resep

Resep yang diterima akan di skrining/telaah terlebih dahulu

untuk mencegah adanya medication error. Telaah resep yang

dilakukan meliputi 3 aspek yaitu:

1) Persyaratan administrasi meliputi nama dokter, SIP, alamat

dokter, signa, tanggal penulisan resep, nama, umur, berat badan,

alamat pasien, tanda tangan atau paraf dokter.

32
2) Persyaratan Farmasetik meliputi nama obat, kekuatan sediaan,

bentuk sediaan, jumlah obat, dosis, serta interaksi farmasetis.

3) Persyaratan Farmakologi meliputi ketepatan indikasi dan dosis

obat, aturan pakai, cara penggunaan obat serta interaksi yang

mungkin terjadi

b. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi merupakan suatu prosedur yang membandingkan

antara instruksi pengobatan dengan obat yang telah diterima oleh

pasien. Hal ini dilakukan supaya pasien tidak mengalami kesalahan

obat (medication error) sehingga terapi yang diperoleh pasien berjalan

dengan baik dan tepat. Rekonsiliasi dilakukan terhadap seluruh pasien,

baik pasien yang telah atau sedang mengkonsumsi obat sebelum

masuk ke rumah sakit maupun pada setiap perpindahan pasien antar

ruang perawatan yang berada di rumah sakit. tahapan-tahapan

rekonsiliasi sebagai berikut :

1) Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data apoteker mencatat dan

memverifikasi obat yang sedang dan akan digunakan oleh pasien.

Data yang akan dicatat dan dikumpulkan dapat diperoleh dari pasien

langsung ataupun keluarga pasien, rekam medis, obat yang dibawa

pasien ketika masuk rumah sakit, dan daftar obat pasien. Data obat

yang digunakan tidak lebih dari 3 bulan terakhir.

33
2) Komparasi

Komparasi ialah membandingkan data obat yang pernah,

sedang dan akan digunakan oleh pasien.

3) Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan

ketidaksesuaian pada terapi yang diberikan kepada pasien

4) mengkomunikasikan kepada pasien apakah obat yang sebelumnya

atau sedang digunakan pasien dihentikan, dihentikan sementara,

ataupun dilanjutkan. Apabila dihentikan, obat-obatan tersebut akan

ditarik oleh pihak rumah sakit dan disimpan di depo pelayanan

farmasi rawat inap.

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat diberikan oleh apoteker kepada

pasien ataupun dapat juga dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian

dibawah pengawasan apoteker. Pelayanan informasi obat di RS Jasa

Kartini meliputi pemberian informasi nama obat, indikasi, aturan

pakai, cara penggunaan, dan efek samping obat.

d. Visite

Visite merupakan kunjungan ke pasien rawat inap oleh tim

dokter, apoteker dan tenaga kesehatan lain. Tujuannya yaitu untuk

mengkaji pemilihan obat, memantau terapi obat, menerapkan secara

langsung pengetahuan farmakologi terapeutik, meningkatkan terapi

obat rasional, dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.

34
Visite di RS Jasa Kartini dilakukan oleh dokter, apoteker,

perawat, ahli gizi, dan fisioterapi dengan membawa CPPT (Catatan

Perkembangan Pasien Terintegrasi) sebagai dokumentasi tertulis dari

hasil visite.

e. Konseling

Konseling dilakukan setiap hari ke ruang pasien untuk

memberikan edukasi terkait cara penggunaan obat khusus yang

memerlukan teknik atau cara khusus baik pasien rawat jalan maupun

pasien rawat inap

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Pemantauan terapi obat merupakan proses yang mencakup

kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan

rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan

obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang

tidak dikehendaki (ROTD) serta alternative terapi. PTO dilakukan

secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur agar

keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui.

B. Formularium Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

1. Proses Penyusunan Formularium Rumah Sakit

Dalam pembuatan Formularium Rumah Sakit, penyusunannya

dilakukan oleh komite Farmasi dan Terapi (TFT) yang terdiri dari dokter

dan apoteker yang dimulai dari mengumpulkan semua usulan perbekalan

35
farmasi dan terapi yang dibutuhkan dan diajukan oleh setiap kelompok

Medik Fungsional (KSM). Proses pengusulan perbekalan farmasi dari KSM

dibatasi dalam jangka waktu tiga bulan sebelum dilakukan musyawarah

KFT. Kemudian usulan tersebut dikumpulkan oleh KFT Rumah Sakit untuk

dilakukan pengkajian berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit. Pengambilan

keputusan pada pengkajian Formularium dapat didasarkan pada data

formularium sebelumnya.

Setelah data dikumpulkan, KFT perlu mengadakan rapat guna

membicarakan implementasi, kebijakan tentang pemilihan, pengadaan,

penyimpanan dan penggunaan perbekalan farmasi. Keputusan rapat pleno

yang menyangkut kebijakan diambil berdasarkan musyawarah. Setelah

Formularium Rumah Sakit resmi terbentuk, maka seluruh pelayanan yang

terkait dengan Farmasi dan Terapi harus didasarkan pada Formularium

Rumah Sakit dan Formularium Nasional.

