Anda di halaman 1dari 9

LOGBOOK

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


KOEFESIEN PERGESERAN ZAT CAIR
(M-1)

Nama : Helmi Maulana Akbar


NPM : 200110190164
Partner : Aslam,Adinda.F,Farras,Tegar,Annisa
Agha,Reza,Rizkya
NPM : 160,161,162,163,165,167,168,169
Fakultas / Departemen : Peternakan / Ilmu Peternakan
Kelas / Kelompok :B/4
Tanggal : 4 Mei 2020
Hari / Jam : Senin / 07.30-10.00
Nma Asisten : Vira

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami mekaniaka fluida tentang viskositas.
2. Menentukan koefesien pergeseran zat cair
3. Menentukan harga koefesien pergeseran zat cair koreksi
II. Alat dan Fungsi
1. Bola-bola kecil
Fungsi: parameter untuk menentukan viskositas
2. Tabung berisi zat cair
Fungsi: tempat penampung gliserin
3. Sendok penyaring
Fungsi: untuk mengambil bola dalam tabung
4. Neraca ohaus
Fungsi: untuk menimbang bola
5. Mikrometer sekrup
Fungsi: alat untuk mengukur panjang/diameter bola
6. Jangka sorong
Fungsi: alat untuk mengukur panjang/diameter bola
7. Areometer
Fungsi: untuk menenetukan massa jenis zat cair
8. Termometer
Fungsi: untuk mengukur temperatur zat cair
9. Stopwatch
Fungsi: untuk mengukur waktu jatuh bola
10. Penggaris
Fungsi: untuk mengukur diameter tabung
III. Teori Dasar
1. Mekanika fluida
Fluida merupakan zat cair atau gas yang dapat mengalir karena partikel-
partikelnya dapat mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Fliuda
dapat berubah bentuk secara kontinu karena adanya gaya gesek. Molekul-
molekul zat gas memiliki jarak pisah besar dan molekul-molekul zat cair
memiliki jarak pisah yang jauh.
Fluida dapat berbentuk cair ataupun gas. Zat cair memiliki kerapatan
seperti zat padat, tetapi letak antar partikelnya lebih renggang. Adapun zat
gas memiliki interaksi partikel-partikelnya sangat lemah sehingga
kerapatannya lebih kecil atau dapat diabaikan.
Berdasarkan perpindahan bagian-bagiannya, fluida dibedakan menjadi
fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statisa adalah fluida yang bagian-
bagiannya tidak mengalami perpindahan atau partikel-partikelnya bergerak
dengan kecepatan seragam. Adapun fluida dinamis adalah fluida yang bagian-
bagiannya bergerak. Gerakan fluida dinamis ditinjau sebaai fungsi tempat dan
waktu.
2. Viskositas
Viskositas merupakan ukuran suatu kekentalan zat cair yang ditinjau
dari besarnya gesekan dalam fuida. Semakin besar viskositasnya, semakin
sulit zat cair untuk mengalir dan semakit sulit untuk benda bergerak dalam
zat cair tersebut.
Viskositas suatu fluida padat berkurang atau bertambah dengan naiknya
suhu. Pada zat cair, viskositasnya akan berkurang jika suhunya naik. Adapun
pada zat gas, viskositasnya akan bertambah apabila suhunya naik.
Koefesien viskositas fluida dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝑙
𝜂=
𝑣𝐴
Keterangan:
η = koefesien viskositas fluida (Pa s)
F = Gaya gesek stokes (N)
l = panjang permukaan (m)
v = kelajuan benda (m/s)
A = luas bidang sentuh (m2)
Viskositas dapat dibedkan menjadi dua yaitu viskositas dianamik atau
mutlak dan viskositas kinematik. Berikut hubungannya:
𝜇
𝑣=
𝜌
Keterangan:
𝜇 = viskositas dimanik
𝑣 = viskositas kinematik
𝜌 = massa jenis

3. Hukum Stokes
Gaya stokes akan terjadi ketika suatu benda dimasukan ke dalam cairan.
Benda yang bergerak di dalam cairan dengan nilai viskositas η dan kelajuan
v, maka benda tersebut mengalai gaya gesekan fluida sebesar 𝐹𝑠 = 𝑘𝜂𝑣
dengan k adalah koefesien bentuk geometris benda. Sir Geoge Stokes
menyatakan benda yang memiliki bentuk geometris bola memilki nilai k =
6ππR, maka didapat Hukum Stokes:
𝐹𝑠 = 6𝜋𝑅𝜂𝑣
Keterangan:
Fs = gaya gesek stokes (N)
η = koefesien viskositas fluida (Pa s)
R = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s)
Syarat-syarat dalam penerapan Hukum Stokes adalah ruang tempat
cairan tidak terbatas, tidak terjadi turbulensi pada cairan, kecepatan bola
kecil.

