Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Nama : JHON EUDES CRISTYANTO
NPM : E1G020092
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :1
Hari/tanggal : Senin/31 Mei 2021
Dosen : 1. Tuti Tutuarima,STP.,M.Si
2. Marniza,Ir.,M.Si
Ko-Ass : Trio Putra Setiawan ( E1G017049)
KACANG-KACANGAN
Rempah merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang memiliki citarasa dan
aroma yang khas. Umumnya rempah digunakan sebagai bumbu masak dan ramuan jamu
tradisional. Rempah dapat dihasilkan dari tanaman berupa umbi/rimpang, biji, kulit
batang, bunga, daun, dan buah.
1.1.5 Acara 5 ( Sayuran )
Sayur merupakan tanaman hortikutura yang berumur pendek yaitu kurang dari
setahun dan tidak bersifat musiman. Sayuran digolongkan berdasarkan: 1) bagian dari
tanaman dan 2) iklim tempat tumbuh. Berdasarkan bagian dari tanaman, sayuran terdiri
atas daun, bunga, buah, batang, umbi akar, umbi batang dan umbi lapis bahkan dalam
bentuk tunas muda atau kecambah. Sayur memiliki sifat sensorik (wara, rasa, aroma dan
kekerasan) yang berbeda. Komposisi sayuran yang tidak sama satu sama lainnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: perbedaan varietas, keadaan iklim, cara
pemeliharaan, cara pemanenan dan kondisi penyimpanan setelah panen.
Kriteria mutu sayur dilihat dari tingkat kesegaran yang ditentukan oleh kondisi
turgor dari sel yang masih hidup. Turgor sel adalah tekanan dari isi sel terhadap dinding
sel yang bersifat elastis. Isi sel dapat membesar karena menyerap air dari sekelilingnya.
Oleh karena itu turgor berpengaruh terhadap kekerasan (keteguhan) sel parenkim
sehingga berpengaruh terhadap tekstur bahan. Bila isi sel berkurang seperti proses
pelayuan (respirasi) maka teksur bahan menjadi lunak. Bila isi sel bertambah melebihi
keadaan normal maka dinding sel pecah dan isi sel keluar sehingga keteguhan sel hilang.
Pada saat sayur atau bagian dari suatu tanaman masih melekat pada pohon, terdapat
keseimbangan antara cairan di dalam sel dan di luar sel sehingga turgor masih normal
dan tekstur atau keteguhan bagus..
Buah juga mengandung air yang tinggi sehingga juga mengalami respirasi yang
cepat tetapi lebih rendah dari sayuran. Berdasarkan laju respirasi, buah dibedakan atas
buah klimaterik dan non klimaterik. Klimaterik yaitu laju respirasi yang cepat dan
terdapat perubahan fisik, sensori dan kimia yang nyata pada buah tersebut. Dengan kata
lain, buah klimaterik adalah buah yang bila dipetik pada matang fisiologis maka akan
mengalami pengembangan pematangan selama penyimpanan. Buah tersebut mengalami
perubahan yang nyata selama penyimpanan dan dapat dipercepat tingkat kematangannya
dengan diperam atau diberi perlakuan etilen. Sebaliknya, buah non klimaterik memiliki
laju respirasi yang lambat dan perubahan buah selama penyimpanan tidak dapat dilihat
secara nyata. Buah ini tidak dapat bertambah matang jika dilakukan penyimpanan.
1.1.7 Acara 7 ( Telur)
Telur merupakan alat dan cara berkembangbiak bagi unggas dan sebagian hewan.
Telur secara alami telah disiapkan oleh induknya untuk menunjang kehidupan dan
perkembangan embrio dengan sempurna. Kandungan gizi telur nyaris sempurna, sebab
merupakan persediaan pangan selama embrio mengalami perkembangan di dalam telur,
tanpa makanan tambahan dari luar. Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya
akan vitamin, dan mineral. Protein telur nyaris sempurna, karena mengandung semua
jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial dalam
jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia, karena
tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari makanan .
