Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH EKONOMI ISLAM

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi

Dosen Pembimbing : Dr. Sulaiman Jazuli, M.A.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Alpin Salsabila (181130082)

Adib Al Ahmad (181130091)

Rita Rahmawati (181130092)

Nuraini Hidayat (181130113)

HES C/VI
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANUDDIN BANTEN
2021
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Peneltian........................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Sistem Ekonomi Islam..................................................................................3
B. Pengertian Sistem Ekonomi Islam.............................................................................5
C. Karakteristik Sistem Ekonomi Islam.........................................................................7
D. Manfaat Sistem Ekonomi Islam.................................................................................8
E. Prinsip Sistem Ekonomi Islam...................................................................................9
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................................12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat, dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SEJARAH
EKONOMI Islam” ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini sehingga selesai pada waktunya.
Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, penulis mohon maaf. Demikian dari penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, kritik dan saran kami harapkan agar dapat meningkatkan kualitas pembuatan
makalah berikutnya, terima kasih.

Serang, 28 Mei 2021

Kelompok 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang berdasarkan
ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari etika yang Islamiah. Islam sengaja diturunkan oleh
Allah Swt untuk seluruh umat manusia. Sehingga Ekonomi Islam akan bekerja sekuat
tenaga untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera bagi manusia. Tetapi hal
ini bukanlah sebagai tujuan akhir, sebagaimana dalam sistem ekonomi yang lain.
Ekonomi Islam bertitik
tolak dari Allah sebagai satu-satunya sesembahan dan memiliki tujuan akhir pada Allah
juga (Allah Kaghoyatul Ghoyyah).
Penampakan yang sangat mencolok dari Ekonomi Islam adalah bagaimana proses
distribusi kekayaan tersebut dan berbagai hal kegiatan ekonomi diliputi perasaan atas
setiap perilaku kegiatan ekonomi bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah
(muraqabatullah) dan senantiasa bersama Allah (ma iyatullah). Manusia dapat bekerja
apa saja, yang penting tidak melanggar garis-garis yang telah ditentukan Allah SWT. Ia
bisa melakukan aktifitas produksi, seperti pertanian, perkebunan, pengolahan makanan
dan minuman.Ia juga dapat melakukan aktifitas distribusi, seperti perdagangan, atau
dalam bidang jasa seperti transportasi kesehatan dan sebagainya.
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan konsumen.3Sedangkan distribusi adalah bagaimana produk anda dapat
sampai pada penggguna terakhir (end-user) dengan biaya seminimal mungkin tanpa
mengurangi kepuasan pelanggan. Dalam sebuah perusahaan, membuat atau memproduksi
barang dan jasa dan kemudian berusaha menjualnya sebagai bagian dari usaha
perusahaan, dan masyarakat mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dengan membelinya
dalam bentuk daya beli atau permintaan efektif.
Di dalam sebuah perusahaan karyawan diibaratkan sebagai produsen yang
menghasilkan jasa, dan konsumennya adalah orang yang memakai jasa tersebut. Untuk
menghasilkan barang dan jasa, maka dalam sebuah perusahaan dibutuhkan karyawan,
yaitu karyawan yang memilki etika yang bagus dan profesional.

1
Etika diartikan sebagai suatu perbuatan (standar of conduct) yang memimpin
individu dalam membuat keputusan. Etika adalah sebuah studi mengenai perbuatan yang
salah dan benar dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang.
Jadi perilaku yang Etis ialah perilaku yang mengikuti perintah Allah SWT dan
menjauhi larangannya. Dalam Islam, banyak dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Hadis
tentang cara berbuat baik kepada sesama muslim antaranya adalah sabda Nabi SAW yang
berbunyi:
‫اتق اهللا حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن‬
Artinya:” Bertakwalah engaku kepada Allah dimana pun engkau berada. Ikutilah
(perbuatan) yang buruk dengan (perbuatan) yang baik, niscaya perbuatan yang baik itu
akan menghapus perbuatan yang buruk dan, gaulilah manusia dengan budi pekerti yang
baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Sistem Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Sistem Ekonomi Islam?
3. Apa saja Karakteristik Sistem Ekonomi Islam?
4. Apa Manfaat dari Sistem Ekonomi Islam?
5. Apa saja Prinsip Sistem Ekonomi Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Sistem Ekonomi Islam.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Ekonomi Islam.
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Sistem Ekonomi Islam.
4. Untuk Mengetahui Manfaat Sistem Ekonomi Islam.
5. Untuk Mengetahui Prinsip Sistem Ekonomi Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam:


