PDF Kana LP Osteoartritisdocx - Compress
PDF Kana LP Osteoartritisdocx - Compress
Disusun Oleh :
Kana Sabela Rosyad
S17185/S17-D
LAPORAN PENDAHULUAN
A. OSTEO
OSTEOARTHR
ARTHRITIS
ITIS
1. Defi
Defini
nisi
si
Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun sebenarnya
penderita osteoartritis tidak mengalami inflamasi atau hanya mengalami
inflamasi
inflamasi ringan (Koentjoro, 2010). Osteo
ringan (Koentjoro, Osteorathr
rathritis
itis merupakan
merupakan penyakit
penyakit sendi
degener
degenerati
ative
ve yang
yang berkai
berkaitan
tan dengan
dengan kerusa
kerusakan
kan kartil
kartilago
ago sendi.
sendi. Verteb
Vertebra,
ra,
panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA (Sudoyo Aru dkk,
2. Etio
Etiolo
logi
gi
Faktor resiko pada osteoarthritis, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan usia, OA biasanya terjadi pada usia lanjut, jarang dijumpai
penderita OA yang berusia di bawah 40 tahun (Helmi, 2012). Di Indonesia,
prevalensi OA mencapai 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun (Soeroso et al., 2009).
2. Obesit
Obesitas,
as, membaw
membawaa beban
beban lebih
lebih berat
berat akan membuat
membuat sendi
sendi sambung
sambungan
an
tulang berkerja lebih berat, diduga memberi andil terjadinya AO (Helmi,
2012).
2012). Serta
Serta obesit
obesitas
as menimb
menimbulka
ulkan
n st
stres
res mekani
mekaniss abnorma
abnormal,
l, sehing
sehingga
ga
meningkatkan frekuensi penyakit (Robbins, 2007).
3. Je
Jeni
niss ke
kela
lami
min
n wani
wanita
ta (H
(Hel
elmi
mi,, 2012)
2012).. Pe
Perk
rkem
emban
banga
gan
n OA se
send
ndi-
i-se
sendi
ndi
interfalang distal tangan (nodus Heberden) lebih dominan pada perempuan.
Nodus Heberdens 10 kali lebih sering ditemukan pada perempuan
dibandingkan laki-laki (Price dan Wilson, 2013). Kadar estrogen yang tinggi
juga dilaporkan berkaitan dengan peningkatan resiko (Robbins, 2007).
Wanita
Wanita yang
yang te
tela
lah
h la
lanj
njut
ut us
usia
ia at
atau
au di at
atas
as 45 ta
tahu
hun
n te
tela
lah
h menga
mengala
lami
mi
menopause sehingga terjadi penurunan estrogen. Estrogen berpengaruh pada
osteoblas dan sel endotel. Apabila terjadi penurunan estrogen maka TGF-β
yang dihasilkan osteoblas dan nitric oxide (NO) yang dihasilkan sel endotel
ak
akan
an menu
menuru
run
n juga
juga se
sehi
hingg
nggaa meny
menyeba
ebabk
bkan
an di
dife
fere
rens
nsia
iasi
si da
dan
n matu
matura
rasi
si
osteoklas meningkat.
Estrog
Estrogen
en juga
juga berpen
berpengar
garuh
uh pada
pada bone
bone marrow
marrow st
strom
romaa cell
cell dan sel
mononuklear yang dapat menghasilkan HIL-1, TNF-α, IL-6 dan M-CSF
sehingga dapat terjadi OA karena mediator inflamasi ini. Tidak hanya itu,
estrogen juga berpengaruh pada absorbsi kalsium dan reabsorbsi kalsium di
ginj
ginjal
al se
sehi
hing
ngga
ga te
terj
rjad
adii hipo
hipoka
kala
lase
semi
mia.
a. Keda
Kedaan
an hi
hipo
poka
kala
lase
semi
miaa in
inii
menyeb
menyebabka
abkan
n mekani
mekanisme
sme umpan
umpan balik
balik sehing
sehingga
ga mening
meningkat
katkan
kan hormon
hormon
paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid ini juga dapat meningkatkan
resobsi tulang sehingga dapat mengakibatkan OA (Ganong, 2008).
