Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mutya Firany

NPM : 202101500874
Kelas : R1B
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : Ajeng Radyati, S.H, M.H

TUGAS 2

Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat


tantangan yang berat dengan munculnya
pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS),
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan
ERAPerjuangan
ORDE LAMA Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin

Periode 1950-1959 melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik,


demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya
pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi
anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun
Undang-Undang Dasar seperti yang Partai
1. Pemberontakan diharapkan. HalIndonesia
Komunis ini
menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan,
(PKI) di Madiun
yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit
Presiden 1959 Terjadi
untuk pada tanggal 18 Konstituante,
membubarkan September 1948.
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi
terpimpin. Demokrasi bukan berada pada kekuasaan
rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai
Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi
presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.
Periode 1956-1965 Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, dan menggabungkan
Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak
cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral
di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup
bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Pada
periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30
September 1965 yang dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan
pemberontakan ini adalah kembali mendirikan Negara
Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan
paham komunis. Pemberontakan ini bisa digagalkan,
dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi
hukuman sesuai dengan perbuatannya.

ERA ORDE BARU

(1966-1998)

Soeharto mulai resmi menjadi presiden menggantikan


Sukarno melalui TAP MPR No. XXXIII/MPRS/1967. Era
pemerintahan Indonesia yang semula dikenal sebagai
Orde Lama (Orla) pada masa kepemimpinan Presiden
Sukarno mulai disebut dengan nama masa Orde Baru
(Orba) di bawah pimpinan Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi
paham komunis di Indonesia. Akan, tetapi tidak
sebanding dengan implementasi dan aplikasinya yang
buruk. Beberapa tahun kemudian, kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan ternyata sudah tidak sesuai dengan
jiwa dan nilai-nilai dari Pancasila (Pancasila ditafsirkan
sesuai dengan kepentingan penguasa pemerintahan dan
tertutup bagi tafsiran lain).

Pancasila dijadikan indoktrinasi (melalui pengajaran P4


yang dilakukan di sekolah-sekolah melalui pembekalan
atau seminar, asas tunggal, dimana presiden Soeharto
memperbolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-
organisasi dengan syarat berasaskan Pancasila, stabilisasi
dengan kekuatan militer, dengan melarang adanya
kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah
karena dianggap menyebabkan ketidakstabilan di dalam
negara) oleh presiden Soeharto untuk melanggengkan
kekuasaanya

Selama pemerintahannya, presiden Soeharto


melakukan beberapa penyelewengan dalam
penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya
ERA REFORMASI
demokrasi sentralistik (demokrasi yang terpusat
pada pemerintah).

Pancasila yang belum difungsikan secara maksimal sebagaimana


mestinya, dan banyaknya masyarakat yang belum memahami makna
Pancasila sesungguhnya membuat eksistensi Pancasila masih banyak
dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu
diwujudkan secara riil.
Tantangan-tantangan pada masa reformasi dalam mempertahankan
ideologi Pancasila adalah KKN yang merupakan masalah-masalah yang
sangat besar dan sulit untuk dituntaskan. Sejak masa Pra-Reformasi
(Orde Baru), korupsi sudah merajalela. Selain KKN, globalisasi menjadi
sebuah kesulitan bagi bangsa Indonesia, di mana Pancasila dituntut
untuk mengikuti perkembangan zaman (karena bisa jadi Ideologi
Pancasila dikalahkan ideologi liberal dan kapitalis yang cenderung
mengikuti perkembangan zaman).

Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa cakrawala


baru dalam sistem politik dan pemerintahan di Indonesia yang
cenderung bersifat stagnan. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi
dipandang sebagai suatu langkah baru menuju terciptanya Indonesia
baru di masa depan dengan dasar-dasar efisiensi dan demokratisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Secara internal, tuntutan
reformasi muncul akibat terjadinya peningkatan berbagai aspek
kehidupan masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya tingkat
pendidikan masyarakat, terbukanya berbagai isolasi serta akses
informasi yang mudah diperoleh. Kondisi ini telah menyebabkan
masyarakat semakin kritis dalam mencermati pengelolaan kekuasaan
Negara yang dianggap telah menyimpang.

Kesimpulan :

 Kelebihan
- Era Orde Lama : 1. Indonesia berhasil merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
2. Indonesia menjadi pelopor diadakannya Konferensi Asia
Afrika.
3. Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda
- Era Orde Baru : 1. Angka kemiskinan menurun, kebutuhan pangan masyarakat
tercukupi
2. Stabilitas negara jauh lebih terjamin
3. Kedaulatan rakyat sepenuhnya ditegakkan melalui
pelaksanaan Pemilu yang tidak terlaksana pada Orde Lama.
- Era Reformasi : 1. Terjaminnya hak-hak dasar warga negara.
2. Adakan penindakan dan pemberantasan terhadap tindakan
korupsi.
3. Kestabilan politik terjamin.
 Kekurangan
- Era Orde Lama : 1. Munculnya gerakan G30SPKI.
2. Banyaknya terjadi pemberontakan.
3. Terjadinya krisis ekonomi.
- Era Orde Baru : 1. Tidak terlaksananya demokrasi.
2. Maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
3. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi.
- Era Reformasi : 1. Masyarakat umumnya kurang akan pengetahuan mengenai
sistem politik.
2. Masyarakat cendrung terlalu bebas.
3. HAM dan kewajiban menjadi tidak seimbang.

Anda mungkin juga menyukai