Wujud Realisasi Visi Islam Ramatan Lil ‘Alamin
Perkembangan ekonomi Islam adalah wujud dari upaya menerjemahkan visi
Islam rahmatan lil ‘alamin, kebaikan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi alam semesta,
termasuk manusia di dalamnya. Tidak ada penindasan antara pekerja dan pemilik modal,
tidak ada eksploitasi sumber daya alam yang berujung pada kerusakan ekosistem, tidak
ada produksi yang hanya berorientasi untung semata, jurang kemiskinan yang tidak
terlalu dalam, tidak ada konsumsi yang berlebihan dan mubadzir, tidak ada korupsi dan
mensiasati pajak hingga trilyunan rupiah, dan tidak ada tipuan dalam perdagangan dan
muamalah lainnya. Dalam kondisi tersebut, manusia menemukan harmoni dalam
kehidupan, kebahagiaan di dunia dan insya Allah di kehidupan sesudah kematian
nantinya.
Ekonomi Islam yang ada sekarang, teori dan praktik, adalah hasil nyata dari upaya
operasionalisasi bagaimana dan melalui proses apa visi Islam tersebut dapat
direalisasikan. Walau harus diakui bahwa yang ada sekarang belum merupakan bentuk
ideal dari visi Islam itu sendiri. Bahkan menjadi sebuah ironi, sebagian umat Islam yang
seharusnya mengemban visi tersebut, saat ini distigmakan sebagai teroris, koruptor,
munafik, pembalak. Dan sebagian umat Islam yang lain tidak henti-hentinya saling
mencurigai, berburuk sangka, berperang dan bahkan saling mengkafirkan antarsesama
mereka.
Perkembangan ekonomi Islam adalah salah satu harapan untuk mewujudkan visi
Islam tersebut. Hal ini karena ekonomi Islam adalah satu bentuk integral dalam
mewadahi, sebagaimana dinyatakan Masrhal, dua kekuatan besar yang mempengaruhi
kehidupan dunia, yaitu ekonomi dan agama. Terintegrasikannya dua kekuatan ini dalam
satu wadah ekonomi Islam adalah merupakan penyatuan kembali bahwa kehidupan ini
berhulu dan bermuara pada satu, yaitu Allah SWT (tawhīd). Secara prinsip tauhid adalah

3
menekankan kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan serta kesatuan
hidup atas dasar dan menuju Allah SWT. Dalam pemahaman Islam seharusnya tidak
ditemukan kontradiksi antara dua hal, yang apalagi mempengaruhi pribadi-pribadi
muslim menjadi pribadi yang pecah (split personality).
Prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur’an: “Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.”
Ekonomi Islam adalah salah satu jawaban dari bagaimana visi Islam
direalisasikan, proses realisasi visi Islam adalah mewujudkan ekonomi Islam dalam
bentuk realitas. Proses mewujudkan ekonomi Islam menjadi sebuah realitas dapat dilihat
dari dua wujud yang saat ini sudah berkembang, yaitu wujud teori ekonomi Islam dan
praktik ekonomi Islam.

a. Perkembangan Pemikiran Teori Ekonomi Islam


Perkembangan teori ekonomi Islam dimulai dari diturunkannya ayat-ayat tentang
ekonomi dalam al-Qur’an, seperti: QS. Al-Baqarah ayat ke 275 dan 279 tetang jual-beli
dan riba; QS. Al-Baqarah ayat 282 tentang pembukuan transaksi; QS. Al-Maidah ayat 1
tentang akad; QS. Al-A’raf ayat 31, An-Nisa’ ayat 5 dan 10 tentang pengaturan
pencarian, penitipan dan membelanjakan harta. Ayat-ayat ini, menurut At-Tariqi
menunjukkan bahwa Islam telah menetapkan pokok ekonomi sejak pensyariatan Islam
(Masa Rasulullah SAW) dan dilanjutkan secara metodis oleh para penggantinya
(Khulafaur Rosyidin). Pada masa ini bentuk permasalaan perokonomian belum sangat
variatif, sehingga teori-teori yang muncul pun belum beragam. Hanya saja yang sangat
subtansial dari perkembangan pemikiran ini adalah adanya wujud komitmen terhadap
realisasi visi Islam rahmatan lil ‘alamin. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam dari
sejak masa nabi sampai sekarang dapat dibagi menjadi 6 tahapan.
Tahap Pertama (632-656M), Masa Rasulullah SAW. Tahap Kedua (656-661M),
pemikiran ekonomi Islam di Masa Khulafaur Rosyidin. Tahap Ketiga atau Periode Awal

