Oleh:
SATRIA KAFIN MUNTAZHAR SIND
10090318339
Diagram ini menunjukkan berbagai elemen, fungsi, dan kegiatan yang merupakan bagian dari
proses manajemen. Di pusat adalah orang, ide, dan hal-hal, karena ini adalah komponen dasar
dari setiap organisasi yang dengannya manajer harus bekerja. Gagasan menciptakan kebutuhan
akan pemikiran konseptual; hal-hal, untuk administrasi; orang, untuk kepemimpinan.
Tiga fungsi analisis masalah, pengambilan keputusan, dan komunikasi penting setiap saat
dan dalam semua aspek pekerjaan manajer; oleh karena itu, mereka ditampilkan untuk
menghentikan proses karyanya. Namun, fungsi lain cenderung terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksi; dengan demikian, perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan
pengendalian diperlihatkan dalam urutan itu di salah satu jalur. Minat seorang manajer pada
salah satu dari mereka tergantung pada berbagai faktor, termasuk posisinya dan tahap
penyelesaian proyek yang paling ia perhatikan. Dia harus selalu merasakan denyut nadi
organisasinya. Kegiatan-kegiatan yang akan paling penting baginya ketika dia berkonsentrasi
sekarang pada satu fungsi, lalu pada yang lain diperlihatkan pada pita-pita luar diagram.
Perhatikan perbedaan antara pemimpin dan manajer. Persyaratan tidak boleh digunakan secara
bergantian. Sementara manajer yang baik sering kali akan menjadi pemimpin yang baik, dan
sebaliknya, ini belum tentu demikian. Sebagai contoh:
Dalam Perang Dunia II, Jenderal George Patton dikenal karena kemampuannya untuk
memimpin dan menginspirasi orang-orang di medan perang, tetapi tidak karena
kemampuan konseptualnya. Sebaliknya, Jenderal Omar Bradley dikenal karena
kemampuan konseptualnya, terutama perencanaan dan pengelolaan kampanye, bukan
karena kepemimpinannya.
Demikian pula dalam industri, pendidikan, dan pemerintahan, adalah mungkin untuk memiliki
manajer yang luar biasa yang tidak mampu memimpin orang, tetapi yang, jika ia mengakui
kekurangan ini, akan membuat staf organisasinya memberikan kompensasi untuk itu. Sebagai
alternatif, seorang wirausahawan mungkin memiliki kualitas karismatik sebagai pemimpin,
namun mungkin kurang memiliki kemampuan administratif yang diperlukan untuk manajemen
yang efektif secara keseluruhan; dan dia juga harus staf untuk menebus kekurangan.
Kami tidak berurusan dengan kepemimpinan di sini secara umum. Kami berhadapan dengan
kepemimpinan sebagai fungsi manajemen. Kita juga tidak berurusan dengan administrasi secara
umum tetapi, sekali lagi, sebagai fungsi manajemen.
Sumber daya
Jawaban atas pertanyaan, "Apa yang dikelola?" Adalah "Sumber daya dikelola."
nilai kualitatif dan kuantitatif. Sumber daya termasuk orang, uang atau modal, mesin,
fasilitas, bahan, energi, informasi, waktu, kedekatan, kekayaan intelektual, teknologi, dan a
jauh lebih banyak.
Problem Solving
Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan
yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan
alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan
rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
Menurut John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah, belajar memecahkan
masalah itu berlangsung sebagai berikut: “Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan
kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga menemukan adanya semacam kesulitan.”
Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam
usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo
(2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian
masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan
masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa –
peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pada umumnya masalah merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi. Sesuatu yang
diinginkan sekarang berbeda dengan tujuan yang diharapkan. Masalah dapat dikatakan sebagai
suatu hal yang tidak diinginkan tetapi datang secara tiba-tiba.