2. Proses Pendistribusian Formularium Rumah Sakit

Proses pendistribusian Formularium Rumah Sakit didistribusikan

kepada seluruh kelompok Medik Fungsional dan seluruh area yang

berkaitan dengan pelayanan obat dan pelayanan kefarmasian.

Pendistribusian Formularium ini berbentuk buku standar (buku panduan).

Buku ini digunakan sebagai standar pengobatan dalam memberikan

pelayanan yang prima kepada pasien.

3. Proses Revisi Formularium Rumah Sakit

Proses revisi Formularium sama dengan proses pembuatan

36
Formularium. Diusulkan oleh KSM diajukan kepada KFT, proses revisi

Formularium dilakukan setiap 1 tahun sekali.

C. Komite Farmasi dan Terapi di RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya

telah menjalankan beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Komite Farmasi dan Terapi melaksanakan kegiatan pelaporan apabila ada

obat yang baru ditambahkan dalam formularium, maka ada pemantauan

bagaimana penggunaan obat, efek obat yang tidak diharapkan, efek

samping serta medication eror.

b. Melaksanakan pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik dari

persediaan maupun penggunaan.

c. Melaksanakan evaluasi formularium setiap setahun sekali berdasarkan

informasi tentang keamanan dan efektivitas.

Salah satu kegiatan Komite Farmasi dan Terapi (TFT) dalam

menunjang pelayanan medis di Rumah Sakit adalah mengkaji dan

menyusun Formularium RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya yang menjadi

acuan bagi staf medik dan kefarmasian di Rumah Sakit Jasa Kartini.

Pengadaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang sesuai dengan

Formularium sangat membantu dalam pengelolaan dana dan pengadaan

menjadi lebih terarah. Walaupun Formularium sudah dibuat, namun

kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa pola peresepan masih ada

yang tidak mengikuti daftar obat Formularium karena masih ada obat yang

37
dibutuhkan namun berada diluar Formularium Rumah Sakit dan itu

menjadi salah satu tugas bagi Komite Farmasi dan Terapi untuk

mengevaluasi Formularium Rumah Sakit.

D. Tata laksana pelayanan kemoterapi

Tata laksana pelayanan kemoterapi sama dengan pemberian obat-obat

yang lain, yaitu terdiri dari : persiapan pasien, persiapan pemberian obat,

penilaian respon dan monitor efek samping.

38
39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Secara keseluruhan penerapan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai maupun dalam pelayanan

farmasi klinik di Rumah Sakit Jasa Kartini Kota Tasikmalaya selama

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Praktik Belajar Lapangan (PBL)

sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam pelayan kesehatan yaitu

membantu Apoteker dalam pekerjaan kefarmasian, baik dalam

pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai maupun dalam pelayanan farmasi klinik.

B. Saran

1. Tersediannya Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk

meningkatkan pelayanan pada farmasi kegawatdaruratan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2005, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Depkes R.I., 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes R.I., 2009.Peraturan Pemerintah No. 51 tentang Pekerjaan

Kefarmasian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes R.I., 2009, Permenkes Nomor 51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian ,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes R.I., 2014, Permenkes Nomor 58 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Kemenkes R.I. 2016, Permenkes Nomor 72 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta.

Megatsari, H., & Laksono, A.D., 2020, Determinan balita stunting di Jawa

Timur: Analisis data pemantauan status gizi 2017. Amerta Nutrition, 4(2),

109-115.

Presiden Republik Indonesia., 2009, Undang – Undang Republik Indonesia

41
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Jakarta.

RS Jasa Kartini Tasikmalaya, 2019, Profil Jasa Kartini,

https://profil.jasakartini.com/tentang-kami/profil/ diakses 30 November

2021

42
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Alat Kesehatan di Farmasi Rawat Inap RS Jasa Kartini

