Kelompok 3 - Analisis Perubahan Budaya
Kelompok 3 - Analisis Perubahan Budaya
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya yang diampuh oleh
Ibu Rahmatia Pakaya, SE, M.Si)
KELOMPOK III
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2021
PRAKATA
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya yang diberikan
oleh Ibu Rahmatia Pakaya, SE, M.Si.
Dalam penyusunan tugas laporan ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun dengan penuh kesabaran, ketekunan, terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
mengetahui tentang ‘Analisis Perubahan Budaya. Makalah ini disajikan berdasarkan
rangkuman dari beberapa literatur yang saya temui.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
luas. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu saya meminta masukan untuk membangun penyempurnaan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun seiring dengan perkembangan zaman yang pesat dan adanya arusglobalisasi,
kebudayaan Indonesia semakin terkikis atau luntur tergerus oleh aruszaman. Di
tengah-tengah arus globalisasi ini budaya kebarat – baratan (westernisasi) merupakan
salah satu yang menyebabkan budaya Indonesia (localpudar. Dikarenakan banyaknya
nilai – nilai budaya barat yang masuk ke dalam nilai– nilai budaya Indonesia (lokal).
(Siregar & Nadiroh, 2016).
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam
kepala manusia dan bukan suatu gejala (yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan
manusia). Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma-
norma yang berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam
menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian
konsep-konsep dan model-model pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah
laku yang seharusnya diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu
lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya
adalah selektif sesuai dengan lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya
Dari berbagai sisi, kebudayaan dapat dipdang sebagai: (1) Pengetahuan yang
diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut; (2)
Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang
mempunyai kebudayaan tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan; (3) Sebagai
pengetahuan yang diyakini kebenarannya, kebudayaan adalah pedoman menyeluruh
2
yang mendalam dan mendasar bagi kehidupan masyarakat yang bersangkutan; (4)
Sebagai pedoman bagi kehidupan, kebudayaan dibedakan dari kelakuan dan hasil
kelakuan; karena kelakuan itu terwujud dengan mengacu atau berpedoman pada
kebudayaan yang dipunyai oleh pelaku yang bersangkutan.
Samuel Koenig
3
Selo Soemardjan
Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah cara
hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi geografis
termasuk ideologi , komposisi penduduk.
4
Faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:
1. Terjadinya peperangan merupakan faktor eksternal terjadinya perubahan
kebudayaan. Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan unsur-
unsur budaya pada suatu negara baik dalam unsur ekonomi, sistem pengetahuan,
teknologi, bahasa, kesenian ataupun sistem kemasyarakatan.
2. Faktor eskternal kedua yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan
yaitu adanya pengaruh budaya lain. Adanya pengaruh budaya lain biasanya lebih
mudah terjadi pada masyarakat yang terbuka, karena masyarakat terbuka dapat
lebih mudah menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh
budaya lain yaitu adanya hubungan antara dua bangsa yang dapat saling
mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran kebudayaan).
dan juga proses bertemunya antar budaya yang menghasilkan suatu budaya baru
akan tetapi tidak melihat budaya lama (Asimilasi).
3. Terjadinya perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan kebudayaan.
Maksud dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik yang disebabkan
karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dll.
Dengan terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak perubahan
pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal maka mau tidak mau mereka
harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya perubahan
kebudayaan.
Berikut ini contoh perubahan yang terjadi pada 7 unsur kebudayaan yaitu sebagai
berikut.
5
adanya satu tuhan atau monoteisme. Contohya menganut agama Islam dan menganut
agama Kristen.
2. Sistem Pengetahuan
Suatu masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya pengetahuan. Pada setiap
kebudayaan akan terdapat suatu pengetahuan baik itu tentang alam, zat-zat, benda,
ataupun yang lainnya. Contoh perubahan kebudayaan pada unsur sistem pengetahuan
yaitu adanya kepercayaan manusia zaman dahulu bahwa bumi itu datar. Namun dengan
adanya evolusi maka dilakukan berbagai pengamatan dan juga penelitian yang pada
akhirnya seorang nelayan berpikiran bahwa bumi itu bulat. Seiring berkembangnya
zaman muncul ilmu astronomi yang bisa pergi ke luar angkasa, sehingga manusia mulai
yakin bahwa bumi berbentuk bulat.
3. Sistem Kemasyarakatan
Salah satu unsur kebudayaan yang pasti akan selalu berubah adalah sistem
kemasyarakatan. Di dalam kehidupan masyarakat, setiap individu akan mengatur
dirinya megikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu sistem kemasyarakatan akan
sering mengalami perubahan kebudayaan.
4. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu unsur yang akan selalu berubah sama halnya seperti
sistem kemasyarakatan. Adanya perubahan dalam unsur bahasa sangat terlihat jelas.