Telur mengandung protein lebih dari 10%, bahkan telur ayam mengandung protein
12,8% dan bebek 13,1%. Di dalam telur juga terdapat aneka vitamin seperti vitamin A, B,
D, E, dan K. Di samping itu, telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi,
fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu, telur
sangat baik dikonsumsi oleh anak balita. Anak balita setiap hari memerlukan lebih kurang
15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut bisa terpenuhi bila anak balita mengonsumsi
Telur termasuk makanan yang mudah dicerna. Protein telur yang dapat diserap dan
dimanfaatkan tubuh (nilai biologis) mencapai 96%. Sedangkan nilai biologis daging sapi
hanya 80%, kedelai 75%, beras 70%, dan jagung 55%. Bagian telur yang dapat dimakan
Bentuk telur berbagai jenis unggas pada umumnya memiliki bentuk oval atau
lonjong. Bentuk telur ini secara umum dikarenakan faktor genetis (ketrunan).
Setiap induk bertelur berurutan dengan bentuk yang sama yaitu bulat, panjang, dan
lonjong (Suprijatna dkk., 2015).
Bentuk telur lainnya yaitu mempunyai ukuran yang beragam. Telur ayam
horn memiliki ukuran yang lebih besar dari telur ayam kampung. Berbeda halnya
dengan telur puyuh yang memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis
telur unggas lainnya. Meskipun telur unggas memiliki ukuran yang beragam, namun
semua jenis telur unggas mempunyai struktur telur yang sama (Saraswati, 2012).
Menurut Nuryati dkk (2013) menyatakan bahwa telur terdiri atas enam bagian
penting, yaitu kerabang telur (shell), selaput kerabang (shell membrane), putih telur
(albumen), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chazale), dan sel benih (germinal disc).
Sedangkan Hartono dan Isman (2010) menyatakan bahwa struktur telur terdiri atas
empat bagian penting, yaitu selaput membran, kerabang (shell), putih telur (albumen),
dan kuning telur (yolk). Umumnya semua jenis telur unggas dan hewan lain yang
berkembangbiak dengan cara bertelur mempunyai struktur telur yang sama (Saraswati,
2012). Secara ringkas, struktur telur pada umumnya terdiri dari kerabang (kulit telur)
±10%, putih telur (albumen) ±60%, dan kuning telur (yolk)±30% (Suharyanto, 2011)
2.8 Acara 8 ( Susu)
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) dapat diolah menjadi
berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk
dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia (Irmawati, 2014).
Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah
susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi.
Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni
adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan
lain (Aziz, 2011). Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian
besar zat gizi esensial ada dalam susu, di antaranya yaitu protein , kalsium, fosfor,
vitamin A, dan tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik,
karena disamping kadar kalsium yang tinggi, alktosa di dalam susu membantu absorpsi
susu di dalam saluran cerna (Almatsier, 2012).
Susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi. Kadar protein susu
sapi sekitar 3,5%. Protein susu pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu kasein dan protein whey. Kasein merupakan komponen protein yang
terbesar dalam susu dan sisanya berupa protein whey. Kadar kasein pada protein susu
mencapai 80% dari jumlah total protein yang terdapat dalam susu sapi, sedangkan
protein whey sejumlah 20%. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi
asam amino yang dibutuhkan tubuh. Susu merupakan bahan makanan penting karena
mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas dan mudah dicerna oleh saluran
pencernaan (Sediaoetama, 2014).
Kualitas fisik dan kimia susu sapi segar dipengaruhi oleh faktor bangsa
sapi perah, pakan, sistem pemberian pakan, frekuensi pemerahan, metode pemerahan,
perubahan musim dan periode laktasi (Lingathurai et al., 2009 dalam Utami et al.,2014).
Faktor yang mempengaruhi kualitas produksi susu sapi, faktor tersebut
diantaranya adalah genetik induk sapi, pakan sapi, dan tatalaksana pemeliharaan, ketiga
faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain (Asmaki et al., 2009).
