Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah


SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita
semua, sehingga dengan berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta salam tak lupa pula kami
kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang
dihiasi oleh imam, islam dan ihsan.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada ibu Nurhidayah, S.Pd, M.Pd yang telah memberi kami tugas untuk
membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan kita semua. Makalah ini berisikan tentang “BIOEKOLOGI CRUSTACEA”.
Kami menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbatasan, meskipun
telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang telah
kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat di
harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini kami berharap
semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya
Rabbil’alamin.

Maros, 17 September 2021

Penyusun

Crutacea Page 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………..………………………………………………………1

Daftar Isi…….……………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………...…………………………………3

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..3

C. Tujuan Penulis………….………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Crustacea…………………………………………..…..………5
B. Klasifikasi Crustacea……………………………………..………..………5
C. Morfologi Crustacea………………………………...……………………10
D. Habitat atau tempat tinggal Crustacea…………………………………....13
E. Pola penyebaran Crustacea………………………………………………14
F. Proses atau siklus hidup Crustacea…………………………………...….16

BAB III PENUTUP

A. Simpulan…………………………………………………………..……18

B. Saran………………………………………………………………...…..18

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..19

Crutacea Page 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut


juga hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis
crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian
besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.

Tubuh crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala


dan dada yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap
ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Pada bagian perut, terdapat 5 kaki renang.
Pada bagian sefalothoraks terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas
(maksila), dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di bagian kepala - dada
terdapat 5 pasang kaki (1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan). Memiliki kulit
keras (karapaks) di daerah kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata
majemuk yang bertangkai. Badan belakang pada udang melengkung diakhiri
dengan ekor.

Sistem pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke lambung


lalu usus dan yang terakhir ke anus. Crustacea bernapas dengan insang. Sistem
sarafnya merupakan susunan saraf tangga tali. Sistem peredaran darah terbuka.
Mengalami fertilisasi internal. Pada umumnya perkembangan melalui fase larva.
Crustacea mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada. Habitat terutama di air
tawar maupun air laut dan sedikit di darat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Crustacea?

2. Apa-apa saja yang termasuk klasifikasi dari Crustacea?

3. Seperti apakah morfologi Crustacea itu?

Crutacea Page 3
4. Dimanakah habitat atau tempat tinggal Crustacea?

5. Bagaimana pola penyebaran Crustacea?

6. Bagaimana proses atau siklus hidup dari Crustacea?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami defenisi Crustacea

2. Untuk engetahui dan memahami apa-apa saja yang termasuk klasifikasi


dari Crustacea.

3. Untuk engetahui dan memahami morfologi Crustacea.

4. Untuk mengetahui dan memahami dimana habitat atau tempat tinggal


Crustacea.

5. Untuk mengetahui dan memahami pola penyebaran Crustacea.

6. Untuk mengetahui dan memahami proses atau siklus hidup dari Crustacea.

Crutacea Page 4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Crustacea

Krustasea atau Udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari


artropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan
biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan
yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.
Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.
Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat
parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.

B. Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan ukuran tubuhnya crustacea dikelompokkan sebagai berikut:

1. Entomostraca ( udang tingkat rendah)

Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun


zooplankton.Mereka juga dapat digunakan sebagai pakan ikan, seperti : Daphnia
sp. sebagai pakan ikan hias ; Copepoda sebagai pakan ikan laut. Entomostraca
dapat dibagi menjadi 4 ordo yaitu: Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan
Cirripedia.

Crutacea Page 5
1) Branchiopoda

Branchiopoda (kutu air) merupakan kelompok Crustacea kecil


yang menjadi salah satu penyusun zooplankton, contohnya seperti
Daphnia pulex dan Asellusaquaticus. Mereka memiliki tubuh pucat dan
transparan, tetapi tidak mempunyai cephalotorax. Dan hampir semua
Branchiopoda hidup di perairan tawar. Keunikan dari ordo ini adalah
mereka berkembang biak secara partenogenesis.