N
Nama Obat Fungsi
o

  Alat kesehatan diagnosis sederhana  

1 Stethoscope biaural untuk mendengar bunyi organ tubuh mis. jantung,


paru-paru dll.
2 Stethoscope monoaural untuk mendengar bunyi jantung janin dalam
kandungan ibu hamil
3 Termometer Jenis: konvensional, Alat untuk mengukur suhu tubuh dewasa dan
digital, infra red anak/bayi. Dapat diaplikasikan di bawah ketiak,
mulut (oral) dan rektal. Yang terbaru adalah
termometer infra red yang dapat suhu tanpa
menyentuh pasien. mengukur
4 Reflex hammer memeriksa kemampuan refleksi dari bagian
tertentu tubuh kita, misalnya lutut
5 Sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah
6 Speculum Vaginal Speculum atau specula adalah alat yang
dimasukkan ke dalam vaginal yang berfungsi untuk
melihat/ memeriksa bagian yang berada di dalam
vaginal
7 Timbangan Alat untuk mengukur berat badan. contoh
timbangan manual dan digital baik untuk bayi,
anak anak dan dewasa
  Alat Kesehatan untuk Perawatan  
1 Plester (plaster): Digunakan untuk menutupi sesuatu dengan cara
dilekatkan, biasanya luka atau bagian sakit pada
tubuh.
  a. Adhesive tape (plester dalam digunakan untuk menempelkan gaas pada luka, dan
bentuk rol) saat dilepas dari kulit kadang-kadang
meninggalkan residu serta menimbulkan rasa sakit.
Contoh: Hansaplast roll, leukoplast roll
  b. Surgical tape (hypoallergenic tape) plester yang digunakan dalam pembedahan, saat
dilepas dari kulit tidak meninggalkan residu, tidak
menimbulkan rasa sakit, dan tidak menyebabkan
gatal-gatal/alergi. Contoh: Micropore
2 Kasa/kain kasa) kain yang bentuknya seperti ram kawat
(berlubang- lubang kecil) dengan bermacam ukuran
(16/16, artinya dalam setiap inch panjang dan lebar
mampunyai masing-masing 16 lubang)
  a. Kasa gulung/rol hidrofil) Kain kasa non steril untuk membalut luka kecil
(bukan luka yang dalam)
  b. Kasa Steril (Kasa hidrofil steril) Kegunaan adalah untuk menutupi luka-luka supaya
terhindar dari kontaminasi
  c. Dressing (Wound dressing = Penutupan luka yang berfungsi untuk

43
Penutup luka) memudahkan, memperbaiki dan mempercepat
perbaikan luka. Contoh: Tegaderm , Opsite:
Ukuran 15,5x8,5. 20x10. 25x10. 6,5x5
  d. Kasa berisi obat. Kasa mengandung Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan
antiseptik atau antibiotik infeksi. Contoh: Daryantule, Sofratulle

  e. Elastic bandage (Perban elastis) Digunakan untuk kasus cedera kecelakaan atau
olahraga. Biasanya digunakan untuk kasus patah
tulang, terkilir, retak atau juga digunakan waktu
olahraga untuk mengurangi cedera.rasa ngilu pada.
Elastomul Ukuran 8x4, 10x4, 12x4
3 Pembalut leher/ Penyangga leher digunakan untuk menopang kepala dan membatasi
gerak tulang leher (Cervical collar).
4 Pembalut yang mengandung gipsum. Pembalut yang mengandung gipsum. Contoh:
Polygip 3'', 4'', 6''
5 Warm/ hot zak Kantong yang terbuat dari karet untuk diisi air
panas, digunakan untuk kompres panas
6 Ice bag Digunakan untuk kompres dingin
7 Arm Sling untuk mencegah mobilisasi atau diskolasi tulang
lengan yang patah.
8 Urinal menampung urine pada pasien yang buang air kecil
di tempat tidur. Contoh: Urinal Laki-Laki, Urinal
Perempuan
9 Pispot Sodok menampung feses pada pasien yang buang air besar
di tempat tidur.
  Alat Pelindung Diri (APD)  
1 Sarung tangan Melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan penyakit dan melindungi pasien dari
mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan Contoh: Sarung tangan steril dan sarung
tangan non steril.
2 Masker Menahan cipratan sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta
untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh
lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan.
3 Goggles (Pelindung mata) Menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam
luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut,
4 Baju Pelindung Menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain, pada saat merawat pasien yang
diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui droplet/airbone. baju dan kulit
petugas kesehatan dari sekresi respirasi.Pemakaian
baju pelindung terutama adalah untuk melindungi
     
  Alat Penampungan  
1 Urine bag Digunakan untuk menampung air kencing
kapasitas 2 liter (a) dan kapasitas 800 mL (b)

