Anda di halaman 1dari 17

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KAMPUNG

KELUARGA BERENCANA (KB) (Kasus: Desa Kapas, Kecamatan Kunjang,


Kabupaten Kediri, Jawa Timur)

Community Participation in Kampung KB Program (Case: Kapas Village, Kunjang


Subdistri, Kediri Regency, East Java)

An-Nur Vicki Sabilla1), Ninuk Purnaningsih2)

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, Dramaga Bogor 16680, Indonesia
E-mail: sabillavicki@gmail.com1)

ABSTRACT
Kampung KB is one of the innovations launched by the 2016 BKKBN to address population growth and
prosperity. Programs that involve several of these sectors require a large portion of the community. Participation in
several factors, namely internal factors and external factors. The purpose of this study was to study the relationship
between internal factors and external factors with the level of community participation in the Kampung KB
Program specifically for the activities of Family Development for Toddlers, Elderly Family Development, and
Family Planning Safari. The method used in this study is a quantitative method supported by qualitative data.
Internal factors related to participation is type of work. The external factor that has a relationship with
participation is the role of cadre assistance and the role of the Kampung KB management.
Keywords: Kampung KB program, community participation

ABSTRAK
Kampung KB merupakan merupakan salah satu inovasi yang dicanangkan oleh BKKBN pada tahun 2016 guna
mengatasi pertumbuhan penduduk dan mensejahterakannya. Program yang mencakup beberapa sektor ini
membutuhkan partisipasi yang tinggi dari masyarakat. Partisipasi berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan faktor
eksternal dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Kampung KB, khususnya pada kegiatan BKB, BKL,
dan safari KB. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif. Faktor internal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi adalah jenis pekerjaan. Faktor ekstenal yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi adalah peran pendampingan kader dan peran pengurus Kampung KB.

Kata kunci: program kampung KB, partisipasi masyarakat.-------------------------------------------------------akhir dari


halaman pertama----------------------------------------

PENDAHULUAN menyejahterakan masyarakat terutama mereka


yang ada di kalangan bawah. Selain itu, Kampung
Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah salah KB juga diharapkan dapat meningkatkan
satu program yang dibentuk oleh BKKBN (Badan keinginan masyarakat dalam menggunakan alat
Kependudukan dan Keluarga Berencana kontrasepsi sehingga pertumbuhan penduduk di
Nasional) pada tanggal 14 Januari 2016 melalui Indonesia tetap terkendali.
penguatan program Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Program Kampung KB adalah inovasi dari
yang tidak hanya menangani masalah
Program KB yang sudah mulai menurun
pengendalian penduduk namun juga mencakup
eksistensinya di kalangan masyarakat.
beberapa bidang, seperti bidang pendidikan,
Menurunnya eksistensi Progam KB ditandai
pembangunan, perekonomian, kesehatan dan lain
dengan menurunnya keikutsertaan ber-KB pada
sebagainya. Kampung KB mencakup beberapa
masyarakat dan meningkatnya Total Fertility Rate
bidang yang mana diharapkan dapat
(TFR) sehingga membuat stagnasi dalam sepuluh (Afiat 2018). Ternyata partisipasi tidak
tahun terakhir karena minimnya anggaran di sepenuhnya dilaksanakan dengan baik pada suatu
daerah dan Program KB tidak dijadikan agenda program, seperti penelitian yang dilaksanakan di
prioritas pembangunan terutama di tingkat desa Kecamatan Kampar Kiri Hilir yang menyebutkan
(Bintang 2017), sehingga pemerintah melalui bahwa partisipasi masih belum berjalan secara
BKKBN membuat program guna mengingatkan optimal (Rizal 2016). Hal tersebut dikarenakan
masyarakat kembali akan pentingnya KB. masih kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh
PLKB (Petugas Lapang Keluarga Berencana)
Kampung KB akan tersebar di seluruh Indonesia terhadap peserta KB dan kurangnya sosialisasi
dan diharapkan satu kecamatan memiliki satu menyebabkan rendahnya pengetahuan. Jika
Kampung KB (Wulandari 2018). Menurut data kondisi ini terus terjadi maka manfaat dari suatu
BKKBN pada bulan Juli 2019, total Kampung KB program akan kurang maksimal. Partisipasi
yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak mendukung masyarakat untuk mulai sadar akan
14521 kampung dengan total Kampung KB di situasi dan masalah yang dihadapinya serta
wilayah Jawa Timur sebanyak 643 kampung berupaya mencari jalan keluar yang dapat dipakai
sedangkan di Kabupaten Kediri terdapat 52 untuk mengatasi masalah mereka atau memiliki
kampung. Jumlah Kampung KB di Indonesia akan kesadaran kritis (Nasdian 2014).
terus bertambah setiap bulannya. Hal ini menjadi
menarik karena dengan semakin banyaknya Partisipasi masyarakat dalam Kampung KB
Kampung KB di Indonesia, maka permasalahan di adalah partisipasi aktif masyarakat dalam
Indonesia diharapkan akan semakin berkurang. pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan
yang akan dilakukan di Kampung KB secara
Kampung KB merupakan salah satu upaya berkesinambungan guna meningkatkan taraf
penguatan program KKBPK yang dikelola dan hidup seluruh masyarakat yang di wilayahnya
diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat (BKKBN 2015). Partisipasi masyarakat dalam
dalam memberdayakan dan memberikan Program Kampung KB adalah kehadiran
kemudahan kepada masyarakat untuk masyarakat dalam setiap kegiatan yang ada di
memperoleh pelayanan total Program KB sebagai Kampung KB, mulai dari mengikuti sosialisasi
upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas KB, konsultasi perkembangan anak, serta
(BKKBN 2015), sehingga program tersebut dekat konsultasi kesehatan lansia dan lain sebagainya.
