Anda di halaman 1dari 27

Makalah

Problem Solving and Decision Making


Ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen

Oleh:
SATRIA KAFIN MUNTAZHAR SIND
10090318339

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
Management process in 3D

Diagram ini menunjukkan berbagai elemen, fungsi, dan kegiatan yang merupakan bagian dari
proses manajemen. Di pusat adalah orang, ide, dan hal-hal, karena ini adalah komponen dasar
dari setiap organisasi yang dengannya manajer harus bekerja. Gagasan menciptakan kebutuhan
akan pemikiran konseptual; hal-hal, untuk administrasi; orang, untuk kepemimpinan.

Tiga fungsi analisis masalah, pengambilan keputusan, dan komunikasi penting setiap saat
dan dalam semua aspek pekerjaan manajer; oleh karena itu, mereka ditampilkan untuk
menghentikan proses karyanya. Namun, fungsi lain cenderung terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksi; dengan demikian, perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan
pengendalian diperlihatkan dalam urutan itu di salah satu jalur. Minat seorang manajer pada
salah satu dari mereka tergantung pada berbagai faktor, termasuk posisinya dan tahap
penyelesaian proyek yang paling ia perhatikan. Dia harus selalu merasakan denyut nadi
organisasinya. Kegiatan-kegiatan yang akan paling penting baginya ketika dia berkonsentrasi
sekarang pada satu fungsi, lalu pada yang lain diperlihatkan pada pita-pita luar diagram.

Perhatikan perbedaan antara pemimpin dan manajer. Persyaratan tidak boleh digunakan secara
bergantian. Sementara manajer yang baik sering kali akan menjadi pemimpin yang baik, dan
sebaliknya, ini belum tentu demikian. Sebagai contoh:

 Dalam Perang Dunia II, Jenderal George Patton dikenal karena kemampuannya untuk
memimpin dan menginspirasi orang-orang di medan perang, tetapi tidak karena
kemampuan konseptualnya. Sebaliknya, Jenderal Omar Bradley dikenal karena
kemampuan konseptualnya, terutama perencanaan dan pengelolaan kampanye, bukan
karena kepemimpinannya.

Demikian pula dalam industri, pendidikan, dan pemerintahan, adalah mungkin untuk memiliki
manajer yang luar biasa yang tidak mampu memimpin orang, tetapi yang, jika ia mengakui
kekurangan ini, akan membuat staf organisasinya memberikan kompensasi untuk itu. Sebagai
alternatif, seorang wirausahawan mungkin memiliki kualitas karismatik sebagai pemimpin,
namun mungkin kurang memiliki kemampuan administratif yang diperlukan untuk manajemen
yang efektif secara keseluruhan; dan dia juga harus staf untuk menebus kekurangan.

Kami tidak berurusan dengan kepemimpinan di sini secara umum. Kami berhadapan dengan
kepemimpinan sebagai fungsi manajemen. Kita juga tidak berurusan dengan administrasi secara
umum tetapi, sekali lagi, sebagai fungsi manajemen.

Definisi berikut ini disarankan untuk kejelasan dan kesederhanaan:

 Manajemen — mencapai tujuan melalui orang lain.


 Administrasi — mengelola detail urusan eksekutif.
 Kepemimpinan — memengaruhi orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pandangan Manajemen 3 Dimensi


Grafik 3 dimensi (dari kertas Klimesh), ditunjukkan di bawah ini, menggambarkan manajemen
itu
kegiatan diterapkan pada sumber daya dalam konteks. Kubus kecil di bawah ini merupakan salah
satu
kubus yang bisa berada di bagian dalam grafik - mengatur fasilitas untuk pusat distribusi baru.

Sumber daya
Jawaban atas pertanyaan, "Apa yang dikelola?" Adalah "Sumber daya dikelola."
nilai kualitatif dan kuantitatif. Sumber daya termasuk orang, uang atau modal, mesin,
fasilitas, bahan, energi, informasi, waktu, kedekatan, kekayaan intelektual, teknologi, dan a
jauh lebih banyak.

Aplikasi atau Konteks


Jumlah konteks aplikasi hampir tidak terbatas. Inilah beberapa: bisnis, pribadi,
domestik, sipil, rekreasi, teknis, manufaktur, pemasaran, penjualan, distribusi, medis, dan
promosi. Anda bisa sangat spesifik tentang konteksnya; misalnya, restoran Michael ,
bukannya bisnis, atau Departemen Kepolisian New York , bukan sipil.

Problem Solving
Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan
yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan
alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan
rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Menurut John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah, belajar memecahkan
masalah itu berlangsung sebagai berikut: “Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan
kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga menemukan adanya semacam kesulitan.”

Menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa:


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan
metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam
usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo
(2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian
masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan
masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa –
peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Pada umumnya masalah merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi. Sesuatu yang
diinginkan sekarang berbeda dengan tujuan yang diharapkan. Masalah dapat dikatakan sebagai
suatu hal yang tidak diinginkan tetapi datang secara tiba-tiba.

Problem solving dalam Bahasa Indonesia artinya adalah pemecahan masalah. Lebih luas lagi
pengertian Problem Solving yaitu memecahkan suatu masalah yang menghasilkan suatu solusi
atas permasalahan yang dihadapi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan
berdasarkan data dan informasi yang akurat melalui suatu proses intelektual dan professional
Selanjutnya problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang
tepat dan cermat. Problem solving merupakan suatu pendekatan dengan cara identivication untuk
ketahap sintesis kemudian dianalisi yaitu pemilihan seluruh masalah sehingga mencapai tahap
aplication, selanjutnya komprehension untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah
tersebut.

Pendapat lain problem solving adalah pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai
penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya
sampai dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik. Sedangkan menurut
lawson problem solving adalah suatu hasil masalah yang menghasilkan banyak jawaban yang
dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam problem
solving.Tujuan dari pemecahan masalah adalah menemukan solusi yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah.
Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara suatu yang diharapkan dengan suatu kenyataan. Masalah
pada hakikatnya tidak pernah berdiri sendiri atau terisolasi dengan faktor-faktor lainnya. Masalah
selalu berkonstelasi dengan faktor lainnya, sehingga menjadi latar belakang suatu masalah

Masalah adalah suatu situasi dimana seseoorang dihadapkan pada suatu hal yang memerlukan
suatu solusi dimana jalan menuju solusi tersebut tidak secara langsung diketahui. Dalam
kehidupan sehari-hari suatu masalah biasanya, muncul dari segala sesuatu yang berasal dari
masalah pribadi seperti cara terbaik untuk meyebrangi suatu jalan, sampai kepada permasalahan
yang kompleks seperti bagaimana memasang sebuah sepede baru.

Masalah memiliki beberapa struktur diantaranya:

1. Masalah terstruktur yakni masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubugan antara
elemen yang hubungannya dipengaruhi oleh pemecak masalah
2. Masalah terstruktur yakni masalah yang berisi elemen-ellemen atau hubungan antar
elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Pemecah masalah dilakukan oleh
menejer. Karena menejer harus melakukan sebagian tugas besar untuk memecahkan
masalah
3. Masalah semi terstruktur yakni masalah yang berisi sebagian elemen atau hubungan
elemen yang dimengerti oleh pemecah masalah

Sikap-sikap dalam menanggapi suatu masalah

1. tipe pemimpin

Orang bertipe pemimpin suka berangan-angan. Ia senang mencetuskan ide dan gagasan baru,
namun jarang mengambil tindakan untuk mewujudkannya. Ia tidak pernah berusaa mencari tau
bagaumana mengubah gagasan brilian menjadi tindakan nyata. Tentu saja ia juga tidak pernah
berusaha menyelesaikann maslahnya. Ia puas dengan hanya sekedar memikirkan mimpi-mimpi
hebatnaya. Tipe pemimpin berani punya mimpi-mimpi hebat, tetapi tidak pernah menjadikan
mereka kenyataan.