4. Trauma
Trauma,, riwaya
riwayatt deform
deformita
itass sendi
sendi yang diakib
diakibatka
atkan
n oleh
oleh trauma
trauma dapat
dapat
menimb
menimbulk
ulkan
an stres
stres mekani
mekaniss abnorma
abnormall sehing
sehingga
ga menigk
menigkatk
atkan
an frekue
frekuensi
nsi
penyakit (Helmi, 2012 ; Robbins, 2007).
5. Faktor genetik juga berperan dalam kerentanan terhadap OA, terutama pada
kasus yang mengenai tangan dan panggul. Gen atau gen-gen spesifik yang
bertanggung jawab untuk ini belum 11 terindentifikasi meskipun pada
sebagian kasus diperkirakan terdapat keterkaitan dengan kromosom 2 dan 11
(Robbins, 2007). Beberapa kasus orang lahir dengan kelainan sendi tulang
akan lebih besar kemungkinan mengalami OA (Helmi, 2012).
3. Manife
Manifesta
stasi
si klinik
klinik
a. Nyer
Nyerii send
sendi.
i.
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Nyeri bertambah
bertambah dengan aktifita
aktifitas,
s, membaik dengan istiraha
istirahatt , teras
terasaa paling
nyeri
nyeri pada
pada akhir
akhir , dan seirin
seiring
g dengan
dengan membur
memburukny
uknyaa penyaki
penyakit,
t, menjad
menjadii
semakin parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah
menimbulkan rasa nyeri dan biasa menganggu tidur
d. Keka
Kekakua
kuan
n pa
pali
ling
ng ring
ringan
an pa
pada
da pagi
pagi ha
hari
ri na
namu
mun
n te
terj
rjad
adii be
beru
rula
lang-
ng-ul
ulang
ang
sepanjang hari dengan periode istirahat.
e. Krepitasi,
Krepitasi, rasa
rasa gemeretak
gemeretak (kadang-kadang
(kadang-kadang dapat terdengar)
terdengar) pada sendi
sendi yang
sakit
f. Pembes
Pembesara
aran
n sendi (def
(deform
ormita
itas)
s)
g. Peruba
Perubahan
han gaya
gaya berjal
berjalan
an
h. Tanda-
Tanda-tan
tanda
da perada
peradangan
ngan pada sendi (nyeri
(nyeri tekan
tekan , ganggua
gangguan
n gerak,
gerak, rasa
hangat yang merata dan warna kemerahan).
(Nurarif dkk, 2015)
4. Kl
Klas
asif
ifik
ikas
asii
Pembagian
Pembag ian osteoa
osteoarth
rthrit
ritis
is berdas
berdasark
arkan
an patogen
patogenesi
esisny
snyaa dibagi
dibagi menjad
menjadii
os
oste
teoa
oart
rthr
hrit
itis
is prim
primer
er yang
yang dise
disebu
butt ju
juga
ga os
oste
teoa
oart
rthr
hrit
itis
is id
idio
iopa
pati
tik
k ad
adal
alah
ah
osteoa
osteoarth
rthrit
ritis
is yang
yang kasusa
kasusanya
nya tidak
tidak diketa
diketahui
hui dan ti
tidak
dak ada hubunga
hubungannya
nnya
denga
dengan
n penya
penyaki
kitt si
sist
stem
emik
ik maup
maupun
un pr
pros
oses
es perub
perubaha
ahan
n lo
loka
kall pa
pada
da se
send
ndi.
i.
Sedangk
Sedangkan
an osteoa
osteoarth
rthrit
ritis
is sekunde
sekunderr adalah
adalah osteoa
osteoarth
rthrit
ritis
is yang
yang didasa
didasari
ri oleh
oleh
adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan dan imobilisasi
yang lama. osteoarthritis primer lebih sering ditemukan dari pada osteoarthritis
sekunder (Arissa, 2012).
