Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR 

ANTEBRACHII

A. PENGERTIAN
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna. Yang dimaksud
dengan antebrachii adalah batang (shaft) tulang radius dan ulna (andi, 2012).
Fraktur antebrachii merupakan suatu perpatahan pada lengan bawah yaitu pada tulang
radius dan ulna dimana kedua tulang tersebut mengalami perpatahan. ibagi atas tiga bagian
 perpatahan yaitu bagian proksimal, medial , serta distal dari kedua corpus tulang tersebut.
(!utri, 200")

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi fraktur antera!"ii #
1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna

2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna
#. Fraktur $ontegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi radioulna
 proksimal

%. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius

&. Fraktur 'aleai, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi radioulna distal
C. ETIOLOGI
1. rauma langsung* direct trauma
Yaitu apabila fraktur ter+adi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa
(misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2. rauma yang tak langsung* indirect trauma
$isalnya penderita +atuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat ter+adi fraktur 
 pada pegelangan tangan.
#. rauma ringan pun dapat menyebabkan ter+adinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh*
ada resiko
resiko ter+ad
ter+adiny
inyaa penyak
penyakit
it yang
yang mendasa
mendasari
ri dan hal ini disebu
disebutt dengan
dengan fraktur 
fraktur 
 patologis.
%. ekerasan akibat tarikan otot
!atah tulang akibat tarikan otot sangat +arang ter+adi.ekuatan dapat berupa pemuntiran,
 penekukan, penekukan dan penekanan,
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