BAB III
METODELOGI
➢ Densitas Kamba, Tekstur, Daya Serap Air, Rasio Pengembangan dan Kadar
Protein
Buah Kelapa
(2)
Oval
Buah Kelapa
(3) Oval agak
lonjong
Buah kelapa
sawit 2,11gr/ml 0,982gr/ml 1,105gr/ml 36mm 31mm 26mm 3,8gr 12,5gr
➢ Pengamatan aroma, rasa, tingkat kemasakan
Bahan Warna Aroma Rasa
➢ Pengamatan produk
1. Jahe
Tidak beraturan
2. Lengkuas
Seperti umbi-
umbian
3. Kunyit
Tidak beraturan
1. Cengkeh
Memanjang
2. Bunga Lawang
Seperti bintang
2. Lada
Bulat
1. Daun Salam
- - Memanjang dan
meruncing
diujungnya
2. Daun Jeruk
- - Bulat lonjong
2. Daun Pandan
Panjang dan
- - ujungnya
runcing
➢ Pengamatan Warna, Aroma, dan Rasa
1. Jahe - 2,40%
2. Lengkuas - 1,33%
3. Kunyit - 18,18%
1. Cengkeh -
1. Daun Salam - -
2 Daun Jeruk - -
2. Daun Pandan - -
4.5 Acara 5 ( Sayuran )
➢ Pengamatan struktur
Sayuran daun
(Kangkung) Agak
sedikit
meruncing
Sayuran Buah
Sayuran umbi Bulat
wortel lonjong
Sayuran umbi
Sayuran bunga KoL Bulat
Oval
Panjang
Sayuran bunga
pepaya
Sayuran
daun
(kangkung
)
Masih segar Masih segar Mulai layu Layu dan
Mulai
sedikit kering agak layu daun nya
mulai
sedikit
menghitam
kering
Sayuran
buah
tomat
Sayuran
Buah
Terong
Sayuran
umbi
wortel
Sayuran
umbi
kentang
Sayuran
daun
bayam
Sayuran
bunga kol
Layu dan
Warna masih MKering
Masih segar
Mulai daunya pun
segar dan mulai
dan sedikit
agak layu mulai lepas.
layu
kering
dan kering
Sayuran
bunga
pepaya Masih segar Beberapa Hampir
Seluruh Seluruh
bunga mulai seluruh
bunga layu bunga layu
layu bunga
dan tangkai
layu
bunga ikut
layu
Sayuran Masih segar
bunga dan sedikit
sawi kuning
Mulai
Kering dan Layu dan
Sayuran masih agak layu
layu lepas
segar
Berat (gram)
Bahan Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Laju respirasi
1 2 3 4 5
Sayuran daun
200gr 200gr 170gr 160gr 150gr 10/30gram/hari
(kangkung)
12 gr 9 gr 6 gr 4 gr 2 gr 2 gram/hari
Sayuran bunga pepaya
Sayuran bunga sawi 500gr 500gr 480gr 460gr 350gr 10/20 gram/hari
Sayuran daun
190gr - - 190gr 190gr 95%
(kangkung)
Sayuran daun
Sayuran umbi
Tekstur/kekerasan
Bahan Warna
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Bagian
Buah Pepaya matang
dalam
(1)
berwarna
orange
Tidak Agak Lembut Lembut Sangat
terlalu lembut lembut
lembut
Hijau
Buah pepaya matang
keorange
(2)
Hijau
Tekstur/keke
Bahan Laju
rasan
respirasi
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke-
1 2 3 4 5
820gram 820gram 800gram 630gram 620gram Laju respirasi
Buah Pepaya
Sebanyak
matang (1)
40 gram
1130 gram 1115 gram 1098 gram 1057 gram 1032 gram 15 – 41
Buah Pepaya
gram/hari
Matang (2)
1210 gram 1205 gram 1173 gram 1124 gram 1092 gram 30 gram
Buah Pepaya
mentah
420 gram 380 gram 370 gram 360 gram 350 gram 40 gram
Buah Mangga
matang
Buah Jeruk 0,8 gram/hari
matang
Buah Jeruk 0,7 gram/hari
mentah
Buah Pisang 1,02 gram/hari
matang
Buah 1 gram/hari
Pisangmentah
4.7 Acara 7 ( Telur)
1. Pengukuran Berat Butir Telur
Jenis Telur Berat Telur Berat Telur Menurut SNI
Telur Ayam Ras 120 gr Besar
Telur Ayam Kampung 41 gr Kecil
2. Kondisi Kerabang
Kondisi Ayam Ras Tingkatan Ayam Tingkatan
Kerabang Mutu SNI Kampung Mutu SNI
Bentuk Normal Mutu II Normal Mutu II
Kehalusan Cukup Halus Mutu II Halus Mutu II
Ketebalan Cukup Tebal Mutu I Sedang Mutu II
Keutuhan Utuh Mutu I Utuh Mutu II
Kebersihan Bersih Mutu I Sedikit noda Mutu II
Kotor
1 sendok makan ++
2 sendok makan +
3. Uji penyimpanan susu
Bahan Waktu Gambar
¼ Gelas susu UHT Jam ke 0
Jam ke-12
Jam ke-24
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Acara 1 (Serelia dan Kacang-kacangan)
Sifat hasil pertanian serealia dan kacang-kacangan dapat ditinjau dari warna,
bentuk atau struktur, ukuran, berat, densitas kamba, serta rasio pengembangan dan daya
serap air oleh bahan. Bentuk dan ukuran serealia berbeda-beda, ada yang berbntuk bulat,
pupih, lonjong dan tidak beraturan. Perbedaan bentuk tersebut merupakan hasil dari
setiap spesies dan genus tanaman meskipun masih dalam satu kelas. Warna serealia
dan kacang-kacangan digunakan menjadi nama dari serealia dan kacang-kacangan
tersebut.
Densitas kamba bahan yang diukur pada alat yang sama tidak akan sama, hal