dengan masyarakat. Pelaksanaan Kampung KB Partisipasi masyarakat didukung oleh adanya
dekat dengan masyarakat karena program ini faktor internal dan eksternal. Faktor internal
diselenggarakan di desa itu sendiri dan hampir merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
semua yang terlibat di dalamnya adalah orang dari individu, sedangkan faktor eksternal merupakan
desa tersebut sehingga pelaksanaan program ini faktor yang berasal dari luar atau lingkungan yang
dapat dilaksanakan secara kekeluargaan. Manfaat dapat mendukung individu dalam melakukan
dari adanya Kampung KB yaitu untuk membantu suatu tindakan.
masyarakat dalam perbaikan jalan di desa, bedah
rumah, pembangunan jamban, hingga layanan Desa Kapas Kecamatan Kunjang Kabupaten
kesehatan dan pengobatan gratis (Bintang 2017). Kediri, Jawa Timur adalah salah satu desa yang
Banyaknya manfaat dari program tersebut sudah atau sedang ditunjuk sebagai tempat
menunjukkan bahwa Kampung KB tidak hanya dilaksanakannya Program Kampung KB. Desa ini
berfokus pada pengendalian penduduk saja namun mendapat kesempatan menjadi Kampung KB
mencakup sektor lain. sejak 4 Desember 2017. Kampung KB terdiri dari
berbagai kegiatan namun di Desa Kapas hanya
Salah satu prasyarat wajib terbentuknya Kampung terdapat kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),
KB adalah adanya partisipasi aktif dari Bina Keluarga Lansia (BKL), dan safari KB
masyarakat. Partisipasi masyarakat adalah (Keluarga Berencana) sehingga partisipasi dalam
keterlibatan masyarakat secara aktif dan Program Kampung KB pada penelitian ini berarti
berkontribusi dalam hal fisik maupun non fisik partisipasi masyarakat dalam 3 kegiatan tersebut.
dalam proses pembangunan mulai dari tahap Topik ini menarik diteliti karena tujuan dari
perencanaan hingga tahap evaluasi pembangunan adanya Kampung KB adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui beberapa masing-masing anggota masyarakat dan
kegiatan yang mencakup beberapa sektor dan ditunjukkan untuk kepentingan program
membutuhkan adanya kerjasama antara pembangunan yang diinginkan. Cohen dan
pemerintah desa dengan masyarakat. Berdasarkan Uphoff (1980) membagi partisipasi kedalam
penelitian terdahulu dari Bintang (2017) mengenai beberapa tahap:
“Partisipasi Masyarakat dalam Program Keluarga
Berencana Banjar Pilan Desa Kerta Kecamatan 1. Tahap pengambilan keputusan dalam
Payangan Kabupaten Gianyar”, masyarakat masih perencanaan yaitu tahap dimana masyarakat
kurang aktif dalam mengikuti Program KB. Oleh dilibatkan dalam rapat perencanaan program.
karenanya, penulis ingin menganalisis lebih jauh Pada tahap ini masyarakat diajak untuk
mengenai bagaimana partisipasi masyarakat merencanakan program bersama dengan
dalam Program Kampung KB di Desa Kapas pemerintah agar program tersebut dapat
Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri? berjalan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Akan tetapi, tahap perencanaan
Tujuan penulisan skripsi terkait “Partisipasi di Kampung KB kurang melibatkan
Masyarakat dalam Program Kampung KB” ini, masyarakat. Hal tersebut didukung oleh
yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Bintang
1. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat (2017) di Kampung KB Banjar Pilan dimana
dalam Program Kampung KB di Desa Kapas masyarakat belum dilibatkan dari segi
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal perencanaan atau pembuatan keputusan.
dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Semua kegiatan hanya dari satu pihak saja
Program Kampung KB di Desa Kapas yakni pemerintah.
3. Menganalisis hubungan antara faktor 2. Tahap pelaksanaan yaitu tahap
eksternal dengan tingkat partisipasi dilaksanakannya program yang sudah
masyarakat dalam Program Kampung KB di direncanakan. Tahap ini merupakan tahap
Desa Kapas terpenting dalam sebuah program, karena inti
dari sebuah program adalah pelaksanaannya.