D. ANATO$I FISIOLOGI FRAKTUR 

1. Anat%&i Tu
Tulan'
lan'

ulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. ulang berasal dari
embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses  Oste%'enesis/ men+adi tulang. !roses
ini dilaku
dilakukan
kan oleh sel-sel
sel-sel yang
yang disebu
disebutt Oste%last /. !roses
!roses menger
mengerasny
asnyaa tulang
tulang akibat
akibat
 penimbunan garam kalsium.
da 20 tulang dalam tubuh
tubuh manusia,
manusia, ulang
ulang dapat diklasifikasi
diklasifikasikan
kan dalam
lima kelompok berdasarkan bentuknya 
a. Tulan'
Tu *Fe&ur+ Hu&erus) terdiri
lan' (an)an' *Fe&ur+ terdiri dari batang
batang tebal
tebal pan+ang
pan+ang yang
yang
disebut ,iafisis dan dua u+ung yang disebut e(ifisis. i sebelah proksimal dari epifisis
terdapat &etafisis. i antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang
tumbuh, yang disebut le&(en' e(ifisis atau lempeng
lempeng pertumbuhan
pertumbuhan.. ulang
ulang pan+ang
pan+ang
tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. ulang rawan digantikan
oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh %ste%las , dan tulang meman+ang. 3atang
dibe
dibent
ntuk
uk oleh
oleh +ari
+aring
ngan
an tula
tulang
ng yang
yang pada
padat.
t. 4pifi
4pifisi
siss dibe
dibent
ntuk
uk dari
dari spon
spongi
gi bone
bone
(cancel
(cancellou
louss atau trabecu
trabecular)
lar).. !ada
!ada akhir
akhir tahun-
tahun-tah
tahun
un rema+a
rema+a tulang
tulang rawan
rawan habis,
habis,
lempen
lempeng
g epifisi
epifisiss berfus
berfusi,
i, dan tulang
tulang berhen
berhenti
ti tumbuh
tumbuh.. H%r&%n
H%r&%n (ert
(ertu&u
u&u"an+
"an+
estr%'en+ ,an test%ster%n merangsang pertumbuhan tulang
 pan+ang. Estr%'en+ bersama dengan test%ster%n+ merangsang fusi lempeng epifisis.
3atang suatu tulang pan+ang memiliki rongga yang disebut kanalis
&e,ularis. analis medularis berisi sumsum tulang.
 b. Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
c. Tulang pendek datar (tengkorak ) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang concellous.
d. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata ) sama seperti dengan tulang pendek.
e. Tulang sesamoid   merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang yang
 berdekatan dengan persediaan dan didukung oleh tendon dan +aringan fasial, misalnya
 patella (kap lutut).
ulang tersusun atas sel+ &atriks (r%tein ,an ,e(%sit &ineral . 5el-selnya terdiri
atas tiga +enis dasar-%ste%las+ %ste%sit ,an %ste%klas . 6steoblas berfungsi
dalam (e&entukan tulan' dengan &ensekresikan &atriks tulan' . $atriks tersusun
atas -/ k%la'en ,an 0/ sutansi ,asar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan
 proteoglikan). $atriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik 
ditimbun. Oste%sit adalah sel dewasa yang terlibat dalam (e&eli"araan fun'si tulan' ,an
terletak ,ala& %ste%n  (unit matriks tulang ). Oste%klas a,ala" sel multinuclear ( berinti
 banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remosdeling tulang.
6steon merupakan unik fungsional mikroskopis tulang dewasa. itengah osteon
terdapat ka(iler. ikelilingi kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang
dinamakan la&ella. idalam lamella terdapat %ste%sit , yang memperoleh nutrisi melalui
 prosesus yang berlan+ut kedalam  kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan
 pembuluh darah yang terletak se+auh kurang dari 0,1 mm).
ulang diselimuti dibagian oleh membran fibrous padat dinamakan (eri%steu& .
!eriosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat
 perlekatan tendon dan ligamen. Peri%steu& &en'an,un' saraf+ (e&ulu" ,ara"+ ,an
li&fatik . 7apisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan
sel pembentuk tulang.
En,%steu&  adalah membran 8askuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang
 pan+ang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Oste%klast , yang melarutkan tulang
untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lacuna 9owship
(cekungan pada permukaan tulang).
5truktur tulang dewasa terdiri dari 12 / a"an %r'anik *"i,u(3 ,an 42 /
en,a(an 'ara&. 3ahan organik disebut &atriks, dan terdiri dari lebih dari :0 ; serat
kolagen dan kurang dari 10 ; proteoglikan (protein plus sakarida). De(%sit garam terutama
adalah kalsiu& ,an f%sfat+ ,en'an se,ikit natriu&+ kaliu& kar%nat+ ,an i%n
&a'nesiu&. 'aram-garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat kolagen melalui
 proteoglikan. danya bahan organik menyebabkan tulang memiliki kekuatan tensif (resistensi
terhadap tarikan yang meregangkan). 5edangkan garam-gara m menyebabkan tulang memiliki
kekuatan kompresi (kemampuan menahan tekanan).
!embentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa
 peman+angan dan penebalan tulang. ecepatan pembentukan tulang berubah selama
hidup. Pe&entukan tulan' ditentukan oleh rangsangn hormon, faktor makanan, dan
 jumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktivitas sel-sel 
 pembentuk tulang yaitu osteoblas.
6steoblas di+umpai dipermukaan luar dan dalam tulang. 6steoblas berespon
terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. 5ewaktu pertama kali
dibentuk, &atriks tulan' ,iseut %ste%i, . alam beberapa hari garam-garam kalsium mulai
mengendap pada osteoid dan mengeras selama beberapa minggu atau bulan berikutnya.
5ebagian osteoblast tetap men+adi bagian dari osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang
se+ati. 5eiring dengan terbentuknya tulang, osteosit dimatriks membentuk ton+olan-ton+olan
yang menghubungkan osteosit satu dengan osteosit lainnya membentuk suatu sistem saluran
mikroskopik di tulang.
alsium adalah salah satu komponen yang berperan terhadap tulang, sebagian ion
kalsium di tulang tidak mengalarni kristalisasi. 'aram nonkristal ini dianggap sebagai
kalsium yang dapat dipertukarkan, yaitu dapat dipindahkan dengan cepat antara tulang, c airan
interstisium, dan darah.
5edangkan penguraian tulang disebut as%r(si , ter+adi secara bersamaan dengan
 pembentukan tulang. !enyerapan tulang ter+adi karena akti8itas sel-sel yang
disebut %ste%klas . Osteoklas adalah sel fagositik multinukleus besar yang berasal dari sel-sel
mirip-monosit yang terdapat di tulang. 6steoklas tampaknya mengeluarkan berbagai asam
dan enim yang mencerna tulang dan memudahkan fagositosis. 6steoklas biasanya terdapat
 pada hanya sebagian kecil dari potongan tulang, dan memfagosit tulang sedikit demi sedikit.
5etelah selesai di suatu daerah, osteoklas menghilang dan muncul osteoblas. 0steoblas mulai
mengisi daerah yang kosong tersebut dengan tulang baru. !roses ini memungkinkan tulang
tua yang telah melemah diganti dengan tulang baru yang lebih kuat.
eseimbangan antara akti8itas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang terus
menerus diperbarui atau mengalami remodeling . !ada anak ,an re&a)a , akti8itas osteoblas
melebihi akti8itas osteoklas, sehingga kerangka men+adi lebih pan+ang dan menebal.
kti8itas osteoblas +uga melebihi akti8itas osteoklas pada tulang yang pulih dari fraktur. !ada
orang ,e5asa &u,a, akti8itas osteoblas dan osteoklas biasanya setara, sehingga +umlah total
massa tulang konstan. Pa,a usia (erten'a"an , akti8itas osteoklas melebihi akti8itas
osteoblas dan kepadatan tulang mulai berkurang. kti8itas osteoklas +uga meningkat pada
tulang-tulang yang mengalami imobilisasi. !ada usia dekade ketu+uh atau kedelapan,
dominansi akti8itas osteoklas dapat menyebabkan tulang men+adi rapuh sehingga mudah
 patah. kti8itas osteoblas dan osteoklas dikontrol oleh beberapa faktor fisik dan hormon.
Faktor-faktor yang mengontrol kti8itas osteoblas dirangsang oleh olah raga dan
stres beban akibat arus listrik yang terbentuk sewaktu stres mengenai tulang. Fraktur tulang
secara drastis merangsang akti8itas osteoblas, tetapi mekanisme pastinya belum
 +elas. Estr%'en+ test%ster%n+ ,an "%r&%n (erturnu"an adalah promotor kuat bagi
akti8itas osteoblas dan pertumbuhan tulang. !ertumbuhan tulang dipercepat semasa pubertas
akibat melon+aknya kadar hormon-hormon tersebut. Estr%'en ,an test%ster%n  akhirnya
menyebabkan tulang-tulang pan+ang berhenti tumbuh dengan merangsang penutupan
lempeng epifisis (u+ung pertumbuhan tulang). 5ewaktu kadar estrogen turun pada masa
menopaus, akti8itas osteoblas berkurang. efisiensi hormon pertumbuhan +uga mengganggu
 pertumbuhan tulang.
6ita&in D dalam +umlah kecil merangsang kalsifikasi tulang secara langsung
dengan bekerja  pada osteoblas dan secara tidak langsung dengan merangsang penyerapan
kalsium di usus. 9al ini meningkatkan konsentrasi kalsium darah, yang mendorong
kalsifikasi tulang. <amun, 8itamin  dalam +umlah besar meningkatkan kadar kalsium serum
dengan meningkatkan penguraian tulang. engan demikian, 8itamin  dalam +umlah besar 
tanpa diimbangi kalsium yang adekuat dalam makanan akan menyebabkan absorpsi tulang.
dapun faktor-faktor yang mengontrol akti8itas osteoklas terutama dikontrol
oleh "%r&%n (aratir%i,. 9ormon paratiroid dilepaskan oleh kelen+ar paratiroid yang terletak 
tepat di belakang kelen+ar tiroid. !elepasan hormon paratiroid meningkat sebagai respons
terhadap penurunan kadar kalsium serum. 9ormon paratiroid meningkatkan akti8itas
osteoklas dan merangsang (e&e!a"an tulan'  untuk membebaskan kalsium ke dalam darah.
!eningkatan kalsium serum beker+a secara u&(an alik ne'atif untuk menurunkan
 pengeluaran hormon paratiroid lebih lan+ut. 4strogen tampaknya mengurangi efek hormon
 paratiroid pada osteoklas.
Efek lain H%r&%n (aratir%i, adalah meningkatkan kalsium serum
dengan menurunkan  sekresi kalsium oleh gin+al. 9ormon paratiroid meningkatkan ekskresi 
ion fosfat   oleh gin+al sehingga menurunkan kadar fosfat darah. !engaktifan 8itamin  di
gin+al bergantung pada hormon paratiroid. 5edangkan kalsit%nin adalah suatu hormon yang
dikeluarkan oleh kelen+ar tiroid sebagai respons terhadap peningkatan kadar kalsium serum.
alsitonin memiliki sedikit efek menghambat akti8itas dan pernbentukan osteoklas. 4fek-
efek ini meningkatkan kalsifikasi tulang sehingga menurunkan kadar kalsium serum.

