Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mutiara Azzahra

Kelas : 3D
NIM : 6662200176
Mata Kuliah : Komunikasi antar budaya
ESSAI UAS!
KEDAULATAN BAHASA
Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan, seperti kata,
kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulis. Terdapat
banyak sekali definisi bahasa, dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di antaranya.
Kita dapat membandingkan definisi tersebut dengan definisi sebagai berikut: bahasa adalah
sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang
terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan kalimat, yang
diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system of human communication by means of a
structured arrangement of sounds (or written representation) to form lager units, eg. morphemes,
words, sentences” (Richards, Platt & Weber, 1985: 153). Di dunia ini terdapat ribuan bahasa, dan
setiap bahasa mempunyai sistemnya sendiri-sendiri yang disebut tata bahasa. Terdapat tata
bahasa untuk bahasa Indonesia, tata bahasa untuk bahasa Inggris, tata bahasa untuk bahasa
Jepang, dan sebagainya.
Di Indonesia, Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat adalah Bahasa Indonesia dan
Bahasa ini juga termasuk Bahasa nasional negara kita. Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai
Bahasa negara pada tanggal 18 agustus 1945 karena pada saat itu adalah pengesahana Undang-
Undang Dasar 1945 dinyatkan sebagai Undang-Undang Dasara Republik Indonesia. Sebelum
resmi menjadi bahasa nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu. Sejak tanggal
28 Oktober 1928, bahasa Indonesia dipakai resmi oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Sepanjang perjalanannya, ejaan dalam Bahasa Indonesia mengalami berbagai perkembangan
yang cukup signifikan, mulai dari penulisan, pengucapan hingga penempatan dalam tata
bahasanya. Secara umum kita mengenali ada dua jenis ejaan dalam Bahasa Indonesia, yaitu
Ejaan Lama dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Namun ternyata, ejaan yang digunakan
dalam Bahasa Indonesia bkan hanya dua jenis ejaan tersebut. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa
ibu untuk biasanya penuturnya. Sebagian luhur warga Indonesia memakai salah satu dari 748
bahasa yang benar di Indonesia sebagai bahasa ibu.
Adanya perbedaan bahasa dan dialek bahasa maka permasalahan yang diangkat adalah
hambatan-hambatan bahasa komunikasi antarbudaya. Beberapa faktor yang menyebabkan
perbedaan tersebut yaitu: Etnosentrisme, Stereotip, Prasangka.
Agar komunikasi antarbudaya berjalan efektif dan meminimalisir hambatan komunikasi pada
individu-individu maka beberapa syarat yang perlu diperhatikan antara lain;
1) Menciptakan iklim yang komunikasi,
2) Mengidentifikasi keterampilan komunikasi,
3) Memahami komunikasi lisan,
4) Mendengarkan secara aktif,
5) Memanfaatkan umpan balik.

Salah satu pasal UUD 1945 tentang Bahasa Indonesia tercantum pada pasal 33, berbunyi:
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah
dan swasta.
(2) Pegawai di lingkungan kerja lembaga pemerintah dan swasta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang belum mampu berbahasa Indonesia wajib mengikuti atau diikutsertakan dalam
pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia bagi sebagian orang dianggap sebagai bahasa yang paling sulit digunakan.
Padahal bahasa Indonesia telah menjadi bahasa ibu masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia juga
telah diajarkan sejak pendidikan formal hingga perguruan tinggi. Namun hal tersebut tidak
langsung menjadikan bahasa Indonesia menjadi mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor pertama ialah kurangnya pemahaman penggunaan bahasa baku dan tidak
baku. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih mencampuradukan penggunaan bahasa baku dan
tidak baku. Ragam bahasa baku merupakan ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma.
Ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.
Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan bahasa Indonesia ragam
tidak baku. Sehingga timbul anggapan bahwa berbahasa hanya berkaitan dengan penyampaian
maksud, tanpa mempedulikan kaidah kebahasaan. Contoh kesalahan berbahasa yang paling
sering dijumpai yaitu pada kain rentang yang berisi ucapan selamat atau berisi iklan-iklan.
Kesalahan-kesalahan tersebut muncul akibat kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Padahal, bahasa Inggris yang dipelajari di sekolah-
sekolah formal, merupakan bahasa Inggris ragam baku. Pengajaran bahasa Inggris ragam baku
tidak menyurutkan masyarakat Indonesia untuk menerapkan kaidah-kaidah bahasa Inggris
dengan baik. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penggunaan ragam bahasa baku dalam
bahasa Indonesia. Semestinya masyarakat Indonesia harus membiasakan diri menggunakan
bahasa Indonesia baku dibandingkan bahasa Indonesia tidak baku.

Anda mungkin juga menyukai