Contohnya yaitu pada masa prasejarah, manusia dapat menceritakan hal yang
dialaminya hanya melalui lisan sedangkan pada masa sejarah manusia sudah mengenal
tulisan sehingga dapat dilihat dari prasasti yang dimana pada prasasti itu termuat
tulisan-tulisan.
5. Kesenian
Kesenian akan selalu mengalami perubahan. Hal yang mencakup kesenian yaitu seni
msuik, seni rupa ataupun seni tari. Dengan berkembang zaman fungsi seni pun dapat
berubah, jika zaman dahulu seni hanya digunakan untuk mengekspresikan diri ataupun
6
untuk kegiatan spritual saat ini seni lebih banyak digunakan untuk tujuan politik
ataupun untuk perdagangan.
Perubahan kebudayaan akan selalu terjadi seiring berkembangnya zaman, oleh karena
itu kita selaku manusia harus bisa menyesuaikan terhadap adanya perubahan
kebudayaan. Sekian pembahasan mengenai pengertian, faktor dan juga contoh
perubahan kebudayaan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat memberikan banyak
manfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
Budaya lokal yang hidup di tengah masyarakat biasanya lahir dari dorongan spritual
masyarakat dan ritus-ritus lokal yang secara rohani dan material sangat penting bagi
kehidupan sosial suatu lingkungan masyarakat desa. Budaya lokal memiliki hubungan
yang sangat erat dngan masyarakat di suatu lingkungan dengan seluruh kondisi alam di
lingkungan tersebut. Ia ditampilkan dalam berbagai upacara adat suatu desa, bersih
desa, misalnya dilakukan untuk menghormati rohnenek moyang sebagai penunggu desa.
Maksud upacara agar desa dilimpahikesejahteraan oleh penunggu tersebut. Terlepas dari
kepercayaan tersebut, upacara yang dilakukan dengan cara membersihkan desa
menghasilkan dampak lingkungan yang baik. Apabila desa bersih dari limbah apapun
maka alirannya yang berfungsimengaliri persawahan akan lancar. Lingkungan desa akan
menjadi bersih dan sehat sehingga panen menjadi baik.
Budaya lokal yang ditampilkan dalam upacara adat tersebut mempunyai fungsi yang
sangat penting. Memberi dorongan solidaritas kepada masyarakat dalam rangka
mempersatukan niat, kemauan dan perasaan mereka dalam menjalankan upacara
tersebut. Budaya lokal sebagaimana seni yang lain secara historis selalu memiliki
suasana kontekstual, dimana seni tidak bisa dilihat tanpa fungsi tertentu bagi sebagian
masyarakat masing- masing budaya.
Rupanya upacara adat dan budaya lokal yang menjadi kesatuan budaya lingkungan
tersebut di samping merupakan ekspresi spritualitas, di dalamnya terkandung suatu
budaya dalam rangka mengarahkan masyarakat pada kepedulian, pemeliharaan dan
pelestarian alam lingkungan. Justru sangat besar kemungkinan landasan spritual yang
ditanamkan nenek moyang tersebut memang dimaksudkan sebagai upaya pelestarian
7
alam lingkungan yang akan menjaga kestabilan, kesehatan, lingkungan, dan memberi
dorongan perilaku manusia dalam menyikapi kehidupan dan lingkungannya. Sikap
budaya ini menjadi utuh ketika upaya peningkatan kualitas hidup dalam sistem ekonomi
dan teknologi tidak mengganggu harmoni antara hidup manusia dan kehidupan alam
semesta.
Budaya lokal kini menghadapi tantangan global yang sangat serius, termasuk di
kota-kota yang memiliki predikat Urban, Metropolitan, maupun Cosmopolitan. Kita
sudah jarang menemukan Gambang Kromong, Rebana Ketimpring, Rebana Biang,
Tajidor, dan lain sebagainya di kota Metro Politan Jakarta; Kidungan, Mamaca,
Ngremo, dan sebagainya di Surabaya. Di Sumatera khususnya kita masih menemukan
Tembang Batang Hari Sembilan, Sastra Tutur, Teater Tradisional Dul Muluk. Sejauh
pengamatan, bentuk kesenian ini mengalami pasang surut dalam kehidupannya, bahkan
ada beberapa yangtelah mengalami mati suri.
8
mempengaruhi hidupnya (Ratna Kutha, Nyoman 2007:63). Oleh karena itu segala
sesuatunya diarahkan untuk menuju kehidupan yang harmoni dengan alam dan berusaha
menghindari segala hal yang berakibat bertentangan dengan atau melawan alam. Dalam
pandangan seperti itu alam adalah makrokosmos dan manusia adalah mikrokosmos.