2. tipe cepat beraksi

Tipe ini bukanlah orang yang kuatir menghadapi masalah, ia segera bertindak. Tentu saja,ia
berinisiatif dan kegigihan tipe ini merupakan hal positif dan melakukan sesuatu dengan tidak
terburu-buru. ia pasti mampu menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien.Ia berpendapat
bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan bekerja lebih keras.
3. tipe pengeluh

Tipe pengeluh adalah tipe orang yang cepat menyerah setiap kali menghadap masalah.Ia berkata,
saya tidak mampu melakukannya tidak jarang tipe orang ini sebenarnya memiliki gagasan hebat
untuk menyelesaikan masalah.tipe pengeluh sulit mengendalikan kehidupannya sendiri.
Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri
4. tipe pengkritik

Tipe pengkritik berada pada tipe pengeluh. Tipe ini lebih berani angkat bicara.Ia seakan-akan
dilahirkan sebagai jawara penkritik. Adapun rencana penyelesaian masalah yang dibuat, ia siap
mengkritik, menunjukkan kelemahan dan menjatuhkan ide orang lain, ia selalu menyalahkan
orang lain setiap kali ada sesuatu yang salah.Ia senang membicarakan kesalahan orang lain tetapi
ia sendiri tidak pernah berbuat sesuatu. Tipe ini selalu takut memikul tanggung jawab dan
menghadapi kenyataan bahwa, ia sendiri juga bisa melakukan kesalahan

5. tipe pemeca masalah

Tipe pemecah masalah berada pada sikap berfikir dan melihat dunia dengan cara yag berbeda.
Ketika sebagian orang melihat sesuatu masalah, mereka justru melihat pelung menuju
kesuksesan, mereka berfokus pada tujuan dalam menyelesaikan setiap tantangan dan masalah.
Mereka menaggapi suatu permasalahan denga tenang, mereka menganalisis sesuatu, mencari
tahu akar penyebab masalah, berani mengambil keputusan dan menyusun rencana yang baik,
mengamankan setiap perencana, serta mampu mengesekusi dan memantau kemajuan setiap
rencana mereka

Jenis-jenis Masalah   :
1. Masalah yang Rumit
Suatu masalah yang tidak berdiri sendiri atau memiliki kaitan erat dengan masalah yang lainnya
sehingga dapat kita sebut masalah dengan skala yang besar. Contohnya seperti krisis keuangan
perusahaan yang berakibat akan timbulnya permasalahan yang lainnya, seperti masalah
pengurangan karyawan, penjualan asset perusahaan untuk menutupi krisis tersebut.

2. Masalah Yang Terstruktur


Suatu masalah yang bersifat rutin dan terjadi berulangkali dan sudah jelas faktor penyebabnya.
Contohnya seperti : masalah penggajian, mutasi, kepangkatan.

3. Masalah Yang Tidak Terstruktur


Suatu masalah yang bersifat tidak rutin, tidak jelas faktor penyebabnya, pemecahan masalahnya
pun lebih rumit dan lebih lama.

Pemecahan Masalah
1. Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang sangat jelas dan spesifik adalah langkah awal yang penting.
Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data dalam proses pemecahan
masalah. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu: dengan
teknik pengamatan langsung, teknik consensus seperti matrik prioritas dan Teknik Analisis data.

2. Mendefinisikan Masalah
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah yang
kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan signifikansi masalah
dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan masalah. Ini juga merupakan
langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana untuk mengalokasikan sumber daya
untuk proses pemecahan masalah.

3. Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat apabila diorganisir
atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang akurat kedepannya.

4. Membentuk suatu Strategi


Selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah. Banyak strategi yang
dapat digunakan tergantung pada jenis dan beratnya masalah yang dihadapi.

5. Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, baik
itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin
selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan masalah, karena
supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah tersebut dan tidak menimbulkan
masalah lainnya yang berkaitan.

6. Membuat Keputusan
Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi, langkah selanjutnya
adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir yang logis atas kelebihan dan
kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang diinginkan.

7. Pemantauan Kemajuan (Monitoring)


Setelah Solusi telah diputuskan atau ditetapkan dan dalam proses pelaksanaan untuk pemecahan
masalah, langkah berikutnya adalah melakukan pemantauan secara berulang dari waktu ke waktu
untuk mengukur apakah menunjukkan pergerakkan ke arah tujuan atau tidak sama sekali.

8. Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi yang penting
untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi tersebut tetap dilanjutkan,
menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak ada kemajuan
sedikitpun.
Langkah-langkah pemecahan masalah
Ada tiga langkah yang dapat diterapkan        :

1. Mengidentivikasi masalah secara tepat


Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan target kerja yang
diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan berdasarkan konsep seorang
problem solver yang provesional harus terlbih dahulu mampu mengetahui pada tingkat mana
kinerja aktual serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita
kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan waktu
pencapaian target kinerja itu.

2. Menentukan sumber dan akar penyebab masalah


Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-
akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah
tersebut.

3. Solusi masalah secara efektif dan efisien


Carilah penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu menyelesaikan masalah
secara baik.

Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya permasalah
sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang dikenal dengan TPS
adalah dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-Action)

1. PLAN (Merencanakan)

Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada hingga
menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.

2. DO (Melakukan tindakan)

Menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang di rencanakan. Kemudian menerapkan sesuai


kesepakatan yang telah ditetapkan/dilakukan.

3. CHECK (memeriksa hasil)

Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik sehingga
masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke perbaikan yang
berkelanjutan.

4. ACT (Tindakan)

Tindakan untuk mengimplementasikan, mendokumentasikan dan mempertahankan rencana kerja


untuk menghindari rintangan yang timbul.
Adapun beberapa panduan dasar dalam mengelola pemecahan masalah, yaitu:

1. Mendefinisikan masalah. Yaitu dengan mengetahui akar permasalahan yang ada, sifatnya baik
internal atau eksternal, dll.
2. Menemukan potensi utama tercetusnya sebuah masalah. Bisa jadi karena adanya salah paham
atau kekurangtahuan tentang suatu perkara yang dapat menimbulkan masalah.

3. Mengembangkan solusi alternatif yang kreatif untuk menyelesaikan masalah. Disini kita
dituntut aktif dalam berpikir, menalarkan berbagai peluang dan kemungkinan yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah.

4. Memilih solusi paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Diantara sekian banyak cara
penyelesaian masalah yang telah dipikirkan sebelumnya, maka dipilihlah satu cara yang menurut
kita dapat dijadikan solusi jitu dalam pemecahannya. Dapat juga dugunakan pertimbangan lain
untuk mendukung pilihan kita.

5. Rencanakan pelaksanaan solusi tersebut. Segala sesuatu itu butuh rencana, maka berikanlah
rencana/planning yang terbaik dari curahan pikiran kita.

6. Memonitor pelaksanaan rencana. Disini perlu sekali melakukan follow up guna mengawasi
sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan rencana tersebut, apakah perencanaan solusi
berjalan dengan baik atau tidak.

 Jadi, di dalam manajemen masalah diperlukan sikap kita bagaimana cara menanggapinya.
Sebab, terkadang masalah yang ringan pun dapat terasa berat jika kita tidak bisa mengatur
tingkat stressingnya. Jangan sampai masalah menjadi beban hidup, tapi jadikanlah masalah
sebagai wadah penempaan diri menuju pendewasaan, terutama bagi para aktivis da’wah.
Sungguh, jalan ini akan penuh onak dan duri serta berbagai macam problematika yang tidak
sepele. Untuk itu, selesaikan masalah dan cari penyelesaian yang tepat.

Faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan


1. Menpower (tenaga kerja)
yaitu berkaitan dengan kekurangan pengetahuan atau tidak terlatih, tidak berpengalaman,
kekurangan dalam keterampilan dasar yang berkaitan dengan mentaldan fisik, kelelahan, dan
stres, ketidakpedulian dan lain-lain

2. Machines(mesin dan peralatan)


Berkaitan dengantidak adnaya sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin produksi,
termasuk fasilitas dan peralatan lain, ketidak sesuain mesin dengan spesifikasi tugas, mesin tidak
dikalibrasi, terlalu complicated, terlalu panas dan lain-lain

3. Methods (Metode kerja)


Yaitu berkaitan dengan prosedur danmetode kerja yang tidak benar, tidak jelas, tidak diketahui,
tidak terstandardisasi, tidak cocok dan lain-lain

4. Materials (bahan bakudan bahan penolong)


Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang digunakan,
ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang ditetapkan,
ketiadaan penanganan yang evektif terhadap bahan baku dan bahan penolong dan lain-lain

5. Media
Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif, kekurangan dalam
lampupenerangn, fentilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan dan lain-lain

6. Motivation(motivasi)
Berkaitan dengan ketiadaansikap kerja yang benar dan profesional (tidak kreatif, bersikap
rekreatif, tidak mampu bekerjasama dalam tim) , yang dalam hal inidisebabkan oleh sistem balas
jasa dan penghargaan yang tidak adil pada tenaga kerja.

7. Money(keuangan)
Yang berkaitan dengan ketiadaan dukungan finansial yang mantab guna memperlancar proyek
peningkatan kualitas yang akan ditetapkan

Masalah adalah kesenjangan antara target kerja dan hasil aktul, dapatkita terima, maka dari segi
kognitif kita dapat mengelompokkan masalah sebagai berikut

1. Masalah yang diciptakan (Problems to be created)


Yaitu menetapkan target kinerja yang meningkat secara terus menerus kemudian berusaha
untukmenyelesaikan melalui upaya giat terus menerus. Masalh yang diciptakan ini sering
disebut, masalah potensial yang baru akan menjadimasalah aktual dimasa yang akan datang.
Upaya menyelesaikan masalah ini melalui inovasi kreatif(peningkatan radikal dramatik) terus
menerus.progrm lean six sigma yang sangat populer sekarang ini merupakan program inovetif
untuk solusi masalah yang diciptakan ini

2. Maslaah yang dirasakan (Problems to be Perceived), yang bberkaitan dengan upaya


peningkatan secara bertahap terus-menerus yang bertujuan memperkuat posisi yang
sekarang.penerapan kaizen dalam organisasi merupakan contoh solusi masalah yang
dirasakan ini
3. Masalah yang telah terjadi(Problems Already occurred), yang berkaitan dengan target-
terget masa llalu yang tidak tercapai atau deviasi dari standar-standaryang ditetapkan.
Orang-orang sukses pada umumnya selalu memecahkan masalah pertama, yaitu menetapkan
target kinerja yang SMART kemudian berusaha secara kreatif dan inovatif untuk mencapai target
itu.

Orang-orang gagal pada umumnya menghadapi jenis masalah ketiga, yaitu masalah yang telah
terjadi. Namun sayangnya mereka tidak melakukan solusi masalah kreatif, tetapi mereka selalu
mencari “kambing hitam” pada faktor-faktor yang tidak terkendali dan penyebab yang tidak
dapat diprediksi seperti bencana alam, sunami, keadaan ekonomi yang buruk, dan faktor-faktor
lain diluar diri mereka.