44
2 Colostomy bag Digunakan untuk menampung feces, cairan dan gas
yang keluar dari lubang usus buatan. Colostomy
bag dapat dipakai sementara atau selamanya.
  Catheter  
1 Intra vena catheter (I.V. Catheter) Alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah
vena (sebagai perpanjangan vena). Digunakan
untuk memasukkan obat atau cairan ke dalam
pembuluh darah vena. Contoh: IV Catheter ukuran
12, 14, 18, 20, 22, 24, 26.
2 Nelaton Catheter Digunakan untuk kateterisasi kandung kemih
jangka pendek.
3 Ballon Catheter (Foley Catheter) digunakan untuk pengambilan air kencing terus
menerus dalam sistem tertutup, bebas dari udara
dan polusi di sekitarnya. Biasanya dihubungkan
dengan urinovolumeter urine bag, untuk keperluan
pemeriksaan klinis. Foley Catheter Ukuran 8, 10,
14, 16, 18, 22, 24
4 Oxygen Catheter/ Selang Oksigen/ digunakan untuk mengalirkan gas oxygen ke dalam
Nasal Canul lubang hidung. Pemberian O2 1-6 L/menit dengan
konsentrasi
24% - 44%. Contoh: Nasal Canul Ukuran: Infant,
Child, Adult
5 Oksigen kanula dengan masker Oxygen catheter yang dilengkapi dengan masker
(face mask) dan digunakan untuk konsentrasi
oksigen rendah sampai sedang. Aliran 6-10
L/menit dengan konsentrasi 45% - 60%. Contoh:
Nasal Canul plus mask Ukuran: Infant, Child,
Adult.
6 Masker Kantung oksigen Alat bantu pernafasan berupa masker dilengkapi
dengan
kantung oksigen (reservoir) yang digunakan untuk
konsentrasi oksigen tinggi. Aliran 10-12 L/menit ,
konsentrasi 60% - 80%.
7 Nasogastric tube (NGT)/ Stomach Untuk memasukkan cairan makanan melalui
Tube mulut atau hidung, terutama pada penderita yang
koma
(pingsan), atau pada kondisi tertentu dari mulut dan
tenggorokan. Contoh: Feeding tube ukuran no. 8,
10, 12, 14, 16, 18
8 Rectal Tube Alat yang salah satu ujungnya dimasukkan
ke dalam anus, sedang ujung lainnya dihubungkan
dengan Glycerine Syringe. Digunakan untuk
mengeluarkan gas dari usus dan untuk
membersihkan rektum.
9 Suction Catheter Digunakan untuk menyedot lendir atau cairan
amniotik dari
trachea. Contoh: Suction Catheter No. 8, 14, 16
10 Condom Catheter alat yang disarungkan pada penis atau vagina,
ujungnya dihubungkan dengan urine bag.
Digunakan terutama oleh penderita yang tidak bisa
menahan kencing atau kencing dengan tidak sadar

45
(incontinentia urinae). Condom Catheter Uk. M, L,
XL
11 Jarum suntik Jarum suntik umum. Makin besar nomor makin
kecil diameter jarum
suntiknya. Contoh: Needle Ukuran 18, 23, 25, 27.
12 Spinal Needle Digunakan untuk Lumble Punctie, Keistimewaan
spinal
needle adalah di dalam jarum terdapat lagi sebuah
jarum.
13 Wing Needle Digunakan sebagai vena tambahan (perpanjangan
vena) untuk pengobatan i.v. jangka lama (tidak
lebih dari 48 jam, karena jarum terbuat dari logam
sehingga
mengakibatkan trombosis).
14 Infusion Set sejenis jarum suntik bersayap tapi ukuran jarum
lebih besar.
15
Blood Set digunakan untuk membantu pemberian
Bloodset transfusi darah untuk memenuhi volume sirkulasi
darah, memperbaiki kadar hemoglobin dan protein
serum.
16 set infus yang didesain khusus untuk pemberian
Infuset Buret cairan dengan volume tertentu dengan
memanfaatkan tekanan gravitasi
17 Disposable sypringe(Spuit) Digunakan untuk pemakaian dengan cara
menyuntikkan bermacam-macam obat melalui
kulit, sudah mengandung jarum dan hanya
digunakan untuk sekali pakai. Contoh: Disposible
Syringe 1 ml, 3ml, 5ml, 10 ml, 20 ml, 50 ml lubang
tengah/ lubang pinggir.
18 Pisau scalpel/ MES/ Bisturi Digunakan untuk menginsisi kulit dan memotong
jaringan, dan untuk mengangkat jaringan/benda
asing dari bagian dalam kulit. Alat ini digunakan
bersama pegangannya.
  Lain-lain  
1 Benang bedah Benang untuk menjait setelah penyayatan.
2 Jarum bedah Digunakan untuk menjahit setelah penyayatan.
Hampir selalu di gunakan jarum tajam untuk semua
jaringan kecuali untuk organ yang berlubang
seperti pembuluh darah, usus, di pakai jarum bulat
atau jarum taper.
3 kasa hidrofil yang mengandug Alkohol 70% yang
ALKAFIL berguna antiseptik dan mencegah terjadinya infeksi
pada luka.
4 alat kesehatan yang berupa gel dengan fungsi
untuk mengurangi gesekan dengan menyalurkan
CATHEJELL gel agar licin saat hendak memasukan selang
makan, alat ini juga biasa digunakan untuk selang
kateter air kecil saat pemasangannya.
5 untuk memastikan tidak tertutupnya trachea
ETT sebagai saluran pernapasan dan udara pernapasan
dapat masuk kedalam paru-paru. Ukuran: 2.5, 5.5,

46
7.5
6 Alat untuk menopang mulut pada pasien koma agar
saluran nafas terbuka dimasukkan keorofaring
untuk menghasilkan jalan udara antara lidah dan
langit-langi mulut. Ukuran dapat diketahui dengan
MAYO
mudah melalui warna: Guedel Airway
40mm(merah muda), 50 mm(biru), 60 mm(hitam),
70 mm(putih), 80 mm(hijau), 90 mm(kuning), 100
mm(merah).
7 penutup mata untuk berjemur atau fototerapi bagi
PENUTUP MATA POSEY
baby newborn
8 THREEWAY STOPCOCK AXM untuk mengatur laju cairan kedalam tubuh pasien.
9
untuk menjepit tali pusat yang baru dipotong dari
UMBILICAL JMS plasenta atau ari-ari agar tidak terjadi pendarahan
di pusar pada bayi yang baru lahir
10 alas yang dapat menyerap dan menahan cairan
UNDERPAD 60 X 90 CM / PCS
dengan cepat dan mudah