5. Komp
Kompli
lika
kasi
si
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi
terjadi apabila
apabila tidak ditangani
ditangani dengan serius.
serius. Terdapat
Terdapat 2
meradang, hal itu menyebabkan rasa sakit pada bagian-bagian tubuh yang
ber sendi.
sendi. Bagian tubuh tempat terjadinya
terjadinya bursitis
bursitis ini adalah bahu,
bahu, siku,
siku,
pergelangan tangan,
tangan, pinggul,
pinggul, lutut,
lutut, atau pergelangan
atau pergelangan kaki
6. Patofisi
Patofisiolo
ologi
gi dan Path
Pathway
way
tulang
tulang baru
baru pada bagian
bagian tepi sendi.
sendi. Proses degenera
degenerasi
si ini disebabk
disebabkan
an oleh
oleh
Pengelu
Pengeluara
aran
n enzim
enzim lisos
lisosom
om menyeb
menyebabka
abkan
n dipeca
dipecahny
hnyaa polisa
polisakar
karida
ida protei
protein
n
yang membent
membentukuk matrik
matrikss di sekeli
sekelili
ling
ng kondro
kondrosit
sit sehing
sehingga
ga mengak
mengakiba
ibatka
tkan
n
kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang
harus menanggung
menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
kolumna vertebrali
vertebralis.
s.
Sendi interfalanga distal dan proksimasi. Osteoartritis pada beberapa kejadian
akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa
nyerii yang
nyer yang dialam
dialamii atau
atau diakib
diakibatk
atkan
an penyemp
penyempita
itan
n ruang
ruang sendi
sendi atau
atau kurang
kurang
diguna
digunakann
kannya
ya sendi
sendi terseb
tersebut.
ut. Peruba
Perubahan-
han-per
peruba
ubahan
han degener
degenerati
atiff yang
yang
mengakibatkan
mengakibatkan karena
karena peristiwa-
peristiwa-peris
peristiwa
tiwa tertentu
tertentu misalnya
misalnya cedera
cedera sendi
infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyeba
menyebabka
bkan
n trauma
trauma pada karti
kartilag
lago
o yang bersif
bersifat
at intrin
intrinsik
sik dan ekstri
ekstrinsi
nsik
k
sehi
sehing
ngga
ga meny
menyeb
ebab
abka
kan
n frak
fraktu
turr ad
adaa li
liga
game
men
n at
atau
au ad
adan
anya
ya pe
peru
ruba
baha
han
n
metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami
erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga
sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi
atau nodulus (Nur, 2010).
Pathway
Faktor predisposisi:
usia, jenis kelamin,
faktor keturunan, faktor Degredasi Sintesis matriks
metabolik, faktor
mekanis
Kondrosit
Osteoatritis
Peningkatan Pembengkakan
Terbentuknya lapisan dari tekanan pada sendi
bahan elastk intraartikular Deformitas
sendi
akibat pergeseran sendi
atau adanya cairan yang Fibrosis pd kapsul,
viskosa osteofit, iregularitas
Perubahan mekanis permukaan sendi Perubahan
sendi dalam bentuk tubuh
menyangga pada tulang
Kekakuan pada sendi beban tubuh dan sendi
besar atau
pada jari tang
tangan
an
Nyeri Kelemahan dan Gangguan
perasaan mudah citra tubuh
Hambatan lelah
mobilitas fisik
Peningkatan beban
Peningkatan
beban sendi
Keletihan
yang menanggung
beban tubuh Nur, 2010
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)
keperawatan)
gejala dan mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi otot. Penanganan pertama
yang perlu
perlu dilakuk
dilakukan
an adalah
adalah dengan
dengan member
memberika
ikan
n ter
terapi
api non farmak
farmakolo
ologis
gis
berupa edukasi mengenai penyakitnya secara lengkap,
lengka p, yang selanjutnya adalah
member
memberika
ikan
n terapi
terapi farmak
farmakolo
ologis
gis untuk
untuk mengur
mengurangi
angi nyerin
nyerinya
ya yaitu
yaitu dengan
dengan
member
memberika
ikan
n analge
analgetik
tik lalu
lalu dilanj
dilanjutk
utkan
an dengan
dengan fis
fisiot
iotera
erapi
pi (Imaya
(Imayati,
ti, 2012).