Manusia cerdas seharusnya memfokuskan energi dan perhatiannya pada penyebab-penyebab


yang dapat diperkirakan atau diprediksi.
Berikut ini adalah sikap yang dimiliki oleh pemecah masalah dan pengambil keputusan:

1. Keyakinan
Memiliki keyakinan positif membuat hidup anada gembira, senang, bahagia dan optimis dalam
mengatasi masalah anda. Atau anda dapat memiliki keyakinan negatif, keyakinan yang membuat
hidup anda sedih, murung, susah dan pesimis terhadap masalah yang anda hadapi sementara
anda masih tetap berfikir tidak ada jalan keluar dari masalah yang anda sedang hadapi.
Keyakinan mempunyai kuasa dan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan.

2. Proaktif
Menjadi proaktif berarti bertanggung jawab 100% atas hidup. Kita meiliki inisiatif dan tanggung
jawab untuk membuat segala sesuatu teradi. Orang proaktif tidak menyalahkan masalah, keadaan
orang atau kondisi disekeliling mereka. Orang proaktif memfokuskan upaya mereka dalam
lingkungan pengaruhnya. Mereka mengerjakan hal-hal yang terhadapnya mereka dapat
melakukan sesuatu. Orang proaktif fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, mereka fokus
pada solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi.

3. Tenang
Setiap orang tidak akan lepas dari masalah. Secara sederhana, masalah dapat diartikan tidak
sesuainya antara harapan dan kenyataan. Jika suatu permsalahan mendatangi kita tentu saja kita
berusaha untuk menyelesaikan seceat mungkin. Namun, bagaimana jika masalah itu yang datang
begitu pelik dan kita belum menemukan solusinya

4. Komitmen
Komitmen adalah sebuah keputusan, bukan proses. Jadi kalau kita sudah mengambil keputusan
itu, mari kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita tidak ada komitmen mungkin kita
lebih baik sistem tidak dijalankan daripada jalannya setengah-setengah. Sudah buang-buang
waktu, tenaga,uang dan lain-lain tetapi tidak ada hasilnya, karena tidak adanya komitmen

5. Senantiasa belajar
Jangan takut menghadapi masalah, apapun bentuk masalah kita besar ataupun kecil, percayalah
ada pelajaran yang dapat kita ambil dari semua itu agar kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana.
Jangan anggap masalah sebagai batu sandungan, tetapi jadikan masalah sebagai kesempatan
belajar untuk mengasah cara, metode, dan prose berfikir kita. Dengan memiliki sikap dan proses
berfikir rasional yang tepat, tentu akan memberikan hasil yang tepat pula.

6. Konflik
dalam makalah ini penulis sedikit menyinggung tentang konflik, hal ini dilakukan agar para
pembaca mampu memahami apa itu masalah dan apa itu konflik. Pengertian konflik menurut
bahasa dapat diartikan dengan perbedaan, pertentangan atau permasalahan. Konflik adalah suatu
proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara
negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Dalam istilah al-quran konflik ini sinonim dengan ikhtilaf yang terdapat dalam surat al-baqarah
ayat 176:

Artinya: yang demikian itu adalah karena allah yang telah menurunkan alkitab dengan membawa
kebenaran, dan sesungguhnya orang yang berselisih (kebenaran) alkitab itu, benar-benar dalam
penyimpangan yang jauh(Qs,Al-Baqarah: 176)

Mencari solusi dari setiap konflik membutuhkan strategi

1. Konflik tahap satu dan konflik yang disertai emosi paling baik diselesaikan dengan
strategi pengelolaan yang cermat.
2. Konflik tahap dua memerlukan lebih banyak pelatihan dan keahlian manajement khusus

Solusi dari permasalahan diantarayna:

1. Bersaing
Yang berciri Menang kalah Memperjuangkan kepentingan dengan mengorbankan pihak lain

2. Kompromi
Tehnik penyelesaian konflik mengharuskan kedua belah pihak terliabat konflik, saling memberi
kelonggaran dan konsesi dan saling bekerja sama menyelesaikan konflik