2. Fisi%l%'i Tulan'

Fungsi tulang adalah sebagai berikut 


a. $endukung +aringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
 b. $elindungi organ tubuh (misalnya +antung, otak, dan paru-paru) dan +aringan lunak.
c. $emberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
,.  Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang  belakang (hema topoiesis).
e. $enyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
E. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan.
Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang,
maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi
karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. aringan
tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. aringan yang mengalami nekrosis
ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi
 plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. !ejadian inilah yang merupakan dasar 
dari proses penyembuhan tulang nantinya
 "aktor-faktor yang mempengaruhi fraktur 
1.  "aktor #kstrinsik 
 $danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar,
waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2.  "aktor %ntrinsik 
 &eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk 
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.

F. $ANIFESTASI KLINIS
$anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang di+elaskan secara rinci
sebagai berikut

1. <yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.
5pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang
untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. 5etelah ter+adi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak
secara alamiah (gerakan luar biasa). !ergeseran fragmen pada fraktur lengan dan
tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba) ektremitas yang bisa
diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas normal. 4kstremitas tidak
dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya
tulang tempat melekatnya otot.

#. !ada fraktur pan+ang, ter+adi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling
melengkapi satu sama lain sampai 2,& sampai & cm (1 sampai 2 inci).

%. 5aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. =+i krepitus
dapat mengakibatkan kerusakan +aringan lunak yang lebih berat.

&. !embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit ter+adi sebagai akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. anda ini biasa ter+adi setelah beberapa +am
atau hari setelah cedera.
idak semua tanda dan ge+ala tersebut terdapat pada setiap fraktur. ebanyakan
 +ustru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling
terdesak satu sama lain). iagnosis fraktur bergantung pada ge+ala, tanda fisik, dan
 pemeriksaan sinar-> pasien. 3iasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah
tersebut.

G. PE$ERIKSAAN PENUN7ANG

1. ?.@ay dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.

2. 3one scans, omogram, atau $@A 5cans

#. rteriogram  dilakukan bila ada kerusakan 8askuler.

%. BB kalau banyak kerusakan otot.

&. !emeriksaan arah 7engkap

7ekosit turun*meningkat, 4ritrosit dan lbumin turun, 9b, hematokrit sering rendah akibat
 perdarahan, 7a+u 4ndap arah (74) meningkat bila kerusakan +aringan lunak sangat luas,
!ada masa penyembuhan Ba meningkat di dalam darah, traumaa otot meningkatkan beban
kreatinin untuk gin+al. !rofil koagulasi perubahan dapat ter+adi pada kehilangan darah,
transfusi multiple, atau cederah hati.