Lampiran 2. Daftar Obat Narkotik di Rumah Sakit Jasa Kartini


MERK
PATEN
NAMA YANG JENIS
NO SEDIAAN
GENERIK TERSEDIA OBAT
DI RUMAH
SAKIT
1 fentanil Durogesic Cairan injeksi: 10 ml ampul (0,05 Analgesik

47
Path, mg.ml) dan 5 ml ampul (0,05 opioid,
Fentanyl, mg/ml). Transdermal patch: 2,1 anastesi
Etanyl mg/patch, 4,2 mg/patch, dan 8,4 lokal dan
mg/patch. umum
2 kodein, Codein Per tablet: Codein 10 mg, 15 mg, 20 Antitusif &
mg Analgesik
3 petidin Petidin Cairan Injeksi: 25mg/ml Analgesik
opioid
4 morfin MST Cairan Injeksi: 10mg/ ml. Per tablet: Analgesik
Continus, 10 mg, 15 mg opioid
Morfina
5 Codeine, Codipront Per kapsul: Codeine 30 mg, Antitusif &
Guaifensin, Cum phenyltoloxamine 10 mg, Analgesik
Phenyltolozamine Ecpextorant guaiphenesin 100 mg
Per 5 mL sirup: Codeine 11.11 mg,
phenyltoloxamine 3.67 mg,
guaiphenesin 55.55 mg, thyme liquid
extr 55.55 mg

6 codeine, Codipront Per kapsul: codeine 30 mg, Antitusif,


phenyltoloxamine phenyltoloxamine 10 mg; Sirup per 5 antihistamin
ml: Codeine 11.11 mg,
phenyltoloxamine 3.67 mg

7 Codein, Coditam Codein 30 mg, Paracetamol 500 mg Analgesik


Paracetamol opioid

Lampiran 3. Daftar Obat Psikotropik di Rumah Sakit Jasa Kartini


MERK PATEN
N NAMA YANG
SEDIAAN JENIS OBAT
O GENERIK TERSEDIA DI
RUMAH SAKIT
1 Diazepam Valisanbe, Stesolid, Tablet, Injeksi, Obat Benzodiazepin
Diazepam Suppositoria

48
2 Penobarbital Penobarbital Cairan Injeksi: 50 mg/ Antikonvulsan
ml. Per Tablet 30 mg

3 Estazolam Esilgan, Elgran Per Tablet: Estazolam Hipnotik dan Sedatif


1 mg,  Estazolam 2
Gram
4 Metamizole, Proneuron, Analsix Tablet: Metamizole Anti Inflamasi Non
diazepam 500 mg, diazepam 2 Steroid
mg
5 Alpazolam Alpazolam, Per Tablet: 0,25 mg, Hipnotik, Sedatif
Zyprast, Alganax 0,5 mg, 1 mg
6 Midazolam Miloz, Sedacum, Cairan Injeksi: 1 Hipnotik dan Sedatif.
Fortanest mg//ml, 5 mg/ml
7 Clobazam Proclozam, Per Tablet: 10 mg Antikonvulsan golongan
Clobazam, benzodiazepin
Asabium

Lampiran 4. Daftar Obat Kategori LASA di Rumah Sakit Jasa Kartini

NO NAMA OBAT MIRIP UCAPAN (SOUND ALIKE)


1 AlloPURINOL HaloPERIDOL
2 DOPamin DOBUtamin
3 AmiTRIPTILIN AmiNOPHILIN
4 urdaHEX urdaFALK
5 Asam MEFENAmat Asam TRANEKSAmat

49
6 metFORmin metRONIdaZOL
7 ePINEFrin efeDRIN
8 ceFOTAXIM ceFTRIAXON
9 epeXOL epiSAN
10 NiCARdipin NiFEdipin
11 CIPROfloxain LEVOfloxacin
12 cepeFIM cefiXIM
13 PROneuron FORneuro
14 pheniTOIN venTOLIN
15 CETIrizin KETRIzin
     

NO NAMA OBAT KEMASAN MIRIP (LOOK ALIKE)