3. Kerjasama
Kedua belah pihak yang terlibat konflik bekerja sama dan mencari pemecahan konflik yang
dapat memuaskan kepentingan kedua belah pihak

4. Menyesuaikan
Yang dilakukan oleh pihak-pihak erlibat konflik dengan cara salah satu pihak melepaskan atau
mengesampingkan keinginan kelomoknya dan memenuhi keinginan pihak lain sehingga pihak
harus merelakan kebutuhannya dan sepenuhnya mendapatkan hal yang diinginkan.
Manfaat dari problem solving
1. Memberikan panduan yang kreatif bagi Anda untuk berfikir secara kreatif, solutif secara
profesional, tepat   sasaran, praktis serta menghasilkan kesimpulan yang benar dan
realistis dan membuat keputusan yang tepat waktu.
2. Membimbing Anda untuk memiliki kecerdasan prioritas dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga hasilnya signifikan & dapat diterima pihak pihak terkait.
3. Pemahaman tentang memahami setiap masalah serta merubah paradigma pemecahan
masalah.
4. Pengulas tahapan yang harus di lakukan dalam menangani masalah termasuk
menghindari kesalahan yang dapat terjadi selama proses penyelesaian masalah serta
tahapan membuat keputusan solusi terbaik
5. Memberikan panduan dalam mengimplementasikan alternatif solusi terbaik, menetapkan
langkah efektif agar penyelesaian masalah dapat memberikan hasil terbaik dan mampu
menghindari potensi masalah di kemudian hari
6. Panduan dalam upaya menjadikan kegiatan penyelesaian masalah menjadi sebuah
kegiatan/siklus permanen di area kerja.

Pengambilan Keputusan
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.


Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang
proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan
ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan
tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif
keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga
dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat
banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi
yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan,
dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari
pembuatan keputusan yang telah dilakukan.

Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.


Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai
identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan
seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam
membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari
internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi
dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara
efisien dan efektif.

Definisi

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang
mendasarkan diri pada human relations.

Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian
tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam
hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih
( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).

Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil
dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu
harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dasar Pengambilan Keputusan


1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.


b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat


Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan
pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan.

2. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas
nilai masyarakat yang di akui saat itu.

3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan
yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman


Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat
apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan
tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi
masalah yang timbul.

Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah
dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien.

Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-


keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu:

a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana
sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian,
sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan
dalam :

a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

Keputusan yang dibuat oleh seseorang

Keuntungan keputusan yang diambil oleh individu

1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.

Kerugian keputusan yang diambil oleh individu

1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.


2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali
kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan
seorang diri.

Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang

Kelebihannya antara lain:

1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi


2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara
bersama
Kelemahannya antara lain:
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.

Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga
kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu:

1. Dinamika individu di dalam organisasi

Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang
tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap
bawahannya

2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi

Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya
mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.

3. Dinamika lingkungan organisasi

Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara
organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

Proses Pengambilan Keputusan

Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh
karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis
proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :

Identifikasi masalah

Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam
suatu organisasi.

Pengumpulan dan penganalisis data

Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.

Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif
beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus
dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya
informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai
macam pengertian:

a. Perkiraan dalam arti Proyeksi

Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun
secara kronologis.

b. Perkiraan dalam arti prediksi

Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.

c. Perkiraan dalam arti konjeksi

Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif,
artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

d. Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu
alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan
berhasil atau sebaliknya.

e. Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang
positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai
alternatif yang lain.

f. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang
telah dibuat.

Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak
boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana
pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang
bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang
lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.

Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah


dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan
konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat,
masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.

Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang
pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari
Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang
yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori
pengambilan keputusan.
Daftar Pustaka

Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
Media Group.

Priyono. 2007. Pengantar manajemen. Surabaya : Zifatama

Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995

Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989

Vincent Gaspersz, TeamOriented Problem Solving,(Gramedia,Jakarta:2007)1-2,

Anda mungkin juga menyukai