H. KO$PLIKASI
1. omplikasi wal
a. erusakan rteri
!ecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, B@ menurun,
cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan
oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan
 pembedahan.
 b. ompartement 5yndrom
omplikasi ini ter+adi saat peningkatan tekanan +aringan dalam ruang tertutup di otot, yang
sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah
yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. 'e+ala C ge+alanya mencakup
rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka, rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan
yang berlebihan pada kompartemen, rasa sakit dengan perenggangan pasif pada otot yang
terlibat, dan paresthesia. omplikasi ini ter+adi lebih sering pada fraktur tulang kering (tibia)
dan tulang hasta (radius atau ulna).
c. Fat 4mbolism 5yndrom
$erupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi fatal. 9al ini ter+adi
ketika gelembung C gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi +aringan
yang rusak. 'elombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi
 pada pembuluh C pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar bernafas. 'e+ala dari
sindrom emboli lemak mencakup dyspnea, perubahan dalam status mental (gaduh, gelisah,
marah, bingung, stupor), tachycardia, demam, ruam kulit ptechie.
d. Anfeksi
5ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada +aringan. !ada trauma orthopedic infeksi
dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ani biasanya ter+adi pada kasus fraktur 
terbuka, tapi bisa +uga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e. 8askuler <ekrosis
8askuler <ekrosis (D<) ter+adi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang
 bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya DolkmanEs Aschemia. <ekrosis
a8askular dapat ter+adi saat suplai darah ke tulang kurang baik. 9al ini paling sering
mengenai fraktur intrascapular femur (yaitu kepala dan leher), saat kepala femur berputar 
atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai darah. arena nekrosis a8askular mencakup
 proses yang ter+adi dalam periode waktu yang lama, pasien mungkin tidak akan merasakan
ge+alanya sampai dia keluar dari rumah sakit. 6leh karena itu, edukasi pada pasien
merupakan hal yang penting. !erawat harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang
 bersifat intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan beban
f. 5hock 
5hock ter+adi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang
 bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ani biasanya ter+adi pada fraktur.
g. 6steomyelitis
dalah infeksi dari +aringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa
e>ogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang berasal dari
dalam tubuh). !atogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau selama
operasi. 7uka tembak, fraktur tulang pan+ang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka
amputasi karena trauma dan fraktur C fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka
8askular memiliki risiko osteomyelitis yang lebih besar 
2. omplikasi alam aktu 7ama
a. elayed =nion (!enyatuan tertunda)
elayed =nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ani disebabkan karena penurunan supai darah ke
tulang.
 b.  <on union (tak menyatu)
!enyatuan tulang tidak ter+adi, cacat diisi oleh +aringan fibrosa. adang C 
kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor C faktor yang dapat menyebabkan
non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi +aringan lunak, pemisahan lebar dari
fragmen contohnya patella dan fraktur yang bersifat patologis..
c. $alunion
elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas, angulasi
atau pergeseran.

I. STADIU$ PEN8E$BUHAN FRAKTUR 


ulang bisa beregenerasi sama seperti +aringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang
tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan +alan membentuk tulang baru diantara
u+ung patahan tulang. ulang baru dibentuk oleh akti8itas sel-sel tulang. da lima stadium
 penyembuhan tulang, yaitu
1. 5tadium 5atu-!embentukan 9ematoma
!embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. 5el-sel darah
membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler 
 baru dan fibroblast. 5tadium ini berlangsung 2% C %" +am dan perdarahan berhenti sama
sekali.
2. 5tadium ua-!roliferasi 5eluler
!ada stadium ini ter+adi proliferasi dan differensiasi sel men+adi fibro kartilago yang berasal
dari periosteum,Gendosteum, dan bone marrow yang telah mengalami trauma. 5el-sel yang
mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah
osteoblast beregenerasi dan ter+adi proses osteogenesis. alam beberapa hari terbentuklah
tulang baru yg menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung
selama " +am setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.

#. 5tadium iga-!embentukan allus


5elCsel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan
keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan +uga kartilago. !opulasi sel ini
dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi
sel-sel tulang yang mati. $assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago,
membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. 5ementara tulang
yang imatur (anyaman tulang ) men+adi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur 
 berkurang pada % minggu setelah fraktur menyatu.

%. 5tadium 4mpat-onsolidasi
3ila akti8itas osteoclast dan osteoblast berlan+ut, anyaman tulang berubah men+adi lamellar.
5istem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui
reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang
tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ani adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.

&. 5tadium 7ima-@emodelling


Fraktur telah di+embatani oleh suatu manset tulang yang padat. 5elama beberapa bulan atau
tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses res orbsi dan pembentukan tulang yang
terus-menerus. 7amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih
tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya
dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
'ambar :.Fase !enyembuhan ulang

7. PENATALAKSANAAN $EDIS
4mpat tu+uan utama dari penanganan fraktur adalah 
1. =ntuk menghilangkan rasa nyeri.
 <yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka
 +aringan disekitar tulang yang patah tersebut. =ntuk mengurangi nyeri tersebut, dapat
diberikan obat penghilang rasa nyeri dan +uga dengan tehnik imobilisasi (tidak menggerakkan
daerah yang fraktur). ehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau
gips.
 !embidaian  benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
 !emasangan gips
$erupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. 'ips yang ideal
adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Andikasi dilakukan pemasangan
gips adalah 
o Ammobilisasi dan penyangga fraktur 

o Astirahatkan dan stabilisasi

o oreksi deformitas

o $engurangi aktifitas

o $embuat cetakan tubuh orthotik 

5edangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah 


o 'ips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan

o 'ips patah tidak bisa digunakan

o 'ips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien

o Hangan merusak * menekan gips

o Hangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips * menggaruk 

o Hangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama


2. =ntuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.
3idai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. =ntuk itu
diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi
eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari +enis frakturnya sendiri.
a. !enarikan (traksi) 
5ecara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas
 pasien. empat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan
sumbu pan+ang tulang yang patah. $etode pemasangan traksi antara lain 
 raksi manual
u+uannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency
 raksi mekanik, ada 2 macam 
o raksi kulit (skin traction)

ipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. igunakan dalam
waktu % minggu dan beban I & kg.
o raksi skeletal

$erupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. ilakukan
untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal * pen+epit melalui tulang * +aringan
metal.
egunaan pemasangan traksi, antara lain 
 $engurangi nyeri akibat spasme otot
 $emperbaiki J mencegah deformitas
 Ammobilisasi
 ifraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)
 $engencangkan pada perlekatannya
!rinsip pemasangan traksi 
 ali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik 
 3erat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat
dipertahankan
 !ada tulang-tulang yang menon+ol sebaiknya diberi lapisan khusus
 raksi dapat bergerak bebas dengan katrol
 !emberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai

 b. ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-
 pecahan tulang.
!ada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah
 pembedahan. $etode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. !ada
umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepan+ang
 bidang anatomik menu+u tempat yang mengalami fraktur. 9ematoma fraktur dan fragmen-
fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan
tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. 5esudah direduksi, fragmen-fragmen
tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.
euntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain 
 etelitian reposisi fragmen tulang yang patah
 esempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya
 apat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai
 idak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain
 !erawatan di @5 dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa
komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir 
normal selama penatalaksanaan di+alankan
93 FIKSASI INTERNA
 %ntramedullary nail ideal untuk fraktur trans8ersal, tetapi untuk fraktur lainnya
kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap pan+angnya dengan nail , tetapi
fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk mengontrol rotasi.  'ailing  diindikasikan +ika hasil
 pemeriksaan radiologi memberi kesan bahwa +aringan lunak mengalami interposisi di antara
u+ung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.
euntungan intramedullary nailing  adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal
serta kese+a+aran (alignment) serta membuat penderita dKpat dimobilisasi cukup cepat untuk 
meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah fraktur. erugian meliput anestesi,
trauma bedah tambahan dan risiko infeksi.
(losed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang
minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur trans8ersal tanpa pemendekan. (omminuted 
 fracture paling baik dirawat dengan locking nail   yang dapat mempertahankan pan+ang dan
rotasi.

03 FIKSASI EKSTERNA
3ila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada
 pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang.
Fraktur dengan intramedullary nail  yang tidak memberi fiksasi yang rigid   +uga cocok untuk 
tindakan ini.
#. gar ter+adi penyatuan tulang kembali
3iasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu % minggu dan akan menyatu
dengan sempurna dalam waktu  bulan. <amun terkadang terdapat gangguan dalam
 penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang.
%. =ntuk mengembalikan fungsi seperti semula
Amobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi. $aka dari
itu diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.

K. PENGKA7IAN
!engka+ian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk 
itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. eberhasilan proses keperawatan sangat
 bergantuang pada tahap ini. ahap ini terbagi atas
1. !engumpulan ata
a. namnesa
1) Adentitas lien
$eliputi nama, +enis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
 pendidikan, peker+aan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal $@5, diagnosa medis.
2) eluhan =tama
!ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. <yeri tersebut bisa akut
atau kronik tergantung dan lamanya serangan. =ntuk memperoleh pengka+ian yang lengkap
tentang rasa nyeri klien digunakan
a) !ro8oking Ancident apakah ada peristiwa yang men+adi yang men+adi faktor presipitasi
nyeri.
 b) Luality of !ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. pakah
seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c) @egion  radiation, relief apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit men+alar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit ter+adi.
d) 5e8erity (5cale) of !ain seberapa +auh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan
skala nyeri atau klien menerangkan seberapa +auh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
fungsinya.
e) ime berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari.
#) @iwayat !enyakit 5ekarang
!engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ani bisa berupa kronologi
ter+adinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang ter+adi dan
 bagian tubuh mana yang terkena. 5elain itu, dengan mengetahui mekanisme ter+adinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
%) @iwayat !enyakit ahulu
!ada pengka+ian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petun+uk berapa
lama tulang tersebut akan menyambung. !enyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan
 penyakit pagetEs yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung.
5elain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko ter+adinya osteomyelitis
akut maupun kronik dan +uga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
&) @iwayat !enyakit eluarga
!enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor 
 predisposisi ter+adinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering ter+adi pada
 beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik 
) @iwayat !sikososial
$erupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik 
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
M) !ola-!ola Fungsi esehatan
a) !ola !ersepsi dan ata 7aksana 9idup 5ehat
!ada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan ter+adinya kecacatan pada dirinya dan harus
men+alani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. 5elain itu,
 pengka+ian +uga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat
mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak 
 b) !ola <utrisi dan $etabolisme
!ada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti
kalsium, at besi, protein, 8it. B dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang.
48aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah
muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama
kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi
masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. 5elain itu +uga obesitas +uga menghambat
degenerasi dan mobilitas klien.
c) !ola 4liminasi
=ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu
 perlu +uga dika+i frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi
al8i. 5edangkan pada pola eliminasi uri dika+i frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan
 +umlah. !ada kedua pola ini +uga dika+i ada kesulitan atau tidak. !ola idur dan Astirahat
5emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu
 pola dan kebutuhan tidur klien. 5elain itu +uga, pengka+ian dilaksanakan pada lamanya tidur,
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur s erta penggunaan obat tidur.
d) !ola kti8itas
arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien men+adi
 berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. 9al lain yang perlu
dika+i adalah bentuk akti8itas klien terutama peker+aan klien. arena ada beberapa bentuk 
 peker+aan beresiko untuk ter+adinya fraktur dibanding peker+aan yang lain
e) !ola 9ubungan dan !eran
lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. arena klien harus
men+alani rawat inap
f) !ola !ersepsi dan onsep iri
ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat
frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti8itas secara optimal, dan
 pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)
g) !ola 5ensori dan ognitif 
!ada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada
indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu +uga pada kognitifnya tidak mengalami
gangguan. 5elain itu +uga, timbul rasa nyeri akibat fraktur 
h) !ola @eproduksi 5eksual
ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus
men+alani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. 5elain itu
 +uga, perlu dika+i status perkawinannya termasuk +umlah anak, lama perkawinannya
i) !ola !enanggulangan 5tress
!ada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul
kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. $ekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak 
efektif.