4
(738-1037), Pemikir Ekonomi Islam periode ini diwakili Zayd bin Ali (738M), Abu
Hanifa (787 M), Awzai (774), Malik (798), Abu Yusuf (798 M), Muhammad bin Hasan
Al Syaibani (804), Yahya bin Dam (818 M), Syafi’I (820 M), Abu Ubayd (838 M),
Amad bin Hambal (855 M), Yahya bin Hambal (855 M), Yahya bin Umar (902 M),
Qudama bin Jafar (948 M), Abu Jafar al Dawudi (1012 M), Mawardi (1058 M), Hasan Al
Basri (728 M), Ibrahim bin Dam (874 M) Fudayl bin Ayad (802 M), Makruf Karkhi (815
M), Dzun Nun Al Misri (859), Ibn Maskawih (1030 M), Al Kindi (1873 M), Al Farabi
(950 M), Ibnu Sina (1037).
Tahap Keempat atau Periode Kedua (1058-1448 M). Pemikir Ekonomi Islam
Periode ini Al Gazali (1111 M), Ibnu Taymiyah (1328 M), Ibnu Khaldun (1040 M),
Syamsuddin Al Sarakhsi (1090 M), Nizamu Mulk Tusi (1093 M), Ibnu Masud Al kasani
(1182 M), Al-Saizari (1993), fakhruddin Al Razi (1210 M), Najnudin Al Razi (1256 M),
Ibnul Ukhuwa (1329 M), Ibnul Qoyyim (1350 M), Muhammad bin Abdul rahman Al
Habshi (1300 M), Abu Ishaq Al Shatibi (1388 M), Al Maqrizi (1441 M), Al Qusyairi
(857), Al Hujwary (1096), Abdul Qadir Al Jailani (1169 M), Al Attar (1252 M), Ibnu
Arabi (1240), Jalaluddin Rumi (1274 M), Ibnu Baja (1138 M), Ibnulk Tufayl (1185 M),
Ibnu Rusyd (1198 M).
Tahap Kelima atau Periode Ketiga (1446-1931 M). Shah Walilullah Al Delhi
(1762 M), Muhammad bin Abdul Wahab (1787 M), Jamaluddin Al Afghani (1897 M),
Mufti Muhammad Abduh (1905 M), Muhammad Iqbal (1938 M), Ibnu Nujaym (1562
M), Ibnu Abidin (1836), Syeh Ahmad Sirhindi (1524M).
Tahap Keenam atau Periode Lanjut (1931 M – Sekarang). Muhammad Abdul
Mannan (1938), Muhammad Najatullah Siddiqi (1931 M), Syed Nawad Haider Naqvi
(1935), Monzer Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani, Muhammad Baqir as Sadr, Umer
Chapra.
Hasil pemikiran ekonomi Islam dari beberapa pemikir di atas sebagai berikut:
 Zaid bin Ali (80-120H./699-738M), adalah pengagas awal penjualan suatu komoditi
secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga tunai.
 Abu Hanifah (80-150H/699-767M), Abu Hanifah lebih dikenal sebagai imam madzhab
hukum yang sangat rasionalistis, Ia juga menggagas keabsahan dan kesahihan hukum
kontrak jual beli dengan apa yang dikenal dewasa ini dengan bay’ al-salām dan al-
murābahah.