1 Brainact tab Spirola tab
2 Episan sirup Epexol sirup
3 Cortidex tab Heptasan tab
4 Cefotaxim injeksi Ceftriaxon injeksi
5 Ceftizoxime injeksi Ceftazidim injeksi
6 Bicrolid tab Clanexi tab
7 Mefinal tab Erysanbe tab
8 Baquinor forte tab Pumpitor kapsul
9 Amoxan sirup Cefat sirup
10 Santibi tablet Sanprima tab
NO NAMA OBAT SAMA KEKUATAN BEDA
1 Catflam 25 mg tab Cataflam 50 mg tab
2 Amoxan 250 mg kapsul Amoxan 500 mg kapsul
3 Amoxan sirup Amoxan forte sirup
4 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
5 Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
6 Neurotam 400 mg Neurotam 800 mg
7 Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
8 Glimepiride 1 mg Glimepiride 2 mg, 3 mg
9 Sanmol sirup Sanmol forte sirup
10 Bisoprolol 2,5 mg Bisoprolol 5 mg

50
Lampiran 5. Daftar Obat Dan Alkes dalam Box dan Trolly Emergency
N Bentuk Sediaan dan Kekuatan Suhu
Nama Obat
o Dosis Penyimpanan

1 Aminophyllin Injeksi <30' C


2 Amiodarone Injek <25' C
3 ATS 1500 UI 2-8' C
4 Adrenalin Injek(Epineprine ) inj 0,1% (i.v./s.k./i.m.)
5 Asam Traneksamat Injek 250 mg <30' C
6 Calcii Gluconas Injek <30' C
7 Cetadop injeksi <30' C
8 Clopidogrel 75 mg Tablet
9 Dexamethason Injek
10 Dexketoprofen Injek <30' C
11 Diphenydramine Injek inj 10 mg/ml <25' C
12 Ketorolac 30 mg Injek
13 NIcardipine Injek @5 <25' C
14 Sulfas Atropin Injek inj 0,25mg/ml (i.v/i.m/s.k) <30' C
16 Tramadol Injeksi 100 mg/2ml <30' C
17 Buscopan Injek <30' C
18 Dobutamin Nvl <25' C
19 Ephedrin Injek <30' C
20 Fargoxin Injek <30' C
22 Farpresin Injek <30' C
23 Farsorbid Injeksi <30' C
24 Furosemide Injek <30' C
26 Inviclot 5 ml Injek <30' C
27 Kalnex 250 mg Injek <30' C
28 Kalnex 500 mg Injek <30' C
30 Lidocain Injek inj 2% (infiltr/p.v.) <25' C
31 Nairet Injek <30' C
32 Na Phenitoin Injek 50 mg/ ml <25' C
33 N-Epi Injek <30' C
34 Norephineprine Injek 4mg/4ml @5 <30' C
36 Phenobarbital Injek 50 mg <25' C
38 Valisanbe Injek inj 5 mg/ml (i.v.) <30' C
39 Vitamin Injeksi K @30 <30' C
40 Levemir Flex 2-8' C
41 Novomix Flex 2-8' C
42 Sansulin G dispopen 2-8' C

51
Lampiran 6. Daftar Obat Electrolit Konsetrat dan Infusan Emergency
Suhu
No Nama Obat Bentuk Sediaan dan Kekuatan Dosis
Penyimpanan
Natrium Bikarbonat 84 miligram
1 Meylon Natrium 1 mm <30' C
Bikarbonat 1 mm
2 Mg SO4 20% Magnesiaum Sulfat 5 gram <30' C
3 Mg SO4 40% Magnesiaum Sulfat 10 gram <30' C
Kalium Klorida 7,46%, Kalium 1meq/ml,
4 KCL ( Potassium ) <30' C
Klorida 1 mg/mg
5 Dextrose 40 % Otsu DEXTROSE MONOHYDRATE 400 MG <30' C

Suhu
No Nama Obat
Penyimpanan
1 4A Wida <30' C
2 NaCl 3% ots <30' C
3 Nacl 0.9% 500 ml <30' C
4 Nacl 0.9% piggy 100 ml <30' C
5 Ringer Lactate <30' C
6 Futrolit Infus <30' C
7 Kabiven 1440 ml <30' C
8 KA EN 3B <30' C
9 Dextrose 10 % wida <30' C
10 Gelafusal <30' C
11 Dextrose 5% <30' C
12 KA EN 1B <30' C
13 Tridex 27 B <30' C
14 Tridex Plain <30' C
15 Tutofusin OPS <30' C
16 Clinimix 15 E Infus <30' C
17 Manitol <30' C
18 Asering <30' C

Lampiran 7. Daftar Obat dan Alkes di Trolly Emergency IGD

52
NAMA OBAT/ ALKES SATUAN BANYAKNYA

53
Na Phenithoin Inj Ampul 10
Amiodarone inj Ampul 3
Sulfas atropin Inj Ampul 10
Epineprin Inj Ampul 10
Indop Inj Ampul 1
Dobutamin Inj Vial 5
MgSO4 20% btl 5
MgSO4 40% btl 5
D 40% btl 10
Spuit 1 cc pcs 2
Spuit 3 cc pcs 2
Spuit 5 cc pcs 2
Spuit 10 cc pcs 2
Spuit 20 cc pcs 2
MAYO (PUTIH) NO. 7 pcs 3
MAYO (HIJAU) NO. 8 pcs 3
MAYO (KUNING) NO. 9 pcs 2
MAYO (MERAH) NO. 10 pcs 3
SELANG SUCTION NO. 8 pcs 2
SELANG SUCTION NO. 10 pcs 2
SELANG SUCTION NO. 12 pcs 2
SELANG SUCTION NO. 14 pcs 2
ETT NO. 2.5 pcs 2
ETT NO. 3 pcs 2
ETT NO. 3.5 pcs 1
ETT NO. 4 pcs 2
ETT NO. 5 pcs 1
ETT NO. 5.5 pcs 2
ETT NO. 6 pcs 2
ETT NO. 6.5 pcs 2
ETT NO. 7 pcs 1
ETT NO. 7.5 pcs 1
IV CATH 18 pcs 3
IV CATH 20 pcs 3
IV CATH 22 pcs 3
IV CATH 24 pcs 3
IV CATH 26 pcs 3
VKC (IV dressing) pcs 5
Spalk pcs 3
Perban gulung pcs 3
Infuset anak pcs 3
Infuset dewasa pcs 3
NRBPM DEWASA pcs 3
NASAL CANUL pcs 3
CHEST LEAD DEWASA pcs 3
AQUADEST pcs 8
THREEWAY pcs 3
SELANG PERFURSOR pcs 3
Spuit 50 CC (perfussor) pcs 3

54
Foley cath 8 pcs 1
Foley cath 10 pcs 2
Foley cath 16 pcs 3
Feeding tube 14 pcs 1
Feeding tube 16 pcs 2
Feeding tube 18 pcs 2
Disp 50 mL ft pcs 2
Urinebag pcs 5
Cathejell pcs 5

Lampiran 8. Daftar Obat dan Alkes di Box Emergency di Ruang Perawatan


Daftar paket obat dan alat kesehatan di box emergensi Ponek Maternitas
NAMA OBAT/ ALKES SATUAN BANYAKNYA
LIDOCAIN INJ Ampul 1
CA GLUCONAS INJ Ampul 1

55
DOBUTAMIN INJ vial 1
EPINEPHRIN INJ Ampul 2
DOPAC INJ Ampul 1
AMINOPHYLLIN INJ Ampul 1
SELANG O2 DEWASA pcs 1
SPUIT 1 CC pcs 1
SPUIT 3 CC pcs 1
SPUIT 5 CC pcs 1
SPUIT 10 CC pcs 1
SPUIT 20 CC pcs 1
HANDSCHUN STERIL 7,5 Pcs 1

Daftar paket obat dan alat kesehatan di box emergensi Ponek Neonatus
NAMA OBAT/ ALKES SATUAN BANYAKNYA
CA GLUCONAS INJ Ampul 1
ATROPIN SULFAT INJ Ampul 4
EPINEPHRIN INJ Ampul 2
AMINOPHYLLIN INJ Ampul 1
VIT K INJ Ampul 1
HANDSCHUN STERIL 7,5 pcs 1
SELANG O2 ANAK pcs 1
SPUIT 1 CC pcs 1
SPUIT 3 CC pcs 1
SPUIT 5 CC pcs 1
SPUIT 10 CC pcs 1
SPUIT 20 CC Pcs 1
Daftar paket obat dan alat kesehatan di box emergensi ruang 2B
NAMA OBAT/ ALKES SATUAN BANYAKNYA
Furosemid inj Ampul 1
Vitamin K inj Ampul 1
Asam tranexamat 500mg inj Ampul 1
Sulfas atropin inj Ampul 4
Efedrin inj Ampul 1
Ephineprin inj Ampul 2
Diphenhidramin inj Ampul 1
..m m['l; pcs 1
Handscoon steril 7,5 pcs 1
Disp 1cc, 3cc, 5 cc, 10 pcs 1
MgSo4 20% pcs 2
MgSo4 40% Pcs 2

56
Lampiran 9. Dokumentasi
N FOTO KETERANGAN
O
1
Meja kerja billing
rawat inap

2
Tmpat
penyimpanan
infusan

3 Tempat
penyimpanan
injeksi

57
4
Tempat
penyimpanan oral

5
Tempat
penyimpanan
alkes

Lembar
permintaan obat
ke gudang

58
7
Tempat
penyerahan dan
penerimaan obat

Lemari pendingin
2-8’ C

9
Lemari
penyimpanan
narkotik dan
psikotropik

10

59
Kertas puyer

11
Tepat racikan dan
alat meracik

12
KTO

60
13
Etiket putih untuk
obat dalam etiket
biru untuk obat
luar

14
Kartu kontrol suhu
dan kelembaban

15
Kartu kontrol suhu

61
16
Lembar laporan
rekapan
penggunaan
narkotika

17
Lembar bukti
pengeluarn

18
Blangko
pengembalian
alkes

62
19
Blangko
permintaan alkes

20
Salinan resep

21
Resep BPJS

63
22
Resep Asuransi

23
Resep Umum

24
Jadwal kunjungan
medrep atau
salesmen

64
25
Lembar surat
pesanan obat-obat
tertentu

26
Lembar surat
pesanan narkotika

27 Lembar surat
pesanan
psikotroppika

65
28 Lembar paket
anastesi atau
bedah

29
Buku penerimaan
oksigen

30
Gudang

66
Rak penyimpanan
31 generik di gudang

32
Lembar blangko
pesanan obat

33
Data vendor

34

67
Rak peyimpanan
obat high alert di
gudang farmasi

35
Buku defecta
gudang

36
Troli Emergency

37

68
Suhu ruangan
gudang

Lampiran 10. Curriculum Vitae

69
Curiculum Vitae
NAMA : Isma Aenul Jannah
NIM : P2.06.30.1.19.020
TEMPAT/TANGGAL : Majalengka, 21 Maret 2001
LAHIR
JURUSAN : FARMASI
PROGRAM STUDI : D III FARMASI
PENGALAMAN : 1. OSIS SMA Negeri 1 Jatiwangi.
ORGANISASI 2. Himpunan Mahasiswa Farmasi Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.

PELATIHAN/SEMINAR : 1. Webinar dan Talk Show “Generasi Muda


Produktif, Cerdas, dan Tolak
Penyalahgunaan Obat di Era New Normal”
2. Seminar dan Workshop “Penanganan
Kegawadaruratan Rumah Sakit Dr.
Soetomo 2020”.
3. Webinar and Talk Show Farmakosena 2021
"Pengaruh Digital Marketing Terhadap
Peningkatan Omzet Penjualan Dalam
Pelayanan Kefarmasian"
ALAMAT : Blok Minggu No. 23 RT/RW 001/001, Desa.
Wanasalam, Kec. Ligung, Kab. Majalengka,
Jawa Barat

NOMOR TELEPON : 082320506764

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.

70
Tasikmalaya, Desember 2021

(Isma Aenul Jannah)

NIM. P20630119020

71
Curiculum Vitae
NAMA : Ridwan Nuryadin
NIM : P2.06.30.1.19.030
TEMPAT/TANGGAL : Ciamis, 30 November 1999
LAHIR

JURUSAN : FARMASI
PROGRAM STUDI : D III FARMASI
PENGALAMAN : 1. Himpunan Mahasiswa Farmasi
ORGANISASI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
2. Unit Kegiatam Mahasiswa Taekwondo.

PELATIHAN/SEMINAR : 1. Training Management of Organization


2020 “Build Character and Mindset To Be
An organizator”.
2. Seminar Kesehatan dan Workshop 2020
“Penanganan Kegawat Daruratan dan
Kebencanaan Sebagai Upaya Pelayanan
Kesehatan Kolaboratif”.
3. Pelatihan Public Speaking 2020 “Be A
Good Speaker To Be A Good Quality”.
4. Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Gawat
Darurat RS Soetomo Surabaya Tahun
2020.
5. Webinar 2020 “Produksi Hand Sanitizer
dan Regulasi Produk PKRT”.
6.Webinar Farmasi Kompetisi dan Seminar
Nasional 2021 (FARMAKOSENA 2021)
“Pengaruh Digital Marketing terhadap
Peningkatan Omzet Penjualan dalam
Pelayanan Kefarmasian”.
ALAMAT : Perumahan Permata Balaraja Blok A.52 No.
23 RT/RW. 08/01 Ds. Saga Kec. Balaraja Kab.

72
Tangerang, Banten.
NOMOR TELEPON : 082297403126

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.

Tasikmalaya, Desember 2021

(Ridwan Nuryadin)

NIM. P20630119030

73
Curiculum Vitae
NAMA : Yusep Saeful Miftah
NIM : P2.06.30.1.19.040
TEMPAT/TANGGAL : Ciamis, 08 September 2000
LAHIR

JURUSAN : FARMASI
PROGRAM STUDI : D III FARMASI
PENGALAMAN : 1. Himpunan Mahasiswa Farmasi
ORGANISASI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
PELATIHAN/SEMINAR : 1. Seminar Kesehatan dan Workshop 2020
“Penanganan Kegawat Daruratan dan
Kebencanaan Sebagai Upaya Pelayanan
Kesehatan Kolaboratif”.
2. Pelatihan Public Speaking 2020 “Be A
Good Speaker To Be A Good Quality”.
3. Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Gawat
Darurat RS Soetomo Surabaya Tahun
2020.
4. Webinar 2020 “Produksi Hand Sanitizer
dan Regulasi Produk PKRT”.
5. Webinar Farmasi Kompetisi dan Seminar
Nasional 2021 (FARMAKOSENA 2021)
“Pengaruh Digital Marketing terhadap
Peningkatan Omzet Penjualan dalam
Pelayanan Kefarmasian”.
ALAMAT : Desa Langkapsari Kecamatan banjaranyar
Kabupaten Ciamis
NOMOR TELEPON : 081324516322

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

74
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.

Tasikmalaya, Desember 2021

(Yusep Saeful Miftah)


NIM. P20630119040

75

Anda mungkin juga menyukai