yang mempengaruhi perbedaan ini adalah besar-kecilnya serealia dan kacang-kacangan
tersebut, semakin besar serealia dan kacang kacangan tersebut maka densitas kamba
yang didapat semakin kecil yang disebakan oleh banyak terdapat ruang kosong didalam
bahan saat diukur, dan semakin kecil ukuran serealia dan kacang- kacangan maka
densitas kamba semakin besar karena terdapat sedikit ruang kosong dalam bahan
saat pengukuran.
5.6Acara 6 ( Buahan )
Buah adalah hasil reproduksi antara putik dan serbuk sari pada tumbuhan. Buah
termasuk organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari
bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka
rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai
pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah
lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan.
Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk
membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah
sejati.
Buah sering kali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun
bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme
tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga
terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan
pomologi.
Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun
suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah
dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan
pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara
botani).
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah
semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
1. buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal
buah, yang berisi satu biji atau lebih.
2. buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak
bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-
lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti satu buah.
Contohnya adalah sirsak (Annona).
3. buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada
akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.Contohnya adalah
nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
5.8Acara 8 ( Susu)
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh
kelenjar susu mamalia, salah satunya manusia. Susu adalah sumber gizi
utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang
(biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim,
keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia.
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur
produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia,
susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu secara alami mengandung
nutrisi penting, seperti bermacam- macam vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor,
dan zinc, pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan
lemak.
Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu
yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk
membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi. Sebagian besar
hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk melalui kelenjar
susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air susu kepada bayi
nya hingga umurnya mencapai 7 tahun. Sedangkan pada ternak, khususnya sapi, anak
sapi diberikan susu selama sekitar 3 bulan, tetapi bisa disapih lebih dini dengan
pemberian pakan brangkasan jagung Sebagian besar hewan mamalia,
termasuk manusia, susu diberikan oleh induk melalui kelenjar susu induk.
Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air susu kepada bayi nya hingga
umurnya mencapai 7 tahun. Sedangkan pada ternak, khususnya sapi, anak sapi diberikan
susu selama sekitar 3 bulan, tetapi bisa disapih lebih dini dengan pemberian pakan
brangkasan jagung
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1Acara 1(Serelia dan Kacang-kacangan)
➢ Serealia merupakan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di
sawah atau ladang dengan bentuk rumput-rumputan sedangkan Kacang-
kacangan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah
atau ladang dengan bentuk polong-polongan.