 +) !ola ata <ilai dan eyakinan


=ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama
frekuensi dan konsentrasi. 9al ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
 b. !emeriksaan Fisik 
ibagi men+adi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk 
mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). 9al ini perlu untuk dapat
melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya
memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
1) 'ambaran =mum
!erlu menyebutkan
a) eadaan umum baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti
(1) esadaran penderita apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan
klien.
(2) esakitan, keadaan penyakit akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur 
 biasanya akut.
(#) anda-tanda 8ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
 b) 5ecara sistemik dari kepala sampai kelamin
(1) 5istem Antegumen
erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.
(2) epala
idak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penon+olan, tidak ada nyeri
kepala.
(#) 7eher 
idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penon+olan, reflek menelan ada.
(%) $uka
a+ah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. ak ada
lesi, simetris, tak oedema.
(&) $ata
erdapat gangguan seperti kon+ungti8a anemis (+ika ter+adi perdarahan)
()elinga
es bisik atau weber masih dalam keadaan normal. idak ada lesi atau nyeri tekan.
(M) 9idung
idak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.
(") $ulut dan Faring
ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak ter+adi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
(:) horaks
ak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
(10) !aru
(a) Anspeksi
!ernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang
 berhubungan dengan paru.
(b) !alpasi
!ergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
(c) !erkusi
5uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
(d) uskultasi
5uara nafas normal, tak ada wheeing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.
(11) Hantung
(a) Anspeksi
idak tampak iktus +antung.
(b) !alpasi
 <adi meningkat, iktus tidak teraba.
(c) uskultasi
5uara 51 dan 52 tunggal, tak ada mur-mur.

(12) bdomen
(a) Anspeksi
3entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(b) !alpasi
ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
(c) !erkusi
5uara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
(d) uskultasi
!eristaltik usus normal ± 20 kali*menit.

(1#) Anguinal-'enetalia-nus
ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan 33.

2) eadaan 7okal
9arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status
neuro8askuler (untuk status neuro8askuler  & ! yaitu !ain, !alor, !arestesia, !ulse,
!ergerakan). !emeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah
a) 7ook (inspeksi)
!erhatikan apa yang dapat dilihat antara lain
(1) Bicatriks (+aringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi).
(2) Bape au lait spot (birth mark).
(#) Fistulae.
(%) arna kemerahan atau kebiruan (li8ide) atau hyperpigmentasi.
(&) 3en+olan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
() !osisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(M) !osisi +alan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
 b) Feel (palpasi)
!ada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral
(posisi anatomi). !ada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua
arah, baik pemeriksa maupun klien.
Yang perlu dicatat adalah
(1) !erubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. (apillary refill 
time  <ormal N # detik 
(2) pabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar 
 persendian.
(#)  <yeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1*# proksimal, tengah, atau distal).
6tot tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi, ben+olan yang terdapat di permukaan atau
melekat pada tulang. 5elain itu +uga diperiksa status neuro8askuler. pabila ada ben+olan,
maka sifat ben+olan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap
dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
c) $o8e (pergerakan terutama lingkup gerak)
5etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas
dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. !encatatan lingkup gerak ini
 perlu, agar dapat menge8aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. 'erakan sendi dicatat
dengan ukuran dera+at, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam
ukuran metrik. !emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau
tidak. !ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
0. !emeriksaan iagnostik 
a. !emeriksaan @adiologi
5ebagai penun+ang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan/ menggunakan
sinar rontgen (>-ray). =ntuk mendapatkan gambaran # dimensi keadaan dan kedudukan
tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu ! atau ! dan lateral. alam keadaan
tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi
yang dicari karena adanya superposisi. !erlu disadari bahwa permintaan >-ray harus atas
dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penun+ang dan hasilnya dibaca sesuai dengan
 permintaan. 9al yang harus dibaca pada >-ray
1) 3ayangan +aringan lunak.
2) ipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau +uga rotasi.
#) robukulasi ada tidaknya rare fraction.
%) 5ela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
5elain foto polos >-ray (plane >-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti
1) omografi menggambarkan tidak satu struktur sa+a tapi struktur yang lain tertutup yang sulit
di8isualisasi. !ada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada
satu struktur sa+a tapi pada struktur lain +uga mengalaminya.
2) $yelografi menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang
tulang 8ertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
#) rthrografi menggambarkan +aringan-+aringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
%) Bomputed omografi-5canning menggambarkan potongan secara trans8ersal dari tulang
dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
 b. !emeriksaan 7aboratorium
1) alsium 5erum dan Fosfor 5erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
2) lkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menun+ukkan kegiatan osteoblastik 
dalam membentuk tulang.
#) 4nim otot seperti reatinin inase, 7aktat ehidrogenase (79-&), spartat mino
ransferase (5), ldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
c. !emeriksaan lain-lain
1) !emeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensiti8itas didapatkan mikroorganisme
 penyebab infeksi.
2) 3iopsi tulang dan otot pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi
lebih dindikasikan bila ter+adi infeksi.
#) 4lektromyografi terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
%) rthroscopy didapatkan +aringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan.
&) Andium Amaging pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
) $@A menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

L. DIAGNOSA KEPERA:ATAN 8ANG $UNGKIN $UNCUL

1. <yeri akut b*d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera +aringan lunak,
 pemasangan traksi, stress*ansietas, luka operasi.