2012).
Penanga
Penanganan
nan osteoat
osteoatrit
ritis
is berdas
berdasark
arkan
an atas
atas distri
distribus
businy
inyaa (sendi
(sendi mana
mana yang
yang
terkena)
terkena) dan berat ringannya
ringannya sendi yang terkena.
terkena. Penanganannya
Penanganannya terdiri dari 3
hal :
Terapi non-farmakologis:
a. Edukasi
Terapi farmakologis :
c. NSAID
d. Chondroprotective
e. Steroid intra-artikuler
Terapi bedah :
c. Osteotomi
B. Asuhan Keperawatan
Keperawatan
1. Peng
Pengka
kaji
jian
an
a. Aktivit
Aktivitas/I
as/Istir
stirahat
ahat
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi,
kekakua
kekakuan
n pada
pada pagi
pagi hari,
hari, biasan
biasanya
ya ter
terjad
jadii secara
secara bil
bilate
ateral
ral dan simetr
simetris
is
limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan, malaise. Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit:
kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardio
Kardiovask
vaskule
ulerr
dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada
jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego
1) Fa
Fakt
ktor
or-f
-fak
akto
torr st
stre
ress
ss ak
akut
ut/k
/kro
roni
niss (mis
(misal
alny
nyaa fi
fina
nans
nsia
iall pe
peke
kerj
rjaa
aan,
n,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
2) Keputusasaa
Keputusasaan
n dan ketidakberdayaan
ketidakberdayaan (situasi
(situasi ketidakmam
ketidakmampuan).
puan).
3) Anca
Ancama
man
n pada
pada konse
konsep
p la
lain
in.. diri
diri,, gamba
gambara
ran
n tu
tubuh
buh,, id
iden
enti
tita
tass pr
prib
ibad
adi,
i,
misalnya ketergantungan pada orang
d. Makanan / Cairan
1) Ketidakmamp
Ketidakmampuan
uan untuk menghasilkan
menghasilkan atau mengkonsums
mengkonsumsii makanan atau
cairan adekuat mual, anoreksia.
2) Kesuli
Kesulitan
tan untuk
untuk menguny
mengunyah,
ah, penurun
penurunan
an berat
berat badan,
badan, kekerin
kekeringan
gan pada
pada
membran mukosa.
e. Hyg
ygie
iene
ne
Berb
Berbag
agai
ai ke
kesu
suli
lita
tan
n un
untu
tuk
k mela
melaks
ksan
anak
akan
an ak
akti
tivi
vita
tass pe
pera
rawa
wata
tan
n di
diri
ri,,
f. Neurosensori
Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
g. Nyeri/
Nyeri/keny
kenyama
amanan
nan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan
lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
h. Keam
Keaman
anan
an
sendi.
2. Diag
Diagnosi
nosiss Keperawat
Keperawatan
an
No
Diagnosis Definisi Etiologi/ Faktor Resiko Tanda Mayor Tanda Minor
.