Problem solving dalam Bahasa Indonesia artinya adalah pemecahan masalah. Lebih luas lagi
pengertian Problem Solving yaitu memecahkan suatu masalah yang menghasilkan suatu solusi
atas permasalahan yang dihadapi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan
berdasarkan data dan informasi yang akurat melalui suatu proses intelektual dan professional
Selanjutnya problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang
tepat dan cermat. Problem solving merupakan suatu pendekatan dengan cara identivication untuk
ketahap sintesis kemudian dianalisi yaitu pemilihan seluruh masalah sehingga mencapai tahap
aplication, selanjutnya komprehension untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah
tersebut.
Pendapat lain problem solving adalah pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai
penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya
sampai dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik. Sedangkan menurut
lawson problem solving adalah suatu hasil masalah yang menghasilkan banyak jawaban yang
dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam problem
solving.Tujuan dari pemecahan masalah adalah menemukan solusi yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah.
Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara suatu yang diharapkan dengan suatu kenyataan. Masalah
pada hakikatnya tidak pernah berdiri sendiri atau terisolasi dengan faktor-faktor lainnya. Masalah
selalu berkonstelasi dengan faktor lainnya, sehingga menjadi latar belakang suatu masalah
Masalah adalah suatu situasi dimana seseoorang dihadapkan pada suatu hal yang memerlukan
suatu solusi dimana jalan menuju solusi tersebut tidak secara langsung diketahui. Dalam
kehidupan sehari-hari suatu masalah biasanya, muncul dari segala sesuatu yang berasal dari
masalah pribadi seperti cara terbaik untuk meyebrangi suatu jalan, sampai kepada permasalahan
yang kompleks seperti bagaimana memasang sebuah sepede baru.
1. Masalah terstruktur yakni masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubugan antara
elemen yang hubungannya dipengaruhi oleh pemecak masalah
2. Masalah terstruktur yakni masalah yang berisi elemen-ellemen atau hubungan antar
elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Pemecah masalah dilakukan oleh
menejer. Karena menejer harus melakukan sebagian tugas besar untuk memecahkan
masalah
3. Masalah semi terstruktur yakni masalah yang berisi sebagian elemen atau hubungan
elemen yang dimengerti oleh pemecah masalah
1. tipe pemimpin
Orang bertipe pemimpin suka berangan-angan. Ia senang mencetuskan ide dan gagasan baru,
namun jarang mengambil tindakan untuk mewujudkannya. Ia tidak pernah berusaa mencari tau
bagaumana mengubah gagasan brilian menjadi tindakan nyata. Tentu saja ia juga tidak pernah
berusaha menyelesaikann maslahnya. Ia puas dengan hanya sekedar memikirkan mimpi-mimpi
hebatnaya. Tipe pemimpin berani punya mimpi-mimpi hebat, tetapi tidak pernah menjadikan
mereka kenyataan.
Tipe ini bukanlah orang yang kuatir menghadapi masalah, ia segera bertindak. Tentu saja,ia
berinisiatif dan kegigihan tipe ini merupakan hal positif dan melakukan sesuatu dengan tidak
terburu-buru. ia pasti mampu menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien.Ia berpendapat
bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan bekerja lebih keras.
3. tipe pengeluh
Tipe pengeluh adalah tipe orang yang cepat menyerah setiap kali menghadap masalah.Ia berkata,
saya tidak mampu melakukannya tidak jarang tipe orang ini sebenarnya memiliki gagasan hebat
untuk menyelesaikan masalah.tipe pengeluh sulit mengendalikan kehidupannya sendiri.
Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri
4. tipe pengkritik
Tipe pengkritik berada pada tipe pengeluh. Tipe ini lebih berani angkat bicara.Ia seakan-akan
dilahirkan sebagai jawara penkritik. Adapun rencana penyelesaian masalah yang dibuat, ia siap
mengkritik, menunjukkan kelemahan dan menjatuhkan ide orang lain, ia selalu menyalahkan
orang lain setiap kali ada sesuatu yang salah.Ia senang membicarakan kesalahan orang lain tetapi
ia sendiri tidak pernah berbuat sesuatu. Tipe ini selalu takut memikul tanggung jawab dan
menghadapi kenyataan bahwa, ia sendiri juga bisa melakukan kesalahan
Tipe pemecah masalah berada pada sikap berfikir dan melihat dunia dengan cara yag berbeda.
Ketika sebagian orang melihat sesuatu masalah, mereka justru melihat pelung menuju
kesuksesan, mereka berfokus pada tujuan dalam menyelesaikan setiap tantangan dan masalah.
Mereka menaggapi suatu permasalahan denga tenang, mereka menganalisis sesuatu, mencari
tahu akar penyebab masalah, berani mengambil keputusan dan menyusun rencana yang baik,
mengamankan setiap perencana, serta mampu mengesekusi dan memantau kemajuan setiap
rencana mereka
Jenis-jenis Masalah :
1. Masalah yang Rumit
Suatu masalah yang tidak berdiri sendiri atau memiliki kaitan erat dengan masalah yang lainnya
sehingga dapat kita sebut masalah dengan skala yang besar. Contohnya seperti krisis keuangan
perusahaan yang berakibat akan timbulnya permasalahan yang lainnya, seperti masalah
pengurangan karyawan, penjualan asset perusahaan untuk menutupi krisis tersebut.
Pemecahan Masalah
1. Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang sangat jelas dan spesifik adalah langkah awal yang penting.
Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data dalam proses pemecahan
masalah. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu: dengan
teknik pengamatan langsung, teknik consensus seperti matrik prioritas dan Teknik Analisis data.
2. Mendefinisikan Masalah
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah yang
kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan signifikansi masalah
dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan masalah. Ini juga merupakan
langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana untuk mengalokasikan sumber daya
untuk proses pemecahan masalah.
3. Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat apabila diorganisir
atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang akurat kedepannya.
5. Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, baik
itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin
selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan masalah, karena
supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah tersebut dan tidak menimbulkan
masalah lainnya yang berkaitan.
6. Membuat Keputusan
Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi, langkah selanjutnya
adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir yang logis atas kelebihan dan
kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang diinginkan.
8. Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi yang penting
untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi tersebut tetap dilanjutkan,
menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak ada kemajuan
sedikitpun.
Langkah-langkah pemecahan masalah
Ada tiga langkah yang dapat diterapkan :
Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya permasalah
sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang dikenal dengan TPS
adalah dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-Action)
1. PLAN (Merencanakan)
Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada hingga
menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
2. DO (Melakukan tindakan)
Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik sehingga
masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke perbaikan yang
berkelanjutan.
4. ACT (Tindakan)
1. Mendefinisikan masalah. Yaitu dengan mengetahui akar permasalahan yang ada, sifatnya baik
internal atau eksternal, dll.
2. Menemukan potensi utama tercetusnya sebuah masalah. Bisa jadi karena adanya salah paham
atau kekurangtahuan tentang suatu perkara yang dapat menimbulkan masalah.
3. Mengembangkan solusi alternatif yang kreatif untuk menyelesaikan masalah. Disini kita
dituntut aktif dalam berpikir, menalarkan berbagai peluang dan kemungkinan yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah.
4. Memilih solusi paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Diantara sekian banyak cara
penyelesaian masalah yang telah dipikirkan sebelumnya, maka dipilihlah satu cara yang menurut
kita dapat dijadikan solusi jitu dalam pemecahannya. Dapat juga dugunakan pertimbangan lain
untuk mendukung pilihan kita.
5. Rencanakan pelaksanaan solusi tersebut. Segala sesuatu itu butuh rencana, maka berikanlah
rencana/planning yang terbaik dari curahan pikiran kita.
6. Memonitor pelaksanaan rencana. Disini perlu sekali melakukan follow up guna mengawasi
sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan rencana tersebut, apakah perencanaan solusi
berjalan dengan baik atau tidak.
Jadi, di dalam manajemen masalah diperlukan sikap kita bagaimana cara menanggapinya.