2. 'angguan pertukaran gas b*d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran
al8eolar*kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)

#. 'angguan mobilitas fisik b*d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif 
(imobilisasi)

%. 'angguan integritas kulit b*d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
&. @isiko infeksi b*d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma
 +aringan lunak, prosedur in8asif*traksi tulang)

. urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b*d kurang
terpa+an atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang
akurat*lengkapnya informasi yang ada

$. INTER6ENSI KEPERA:ATAN

9. N;eri akut <, s(as&e %t%t+ 'erakan fra'&en tulan'+ e,e&a+ !e,era
 )arin'an lunak+ (e&asan'an traksi+ stress<ansietas.

u+uan lien mengataka nyeri berkurang atau hilang dengan menun+ukkan tindakan santai,
mampu berpartisipasi dalam berakti8itas, tidur, istirahat dengan tepat, menun+ukkan
 penggunaan keterampilan relaksasi dan akti8itas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi
indi8idual
A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+
1. !ertahankan imobilasasi bagian  Mengurangi nyeri dan mencegah
yang sakit dengan tirah baring, malformasi.
gips, bebat dan atau traksi

2. inggikan posisi ekstremitas yang  Meningkatkan aliran balik vena,


terkena. mengurangi edemanyeri.

#. 7akukan dan awasi latihan gerak   Mempertahankan kekuatan otot dan


 pasif*aktif. meningkatkan sirkulasi vaskuler.

%. 7akukan tindakan untuk   Meningkatkan sirkulasi umum,


meningkatkan kenyamanan menurunakan area tekanan lokal dan
(masase, perubahan posisi) kelelahan otot.

&. +arkan penggunaan teknik   Mengalihkan perhatian terhadap


mana+emen nyeri (latihan napas nyeri, meningkatkan kontrol terhadap
dalam, ima+inasi 8isual, akti8itas nyeri yang mungkin berlangsung 
dipersional) lama.

. 7akukan kompres dingin selama  Menurunkan edema dan mengurangi


fase akut (2%-%" +am pertama) rasa nyeri.
sesuai keperluan.

M. olaborasi pemberian analgetik   Menurunkan nyeri melalui


sesuai indikasi. mekanisme penghambatan rangsang 
nyeri baik secara sentral maupun
 perifer.

". 48aluasi keluhan nyeri (skala,  Menilai perkembangan masalah


 petun+uk 8erbal dan non 8er8al, klien.
 perubahan tanda-tanda 8ital)

0. Gan''uan (ertukaran 'as <, (erua"an aliran ,ara"+ e&%li+


(erua"an &e&ran al=e%lar<ka(iler *interstisial+ e,e&a (aru+
k%n'esti3

u+uan  lien akan menun+ukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengan kriteria klien
tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah dalam batas normal

A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+


1. Anstruksikan*bantu latihan napas  Meningkatkan ventilasi alveolar dan
dalam dan latihan batuk efektif.  perfusi.

2. 7akukan dan a+arkan perubahan  )eposisi meningkatkan drainase


 posisi yang aman sesuai keadaan  sekret dan menurunkan kongesti
klien.  paru.

#. olaborasi pemberian obat  Mencegah terjadinya pembekuan


antikoagulan (war8arin, heparin) darah pada keadaan tromboemboli.
dan kortikosteroid sesuai indikasi.  !ortikosteroid telah menunjukkan
keberhasilan untuk  
mencegahmengatasi emboli lemak.
%. nalisa pemeriksaan gas darah, 9b,
kalsium, 74, lemak dan trombosit  Penurunan Pa* dan peningkatan
 P(* menunjukkan gangguan
 pertukaran gas anemia,
hipokalsemia, peningkatan +#/ dan
kadar lipase, lemak darah dan
 penurunan trombosit sering 
&. 48aluasi frekuensi pernapasan dan berhubungan dengan emboli lemak.
upaya bernapas, perhatikan adanya
stridor, penggunaan otot aksesori  $danya takipnea, dispnea dan
 pernapasan, retraksi sela iga dan  perubahan mental merupakan tanda
sianosis sentral. dini insufisiensi pernapasan,
mungkin menunjukkan terjadinya
emboli paru tahap awal.

1. Gan''uan &%ilitas fisik <, kerusakan ran'ka neur%&uskuler+ n;eri+


tera(i restriktif *i&%ilisasi3

u+uan  lien dapat meningkatkan*mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi


yang mungkin dapat mempertahankan posisi fungsional meningkatkan kekuatan*fungsi yang
sakit dan mengkompensasi bagian tubuh menun+ukkan tekhnik yang memampukan
melakukan akti8itas
A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+
1. !ertahankan pelaksanaan akti8itas  Memfokuskan perhatian,
rekreasi terapeutik (radio, koran, meningkatakan rasa kontrol
kun+ungan teman*keluarga) sesuai diriharga diri, membantu
keadaan klien. menurunkan isolasi sosial.

2. 3antu latihan rentang gerak pasif   Meningkatkan sirkulasi darah


aktif pada ekstremitas yang sakit muskuloskeletal, mempertahankan
maupun yang sehat sesuai keadaan tonus otot, mempertahakan gerak 
klien.  sendi, mencegah kontrakturatrofi
dan mencegah reabsorbsi kalsium
karena imobilisasi.

#. 3erikan papan penyangga kaki,  Mempertahankan posis fungsional 


gulungan trokanter*tangan sesuai ekstremitas.
indikasi.

%. 3antu dan dorong perawatan diri  Meningkatkan kemandirian klien


(kebersihan*eliminasi) sesuai dalam perawatan diri sesuai kondisi
keadaan klien. keterbatasan klien.

&. =bah posisi secara periodik sesuai  Menurunkan insiden komplikasi


keadaan klien. kulit dan pernapasan 0dekubitus,
atelektasis, penumonia1

. orong*pertahankan asupan cairan  Mempertahankan hidrasi adekuat,


2000-#000 ml*hari. men-cegah komplikasi urinarius dan
konstipasi.

M. 3erikan diet !.  !alori dan protein yang cukup


diperlukan untuk proses
 penyembuhan dan mem-
 pertahankan fungsi fisiologis tubuh.