1. Nyeri aak
kut n sensorik atau 1. Agen p
Pengalaman
Pengalama pencedera
encedera fisiologis S: S:-
(D.0077) emosiona
emosionall yan
yang
g berk
berkaita
aitan
n (mis
(mis.. In
Infl
flam
amas
asi,
i, is
iske
kemia, Mengeluh nyeri
mia, O:
dengan kerusakan jaringan neoplasma) 1. Tekan
Tekanan
an darah
darah
ac
actu
tual
al atau
atau fufung
ngsi
sion al,, 2. Ag
onal Agen
en pe penc
nced
eder
eraa ki
kimiawii O :
miaw meningkat
denga
den gan
n on
onset
set mend
mendada
adak
k (mis. Terbakar, bahan kimia 1. Tamp
Tampak
ak m
meri
ering
ngis
is 2. Pola nap
napas
as be
beruba
rubah
h
atau lambat dan iritan) 2. Be
Bersi
rsika
kap
p protek
protektif
tif 3. Nafsu
Nafsu makan
makan beruba
berubah
h
berintensitas ringan hingga 3. Age
Agen
n penced
pencedera
era fisik ( mis. (mis. Waspada, posisi 4. Proses
Proses be
berpi
rpikir
kir
berat yang berlangsu
berlangsung
ng abses
abses,, ampu
amputas
tasi,
i, terba
terbaka
kar,
r, menghindari nyeri) Terganggu
kurang dari 3 bulan terpotong, mengangkat berat, 3. Gelisa
lisah
h 5. Menari
Menarik
k di
diri
ri
prosedurr
prosedu operasi, trauma, 4. Freku
Frekuen
ensi
si nadi
nadi 6. Be
Berf
rfok
okus
us pa
pada
da diri
diri
latihan fisik berlebiha
berlebihan)
n) meningkat sendiri
5. Su
Suli
litt ti
tidu
durr 7. Diafor
Diaforesi
esiss
2. Gangguan Keterbatasan dalam 1. Nyeri
Nyeri S: S:
gerakan fisik dari satu atau 2. Kek
Kekakua
akuan
n sendi 1. Mengeluh sulit 1. Nyeri
Nyeri sa
saat
at berger
bergerak
ak
mobilitas fisik
lebih
lebih eks
ekstre
tremit
mitas
as secara 3. Ganggua
secara Gangguan
n musk
muskuloskleletal
uloskleletal menggerakkan 2. Enggan
Enggan melakuka
melakukan
n
(D.0054)
mandiri 4. Kon
Kontrak
traktur
tur ekstermitas pergerakan
pergerakan
O: 3. Mera
Merasa
sa cem
emas
as sa
saaat
O:
1. Membunyikan/
menunju
menunjukkan
kkan bagian
bagian
tubuh secara
berlebihan
2. Menghind
Menghindari
ari meli
melihat
hat
dan/at
dan/atau
au me
meny
nyent
entuh
uh
bagian tubuh
tubuh
3. Fokus berlebihan
berlebihan pada
bagian tubuh
tubuh
4. Keletihan Penurunan kapasitas kerja 1. Gangguan tidur S: S:
fisik dan mental yang tidak 2. Kondisi fisiologis (mis. 1. Merasa bersalah akibat
(D.0057) 1. Merasa
Merasa energ
energii tid
tidak
ak
pulih dengan
dengan istirahat penyakit kronis, penyakit tidak mampu
pulih walaupun telah
terminal, anemia, malnutrisi, menjalankan
tidur
kehamilan) 2. Merasa kurang tenaga tanggung jawab
3. Program perawatan/pengobat 2. Libido menurun
3. Mengeluh lelah
an jangka panjang O:
O:
4. Peristiwa hidup negatif 1. Kebutuhan istirahat
1. Tidak mampu
meningkat
mempertahankan
aktivitas rutin
2. Tampak lesu
(SDKI, 2016)
3. Pere
Perenca
ncanaan
naan Kepera
Keperawata
watan
n
nyeri
- Aja
Ajarka
rkan
n tek
teknik
nik no
non
n farmako
farmakolog
logii
untuk mengurangi rasa nyeri
K:
- Kola
Kolabora
borasi
si pemberi
pemberian
an analgesi
analgesik,
k,
jika perlu
2. Ga
Gang
nggu
guan
an m
mob
obil
ilit
itas
as Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam Dukungan Ambulasi (I.05160)
fisik (D.0054) diharapakan masalah keperawatan gangguan O:
mobilitas fisik dapat meningka
meningkatt dengan kriteria - Identi
Identifik
fikas
asii adan
adanya
ya ny
nyeri
eri atau
atau
hasil: keluhan fisik lainnya
Mobilitas Fisik (L.05042) - Mon
Monito
itorr kon
kondis
disii um