2) Ostracoda

Ostracoda merupakan kelompok Crustacea yang terdapat di air


tawar maupun air asin.Ostracoda berperan dalam keseimbangan ekosistem
sebagai: herbivora dengan memakan ganggang; karnivora dengan
memakan Crustacea kecil dan Annelida; scavenger dengan memakan
bangkai dan detritus. Ostracoda memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak tampak
jelas. Padatubuhnya, Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang
beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila
kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya,

Crutacea Page 6
Ostracoda memiliki sebuah matanauplius.Contoh dari Ostracoda antara
lain Cypris candida dan Codona suburdana.

3) Copepoda

Copepoda merupakan salah satu penyusun zooplankton. Sebagian


besar dari Copepoda hidup bebas di perairan, baik di air tawar maupun air
laut. Namun 25%dari Copepoda hidup sebagai ektoparasit. Copepoda
bersifat filter feeder yaitu memakan fitoplankton. Tubuh Copepoda
berbentuk silindris dan pendek seperti halnya Branchiopoda, Copepoda
juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dansebagainya
pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang
dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang
membulat, 6ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen.Contoh dari
Copepoda adalah Argulus indicus dan Cyclops.

4) Cirripedia

Cirripedia mempunyai bentuk tubuh yang berbeda dari 3 ordo


sebelumnya. Tubuh Cirripedia yang terdiri dari kepala dan dada tertutup
oleh karapas yang berbentuk cakram. Dan ruas-ruas tubuhnya tidak terlihat
jelas. Cirripedia ada yang bersifat parasit dan nonparasit. Mereka yang
hidup parasit akan menempel di dasar kapal, perahu, dan tiang-tiang yang
tertanam di pantai.Cirripedia termasuk filter feeder dengan memakan
mikroplankton.Contoh dari Cirripedia adalah Bernakel dan Sacculina.

Crutacea Page 7
2. Malakostraca (udang tingkat tinggi)

Kelompok ini merupakan kelompok Crustacea yang berukuran besar


dibandingkan dengan kelompok Entomostraca. Hewan ini terdapat di air laut
maupun air tawar. Malakostracabdan Entomostraca dapat dibedakan dengan
melihatruas-ruas tubuh yang tampak jelas pada kelompok Malakostraca.
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda.

1) Isopoda

Isopoda (kutu kayu) merupakan kelompok Malakostraca yang


hidup sebagai parasit. Isopoda dikatakan sebagai kutu kayu karena mereka
merupakan pengerek lunas perahu-perahu nelayan. Selain sebagai
pengerekkayu, Isopoda memakan ganggang, jamur, lumut, dan hewan-
hewan yangsudah membusuk. Contoh dari Isopoda adalah Onicus asellus
(kutu perahu) dan Limnoria lignorum.

2) Stomatopoda

Crutacea Page 8
Stomatopoda (udang belalang) merupakan kelompok Crustacea
yang mirip dengan belalang sembah. Mereka mempunyai warna yang
mencolok pada tubuhnya. Contoh dari Stomatopoda adalah Squilla
empusa.

3) Decapoda ( kaki sepuluh)

Decapoda merupakan kelompok Crustacea yang paling banyak


ditemukan spesiesnya. Decapoda meliputi jenis udang dan kepiting.
Hewan ini terdapat diair tawar, payau, maupun laut. Decapoda mempunyai
morfologi yang tampak jelas. Mereka mempunyai 3 pasang apendik thorax
yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasangapendik thorax
berikutnya sebagai kaki jalan atau periopod, sehingga Decapoda disebut
juga dengan kaki sepuluh.Dibawah ini beberapa contoh Decapoda yaitu:

a. Udang

 Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau.

 Macrobrachium rasenbengi (udang galah), hidup di air


tawar dan payau.

 Cambarus virilis (udang air tawar).

 Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan


tidak memilikikaki catut.

 Palaemon carcinus (udang sotong)

Crutacea Page 9
b. Ketam

 Portunus sexdentatus (kepiting)

 Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.