". olaborasi pelaksanaan fisioterapi  !erjasama dengan fisioterapis perlu


sesuai indikasi. untuk menyusun program aktivitas
 fisik secara individual.

:. 48aluasi kemampuan mobilisasi  Menilai perkembangan masalah


klien dan program imobilisasi. klien.
>. Gan''uan inte'ritas kulit <, fraktur teruka+ (e&asan'an traksi
*(en+ ka5at+ sekru(3

u+uan  lien menyatakan ketidaknyamanan hilang, menun+ukkan perilaku tekhnik untuk 


mencegah kerusakan kulit*memudahkan penyembuhan sesuai indikasi, mencapai
 penyembuhan luka sesuai waktu*penyembuhan lesi ter+adi
A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+
1. !ertahankan tempat tidur yang  Menurunkan risiko kerusakanabrasi
nyaman dan aman (kering, bersih, kulit yang lebih luas.
alat tenun kencang, bantalan bawah
siku, tumit).

2. $asase kulit terutama daerah  Meningkatkan sirkulasi perifer dan


 penon+olan tulang dan area distal meningkatkan kelemasan kulit dan
 bebat*gips. otot terhadap tekanan yang relatif 
konstan pada imobilisasi.

#. 7indungi kulit dan gips pada daerah  Mencegah gangguan integritas kulit 
 perianal dan jaringan akibat kontaminasi
 fekal.

%. 6bser8asi keadaan kulit,  Menilai perkembangan masalah


 penekanan gips*bebat terhadap klien.
kulit, insersi pen*traksi.

?. Risik% infeksi <, keti,aka,ekuatan (erta"anan (ri&er *kerusakan


kulit+ taru&a )arin'an lunak+ (r%se,ur in=asif<traksi tulan'

u+uan  lien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase purulen atau
eritema dan demam
A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+
1. 7akukan perawatan pen steril dan  Mencegah infeksi sekunderdan
 perawatan luka sesuai protokol mempercepat penyembuhan luka.

2. +arkan klien untuk    Meminimalkan kontaminasi.


mempertahankan sterilitas insersi
 pen.

#. olaborasi pemberian antibiotika  $ntibiotika spektrum luas atau


dan toksoid tetanus sesuai indikasi.  spesifik dapat digunakan secara
 profilaksis, mencegah atau
mengatasi infeksi. Toksoid tetanus
untuk mencegah infeksi tetanus.
%. nalisa hasil pemeriksaan
laboratorium (9itung darah lengkap,  +eukositosis biasanya terjadi pada
74, ultur dan sensiti8itas  proses infeksi, anemia dan
luka*serum*tulang)  peningkatan +#/ dapat terjadi pada
osteomielitis. !ultur untuk  
mengidentifikasi organisme
 penyebab infeksi.
&. 6bser8asi tanda-tanda 8ital dan
tanda-tanda peradangan lokal pada  Mengevaluasi perkembangan
luka. masalah klien.

@. Kuran' (en'eta"uan tentan' k%n,isi+ (r%'n%sis ,an keutu"an (en'%atan <,


kuran' ter(a)an atau sala" inter(retasi ter"a,a( inf%r&asi+ keteratasan k%'nitif+
kuran' akurat<len'ka(n;a inf%r&asi ;an' a,a.
u+uan  klien akan menun+ukkan pengetahuan meningkat dengan kriteria klien mengerti dan
memahami tentang penyakitnya
A<4@D4<5A 4!4@<  )$S%*'$+
1. a+i kesiapan klien mengikuti  #fektivitas proses pemeblajaran
 program pembela+aran. dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan
mental klien untuk mengikuti
 program pembelajaran.
2. iskusikan metode mobilitas dan  Meningkatkan partisipasi dan
ambulasi sesuai program terapi fisik. kemandirian klien dalam
 perencanaan dan pelaksanaan
 program terapi fisik.
#. +arkan tanda*ge+ala klinis yang
memerluka e8aluasi medik (nyeri  Meningkatkan kewaspadaan klien
 berat, demam, perubahan sensasi untuk mengenali tandagejala dini
kulit distal cedera)  yang memerulukan intervensi lebih
lanjut.
%. !ersiapkan klien untuk mengikuti
terapi pembedahan bila diperlukan. 2paya pembedahan mungkin
diperlukan untuk mengatasi maslaha
 sesuai kondisi klien.

DAFTAR PUSTAKA

3runner, 5uddarth. 2002. &uku $jar keperawtan medikal bedah, edisi 3 vol.4. 4'B. Hakarta

Barpenito, 7H. 2001. &uku Saku /iagnosa !eperawatan edisi 5 . Hakarta 4'B

oengoes, $.4., 2000, )encana $suhan !eperawatan, 4'B, Hakarta.

Archam $achfoed, 200M.  Pertolongan Pertama di )umah, di Tempat !erja, atau di


 Perjalanan. Yogyakarta Fitramaya

Hohnson, $., et all.  2000.  'ursing *utcomes (lassification 0'*(1 Second #dition. <ew
Hersey =pper 5addle @i8er

$ans+oer,  dkk. 200M.  !apita Selekta !edokteran, ilid 6 edisi 4. Hakarta $edia
esculapius

$c Bloskey, B.H., et all . 1::.  'ursing %nterventions (lassification 0'%(1 Second #dition.
 <ew Hersey =pper 5addle @i8er 

5antosa, 3udi. 200M.  Panduan /iagnosa !eperawatan '$'/$ 778-775 . Hakarta !rima
$edika

5melter, 5.B., 2001, &uku $jar !eperawatan Medikal &edah, 4'B, Hakarta.

Anda mungkin juga menyukai