Oleh karena itu jika ingin kehidupan ini sejahtera dan selamat, maka manusia sebagai
mikrokosmos haruslah berusaha menyatukan, menyelaraskan atau mengharmoniskan
kehidupannya dengan alam sebagai makrokosmos.
Karya-karya seni tradisional yang dihasilkan baik seni rupa, seni musik maupun
bentuk seni yang lainnya ketika terjadi peristiwa upacara atau ritual seperti halnya daur
hidup, bersih desa, pesta panen, minta hujan ataupun sedekah bumi. Tari dan seni
pertunjukan yang lainnya sering dikemas untuk suatu kepentingan peristiwa budaya
tertentu, misalnya dalam berbagai upacara adat atau keagamaan. Karena kegiatan estetik
semacam itu lebih dirasakan sebagai aktivitas yang bersifat mistis atau religius. Hal
tersebut dapat dilihat dari beberapa bentuk kesenian Nusantara.
Kajian budaya populer tidak bisa dilepaskan dari pandangan terhadap hakikat
kebudayaan itu sendiri. Williams, (1983: 90) merumuskan budaya pada suatu proses
umum perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis. budaya juga berarti “pandangan
hidup tertentu dari masyarakat , periode, atau kelompok tertentu. Budaya dengan
9
demikian tidak sekedar menekankan pada aspek estetis atau humanis, tetapi juga
aspek politis (dalam Ibrahim, 2007:xxv).
Seiring perkembangan teknologi komunikasi, budaya yang kita kenal yang
keberadaannya berasal dari nilai-nilai mendasar dalam sebuah kebudayaan, mengalami
pergeseran. Seperangkat nilai berupa kearifan lokal dari budaya yang diwariskan
secara turun temurun atau sering disebut sebagai budaya tinggi (adiluhung) mulai
mendapatkan budaya-tandingan (counter culture). Suatu budaya yang bisa dikatakan
lahir karena faktor diluar sistem kebudayaan yang wajar. Itulah budaya populer/budaya
massa, yang diartikan oleh McDonald (dalam Strinati, 2007:18) sebagai sebuah
kekuatan dinamis, yang menghancurkan batasan kuno, tradisi, selera dan mengaburkan
segala macam perbedaan. Budaya populer adalah gaya, gagasan atau ide maupun
perspektif, dan sikap yang benar- benar berbeda dengan budaya arus utama
'mainstream' (budaya tinggi). Budaya pop merupakan bentuk budaya yang lebih
mengedepankan sisi popularitas dan kedangkalan makna atau nilai-nilai. Budaya
populer lahir karena hegemoni media massa dalam ruang-ruang budaya publik. Ide-ide
budaya populer lahir dari segala lini budaya, baik dari budaya tinggi maupun
rendah. Ideologi budaya disalurakan melalui media massa dan perangkat pendukung
lainnya.
Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan masuk dunia hiburan maka
budaya itu umumnya menempatkan unsur popular sebagai unsur utamanya. Budaya itu
akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai penyebaran
pengaruh di masyarakat (dalam Burhan Bungin,2009:100). Bungin (2009:92) lebih
lanjut menjelaskan tentang gagasan budaya populer oleh Ben Agger, yang mana
budaya dapat dikelompokkan menjadi empat aliran, yaitu:
1. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan tapi tidak substansial dan
mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
2. Kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional.
10
Kuasa Media
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keberagaman budaya lokal dihadapkan pada masalah pada satu sisi dan
modernisasi di sisi lain. Bagi seniman sebagai ujung tombak pembaharuan, maka tidak
ada jalan kecuali melihat ke depan namun hal ini tidak berarti kita hanya begitu saja
menyepelekan nilai-niali lokal. Kita harus berkembang dari kekayaan yang ada.
Apapun tantangan yang dihadapi Budaya Nusantara di era global, maka sangatlah
penting menumbuhkan kesadaran keberadaannya dengan cara memberdayakan kearifan
lokal yang tumbuh di kantong-kantong budaya di seluruh persada Nusantara.
terkandung serta melestarikan.
3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin kelompok penyusun sampaikan kepada pembaca adalah
agar makalah ini dapat menambah pengetahuan lagi mengenai kebudayaan Indonesia
terutama kebudayaan lokal. Selain itu, diharapkan juga agar para pembaca dapat
mengenal atau mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia. Sehingga, kita dapat
bersama-sama melestarikan budaya Indonesia yang ada. Agar kita tidak lebih banyak
lagi kehilangan budaya kita.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://materiips.com/pengertianperubahankebudayaan#:~:text=Seiring%20de
ngan%20berkembangnya%20zaman%20maka,bagaimana%20masyarakat%20
dapat%20memenuhi%20kebutuhannya. (diakses tanggal 03 Maret 2021)
Eksoresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni (diakses 03 Maret 2021)