Pelaksanaan digolongkan menjadi tiga
PENDEKATAN TEORITIS
bentuk, yaitu partisipasi dalam bentuk
Partisipasi Masyarakat sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan
Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota
masyarakat dalam suatu program pemerintah baik program. Pelaksanaan kegiatan pada Program
secara langsung maupun tidak langsung. Kampung KB yang paling banyak
Partisipasi masyarakat tersebut tidak hanya dilaksanakan yaitu Bina Keluarga baik pada
dilakukan pada saat program dilaksanakan, namun balita, remaja, maupun lansia. Pada
juga pada tahap awal program tersebut akan penelitian yang dilakukan oleh Bintang
dicanangkan hingga program tersebut selesai (2017) menyebutkan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan rutin berjalan di Kampung KB Banjar Pilan
pernyataan Soetrisno (1995) dalam Karwur (2016) adalah posyandu, sementara kegiatan lainnya
yang mendefenisikan partisipasi sebagai kemauan masih belum berjalan maksimal.
rakyat untuk mendukung secara mutlak program- 3. Tahap menikmati hasil yaitu tahap dimana
program pemerintah yang ditentukan dan masyarakat memperoleh hasil dari sebuah
tujuannya oleh pemerintah. Dia juga program. Tahap ini dapat dijadikan indikator
menambahkan bahwa partisipasi adalah kerjasama keberhasilan dari tahap perencanaan dan
antara rakyat dan pemerintah dalam pelaksanaan. Masyarakat dijadikan sebagai
merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan subyek pembangunan dimana semakin besar
mengembangkan hasil pembangunan. Rofiq manfaat yang didapatkan oleh masyarakat
(2018) juga menyatakan bahwa partisipasi maka semakin berhasil program tersebut.
masyarakat dalam program pembangunan yaitu Manfaat yang diperoleh masyarakat dalam
ketersediaan berkorban dari masyarakat untuk Program Kampung KB sangat besar. Hal
berkontribusi melalui uang, barang, tenaga, tersebut sejalan dengan penelitian yang
ketrampilan, jasa dan dalam bentuk kemudahan dilakukan oleh Bintang (2017) yang
lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan dilakukan di Kampung KB Banjar Pilan
dimana masyarakat sudah dapat merasakan diantara keduanya (Cohen dan Uphoff 1980).
manfaat dari adanya Kampung KB salah Jenis kelamin seseorang dapat menentukan
satunya pada kegiatan KB. partisipasinya di suatu lingkungan, biasanya
4. Tahap evaluasi yaitu tahap pemberian laki-laki mempunyai jiwa partisipasi yang
evaluasi bagi program yang sudah atau tinggi sedangkan perempuan lebih kepada
sedang dilaksanakan. Tahap ini biasanya partisipasi yang bersifat sosial dan harta
dilaksanakan pada akhir program sehingga benda.
dapat digunakan untuk perbaikan 2. Tingkat pendidikan
pelaksanaan program selanjutnya. Pada Menurut BPS (2019) dapat dibagi menjadi
kegiatan evaluasi dalam Program Kampung empat katerori, yaitu: a) Pendidikan formal
KB masyarakat kurang dilibatkan. Hal yang merupakan jalur pendidikan yang
tersebut sesuai dengan penelitian yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
dilakukan oleh Bintang (2017) di Kampung pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
KB Banjar Pilan dimana evaluasi hanya pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat,
dilakukan oleh Dinas P5KB dengan PLKB SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat dan
saja. Sehingga banyak masyarakat yang tidak PT; b) Pendidikan non formal yang
tahu bagaimana perkembangan Program merupakan jalur pendidikan di luar
Kampung KB yang ada di Banjar Pilan. pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan
Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan non formal meliputi pendidikan kecakapan
Partisipasi hidup (kursus), Pendidikan Anak Usia D ini
(PAUD), atau pra sekolah, pendidikan
Pelaksanaan partisipasi tentunya melibatkan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
beberapa faktor yang mendukung masyarakat.
perempuan, pendidikan keaksaraan,
Faktor tersebut terbagi menjadi dua yakni faktor
pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan
merupakan faktor yang muncul dan ada dalam diri
paket C), serta pendidikan lainnya yang
individu yang dapat mendukungnya dalam
ditujukn untuk mengembangkan kemampuan
melakukan sesuatu. Faktor internal masyarakat
kepada para peserta didik; c) Tidak/belum
dalam mengikuti program KB di antaranya umur,
pernah sekolah yang merupakn status
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan,
tidak/belum pernah terdaftar dan aktif
pekerjaan, dan jumlah anak (Wulandari 2018).
mengikuti pendidikan di suatu jenjang
Faktor internal erat kaitannya dengan karakteristik
pendidikan, termasuk mereka yang
seorang individu. Menurut Cohen dan Uphoff
tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang
(1980) hal penting yang menjadi latar belakang
tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar; d)
karakteristik masyarakat yaitu:
Tamat sekolah yang merupakan status
1. Usia dan Jenis Kelamin
peserta didik yang telah menyelesaikan
Usia memiliki keterkaitan dengan tingkat
pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu
partisipasi seorang individu. Usia menurut
jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun
Badan Pusat Statistik (2019) adalah
swasta dengan mendapatkan tanda
informasi tentang tanggal, bulan, dan tahun
tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti
dari waktu kelahiran responden menurut
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia
sistem kalender Masehi yayang digunakan
mengikuti ujian dan lulus maka dianggap
untuk mengetahui usia dari responden.
tamat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
Menurut Marysya (2017) hal tersebut
pendidikan adalah pendidikan formal terakhir
dikarenakan semakin tua seseorang, maka
yang pernah didapatkan oleh individu.
relatif berkurang juga kemampuan fisiknya
Biasanya semakin tinggi pendidikan seorang
dan keadaan tersebut akan mempengaruhi
individu maka semakin tinggi pula partisipasi
partisipasi sosialnya. Dapat disimpulkan
sosialnya karena mereka menjadi lebih
bahwa usia seseorang mempengaruhinya
paham dan peka terhadap masalah yang ada
dalam mengikuti kegiatan. Pengkategorian
di sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan
jenis kelamin ialah perempuan dan laki-laki
pendapat dari Marysya (2017) tingkat
dengan memperhatikan perbedaan fisik
pendidikan yang baik akan mempengaruhi
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan 1) Keluarga Pra Sejahtera merupakan
kawasan wisata yang ditunjukkan dengan keluarga yang tidak dapat memenuhi
tingginya keinginan masyarakat menjaga dan kebutuhan sandang, pangan, papan,
melestarikan. kesehatan, dan agama.