 Parathelpusa maculata (yuyu)

 Scylla serrata (kepiting)

 Birgus latro (ketam kenari).

C. Morfologi Crustacea

1. Struktur Tubuh

Crustacea merupakan hewan yang memiliki anggota badan bersendi-sendi


sehingga ada yang menggolongkannya ke dalam filum artrhopoda
(artrhos=sambungan , podos = kaki) atau hewan yang memiliki kaki-kaki di
bagian sendi-sendi tubuhnya. Selain itu memiliki kulit yang keras (crusta= kulit
keras). Ada jugayang berkulit tebal dan berduri yang berfungsi untuk menghindari
predator.Crustacea memiliki tubuh bersegmen (beruas) dan terdiri
daricephalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut).

Pada bagian anterior (ujung depan), Crustacea memiliki tubuh yang besar
dan lebih lebar,sedangkan pada bagian posterior (ujung belakang) memiliki tubuh
yang kecil.Crustacea merupakan hewan yang hidup di perairan baik di perairan
darat maupunperairan laut. Kebanyakan jenis dari Crustacea tingkat rendah
Crutacea Page 10
didominasi olehplankton laut dan tawar. Copepoda, krill, dan rebon merupakan
salah satu contoh Crustacea yang memiliki peran penting dalam rantai makanan di
perairan, yaitu sebagai penghubung antara fitoplankton dengan predator.

Tubuh Crustacea dibagi ke dalam dua bagian, bagian depan cephalotoraks


dan bagian belakang abdomen yang bersendi-sendi. Tiap ruas tubuh memiliki
apendik (anggota badan) yang dalam pertumbuhannya akan mengalami nerevolusi
sesuai dengan fungsinya. Pada permukaan luar tubuhnya ditutupi oleh cuticula
yang terbuat dari chitin keras yang disebabkan impregnasi atau meresapnya
dengan garam-garam kapur. Pada bagian cephalotoraks biasanya tertutup oleh
karapak yang mengandung pigmen dan zat kapur dan menjulur hingga ke depan
diantara dua mata.

Pada bagian kepala Crustacea dewasa memiliki sepasang antena pertama


(antenula), sepasang antena kedua (antenna), sepasang mandibula, dan dua pasang
maksilla yang membantu proses makan. Pada bagian dada terdiri dari delapan
segmen dan memiliki tiga pasang maksiliped, sepasang cheliped, danbempat
pasang perlopod (kaki jalan). Pada bagian abdomen terdiri dari enam segmen dan
memiliki lima pasang pleopod (kaki renang) dan sepasang uropod. Pada udang
jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu (gonopod) yang berfungsi untuk
menyalurkan spermatozoa. Pada udang betina, di bagian segmen ke-11
terdapatbpenebalan lubang kelamin yang disebut thelycum. Berikut adalah fungsi
masing masing-masing lima buah pleopod pada udang jantan dan betina:

 Pleopod 1 pada udang betina berfungsi untuk mereduksi, sedangkan pada


udang jantan berfungsi untuk memindahkan spermatophor kepada betina.

Crutacea Page 11
 Pleopod 2 pada udang betina berfungsi untuk melekatkan telur dan anak
anaknya yang masih muda, sedangkan pada udang jantan berfungsi untuk
memindahkan spermatophor kepada yang betina.

 Pleopod 3, 4, dan 5 pada udang betina berfungsi untuk melekatkan telur


dan anak-anaknya yang masih muda, sedangkan pada udang jantan
berfungsi untuk menimbulkan aliran air.

2. Organ Dalam Tubuh

Organ dalam Crustacea bisa dikatakan sudah lengkap. Di dalam tubuh


Crustacea terda sistem-sistem yang sudah kompleks. Sistem-sistem tersebut
diantaranya:

1) Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka.


Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak
mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya
terhadap O2 (oksigen) rendah.

2) Sistem Pencernaan

Crustacea memiliki system pecernaan yang sempurna, karena di


tubuhnya sudah ada mulut dan anus.. Alat pencernaan berupa mulut
terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung,
usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar
pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.

3) Sistem Pernafasan

Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali


Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan
tubuhnya. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2

Crutacea Page 12
berdifusi dengan arah berlawanan. O2ini akan diedarkan ke seluruh
tumbuh tanpa melalui pembuluh darah..

4) Sistem Ekresi

Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan


tumbuhan. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang
melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala

5) Alat Indra dan Saraf

Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali,


dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba),
mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).

6) Alat Reproduksi

Hewan ini bersifat hemaprodit. Alat reproduksi pada umumnya


terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina
terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan
terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal
(di luar tubuh).

D. Habitat Crustacea

Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya
sebagian besar di air tawar dan air laut. Mayoritas merupakan hewan akuatik,
hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi
dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Crustacea yang hidup dilaut
sebagian besar merupakan zooplankton ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil
(plankton sampai ukuran besar kepiting dan udang).

Copepoda yang merupakan salah satu kelompok Crustacea dapat


ditemukan hampir di mana air tersedia tetapi sebagian besar yang dikenal hidup di
laut. Karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan. Beberapa menyebut

Crutacea Page 13
mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas air, liang melalui sedimen di
dasar laut, ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam.
Setidaknya sepertiga dari semua spesies hidup sebagai asosiasi, commensals atau
parasit pada invertebrata dan ikan. Salah satu hotspot keanekaragaman spesies
terumbu karang tropis di IndoPacific. Beberapa spesies karang adalah host untuk
sampai dengan 8 spesies copepoda. Seperti flat pasang mangrove berkerumun
dengan kehidupan copepoda.

Spesies dari Calanoida, Cyclopoida dan Harpacticoida telah berhasil


dijajah semua jenis habitat air tawar dari sungai kecil untuk danau gletser tinggi di
Himalaya. Beberapa spesies copepoda dapat ditemukan pada musim gugur daun
hutan basah atau di tumpukan kompos basah, kadang-kadang dalam kepadatan
cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut atau bahkan dalam phytothelmata
(kolam kecil terbentuk di axils meninggalkan tanaman) dari bromeliad dan
tanaman lainnya. Copepoda dapat bertahan hidup degan baik pada berbagai
habitat karena dapat bertahan pada perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim.

E. Pola Penyebaran Crustacea

Pola penyebaran bergantung pada sifat fisik kimia lingkungan maupun


keistimewaan biologis organisme itu sendiri (Rosenberg, 2001). Yulianto (2006)
menyatakan bahwa keadaan habitat yang berubah-ubah dapat berpengaruh
terhadap kemerataan jenis yang hidup pada habitat tersebut. Menurut Bright dan
Hogue (1972) salinitas merupakan faktor lingkungan yang dapat berpengaruh
keberadaan mangrove dan kehidupan krustasea. Menurut Heddy dan Metty (1994),
kehidupan berkelompok merupakan sifat dari sebagian besar struktur populasi di
alam. Penyebaran berkelompok juga mampu mengurangi kematian selama periode
kurang baik dibandingkan dengan individu yang hidupnya menyebar. Indas (2003)
juga menyatakan penyebaran berkelompok kemungkinan disebabkan oleh faktor
ketersediaan makanan dan jenis subtrat yang umumnya adalah lumpur halus,
lunak dan berpasir.

Crutacea Page 14
1. Spesies Crustacea pada Ekosistem Mangrove

Kelas Crustacea yang ditemukan pada ekosistem hutan mangrove


adalah sebanyak 54 jenis, dan umumnya didominasi oleh jenis kepiting
(Brachyura) yang dapat dikategorikan sebagai golongan infauna,
sedangkan beberapa jenis udang (Macrura) yang ditemukan pada
ekosistem mangrove sebagian besar hanya sebagai penghuni sementara.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai tempat menunjukkan
bahwa famili Grapsidae merupakan penyusun utama fauna Crustacea
hutan mangrove. Berikut merupakan beberapa spesies dominan crustacea
yang menjadi bagian dari ekosistem mangrove, diantaranya adalah sebagai
berikut:

o Udang Ketak (Thalassina anomala)

o Kepiting Bakau (Scylla sp.)

o Udang Penaeid (Penaeus sp.)

o Kepiting Tapal Kuda

o Kepiting Pemanjat Pohon (Episesarma sp.)

Crustacea menggunakan hutan mangrove sebagai tempat untuk


berlindung dari predator, terutama untuk Crustacea yang berukuran larva
(benih) hingga juvenile (remaja). Crustacea juga memanfaatkan hutan
mangrove untuk mendukung dan melakukan proses pemijahan, sehingga
menjadikan hutan mangrove sebagai nursery ground (tempat pembibitan)
untuk membantu membesarkan keturunan mereka. Proses pemijahan
adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh
induk jantan yang kemudian diikuti dengan pembuahan. Akar pohon
mangrove juga dapat melindungi telur kepiting, ikan, dan udang yang baru
menetas.

Crutacea Page 15
2. Spesies Crustacea Pada Ekosistem Air Tawar

Udang air tawar merupakan salah satu avertebrata penghuni


perairan tropis yang keberadaannya memiliki peranan penting dalam
struktur trofik dan siklus hara. Habitat udang air tawar meliputi seluruh
perairan mulai dari sungai, rawa, hingga danau. Salah satu wilayah
penyebaran udang air tawar di Indonesia adalah Pulau Sulawesi. Pulau ini
memiliki keanekaragaman hayati dengan tingkat endemisitas tinggi
(Carstensen et al., 2012), termasuk udang air tawar. Sebagai contoh, telah
dilaporkan sebanyak 54 jenis udang air tawar genus Caridina dari pulau ini,
dengan 34 jenis diantaranya merupakan species endemik.

F. Siklus Hidup Crustacea

pada siklus hidup crustacea diawali dengan tahap telur yang lalu akan
menjadi larva.pada tahap larva yang pertama ialah nauplius, meskipun tak semua
crustacea mempunyai tahap ini (contoh: isopoda) namun tahap ini merupakan
karakteristik yang penting untuk mengidentifikasi crustacea.

Nauplius mempunyai tiga segmen cephalic dan juga pelengkap seperti:


antennules, antena, dan juga mandibula. Nauplius mempunyai mata tunggal di
tengah-tengah bagian anterior. Mata ini kadang-kadang dipertahankan di fase
dewasa dan juga disebut sebagai mata naupliar. Nauplius berenang dengan
menggunakan antenulles dan juga antena.

Tahap larva yang kedua yaitu ialah zoea, tahap ini hanya ditemukan di
kelas malacostraca. Zoea mempunyai mata majemuk, segmen toraks, serta
beberapa segmen abdomen / perut. Zoea menggunakan toraks untuk dapat
berenang.

Zoea juga mempunyai tempurung yang menutupi kepala dan juga bagian
depan toraks. Tahap berikutnya yaitu ialah megalopae / yang umunya disebut

Crutacea Page 16
dengan post-larvae. Di fase tersebut, crustacea telah mempunyai organ yang
lengkap seperti crustacea dewasa namun organ reproduksinya belum sepenuhnya
terbentuk.

Pada penyesuaian larva menuju muara terdapat beberapa sinyal eksternal


yang digunakan oleh larva dalam proses perjalanannya yaitu ialah gravitasi dan
tekanan hidrostatik, cahaya, salinitas dan juga temperatur. Perlu anda ingat, tak
semua dari sinyal eksternal tersebut pasti memengaruhi proses dari orientasi larva
itu sendiri. Misalnya saja cahaya yang bertindak sebagai faktor kontrol, inisiasi
(faktor yang memulai proses orientasi) dan juga orientasi. Arti dari faktor kontrol
tersebut yaitu ialah faktor yang memengaruhi perubahan sistem visual dari
organisme.