➢ Yang paling berat dari semua bahan yang kami ukur dalam praktikum ini
yaitu kacang tanah sebesar 35 gram yang diukur menggunakan gelas ukur
100 ml
➢ Bahan yang mempunyai kelebaran paling tinggi adalah jagung.
➢ Yang paling tebal dari semua bahan yang kami ukur dalam praktikum ini
adalah adalah kacang tanah yaitu sebesar 6,4 mm.
6.1.5Acara 5 ( Sayuran )
Pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi yang paling mempengaruhi
konsumen adalah bahwa sayuran organik aman bagi kesehatan dengan manfaat
yang diharapkan konsumen dapat memenuhi kebutuhan gizi yang terjamin. Pada
tahap pencarian informasi, media yang paling banyak digunakan konsumen
adalah media elektronik dan manfaat sayuran organik merupakan informasi
yang menarik perhatian konsumen serta pelaku yang paling mempengaruhi adalah
diri sendiri dan adanya bentuk pengaruh dari orang lain yang berupa memberitahu
konsumen. Pada tahap evaluasi hal yang paling dipertimbangkan konsumen
adalah manfaat sayuran organik, kemudian pada tahap ke empat cara konsumen
memutuskan pembelian adalah tergantung situasi sebanyak 1 kali dalam sebulan
dengan kendala yang dihadapi adalah harga yang mahal. Tahap terakhir terlihat
bahwa konsumen telah mengkonsumsi sayuran organik lebih dari 3 bulan lalu
dengan persepsi bahwa harga tergolong mahal dan kepuasan secara umum merasa
biasa saja (15%) dan puas sebesar 15%.
Berdasarkan analisis sikap multi atribut Fishbein terhadap konsumen
didapatkan nilai sikap konsumen sebesar 95,52 yang berada pada kategori biasa
saja. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap konsumen tidak akan terus
memperlihatkan konsistensi untuk selalu mengkonsumsi sayuran organik. Sikap
konsumen atas motivasi, manfaat, pelaku serta hal yang dipertimbangkan saat
pembelian sayuran organik memeperlihatkan adanya hubungan atau keterkaitan
dengan proses pengambilan keputusan konsumen sayuran organik.
6.1.6Acara 6 ( Buahan)
Sayur dan buah merupakan sumber bahan makanan yang kaya akan
vitamin, serat dan mineral yang sangat penting bagi kesehatan, terutama untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro
yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh. World Health Organization
(WHO) dan para ahli gizi di Amerika Serikat menganjurkan agar kita paling
sedikit mengonsumsi lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap harinya. Satu
porsi buah-buahan setara dengan 150 gram, sedangkan satu porsi sayuran setara
dengan 75 gram sayuran mentah.
Secara nasional, konsumsi sayur dan buah penduduk Indonesia masih
kurang. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa
sebanyak 93,5% penduduk berumur ≥ 10 tahun yang mengkonsumsi sayur
dan buah-buahan di bawah anjuran. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 84%
penduduk berumur ≥ 10 tahun kurang mengkonsumsi sayur dan buah buahan.
6.1.7Acara 7 ( Telur)
Telur merupakan sel telur (ovum) yang tumbuh dari sel induk (oogonium)
di dalam indung telur (ovarium). Telur tersusun oleh tiga bagian utama: yaitu
kulit telur, putih telur dan kuning telur. Putih telur disebut juga dengan
albumen. Albumen pada telur tidak terlihat putih sebelum dimasak atau dikocok.
Albumen merupakan bagian telur yang kaya protein. Protein merupakan suatu zat
makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Beberapa metode dalam penentuan
kadar protein yaitu metode kjeldahl, metode biuret, metode lowry, metode
pengikatan zat warna dan metode titrasi formol. Pada penelitian ini menggunakan
metode biuret. Zat yang mengandung ikatan peptida (-CO-NH-) bereaksi dengan
ion Cu2+ membentuk kompleks berwarna ungu dengan absorbansi 540 nm.