4. Gaya Archimedes
Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang tercelup seluruhnya
atau sebagian ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke apung yang sama
dengan berat zat car yang terpindahkan. Hukum Archimedes dirumuskan
sebagi berikut.
𝐹𝑎 = 𝑤 = 𝜌𝑔𝑉
Berat benda di dalam cairan akan terasa lebih ringan karena adanya
gaya ke atas pada benda. Berat benda di dalam cairan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
𝑤𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 = 𝑤𝑢𝑑𝑟𝑎 −𝐹𝐴
Benda yang tercelupkan ke dalam cairan dapat berada dalm keadaan
tenggelam, melayang dan terapung.
a. Benda tenggelam apabila 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 > 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 atau 𝑤𝑏 > 𝐹𝑎
b. Benda melanyang apabila 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 = 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 atau 𝑤𝑏 = 𝐹𝑎
c. Benda terapung apabila 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 > 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 atau 𝑤𝑏 > 𝐹𝑎

5. Gaya gesek zat dalam fluida


Gaya gesek dalam fluida dipengaruhi oleh bentuk geometris benda,
kecepatan jatuh benda, dan koefesien viskositas fluida. Benda berbentuk bola
memiliki gaya gesek (F) yang berlawanan dengan gerakan bola tersebut,
sehingga dapat dirumuskan:
𝐹 = −6𝜋𝑅𝜂𝑣

6. Aliran-aliran fluida
a. Aliran laminar
Aliran luminar adalah kondisi dimana fluida bergerak dalam
lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan pada satu lapisan fluida
mengalir lancar. Aliran ini memiliki bilangan Reynolds kurang dari
2300.
b. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dimana terjadi peralihan
dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran transisi ini dipengaruhi oleh
viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri
aliran. Aliran ini memiliki bilangan Reynolds 2300 – 4000.
c. Aliran turbulen
Aliran turbulen merupakan aliran fluida yang pergerakan partikel-
partikelnya tidak menentu. Aliran ini disebabkan karena pencampuran
dan putaran partikel antarlapisan yang mengakibatkan adanya pertukaran
momentum dari bagian fluida satu ke bagian fluida lainya dalam skala
besar. Aliran ini memiliki bilangan Reynolds lebih besar dari 4000.

7. Jenis fluida yang digunakan


Pada praktikum ini, fluida yang digunakan adalh gliserin. Gliserin
merupakan cairan kental tidak berwarna yang berasa manis. Gliserin memiliki
titik didih yang tinggi dan membeku dalam bentuk pasta.

8. Aplikasi
a. Tempat minum ternak
b. Mengukur suhu tubuh ternak menggunakan termometer yang di
dalamnya terdapat fluida
c. Blower
d. Cerobong kandang

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koefisien pergeseran zat cair (ɳ).
Buktikan dan jelaskan rumus-rumus yang mendasari percobaan.
2. Gambarkan bentuk grafik tr2 terhadap h dan grafik t terhadap r/R dengan
rumus diatas.
Jawab:
1. Koefisien pergeseran zat cair merupakan fluida yang bergerak dan
memiliki viskositas yang berbeda, dinyatakan secara kuantitatif oleh ɳ.
𝐹𝑠 = 6𝜋𝑅𝜂𝑣
𝐹 = 𝑚𝑔 − 𝐹𝑠 − 𝐹𝐴
4 4
6𝜋𝑅𝜂𝑣 = 𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 ∙ 𝑔 ∙ 𝜋𝑟 3 − 𝜌𝑓 ∙ 𝑔 ∙ 𝜋𝑟 3
3 3
4
6𝜋𝑅𝜂𝑣 = 𝑔𝜋𝑟 3 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑓 )
3
2𝑟 2 ∙ 𝑔(𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑓 )
𝜂=
𝑔𝑣
𝑔𝜂ℎ
2. 𝑡𝑟 2 = 2𝑔(𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 −𝜌𝑓 )
V. Prosedur Percobaan
1. Menimbang dan mengukur diameter masing-masing bola sebanyak 3 kali.
2. Mengukur diameter tabung sebanyak 3 kali.
3. Mengukur temperatur zat cair dan massa jenisnya.
4. Meletakkan karet melingkar dengan batas atas permukaan zat cair dan
dasar tabung minimal 4 cm.
5. Mengukur waktu jatuh (t) untuk masing-masing bola pada jarak jatuh (h)
tersebut. Ulangilah pengukuran sebanyak 3 kali.
6. Ubahlah letak karet melingkar untuk jarak jatuh 9(h) yang lain.
Lakukanlah pengukuran yang sama seperti langkah (5).
7. Setelah percobaan ukurlah temperatur zat cair dan massa jenisnya.

VI. Tabel Data Sementara


Massa bola, jari-jari bola dan massa jenis bola
(m+m)
( m  m )
(d+d) ( d  d ) (r+r)
Bola No  + 
gram gram cm cm
cm

I 2

II 2

III 2

3
Diameter dan jari-jari tabung
No (Dtab + Dtab) cm ( D tab+ D tab) (R+R)

Pengukuran waktu jatuh bola, kecepatan jatuh bola dan perhitungan koefisien
pergeseran zat cair
t1 t3 ( t + t )
Bola (h+h) cm t2 (detik) (v+v) m/s  
(detik) (detik) (detik)

II

III

Koreksi koefisien pergeseran zat cair


Bola (h+h) cm k1 k2 vkor (m/s) kor  kor

II

III

Anda mungkin juga menyukai