Sebab, terkadang masalah yang ringan pun dapat terasa berat jika kita tidak bisa mengatur
tingkat stressingnya. Jangan sampai masalah menjadi beban hidup, tapi jadikanlah masalah
sebagai wadah penempaan diri menuju pendewasaan, terutama bagi para aktivis da’wah.
Sungguh, jalan ini akan penuh onak dan duri serta berbagai macam problematika yang tidak
sepele. Untuk itu, selesaikan masalah dan cari penyelesaian yang tepat.
5. Media
Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif, kekurangan dalam
lampupenerangn, fentilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan dan lain-lain
6. Motivation(motivasi)
Berkaitan dengan ketiadaansikap kerja yang benar dan profesional (tidak kreatif, bersikap
rekreatif, tidak mampu bekerjasama dalam tim) , yang dalam hal inidisebabkan oleh sistem balas
jasa dan penghargaan yang tidak adil pada tenaga kerja.
7. Money(keuangan)
Yang berkaitan dengan ketiadaan dukungan finansial yang mantab guna memperlancar proyek
peningkatan kualitas yang akan ditetapkan
Masalah adalah kesenjangan antara target kerja dan hasil aktul, dapatkita terima, maka dari segi
kognitif kita dapat mengelompokkan masalah sebagai berikut
Orang-orang gagal pada umumnya menghadapi jenis masalah ketiga, yaitu masalah yang telah
terjadi. Namun sayangnya mereka tidak melakukan solusi masalah kreatif, tetapi mereka selalu
mencari “kambing hitam” pada faktor-faktor yang tidak terkendali dan penyebab yang tidak
dapat diprediksi seperti bencana alam, sunami, keadaan ekonomi yang buruk, dan faktor-faktor
lain diluar diri mereka.
1. Keyakinan
Memiliki keyakinan positif membuat hidup anada gembira, senang, bahagia dan optimis dalam
mengatasi masalah anda. Atau anda dapat memiliki keyakinan negatif, keyakinan yang membuat
hidup anda sedih, murung, susah dan pesimis terhadap masalah yang anda hadapi sementara
anda masih tetap berfikir tidak ada jalan keluar dari masalah yang anda sedang hadapi.
Keyakinan mempunyai kuasa dan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan.
2. Proaktif
Menjadi proaktif berarti bertanggung jawab 100% atas hidup. Kita meiliki inisiatif dan tanggung
jawab untuk membuat segala sesuatu teradi. Orang proaktif tidak menyalahkan masalah, keadaan
orang atau kondisi disekeliling mereka. Orang proaktif memfokuskan upaya mereka dalam
lingkungan pengaruhnya. Mereka mengerjakan hal-hal yang terhadapnya mereka dapat
melakukan sesuatu. Orang proaktif fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, mereka fokus
pada solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi.
3. Tenang
Setiap orang tidak akan lepas dari masalah. Secara sederhana, masalah dapat diartikan tidak
sesuainya antara harapan dan kenyataan. Jika suatu permsalahan mendatangi kita tentu saja kita
berusaha untuk menyelesaikan seceat mungkin. Namun, bagaimana jika masalah itu yang datang
begitu pelik dan kita belum menemukan solusinya
4. Komitmen
Komitmen adalah sebuah keputusan, bukan proses. Jadi kalau kita sudah mengambil keputusan
itu, mari kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita tidak ada komitmen mungkin kita
lebih baik sistem tidak dijalankan daripada jalannya setengah-setengah. Sudah buang-buang
waktu, tenaga,uang dan lain-lain tetapi tidak ada hasilnya, karena tidak adanya komitmen
5. Senantiasa belajar
Jangan takut menghadapi masalah, apapun bentuk masalah kita besar ataupun kecil, percayalah
ada pelajaran yang dapat kita ambil dari semua itu agar kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana.
Jangan anggap masalah sebagai batu sandungan, tetapi jadikan masalah sebagai kesempatan
belajar untuk mengasah cara, metode, dan prose berfikir kita. Dengan memiliki sikap dan proses
berfikir rasional yang tepat, tentu akan memberikan hasil yang tepat pula.