Dimana alat yang digunakan adalah spektrofotometri visible. Spektrofotometri
visible merupakan metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi cahaya tampak
(visible).
6.1.8Acara 8 ( Susu)
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina seperti sapi, kambing, atau bahkan
kerbau yang diperoleh dengan cara pemerahan sebagai bahan makanan dan
sumber gizi. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di
dalam susu segar mengandung berbagai zat makanan lengkap dan seimbang
seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
Secara kimiawi susu normal mempunyai komposisi air (87,20%), lemak
(3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%). Dari aspek
kimia, susu merupakan emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-
garam mineral dengan protein dalam keadaan koloid. Air susu sebagai salah satu
makanan yang tertinggi nilai gizinya, mempunyai sifat-sifat baik untuk
menunjang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Soerjandoko, R.N.E. 2010. Teknik Pengujian Mutu Kakao Skala Laboratorium. Buletin
Teknik Pertanian. Vol. 15 (2) : 44-47.
Arifin, S. 2011 Petunjuk Teknis Pengolahan Teh dan Kina. Pusat Penelitian Teh dan
Kina. Gambung, Bandung.
Aminah, Siti dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2012. Karakteristik Kimia Tepung
Kecambah Serealia Dan Kacangkacangan Dengan Variasi Blanching. Seminar
Hasil-Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS 2012.
Akbar, R. 2015. Aneka Tanaman Apotek Hidup di Sekitar Kita. Edisi 1. Jakarta: One
Books. ISBN : 978-602-70667-5-5 Allegaert, K. 2013.
Clinical pharmacology of intravenous paracetamol in perinatal medicine. World Journal
of Anesthesiology. Vol 2(1): 1-7 Adipratama, D.P. 2011.
Pengaruh Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorriza roxb) Terhadap Jumlah
Total
Leukosit pada Ayam Petelur (Gallus gallus) Strain Isa Brown. Skripsi. Institute
Pertanian Bogor BPOM. 2012 Gerakan Nasional Minum Temulawak.
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/060
5.pdf. Diakses 14 September 2015 Bebenista, M.J., dan Nowak, J.Z., 2014.
Paracetamol: Mechanism of Action, Application and Safety Concern. Pholis
Pharmaceutical Society. Vol 71(1): 11-23
Estiari, Nur Her Riyadi Parnanto dan Ardhea Mustika Sari. 2016. Pengaruh
Perbandingan Campuran Labu Siam (Secheum Edule) Dan Brokoli (Brassica
Oleracea Var Italica) Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia Dan Organoleptik.
Jurnal Teknosains Pangan. Surakarta : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Sebelas Maret. ISSN: 2302-0733.
Zulkarnain. 2013. Budidaya sayuran tropis. Jakarta: Bumi aksara
Adi, L.T. 2011Tanaman Obat dan Jus. Agromedia Pustaka. Jakarta. Agustin, S.
2011 Pemanfaatan Ekstrak Kulit Kayu Akasia Sebagai Bahan Pengawet Telur dan
Pengaruh Terhadap Kualitas dan Daya Simpan Telur. Samarinda. Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman.JITP.ISSN 1858-2419 : 74-80
Alleoni, A.C.C. and A.J. Antunes, 2012.Albumen Foam Stability and Sovalbumen
Contents In Eggs Coated With Whey Protein Concentrate. Universidade do Norte
do Parana, UNOPAR, Londrina. Andriani, D., Utami, I.,P., Dhiani, A.,B. 2013
Penetapan Kadar Tanin Daun Rambutan (Nephellium Lappacium.L) Secara
spektrofotometri Ultraviolet Visibel. Pharmacy Journal.7 :7-2
Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2015. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Depkes RI. Astawan,
Made. 2011. Kiat Menjaga tubuh Tetap Sehat. Solo: Tiga Serangkai.
Bahar, Burhan. 2014. Kefir Minuman Susu Fermentasi dengan Segudang Khasiat untuk
Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Barasi, Mary E. 2014.
SNI
Acara 7 Telur
SNI
ACARA 8 SUSU