umum
um ssela
elama
ma
- Pergerak
Pergerakan
an ek
eksterm
stermitas
itas d
dari
ari sk
skala
ala 2 (cukup
(cukup melakukan ambulasi
menurun) menjadi skala 4 (cukup - Mon
Monito
itorr frek
frekuen
uensi
si ja
jantu
ntung
ng da
dan
n
meningkat) tekanan darah sebelum memulai
- Nyeri
Nyeri da
dari
ri sk
skala
ala 1 (men
(meningk
ingkat)
at) m
menja
enjadi
di ambulasi
skala 3 (sedang) T:
- Kaku
Kaku sen
sendi
di da
dari
ri ska
skala
la 2 (c
(cukup
ukup men
meningk
ingkat)
at) - Fas
Fasili
ilitas
tasii akti
aktivit
vitas
as am
ambul
bulas
asii
menjadi skala 4 (cukup menurun) dengan alat bantu (mis. tongkat,
- Gerakan
Gerakan terb
terbatas
atas dari skal
skalaa 2 ((cuku
cukup
p kruk)
meningkat) menjadi skala 4 (cukup - Fasilitasi melakukan ambulasi
menurun) fisik, jika
fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi
dini
- Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
3. Ga
Gang
nggu
guan
an ccit
itra
ra ttubuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam
ubuh Promosi Citra Tubuh (I.09305)
(D.0083) diharapakan masalah keperawatan gangguan O:
citra tubuh dapat meningkat dengan kriteria - Identi
Identifik
fikas
asii pe
perub
rubah
ahan
an ccitr
itraa
- Jel
Jelask
askan
an p
pad
adaa kelua
keluarga
rga ten
tentan
tang
g
perawatan perubahan
perubahan citra tubuh
- Anjurkan untuk menggunakan
alat bantu
4. Ke
Kele
leti
tiha
han
n ((D.
D.00
0057
57)) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam Manajemen Energi (I.05167)
K:
- Kol
Kolabo
aboras
rasii denga
dengan
n ah
ahli
li gizi
gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4. Implementasi
Implementa
Implementasi
si keperawatan
keperawatan adalah pelaksanaan
pelaksanaan rencana
rencana keperawatan
keperawatan oleh
perawat dan pasien (Riyadi, 2010).
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
5. Evaluasi
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Eval
Evalua
uasi
si form
format
atif
if be
berf
rfoku
okuss pa
pada
da ak
akti
tivi
vita
tass pr
pros
oses
es ke
keper
peraw
awat
atan
an da
dan
n ha
hasi
sill
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat
empat kompon
komponen
en yang
yang dikena
dikenall dengan
dengan ist
istil
ilah
ah SOAP,
SOAP, yakni
yakni subjek
subjektif
tif (data
(data
berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
(pembandingan data dengan teori), dan perencanaan (Asmadi, 2008).
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menent
menentuka
ukan
n apakah
apakah rencan
rencanaa keperaw
keperawata
atan
n efekti
efektiff dan bagaima
bagaimana
na rencana
rencana
keper
keperaw
awat
atan
an dila
dilanj
njut
utka
kan,
n, mere
merevi
visi
si re
renc
ncan
anaa at
atau
au mengh
menghen
enti
tika
kan
n re
renc
ncana
ana
keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Koentjoro SL, 2010. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Derajat
Osteoartritis Lutut Menurut Kellgren dan Lawrence, Skripsi. Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
Mardjono M., Sidharta P., 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta, Dian Rakyat,
89-91
Tingkat
Lutut di Nyeri Subakut
Puskesmas dan Kronis
Arjuna padaKlojen
Kecamatan LanjutMalang
Usia dengan
Jawa Osteoarthtritis
Timur. Tugas
Akhir, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang