(Laporan Penelitian)
Disusun Oleh:
Muhammad Rizki Al-Fathir
Muhammad Taufik
Muhammad Riko Agustian
Mayang
Nabila Setiawan
Nirma Ruhil Hadi Putri
Raisya Desilva
Roghalda Firdaus Yusmawan
Ridwan Safari Hidayat
Rizki Nopitasari
Sintia Nurfadillah
Septiadi Gustaman
Puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan penelitian
ini, tak lupa Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
Wasallam, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabi’it tabi’in, juga kepada kita semua
yang mudah-mudahan selalu berada dalam rahmat dan ridha Allah Subhanahu wata’ala.
Aamiin.
Dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari kesulitan dan masalah dalam
pengerjaannya, akan terapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka kesulitan dan masalah
tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Badru Tamam M.Pd selaku kepala sekolah MAN 2 Sukabumi;
2. Ibu Iklimawati S.Ag selaku guru mapel tersebut
3. Rekan-rekan kelas yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini;
Serta kepada seluruh pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini
Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan penelitian ini dan semoga
Laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Sukabumi, 03 November
2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan wawancara........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................5
A. Budidaya.........................................................................................................................5
B. Ayam Petelur...................................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................7
A. Metode Penelitian............................................................................................................7
B. Narasumber.....................................................................................................................7
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Observasi...................................................................7
1. Waktu..........................................................................................................................7
2. Tempat.........................................................................................................................7
BAB IV HASIL OBSERVASI.................................................................................................8
A. Hasil Wawancara............................................................................................................8
1. Latar Belakang Bapak Padawami mendirikan usaha ayam petelur.............................8
2. Awal mula Bapak Padawami memulai usaha ayam petelur........................................8
3. Keseharian Bapak Padawami sebagai pengusaha ayam petelur..................................8
4. Kendala dan kesulitan menjadi pengusaha ayam petelur menurut Pak Padawami.....9
5. Keuntungan dan kerugian ketika menjadi pengusaha ayam petelur menurut Pak
Padawami............................................................................................................................9
B. Cara Membudidayakan Ayam Petelur..........................................................................10
1. Memilih lokasi untuk peternakan..............................................................................10
2. Maksimalkan penggunaan lahan...............................................................................10
3. Pilih bibit ayam terbaik.............................................................................................10
4. Ketahui nutrisi dan makanan yang dibutuhkan ayam................................................11
5. Jaga kesehatan dan kebersihan ayam........................................................................11
6. Sortir telur saat panen................................................................................................11
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
LAMPIRAN............................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang- undang Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang dijamin di dalam UUD RI 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan
memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, indonesia seharusnya dapat
memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri.
Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin besar. Jumlah
penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan.
Budi daya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan, khususnya
telur.
Peluang wirausaha di bidang budi daya ternak unggas petelur sangat besar, terutama
adalah ayam petelur. Hal ini dikarenakan kebutuhan telur untuk memenuhi nutrisi masyarakat
sangat tingggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budi daya ternak unggas petelur
sangat menarik.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan wawancara
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Budidaya
Budidaya adalah suatu usaha yang dilakukan secara tersusun rapi dan juga terencana
untuk bisa memelihara dan juga mengembangbiakan suatu tanaman atu hewan tertentu agar
tetap terjaga kelestarian nya dan juga bisa mendapatkan hasil yang bermanfaat serta berguna
untuk memenuhi kebutuhan hajat setiap manusia.
Pengertian lain dari budidaya adalah suatu upaya mengembangbiakan hewan ataupun
tumbuhan yang dilakukan oleh para peternak atau para petani. Biasanya, para petani akan
membudidayakan tanaman pangan seperti tanaman sayuran dan buah-buahan, sampai
tanaman-tanaman hias yang cantik.
Sedangkan para peternak biasanya akan melakukan budidaya hewan ternak yang biasa
dijadikan sebagai salah satu sumber makanan, mulai dari hewan ayam, bebek, sapi, ikan, atau
hewan ternak lainnya. Nantinya, hasil dari budidaya tersebut bisa dijual agar mereka bisa
mendapatkan keuntungan tertentu.
B. Ayam Petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap
dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah
dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang
banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi
yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi
daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam
petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal
ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup
lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah
yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola
kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, oran mulai mengenal ayam
lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda
(Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini
5
kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan
ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar
negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan
ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang
dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang
Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti
ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan.
Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak
tetapi tidak enak dagingnya.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras
petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati
orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika
itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara
ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat
mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging
yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur
dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin,
sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional
saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya
dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-
unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini
memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya.
Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan
ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini.
Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.
BAB III
METODE PENELITIAN
6
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei adalah
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa
lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel
dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel
yang diambil dari populasi tertentu. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan
(wawancara atau kuisioner) dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
B. Narasumber
Bapak Padawami pemilik usaha ayam petelur
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A. Hasil Wawancara
7
1. Latar Belakang Bapak Padawami mendirikan usaha ayam petelur
Bapak Padawami adalah seorang perantau yang telah mengunjungi daerah-daerah
Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Beliau mengatakan bahwa mata pencahariannya
dahulu adalah serabutan, apapun yang beliau mampu maka akan beliau lakukan. Asal
daerah beliau adalah Kp. Pasir Bogor. Beliau memiliki anak 3 yang semuanya sudah
sarjana. Alasan beliau mendirikan usaha ayam petelur adalah beliau memikirkan usia
beliau yang sudah lanjut sehingga beliau tidak bisa merantau lagi. Lalu beliau berpikir
untuk mendirikan peternakan ayam petelur.
8
akan di kirimkan ke warung milik anaknya untuk di pasarkan. Tiap harinya dapat
menghasilkan sebanyak kurang lebih 436 telur dan paling banyak sekitar 500 telur. Jika di
rupiahkan, itu bisa menjadi sebesar Rp. 200.000,00 per hari. Dan paling tinggi ketika
pakan turun harganya, yaitu sebesar Rp. 350.000,00 per hari.
Lalu tiap dua hari sekali, Beliau menyemprotkan cairan MA4 dan Antiseptic untuk
kebersihan dan kesehatan ayam-ayam miliknya. Beliau mengatakan bahwa jika kandang
tidak rutin di semprot dengan cairan MA4, maka akan menyebabkan munculnya penyakit
amonia yang berbahaya bagi mahluk hidup. Penyemprotan dilakukan ketika sore hari.
Setelah semuanya telah diselesaikan, beliau pulang sekitar jam lima sore dan
membiarkan ayam-ayam miliknya tidur. Menurut Beliau, ayam-ayam disini tidak
memerlukan pengawasan yang lebih, karena selama dia menjadi pengusaha ayam petelur,
tidak ada hewan pemangsa yang memakan ayam-ayamnya dan juga manusia yang mencuri
ayam-ayamnya, sehingga tidak diperlukan pengawasan yang lebih ketika malam hari.
Setiap tiga bulan sekali, ayam-ayam tersebut disuntikan cairan perangsang. Beliau
mengatakan bahwa ayam-ayam miliknya itu tidak memakai ayam jantan untuk
menghasilkan telur, tetapi dengan menggunakan cairan perangsang.
4. Kendala dan kesulitan menjadi pengusaha ayam petelur menurut Pak Padawami.
Selama menjadi pengusaha ayam petelur, Pak Padawami mengatakan tidak ada
kendala yang benar-benar sulit untuk di selesaikan. Beliau mengatakan bahwa kendala itu
bisa terjadi karena kita tidak bisa merawat ayam-ayam dengan baik. Selama kita merawat
ayam dengan baik, maka tidak akan ada kendala yang cukup berarti. Tetapi, kesulitan
kesulitan kecil tentunya selalu ada mendampingi menurut Beliau. Seperti suara petir dan
gemuruh yang mempengaruhi produksi telur, harga pakan yang mahal, juga penyakit yang
bisa muncul kapan saja menyerang ayam-ayam tersebut.
5. Keuntungan dan kerugian ketika menjadi pengusaha ayam petelur menurut Pak
Padawami.
Rata-rata pendapapatan tiap harinya itu ketika harga pakan mahal sekitar Rp.
200.000,00 dalam 500 ayam. Ketika harga pakan murah, pendapatannya bisa naik menjadi
Rp.350.000,00. Itu adalah pendapatan bersih beliau, dan menurut beliau juga, itu masih
ada untungnya.
Beliau mengatakan bahwa kerugian menjadi pengusaha ayam petelur itu ketika tidak
bisa merawat ayam-ayamnya dengan baik. Juga beliau tidak pernah mengalami kerugian
9
yang begitu parah. Keterampilan dan pengalaman beliau yang banyak, membuat beliau
mahir dalam menjaga, merawat, dan memelihara ayam-ayamnya.
Bagus tidaknya kualitas telur yang dihasilkan nanti sangat dipengaruhi oleh bagus
tidaknya bibit ayam yang digunakan. Oleh sebab itu pastikan Anda memilih bibit ayam
petelur yang terbaik. Ciri dari bibit ayam petelur yang bagus antara lain fisiknya tidak
cacat, bulunya lebat merata dan sehat. Kalau Anda belum paham tentang bibit ayam tidak
ada salahnya meminta bantuan kepada yang lebih ahli agar tidak salah pilih.
10
4. Ketahui nutrisi dan makanan yang dibutuhkan ayam
Bibit yang bagus saja belum cukup karena Anda harus menopangnya juga dengan
makanan terbaik dan vitamin agar nutrisinya terpenuhi. Biasanya jenis pakan yang bagus
mengandung mineral, karbohidrat, protein, kalsium dan juga vitamin.
Anda bisa memenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan seperti di atas dengan memberikan
makanan berupa konsentrat yang dicampurkan dengan jagung dan dedak. Berikan
makanan sesuai dengan porsi yang dibutuhkan agar ayam tidak menjadi kurus namun
tidak juga kegemukan. Ayam yang kurus dan terlalu gemuk telurnya kurang bagus secara
kualitas.
11
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penelitian yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
12
https://accurate.id/bisnis-ukm/budidaya-adalah/
https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/peternakan/ayam_petelur.pdf
https://ranahresearch.com/metode-penelitian-dan-jenis-metode-penelitian/
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/panduan-cara-memulai-usaha-
ayam-petelur-untuk-pemula
LAMPIRAN
13
14