3. Jenis Pekerjaan 2) Keluarga Sejahtera 1 adalah keluarga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang semua anggota keluarganya makan
oleh Cohen dan Uphoff (1980) dua kali sehari atau lebih, anggota
karakteristik jenis pekerjaan dapat keluarga memiliki pakaian yang berbeda
dikategorikan atas dua jenis, yaitu: 1) Ahli untuk di rumah atau berpergian, rumah
agrikultur yang dapat dibagi menjadi yang ditempati memiliki atap, lantai, dan
pemilik lahan berskala besar; dinding yang baik, bila ada keluarga yang
pembudidaya pemilik skala kecil; sakit dibawa ke sarana kesehatan, apabila
penyewa, baik penyewa atau petani PUS ingin menggunakan KB maka pergi
penggarap; buruh tani; dan 2) Petani non- ke pelayanan kontarsepsi seperti
pertanian yang dapat dibagi menjadi puskesmas, bidan, dan lain sebagainya,
pengusaha; pengrajin; professional; serta semua anggota keluarga yang
pekerja rumah tangga atau pembantu berusia 7-15 tahun bersekolah.
rumah tangga; siswa; dan seterusnya, ke 3) Keluarga Sejahtera 2 adalah semua
dalam sejumlah klasifikasi yang relevan anggota melaksanakan ibadah menurut
bergantung pada jenis proyek dan kepercayaan masing-masing, paling
karakteristik penting yang sedang kurang dari seminggu semua anggota
dievaluasi. Dapat disimpulkan bahwa keluarga makan daging/telur/ikan, seluruh
jenis pekerjaan adalah mata pencaharian anggota keluarga mempunya pakaian baru
individu untuk memenuhi kebutuhan kurang lebih satu stel dalam setahun, luas
hidupnya. lantai rumah kurang lebih 8 m2 untuk
4. Lama Bermukim dan Jarak Rumah ke setiap penghuni rumah, tiga bulan terakhir
Tempat Kegiatan semua anggota keluarga dalam keadaan
Lama bermukim adalah lama tinggal sehat, ada satu atau lebih anggota
seseorang dalam suatu wilayah. Menurut keluarga yang bekerja untuk mendapatkan
Suroso et.al. (2014) semakin lama penghasilan, semua anggota keluarga
masyarakat menetap di suatu desa, rasa berumur 10-60 tahun bisa baca tulis latin,
memiliki terhadap lingkungan cenderung PUS dengan anak dua atau lebih
lebih meningkatkan partisipasinya dalam menggunakan alat kontrasepsi.
setiap kegiatan lingkungan tersebut. Jarak 4) Keluarga Sejahtera 3 adalah keluaga
rumah ke termpat kegiatanpun juga dapat berupaya untuk meningkatkan
mempengaruhi masyarakat dalam pengetahuan agama, sebagian penghasilan
berpartisipasi. Semakin dekat jarak rumah keluarga ditabung, keluarga melakukan
mereka dengan tempat kegiatan, maka makan bersama paling kurang seminggu
mereka akan lebih sering melakukan sekali, keluarga mengikuti kegiatan yang
partisipasi daripada mereka yang jarak ada di masyarakat, memperoleh informasi
rumahnya jauh dari tempat kegiatan. dari surat kabar/majalah/radio/tv/internet.
Selain empat faktor yang disebutkan di atas, 5) Keluarga Sejahtera 3 Plus adalah keluarga
tingkat kesejahteraan keluarga juga memiliki memberikan sumbangan secara sukarela
kaitannya dengan tingkat partisipasi masyarakat. pada kegiatan sosial, ada anggota
Tingkat kesejahteraan keluarga adalah keluarga yang aktif sebagai pengurus
kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi perkumpulan
kebutuhan hidup keluarganya. Berdasarkan UU sosial/masyarakat/yayasan/institusi
No. 10 Tahun 1992 terdapat empat indikator masyarakat.
kesejahteraan keluarga yaitu: 1) Keluarga Pra Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari
Sejahtera, 2) Keluarga Sejahtera 1, 3) Keluarga luar dapat berupa lingkungan yang dapat
Sejahtera 2, 4) Keluarga Sejahtera 3, dan 5) mendukung individu dalam melakukan sesuatu.