6. Konflik
dalam makalah ini penulis sedikit menyinggung tentang konflik, hal ini dilakukan agar para
pembaca mampu memahami apa itu masalah dan apa itu konflik. Pengertian konflik menurut
bahasa dapat diartikan dengan perbedaan, pertentangan atau permasalahan. Konflik adalah suatu
proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara
negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Dalam istilah al-quran konflik ini sinonim dengan ikhtilaf yang terdapat dalam surat al-baqarah
ayat 176:
Artinya: yang demikian itu adalah karena allah yang telah menurunkan alkitab dengan membawa
kebenaran, dan sesungguhnya orang yang berselisih (kebenaran) alkitab itu, benar-benar dalam
penyimpangan yang jauh(Qs,Al-Baqarah: 176)
1. Konflik tahap satu dan konflik yang disertai emosi paling baik diselesaikan dengan
strategi pengelolaan yang cermat.
2. Konflik tahap dua memerlukan lebih banyak pelatihan dan keahlian manajement khusus
1. Bersaing
Yang berciri Menang kalah Memperjuangkan kepentingan dengan mengorbankan pihak lain
2. Kompromi
Tehnik penyelesaian konflik mengharuskan kedua belah pihak terliabat konflik, saling memberi
kelonggaran dan konsesi dan saling bekerja sama menyelesaikan konflik
3. Kerjasama
Kedua belah pihak yang terlibat konflik bekerja sama dan mencari pemecahan konflik yang
dapat memuaskan kepentingan kedua belah pihak
4. Menyesuaikan
Yang dilakukan oleh pihak-pihak erlibat konflik dengan cara salah satu pihak melepaskan atau
mengesampingkan keinginan kelomoknya dan memenuhi keinginan pihak lain sehingga pihak
harus merelakan kebutuhannya dan sepenuhnya mendapatkan hal yang diinginkan.
Manfaat dari problem solving
1. Memberikan panduan yang kreatif bagi Anda untuk berfikir secara kreatif, solutif secara
profesional, tepat sasaran, praktis serta menghasilkan kesimpulan yang benar dan
realistis dan membuat keputusan yang tepat waktu.
2. Membimbing Anda untuk memiliki kecerdasan prioritas dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga hasilnya signifikan & dapat diterima pihak pihak terkait.
3. Pemahaman tentang memahami setiap masalah serta merubah paradigma pemecahan
masalah.
4. Pengulas tahapan yang harus di lakukan dalam menangani masalah termasuk
menghindari kesalahan yang dapat terjadi selama proses penyelesaian masalah serta
tahapan membuat keputusan solusi terbaik
5. Memberikan panduan dalam mengimplementasikan alternatif solusi terbaik, menetapkan
langkah efektif agar penyelesaian masalah dapat memberikan hasil terbaik dan mampu
menghindari potensi masalah di kemudian hari
6. Panduan dalam upaya menjadikan kegiatan penyelesaian masalah menjadi sebuah
kegiatan/siklus permanen di area kerja.
Pengambilan Keputusan
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi
dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara
efisien dan efektif.
Definisi
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang
mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian
tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam
hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih
( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil
dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu
harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas
nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan
yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah
dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi
kabur atau kurang jelas.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu:
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana
sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian,
sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan
dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga
kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu:
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang
tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap
bawahannya
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya
mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara
organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh
karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis
proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam
suatu organisasi.
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif
beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus
dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya
informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai
macam pengertian:
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun
secara kronologis.
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif,
artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu
alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan
berhasil atau sebaliknya.
e. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang
positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai
alternatif yang lain.
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang
telah dibuat.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa
pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak
boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana
pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang
bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang
lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang
pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari
Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang
yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori
pengambilan keputusan.
Daftar Pustaka
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
Media Group.
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989