Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI

No. Dokumen : DTSPO

No. Revisi :
DAFTAR
TILIK Tanggal Terbit :

Halaman : 1 dari 3
PUSKESMAS
TEGALREJO dr. Prie Aka Mahdayanti
KOTA NIP.197306222006042012
YOGYAKARTA

No Kegiatan Y Tidak Tidak


a berlaku
1. Apakah petugas melakukan anamnesis terhadap pasien (Subjective)?
Keluhan : Sakit kepala, rasa berat ditengkuk, telinga berdengung,
sukar tidur, mimisan.
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi
2. Apakah petugas melakukan cuci tangan sebelum memeriksa pasien?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
sederhana (Objective)?
Pemeriksaan Fisik : Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan –
berat. Tekanan darah meningkat (sesuai kriteria JNC VII), nadi tidak
normal, wajib diperiksa status neurologis, akral, dan pemeriksaan
jantung (JVP, batas jantung, dan ronchi).
Pemeriksaan Penunjang:
Untuk menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko: urin
rutin, GDN, kolesterol, dan asam urat.
4. Apakah petugas melakukan penegakan diagnosis (Assessment)?
No ICD-10 : I10 Essential (primary) hypertension
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII

Tekanan darah (TD) Tekanan darah Tekanan darah


5. Apakah petugas memperkirakan komplikasi?
Klasifikasi1. Hipertrofi ventrikel
sistolik kiri (TDS) diastolik (TDD)
mmHg
2. Proteinurea dan mmHg
gangguan fungsi ginjal
Normal 3. Aterosklerosis <120
pembuluh darah and <80
Pre-hypertension
4. Retinopati 120-139 or 80-89
Stage 1 Hypertension 140-159
5. Stroke atau TIA or 90-99
Stage 2 Hypertension ≥160 or ≥100
6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris,
serta gagal jantung
6. Apakah petugas menyusun rencana penatalaksanaan komprehensif
(Plan)?
1) Modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, mengurangi
makanan lemak, menghentikan kebiasaan merokok dan minum
alkohol, mengendalikan berat badan, meningkatkan aktifitas
fisik) dengan target tekanan darah < 140/90 mmHg atau <
130/80 pada pasien DM atau penyakit ginjal kronis. Bila target
tidak tercapai maka berikan obat inisial.
2) Pada hipertensi stage 1, dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50
mg/hari, furosemid 2x20-80 mg/hari), atau ACE inhibitor
(captopril 2x25-100 mg/hari), kalsium inhibitor (amlodipin
1x2,5-10 mg/hari).
3) Pada hipertensi stage 2; diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic tiazid dan ACE inhibitor atau penghambat
kalsium.
4) Pada kehamilan berikan antagonis kalsium (nifedipin 30-60
mg/hari), tidak boleh diberikan ACE inhibitor dan antagonis
reseptor AII.
7. Apakah petugas memberikan konseling dan edukasi?
1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara
obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang
(misalnya untuk mengontrol tekanan darah) dan pemakaian
jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk
mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1
bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga
kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti
yang disarankan meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar
melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan
periksa urin secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi
dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.
8. Apakah petugas menetapkan kriteria rujukan?
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole
>180)
9. Apakah petugas menentukan prognosis?
Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol.
10 Apakah petugas mencuci tangan setelah memeriksa pasien?
.
CR = [ Ya / ( Ya + Tidak ) ] x 100 % = %

Anda mungkin juga menyukai