Keluarga Sejahtera 3 Plus. Indikator keluarga Peran pendampingan merupakan salah satu faktor
sejahtera tersebut diantaranya: ekternal. Menurut Wulansari (2009) peran adalah
konsep tentang apa yang harus dilakukan oleh membayarkan, mencatat, melaporkan, dan
individu dalam masyarakat dan meliputi tuntutan- mempertanggungjawabkan semua aktifitas
tuntutan perilaku dari masyarakat terhadap keuangan Kampung KB (BKKBN 2017).
seseorang dan merupakan perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat. Sejarah KB
Pendampingan adalah orang yang terkategorikan
sebagai pengatar perubahan, baik yang berada Sejarah KB di Indonesia dimulai pada tahun 1970
dalam sistem sosial masyarakat maupun berada di dimana pada saat itu Program KB merupakan
luar sistem sosial masyarakat yang bersangkutan sebuah program yang berfokus pada pengendalian
(Susanto 2010). Pendampingan merupakan penduduk melalui penggunaan alat kontrasepsi.
peranan, yaitu peran fasilitatif, peran edukasional, Program KB mempunyai slogan yang diberi nama
peran perwakilan, dan peran ketrampilan teknis cukup dua anak, laki-laki perempuan saja. Pada
(Ife 2008). Dapat disimpulkan bahwa peran saat itu kekuasaan pemerintah sangat kuat dalam
pendampingan adalah tugas yang harus dilakukan menjalankan tugasnya untuk mengendalikan
oleh individu yang berguna untuk membawa penduduk. Masyarakat dijadikan sebagai objek,
perubahan baik di dalam lingkungan masyarakat sehingga mereka harus mengikuti aturan yang
maupun di luar lingkungan masyarakat. Terdapat ada. Masyarakat dipaksa untuk menggunakan alat
dua faktor eksternal dalam penelitian ini yang kontrasepsi tanpa memperhatikan aspek
berkaitan dengan Kampung KB diantaranya: kesehatan, kondisi tubuh, serta tanpa
1. Peran pendampingan kader, pendataan dan mendapatkan penjelasan mengenai kekurangan
pemetaan sasaran dan potensi wilayah, dan kelebihan dari alat kontrasepsi tersebut.
pertemuan rutin, KIE, konseling, fasilitas Kejadian tersebut mendapatkan banyak kecaman
layanan kependudukan, KB, pembangunan dari beberapa pihak baik dari dalam maupun luar
keluarga, dan sektor lainnya kepada keluarga, negeri (Zaeni 2006).
pembinaan keluarga melalui kelompok
kegiatan, pengembangan, pencatatan, dan Pada tahun 1992 terjadi pergeseran makna setelah
pelaporan (BKKBN 2017). Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang
2. Peran pengurus Kampung KB, menurut Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
BKKBN (2017) pengurus Kampung KB Sejahtera disahkan. Meskipun tidak jauh berbeda,
terdiri dari Kepala Desa/Lurah Program KB semakin mendapat nilai positif dari
(Pelindung/penanggungjawab), BPD, ketua masyarakat. Pada tahun 1996 Internasional
TP-PKK desa/kelurahan, PD, PPKBD/Pos Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) yang
KB (Penasehat), Kepala dusun/Ketua diratifikasi Indonesia telah mengubah paradigma
RW/Tokoh masyarakat (Ketua), Sub- tentang Program KB, dimana sebelumnya dengan
PKKBD/Sub-Pos KB (Sekretaris), Pengurus pendekatan target demografi yang melalui
PKK RW (Bendahara) serta seksi-seksi pengendalian populasi dan penurunan fertilisasi
(keagamaan, pendidikan, reproduksi, kemudian diubah menjadi pendekatan akses dan
ekonomi, perlindungan, kasih sayang, sosial kualitas dengan memperhatikan hak-hak
budaya, dan pembinaan lingkungan). Peran reproduksi dan kesetaraan gender yang
pengurus dalam penelitian ini terdiri dari meletakkan penduduk sebagai “Pusat
peran ketua, wakil ketua, sekretaris, dan Pembangunan” (Zaeni 2006).
bendahara Kampung KB. Peran ketua dan
wakil ketua Kampung KB antara lain yaitu Program Keluarga Berencana memiliki tujuan
menentukan kebijakan dan strategi program yaitu untuk membantu masyarakat dengan
kegiatan Kampung KB, membimbing dan memberikan pelayanan Keluarga Berencana dan
membina seluruh pengurus Pokja, dan kesehatan reproduski yang berguna untuk
melakukan koordinasi dengan semua pihak. mencegah kehamilan tidak diinginkan dan
Peran sekretaris diantaranya melakukan mengurangi insiden kehamilan beresiko tinggi,
tatalaksana admintrasi Kampung KB, kesakitan, dan kematian; membuat pelayanan
menerima dan mengolah laporan pelaksanaan yang memiliki mutu terjangkau, diterima, dan
Kampung KB, dan membuat laporan dan mudah diperoleh semua orang yang
evaluasi kegiatan Kampung KB. Adapun membutuhkan; meningkatkan mutu nasehat,
peran bendahara antara lain menerima, komunikasi, informasi, edukasi atau Pendidikan
serta konseling yang bertujuan untuk Program ini dibentuk guna menyukseskan agenda
meningkatan pemahaman tentang keuntungan prioritas pembangunan (Nawacita), terutama pada
atau resiko dari Program Keluarga Berencana agenda prioritas nomor tiga “Membangun
supaya kelangsungan program dapat berjalan Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
dengan baik (Febriansyah 2015). Dapat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
disimpulkan bahwa Program Keluarga Berencana kesatuan” dan agenda prioritas nomor lima
memiliki banyak manfaat untuk menciptakan “Meningkatkan kualitas hidup manusia
keluarga yang sehat dan berkualitas. Indonesia” melalui Pembangunan Kependudukan
dan Keluarga Berencana. Selain itu juga untuk
Keluarga Berencana adalah upaya pemerintah melaksanakan strategi pembangunan nasional
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tahun 2015-2019 dimensi pembangunan manusia
dengan cara pengaturan jarak kelahiran anak dan pada pembangunan bidang kesehatan dan
jumlah anak yang diinginkan melalui penggunaan mental/karakter (revolusi mental) (BKKBN
alat-alat kontrasepsi yang ditujukan kepada 2015).