Sebagai contoh, paparan tingkat cahaya pada siang hari akan menginduksi
perubahan morfologis dan juga fisiologis dalam sel-sel mata, sehingga
memperbesar sensitivitas mata kepada cahaya / dengan arti kata lain
meningkatkan tingkat panjang gelombang cahaya yang bisa diterima oleh sistem
visual suatu organisme.

Crutacea Page 17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Crustasea atau Udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari


artropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies. Berdasarkan ukuran tubuhnya
crustacea dikelompokkan menjadi Entomostraca ( udang tingkat rendah) dan
Malakostraca (udang tingkat tinggi). Organ dalam Crustacea bisa dikatakan sudah
lengkap. Di dalam tubuh Crustacea terda sistem-sistem yang sudah kompleks.
Seperti sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan, ekskresi, reproduksi, alat
Indra dan sistem saraf. Habitat Crustacea sebagian besar pada air laut dan air
tawar, hanya sedikit yang ada pada darat. Untuk pola penyebarannya, ada spesies
Crustacea yang hidup pada ekosistem mangrove dan ada juga pada ekosistem air
tawar.

B. Saran

Saran kami untuk pembuatan makalah selanjutnya sebaiknya penulis perlu


memperdalam dan memperluas lagi wawasan tentang Bioekologi Crustacea. Dan
perlu bantuan dari dosen pembimbing yang benar-benar paham dan mengerti
tentang materi ini. Penulis juga sangat membutuhkan referensi yang banyak dari
berbagai sumber, sehingga dalam membuat makalah ke depannya dapat
dikembangkan lebih luas lagi.

Crutacea Page 18
DAFTAR PUSTAKA

Ale, Mas. 2021. Klasifikasi Crustacea.


https://www.ayoksinau.com/klasifikasi-crustacea/, diakses pada 3
November 2021 pukul 19.39.
Dwiyanto, Diky dkk. KEANEKARAGAMAN UDANG AIR TAWAR
(DECAPODA:
CARIDEA) DI SUNGAI BATUSUYA, SULAWESI TENGAH,
INDONESIA. Scrypta Biologica. 5(2). Juni 2018. 65.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journ
al.bio.unsoed.ac.id/index.php/scribio/article/download/821/pdf&ved=2ah
UKEwj9ldP0pv3zAhXA4HMBHRpWAG8QFnoECBcQAQ&usg=AOvVaw
0URIDS5-2_sqhUqATpMva0, diakses pada 3 November 2021 pukul 07.10.
Ika Nur Fajriani. Crustacea. Makalah.
https://id.scribd.com/doc/225239256/Crustacea, diakses pada 3 November
2021 pukul 19.05.
Muhammad Galih Prayoga. 2015. Crustacea. Makalah.
http://shareandcare123.blogspot.com/2015/08/makalah-
crustacea.html?m=1, diakses pada 3 November pukul 19.19.
Nani Rosniar. 2018. Crustacea. Makalah.
https://id.scribd.com/document/393258241/Makalah-Crustacea, diakses
pada 3 November 2021 pukul 18.50.
Wahyudi, I Wayan dkk. JENIS DAN SEBARAN Uca spp. (CRUSTACEA:
DECAPODA:
OCYPODIDAE) DI KAWASAN HUTAN MANGROVE BENOA,
BADUNG, BALI.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdo
s.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d9c9cb53195a1f84320eabed2b
e45fd2.pdf&ved=2ahUKEwjf9tK2m_3zAhXo6XMBHfDkDmEQFnoECBE
QAQ&usg=AOvVaw0ZDtUN1PtI_GgJca-lHyPS, diakses pada 3
November 2021 pukul 06.22.
Wanaswara. 2021. Crustacea Pada Ekosistem Mangrove. SCI/SCIE Journal.
https://wanaswara.com/crustacea-pada-ekosistem-mangrove/amp/,
diakses pada 3 November 2021 pukul 06.47.

Crutacea Page 19

Anda mungkin juga menyukai