Disusun Oleh :
Nama : Alfendi Nurichsan Virdiansyah
NPM : E1G020086
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :-
Hari/Tanggal : Selasa / 27 April 2021
Shift : -
Dosen :1.Dra.Devi silsia.M.Si
2.Drs.Syafnil.M.Si
Koas : 1.Davo Starky Araska Selian (E1G017093)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat morganik utama yang terdapat dalam tumbuhan. Dan
biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak.
Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat yang tersedia
adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida
(sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa).
Energi sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa adanya
energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan yang
dikonsumsi oleh ternak atau manusia digunakan untuk memnuhi kebutuhan energy,
karena reaksi anabolic dan katabolic dalam tubuh memerlukan energy.
Salah satu dari berbagai macam sumber energy adalah karbohidrat. Karbohidrat
melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan
hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama dalam jaringan tanaman.
Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu : monosakarida, disakarida,
trisakarida, polysakarida dan mixed poly sakarida. Karbohidrat merupakan makanan
sumber energi yang paling penting. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi
sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan
asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus mengandung sejumlah
karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Semua karbohidrat yang dapat dimetabolisme glukosa. Karbohidrat selain sebagai
sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan oksaloasetat
(melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan untuk
memulai siklus TCA.
Pati adalah karbohidrat yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1-4) unit glukosa. Derajat
polimerisasi amilosa berkisar antara 500-6.000 unit glukosa, bergantung pada
sumbernya. Amilopektin merupakan polimer α-(1-4) unit glukosa dengan rantai
samping α-(16) unit glukosa. Dalam suatu molekul pati, ikatan α-(1-6) unit glukosa
ini jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 4-5%. Namun, jumlah molekul dengan
rantai yang bercabang, yaitu amilopektin, sangat banyak dengan derajat polimerisasi
105-3x106 unit glukosa (Herawati, 2011).
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati
diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti
sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil
ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji durian
(Sakinah, 2018, ).
Uji Benedict digunakan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi. Uji
Benedict berisi larutan alkali. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas dengan membentuk kupro oksida
berwarna. Larutan Benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium
sitrat. Uji Benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan transformasi
isomerik. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan
berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah
bata. Pereaksi Benedict terdiri atas larutan Cu2+ dalam suasana basa kuat
(Nurjannah, 2017, p. 4).Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada
sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula
dengan diameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua
polisakarida berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini
tergantung dari jenis pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain
mengandung amilopektin sekitar 75 80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen
penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua komponen ini dapat
dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen dalam ukuran molekul,
derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai cabang (Fazza Kendri
2010).
Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut
dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17-21%, terdiri dari satuan glukosa yang
bergabung melalui ikatan a-(1.4) D-glukosa. Amilopektin merupakan komponen pati
yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui
ikatan a-(1,4) D-glukosa dan a-(1,6) D-glukosa. Tidak seperti amilosa, amilopektin
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti butanol. Hidrolisis pati
merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya
yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Proses
hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran partikel,
temperatur, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku (volume
substrat), dan pengadukan (Fazza Kendri.2010).
BAB III
METODOLOGI
• Pipet ukur
• Alat pemanas
• Larutan sukrosa 1%
• HCl Pekat
• Larutan iodium
• Pereaksi benedict
• Pereaksi seliwanof
• Pereaksi barfoed
• NaOH 0,1 M
• HCl 0,1 N
• Larutan amilum 1%
A.Hidrolisi Sukrosa
2.Campurkan dengan baik lalu panaskan dalam penangas air selama 30 menit.
3.Setelah didinginkan, netralkan dengan NaOH 2% dan uji dengan kertas lakmus.
B.Hidrolisis Pati
3.Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambah 2
tetes iodium dalam porselin tetes. Catat perubahan warna yang terjadi.
4.Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
6.Setelah didinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH
2%. Uji dengan kertas lakmus.
A. Hidrolisis Sukrosa
B. Hidrolisi Pati
Pada percobaan hidrolisis sukrosa, sampel sukrosa yang ada dalam tabung reaksi
ditambahkan 5 ml HCI pekat. Kemudian dipanaskan selama 30 menit... Kemudian
larutan yang telah dingin dinetralkan dengan NaOH 2% dan dites menggunakan
kertas lakmus, hasil yang didapat kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah
ini menandakan larutan tersebut merupakan asam. Selanjutnya larutan ini diuji
dengan Benedict dan hasil yang didapat berwarna hijau kekuningan seperti warna
ekstra joss). Ini menandakan bahwa larutan ini yang telah diuji Benedict dan
dihidrolisis menjadi positif dan sukrosa tersebut menghasilkan glukosa.
Pada percobaan hidrolisis pati. Sampel amilum pada tabung reaksi ditambahkan
HCl lalu dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 3 menit,Setelah panas
tabung larutan didinginkan dan diuji dengan iodium, dimana larutan tersebut ditetesi
2 tetes iodium setiap 3 menit. Dari hasil yang diperoleh bahwa pada menit ke 3
sampai 18 bahwa warna yang dihasilkan oleh larutan berwarna biru keunguan dan
terdapat endapan. Sedangkan pada menit ke 21 warna nya berubah menjadi kuning
pucat. Dari hasil akhir yang telah diketahui ini dapat diketahui bahwa pati dalam
suasana asam karena lakmus biru berubah menjadi merah. Pada praktikum ini kami
melakukan percobaan kurang maksimal, karena kami kurang memahami prosedur
kerja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan hasil hidrolisis sukrosanya adalah larutan berwarna hijau
kekuningan (seperti ekstra joss) dan terdapat endapan.
2. Dari percobaan hasil hidrolisis amilum (pati) adalah ditandai dari uji Benedict
berwarna kuning pucat dan terdapat endapan.
5.2 Saran
Sebelum prakitikum harapannya praktikan sudah membaca buku penuntun
praktikum agar pada saat praktikum sudah mengetahui tata cara praktikum.
Harapannya semua para pratikan dan juga koas sebaiknya memperhatikan dosen
pembimbing saat sedang menjelaskan tata cara pratikum.
JAWABAN PERTANYAAN
Herawati, Heny. (2011). Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai
Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 30:1, 31-39.
Nurjannah, Laita., dkk. (2017). Produksi Asam Laktat oleh Lactobacillus delbrueckii
Subsp. Bulgaricus dengan Sumber Karbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia. 9:1, 1-9.
Fazza,Kendri.2010.HidrolisisKarbohidrat.http://duniainikecil.wordpress.com/2010/12
/06/hidrolisis-karbohidrat-by fazza kendari/. Diakses pada tanggal 29 aprl 2021