Pasangan Usia Subur (PUS) yang berguna untuk
membangun keluarga yang sehat, sejahtera, dan Pelaksanaan Kampung KB melibatkan seluruh
berkualitas. Program KB diharapkan dapat bidang di lingkungan BKKBN bersama dengan
menurunkan jumlah penduduk di Indonesia kementrian/lembaga, mintra kerja, stakeholders
dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Selain instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan
dapat menurunkan jumlah penduduk, KB kondisi wilayah, serta dilaksanakan di
diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pemerintahan terendah (sesuai prasyarat
penduduk Indonesia dengan jumlah penduduk penentuan lokasi Kampung KB) di seluruh
yang ideal, peningkatan kualitas penduduk dapat kabupaten dan kota (BKKBN 2015). Kampung
dengan mudah untuk dilakukan contoh kecilnya KB dibentuk sebagai upaya pemberdayaan
seperti pada keluarga. masyarakat terhadap penyelenggaraan Program
KB. Kegiatannya diselenggarakan berdasarkan
Kampung KB prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat itu
sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya Kampung
Kampung KB adalah program pemerintah yang
KB masyarakat diharapkan akan lebih mudah
terdiri dari beberapa sektor didalamnya guna
dalam menggunakan KB dan membantu
mengatasi permasalahan yang ada di tengah
pemerintah dalam menyukseskan Program KB.
masyarakat, mulai dari masalah kependudukan,
pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Oleh
Tujuan umum dari Kampung KB adalah
sebab itu, program ini tidak hanya menangani
meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
masalah kependudukan yang berkaitan dengan
tingkat kampung atau yang setara melalui
pemasangan alat kontrasepsi saja namun juga
program kependudukan, keluarga berencana, dan
mencakup sektor lainnya. Hal tersebut selaras
pembangunan keluarga serta pembangunan sektor
dengan pernyataan dari BKKBN tahun 2016 yang
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
menyatakan bahwa Kampung KB tidak hanya
berkualitas. Tujuan khusus dari Kampung KB
identik dengan penggunaan dan pemasangan alat
ialah meningkatkan jumlah peserta KB aktif
kontrasepsi akan tetapi merupakan sebuah
modern, meningkatkan ketahanan keluarga
program pembangunan terpadu dan terintegrasi
melalui program Bina Keluarga Balita (BKB),
dengan `berbagai program pembangunan lainnya.
Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat
Lansia (BKL), dan Pusat Informasi Konseling
RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria
(PIK) Remaja, meningkatkan kesadaran
tertentu, dimana terdapat keterpaduan program
masyarakat tentang pembangunan berwawasan
kependudukan, keluarga berencana, pembangunan
kependudukan dan lain sebagainya (BKKBN
keluarga dan pembangunan sektor terkait yang
2015).
dilaksanakan secara sistemik dan sistematis
(BKKBN 2015).
Prasyarat wajib Kampung KB menurut BKKBN
(2015) dalam proses pembentukannya, yaitu
Program Kampung KB diresmikan oleh Presiden
tersedianya data kependudukan yang akurat,
Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016.
dukungan dan komitmen pemerintah daerah, serta
adanya partisipasi aktif masyarakat. Ruang Partisipasi Masyarakat dalam Program
lingkup pelaksanaan Kampung KB mencakup Kampung KB
beberapa bidang yaitu 1) kependudukan, 2)
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, 3) Masyarakat mempunyai peran penting dalam
ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga menyukseskan suatu program pemerintah.
(pembangunan keluarga), 4) kegiatan lintas sektor Kampung KB merupakan sebuah program
(bidang pemukiman, sosial ekonomi, kesehatan, pemerintah yang tidak akan berjalan tanpa adanya
pendidikan, pemberdayaan perempuan dan keterlibatan masyarakat di dalamnya. Adanya
perlindungan anak) dan sebagainya disesuaikan Kampung KB di setiap wilayah yang ada di
dengan kebutuhan wilayah Kampung KB. Sasaran Indonesia dapat membantu pemerintah dalam
yang merupakan subjek dan objek dari mengatasi permasalahan yang ada di tengah
pelaksanaan Kampung KB itu sendiri menurut masyarakat namun tidak semua wilayah dapat
BKKBN (2015) yaitu: (1) keluarga, (2) remaja, dijadikan sebagai Kampung KB. Terdapat
(3) penduduk lanjut usia (lansia), (4) Pasangan prasyarat wajib pembentukan Kampung KB
Usia Subur (PUS), (5) keluarga dengan balita, (6) menurut BKKBN (2015) yaitu tersedianya data
keluarga dengan remaja, (7) keluarga dengan kependudukan yang akurat, dukungan dan
lansia, dan (7) sasaran sektor sesuai dengan komitmen pemerintah daerah, serta partisipasi
bidang tugasnya masing-masing. Pelaksananya aktif dari masyarakat.
terdiri dari kepala desa/lurah, ketua RW, ketua
RT, PKB/PLKB/TPD, petugas lapang sektor Partisipasi masyarakat dalam Program Kampung
terkait, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) KB adalah partisipasi aktif masyarakat dalam
tingkat desa/kelurahan, institusi masyarakat pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan
pedesaan (PPKBD dan Sub PKKBD), tokoh yang akan dilakukan di Kampung KB secara
masyarakat (tokoh adat/tokoh agama di berkesinambungan guna meningkatkan taraf
desa/kelurahan), dan kader. hidup seluruh masyarakat yang di wilayahnya
(BKKBN 2015). Dapat disimpulkan bahwa
Petugas Lapang Keluarga Berencana (PLKB) dan partisipasi masyarakat dalam program Kampung
kader memiliki peran yang besar dalam KB adalah keikutsertaan masyarakat dalam
menyukseskan Program Kampung KB. Hal berbagai kegiatan yang ada di Kampung KB,
tersebut didukung oleh pendapat Cheelie dan seperti mengikuti konsultasi perkembangan anak,
Susanti (2018) dalam bukunya yang berjudul mengikuti Tapos (Taman posyandu), mengikuti
“Kampung KB Upaya Nyata Membangun konsultasi kesehatan lansia, mengikuti senam
Bangsa”, peningkatan kapasitas bagi seluruh lansia, mengikuti sosialisasi mengenai KB,
pengelola dan pelaksana Kampung KB mulai dari mengikuti kegiatan penggunaan alat kontrasepsi
tingkat provinsi sampai desa tidak kalah penting yang semuanya tercakup pada kegiatan Bina
untuk menyukseskan Program Kampung KB. Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia
Peserta dari desa tersebut yaitu kepala desa, (BKL), dan safari KB.
perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), kader KB/kesehatan, PLKB, bidan, dan Keikutsertaan masyarakat dimulai pada saat
tokoh agama dan tokoh masyarakat. Buku tersebut perencanaan kegiatan, pelaksanaan, menikmati
juga menjelaskan motivator KB yaitu para hasil, hingga evaluasi kegiatan. Masyarakat aktif
anggota Tim KB Desa (TKBD), peran kader, dalam memberikan saran serta masukan pada saat
anggota Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan perencanaan pelaksanaan kegiatan mulai dari
Keluarga (PKK), termasuk penyuluh KB (PLKB) tempat dan waktu kegiatan tersebut dilaksanakan.
memiliki peran penting dalam meyakinkan Selanjutnya masyarakat harus terlibat dalam
masyarakat agar ikut mendukung dan pelaksanaan kegiatan BKB, BKL, safari KB,
menjalankan program. Hal tersebut dibuktikan maupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
oleh kontribusi mereka yang berhasil memberikan Program Kampung KB. Masyarakat juga berhak
dampak positif bagi kemajuan Program KKBPK mendapatkan manfaat dari adanya program
di Kabupaten Bengkayang, termasuk untuk tersebut seperti terpantaunya perkembangan
pelaksanaan Program Kampung KB. balita, terpantaunya kesehatan lansia, serta
bertambahnya wawasan mengenai alat kontrasepsi
dan penggunaanya. Selain itu masyarakat juga aktiftas seseoorang ditentukan oleh umurnya. Hal
berhak terlibat dalam evaluasi program agar tersebut sesuai dengan pendapat Marysya (2017)
Program Kampung KB terus berkembang sesuai yang menyatakan semakin tua seseorang maka
dengan yang diharapkan masyarakat mengingat akan semakin menurun partisipasi sosialnya.
program ini merupakan program yang berasal Jenis kelamin memiliki hubungan dengan tingkat
dari, untuk, dan oleh masyarakat. partisipasi karena jenis kelamin seseorang
mempengaruhinya dalam melakukan aktifitas.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pada Program Kampung KB mayoritas kegiatan
tersebut diperuntukkan untuk perempuan. Tingkat
Desa Kapas adalah salah satu desa yang ditunjuk
pendidikan berhubungan dengan tingkat
menjadi pelaksana Program Kampung KB di
partisipasi karena masyarakat yang memiliki
Kecamatan Kunjang. Kampung KB di desa ini
pendidikan tinggi biasanya kurang dapat
sudah ada sejak akhir tahun 2017. Kampung KB
berpartisipasi dalam masyarakat karena
merupakan program pemerintah yang tidak hanya
disibukkan dengan pekerjaannya. Tingkat
berfokus pada pengendalian jumlah penduduk
kesejahteraan keluarga memiliki hubungan
Indonesia, namun juga mencakup beberapa sektor
dengan tingkat partisipasi karena biasanya
terkait. Oleh karenanya, Kampung KB diharapkan
semakin sejahtera suatu keluarga maka keluarga
dapat menyejahterakan masyarakat mulai dari
tersebut biasanya tidak membutuhkan kegiatan
bidang kesehatan, ekonomi, maupun pendidikan.
sosial yang ada di lingkungannya. Lama
Pelaksanaan yang ada di tengah masyarakat
bermukim memiliki hubungan dengan tingkat
membuat Kampung KB dapat lebih dekat dengan
partisipasi dikarenakan masyarakat asli biasanya
masyarakat sehingga permasalahan yang ada di
memiliki partisipasi yang tinggi dibandingkan
masyarakat dapat segera ditangani. Salah satu
masyarakat pendatang. Jarak rumah ke tempat
prasyarat wajib dibentuknya suatu desa menjadi
kegiatan memiliki hubungan dengan tingkat
Kampung KB ialah adanya partisipasi aktif dari
partisipasi dikarenakan jarak rumah menentukan
masyarakat.
masyarakat dalam mengikuti suatu kegiatan.
