Anda di halaman 1dari 3

F2

1. Judul Kegiatan : Pemeriksaan Jentik Berkala

Tanggal : 10 Oktober 2020

Latar Belakang:

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.

Permasalahan:
Untuk membunuh nyamuk DBD ini ada beberapa cara, yaitu secara mekanisme, biologis dan
kimia. Pemberantasan nyamuk Demam Berdarah akan lebih efektif jika dilakukan
pemeriksaan jentik berkala (PJB) yang dilakukan oleh petugas Puskesmas disemua desa non
endemis sekaligus memberikan abate pada penampungan air yang ada jentiknya. Peran serta
mayarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk digerakkan lebih giat melalui penyuluhan-
penyuluhan.

Perencanaan dan Intervensi


Petugas mendata jumlah rumah yang akan dikunjungi dan dilakukan pemeriksaan jentik pada
tempat penampungan air.

Pelaksanaan dan intervensi


Waktu 10 oktober 2020
Pukul 08.00 – Selesai
Jumlah Rumah yang Dikunjungi : 10 Rumah

Evaluasi
Dari 10 rumah yang dikunjungi, terdapat 1 rumah yang positive jentik nyamuk. Pada Rumah
yang positive dilakukan KIE mengenai 3M plus dan PHBS, serta akan dilakukan kunjungan
berkala.
F2

1. Judul Kegiatan : Pemeriksaan Sanitasi Air bersih

Tanggal : 13 Oktober 2020

Latar Belakang:

dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016. BPS mencatat bahwa saat ini Indonesia
telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan terkait persentase rumah tangga dengan
sumber air minum bersih yang layak, yaitu dari 41,39% pada tahun 2012 menjadi 72,55%
pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistik, 2016). Namun jika dibandingkan dengan tujuan
Sustainable Development Goals (SDGs), capain tersebut masih belum mencapai target. Per
2030 dalam milestone SDGs, setiap negara diharapkan telah mampu mewujudkan 100%
akses air minum layak untuk penduduknya. Indonesia meletakkan target pencapaiannya lebih
awal yaitu akhir tahun 2019 sebagaimana amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2016 (Portal Sanitasi Indonesia, 2015). Walaupun capaian belum
100%, ini merupakan capaian yang cukup baik mengingat permasalahan sanitasi dan air
dikategorikan sebagai sektor yang sulit untuk mencapai target. Faktor ekonomi, faktor
wilayah geografis, dan faktor ketersediaan Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk
Mewujudkan Smart City 213 sumber air teridentifikasi sebagai faktor penyebab kesulitan
akses air bersih tersebut (Rochmi, 2016).

Permasalahan:
Rendahnya ketersediaan air bersih memberikan dampak buruk pada semua sektor, termasuk
kesehatan. Disebutkan bahwa tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800
anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Penyakit kolera, kurap, kudis, diare/disentri, atau
thypus adalah sebagian kecil dari penyakit yang mungkin timbul jika air kotor tetap
dikonsumsi.

Perencanaan dan Intervensi


Petugas mendata jumlah rumah yang akan dikunjungi dan dilakukan pemeriksaan Air dan
dikirimkan sample air ke Lab

Pelaksanaan dan intervensi


Waktu 13 oktober 2020
Pukul 08.00 – Selesai
Jumlah Rumah yang Dikunjungi : 11 Rumah

Evaluasi
Dari 11 rumah yang dikunjungi, terdapat 5 rumah yang memiliki sanitasi air yang bersih,
kemudian di lakukan edukasi kepada masyarakat perihal PHBS serta kunjungan berkala.

Anda mungkin juga menyukai