5
 Al-Awza’i (88-157H./707-774M.). Nama lengkapnya Abdurahman al-Awza’i yang
berasal dari Beirut, Libanon dan hidup sezaman dengan Abu Hanifah. Ia adalah pengagas
orisinal dalam ilmu ekonomi syariah. Gagasan-gagasanya, antara lain, kebolehan dan
kesahihan sistem muzara’ah sebagai bagian dari bentuk mura`bahah dan membolehkan
peminjaman modal, baik dalam bentuk tunai atau sejenis.
 Imam Malik Bin Anas (93-179H./712-796M.). Imam Malik lebih dikenal sebagai penulis
pertama kitab hadis al-Muwatha’, dan Imam Madzhab hukum. Namun, ia pun memiliki
pemikiran orisinal di bidang ekonomi, seperti: Ia menganggap raja atau penguasa
bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya. Para pengusaha harus peduli terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Teori istislah dalam ilmu hukum Islam yang
diperkenalkanya mengandung analisis nilai kegunaan atau teori utility dalam filsafat
Barat yang di kemudian hari diperkenalkan oleh Jeremy Benthan dan John Stuart Mill. Di
samping itu, ia pun tokoh hukum Islam yang mengakui hak negara Islam untuk menarik
pajak demi terpenuhinya kebutuhan bersama.
 Abu Yusuf (112-182H./731-798H.). Abu Yusuf adalah seorang hakim dan sahabat Abu
Hanifah. Ia dikenal dengan panggilan jabatanya (al-Qadli Hakīm) Abu Yusuf Ya’qub
Ibrahim dan dikenal perhatianya atas keuangan umum serta perhatianya pada peran
negara, pekerjaan umum, dan perkembangan pertanian. Ia pun dikenal sebagai penulis
pertama buku perpajakan, yakni Kitab al-Kharaj. Karya ini berbeda dengan karya Abu
‘Ubayd yang datang kemudian. Kitab ini, sebagaimana dinyatakan dalam pengantarnya,
ditulis atas permintaan dari penguasa pada zamanya, yakni Khalifah Harun al-Rasyid,
dengan tujuan untuk menghindari kedzaliman yang menimpa rakyatnya serta
mendatangkan kemaslahatan bagi penguasa.
 Al-Farabi (260-339 H/870-950 M). Al Farabi mengemukakan tentang tingkat-tingkat
pertumbuhan ekonomi manusia, yaitu 1) Madinatu an Nawabit, masyarakat kayu-kayuan
atau negara liar; 2) Madinatu al Bahimiyyah, masyarakat binatang atau negara primitif; 3)
Madinatu adl-dlaruroh, negara kebutuan; 4) Madinatu al hissah wa as-saqro, negara
keinginan; 5) Madinatu A-Tabadul auw al-badalah, negara bertukar kebutuhan; 6)
Madinatu An-Nadzalah, negara kapitalis; 7) Madinatu al-Jama’iyyah, negara anarki atau
masyarakat komunis; 8) Madinatu al fadhilah, Negara utama.

 Abu ‘Ubayd al-Qasim bin Sallam (157-224H/774-738M). Pembahasan ekonomi syariah


dalam karya Abu ‘Ubayd, al-Amwa’l, diawali dengan enam belas buah hadis di bawah
judul haqq al-ima`m ‘ala` al-ra’iyyah, wa haqq al-ra’iyyah ala al-ima`m (hak pemerintah
atas rakyatnya dan hak rakyat atas pemerintahnya). Buku ini dapat digolongkan sebagai

6
karya klasik dalam bidang ilmu ekonomi syariah karena sistimatika pembahasanya
dengan merekam sejumlah ayat Al-Quran dan Hadis di bidangnya.
B. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
a. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi syariah sendiri merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai
Islam. Sistem ekonomi syariah tentu berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme
dan sosialisme, dimana sistem ekonomi Islam menentang adanya eksploitasi oleh
pemilik modal terhadap para pekerjanya dan melarang menumpuk kekayaan tanpa
ada manfaatnya. Selai itu, ekonomi Islam memiliki dimensi ibadah yang
teraplikasikan dalam tujuanpara pakar ekonomi Islam, Syariah dan moral pada
setiap kegiatan ekonomi. Berikut beberapa definisi ekonomi Islam menurut para
pakar ekonomi Islam, yaitu :
1. Muhammad Abdul Mannan mendefinisikan Ekonomi Islam sebagai suatu
ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat
yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
2. Mewally mendefinisikan Ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari
perilaku muslim dalam suatu masyarakat islam yang mengikuti Al-Qur’an,
Hadits Nabi SAW, Ijma’ dan Qiyas.
b. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Sistem” diartikan sebagai
“perangkat yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas”. Dengan kata lain, sistem merupakan suatu kumpulan berbagai unsur
yang saling berhubungan, saling mempengaruhi, dan saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan ekonomi.
Berarti sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-
Qur’an, as-Sunnah, Ijma’ dan qiyas. Sistem Ekonomi Islam ini merupakan bagian
dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif.
Sistem ekonomi Islam berbeda tentu dengan sistem ekonomi kapitalis
maupun sistem ekonomi sosialis. Dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam

7
merupakan perpaduan keuda sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki
sifat-sifat positif dari kapitalisme dan sosialis, namun terlepas dari sisi negatif.
C. Karakteristik Sistem Ekonomi Islam
Menurut Yusuf Qardhawi, karakteristik sistem ekonomi Islam, yaitu:
1. Ekonomi Ilahiyyah
Ekonomi ilahiyyah adalah ekonomi yang titik beratnya dari Allah, tujuannya
mencari ridha Allah dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syariat-Nya
2. Ekonomi Akhlak
Hal yang membedakan antara sistem Islam dengan sistem lainnya, adalah bahwa
antara ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah sama sekali seperti halnya tidak
terpisah antara ilmu dengan akhlak.
3. Ekonomi kemanusiaan
Manusia, dalam sistem ekonomi Islam ini adalah sasaran sekaligus merupakan
sarana. Tujuan dan sasaran utama Islam adalah merealisasikan “kehidupan yang
baik” bagi manusia dengan segala unsur dan pilarnya.
4. Ekonomi Pertengahan
Pertengahan yang adil merupakan roh dari ekonomi Islam. Sebagaimana manusia
hidup dengan roh, disamping bentuk jasadnya yang bersifat material. Roh
merupakan faktor keistimewaan dan menjadi kemuliaannya.

D. Manfaat Sistem Ekonomi Islam


Apabila mengamalkan ekonomi Islam akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat Islam itu sendiri berupa :
1. Mewujudkan integritas seorang Muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak lagi
parsial. Apabila ada orang Islam yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi
konvensional yang mengandang unsur riba, berarti keislamannya belum kaffah,
sebab ajaran ekonomi syariah diabaikan.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah, dan atau baitul maal at tamwil
(BMT) mendapatkan keuntungan di dunia dan di akhirat.

8
3. Praktik ekonomi seorang Muslim yang berdasarkan syariat Islam bernilai ibadah,
karena telah mengamalkan syariah Allah Swt.
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembah=ga keuangan syariah (LKS)
berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam itu sendiri.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan menjadi nasabah bank syariah, berrati
mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat Islam itu sendiri.

E.Prinsip-Prinsip Sistem Ekonomi Islam

Secara garis besar prinsip-prinsip ekonomi Islam, yaitu sebagai berikut:

1. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama seorang muslim, apakah
ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat keuntungan dan sebagainya,
harus berpegang pada tuntutan Allah Swt, dalam Al-Qur’an.
2. Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produksi yang akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sistem ekonomi Islam menolak terjadinya
akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang saja.
3. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan orang banyak.
4. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus memanfaatkannya seefisien dan
seoptimal mungkin dalam produksi guna memenuhi kesejahteraan secara bersama
didunia.
5. Islam melarang setiap pembayaran bunga (riba) atas berbagai bentuk pinjaman,
apakah pinjaman itu berasal dari teman, perusahaan, perorangan, pemerintah maupun
individu lain.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

A. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam  makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis berharap, pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya dan pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suardi, Didi. 2020. “Pengantar Ekonomi Islam: Sejarah dan Pengertian Sistem Ekonomi Islam”
https://books.google.co.id/books?
id=whfqDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Pengertian+sistem+ekonomi+Islam&
hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Pengertian%20sistem%20ekonomi
%20Islam&f=false 26 Mei 2021 13.30 Wib

Harmony. 2021. “Sistem Ekonomi Islam: Pengertian, Fungsi dan Tujuannya”


https://www.harmony.co.id/blog/sistem-ekonomi-pancasila-pengertian-fungsi-dan-
tujuannya 27 Mei 2021 pukul 14.49 Wib

Ismail. Ibnu. 2020. “ Sistem Ekonomi di Indonesia: Pengertian, Sejarah, dan Karakteristik”.
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/sistem-ekonomi-indonesia/ 27 Mei 2021 pukul
15.00

https://master.islamic.uii.ac.id/article/sejarah-ekonomi-islam-perkembangan-
panjang-realitas-ekonomi-islam/ 27 Mei pukul 16.30 Wib

11

Anda mungkin juga menyukai