Biasanya semakin dekat jarak rumah dengan
Peneliti menduga setiap individu mempunyai
tempat kegiatan maka semakin aktif pula mereka
karakteristik mengenai faktor-faktor yang akan
dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sebaliknya,
mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam
jika mereka memiliki jarak rumah yang jauh maka
Program Kampung KB. Terdapat faktor yang
minat untuk mengikuti kegiatan tersebut akan
dapat mendukung partisipasi masyarakat dalam
berkurang. Pemilihan tujuh faktor internal
suatu program yaitu faktor internal dan faktor
tersebut mempertimbangkan keterkaitan
ekstenal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal
hubungan dengan penelitian yang dilakukan
dari diri individu tersebut. Faktor internal melekat
karena setiap individu memiliki latar belakang
kaitannya dengan karakteristik individu. Menurut
yang berbeda.
Cohen dan Uphoff (1980) karakteristik individu
yang mendukung masyarakat dalam berpartisipasi
Adapun faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
adalah usia dan jenis kelamin, status perkawinan,
dari luar individu yang dapat mendukung individu
tingkat pendidikan, sosial, jenis pekerjaan, tingkat
tersebut dalam bertindak. Faktor eksternal dapat
pendapatan, lama bermukim dan jarak rumah ke
berupa peran pendampingan kader dan peran
tempat kegiatan, dan masa jabatan dan status
pengurus Kampung KB diantaranya ketua, wakil
pekerjaan. Faktor internal yang berkaitan dengan
ketua, sekretaris, dan bendahara. Peran
KB diantaranya umur, tingkat pendidikan, tingkat
pendampingan kader memiliki hubungan dengan
pengetahuan, pekerjaan, dan jumlah anak
tingkat partisipasi karena selain masyarakat kader
(Wulandari 2018).
memiliki peran besar dalam menyukseskan suatu
kegiatan. Semakin aktif kader dalam mengajak
Faktor internal yang dibahas dalam penelitian ini
masyarakat untuk mengikuti kegiatan maka
adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
semakin banyak pula masyarakat yang ikut
tingkat kesejahteraan keluarga, jenis pekerjaan,
berpartisipasi. Selain kader, pengurus Kampung
lama bermukim dan jarak rumah ke tempat
KB juga memiliki peran penting dalam
kegiatan. Umur memiliki hubungan dengan
menyukseskan Program Kampung KB. Faktor-
tingkat partisipasi masyarakat dikarenakan
faktor tersebut ditentukan berdasarkan kondisi
yang berada di lapang dan mendukung tingkat jenis pekerjaan, lama bermukim, dan jarak
partisipasi anggota Kampung KB. rumah ke tempat kegiatan) dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam Program
Faktor-faktor tersebut diduga dapat mendukung Kampung KB di Desa Kapas.
partisipasi masyarakat dalam Program Kampung 2. Diduga terdapat hubungan antara faktor
KB. Partisipasi masyarakat merupakan eksternal (peran pendampingan kader dan
keterlibatan masyarakat secara langsung maupun peran pengurus Kampung KB) dengan tingkat
tidak langsung dalam program pemerintah. partisipasi masyarakat dalam Program
Menurut Cohen dan Uphoff (1977) dalam Girsang Kampung KB di Desa Kapas.
(2011) tahapan partisipasi ada empat yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati PENDEKATAN LAPANGAN
hasil, dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan yang Metode penelitian yang digunakan adalah metode
dimaksud ialah perencanaan kegiatan yang ada di kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif.
Kampung KB. Tahap pelaksanaan ialah tahap Metode penelitian kuantitatif yang digunakan
dimana program tersebut dilaksanakan dan yaitu penelitian survei. Penelitian survei
masyarakat menjadi pesertanya atau pelaksana merupakan penelitian yang mengambil sampel
program. Tahap menikmati hasil yaitu tahap responden dari populasi dan menggunakan
dimana manfaat dari program tersebut dapat kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Tahap lengkap (Singarimbun dan Effendi 1989).
evaluasi yaitu tahap dimana masyarakat bersama Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
pemerintah melakukan penilaian terhadap menjawab pertanyaan mengenai faktor internal
program yang sudah dilaksanakan dan berguna dan faktor eksternal sehingga dapat menjawab
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pertanyaan mengenai bagaimana tingkat
program yang sudah berlangsung. partisipasi masyarakat dalam Program Kampung
Faktor Internal (X1):
KB di Desa Kapas, Kecamatan Kunjang,
1. Umur Kabupaten Kediri.
2. Jenis Kelamin Tingkat Partisipasi
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat dalam
Program Kampung
Data kualitatif didapatkan melalui teknik
4. Tingkat
Kesejahteraan KB (BKB, BKL, wawancara mendalam dengan informan dan akan
Keluarga Safari KB) (Y): memfokuskan pada masyarakat Desa Kapas serta
5. Jenis Pekerjaan aparat pemerintah dalam pelaksanaan Program
6. Lama Bermukim 1. Tahap
7. Jarak Rumah ke Perencanaan Kampung KB. Pendekatan tersebut dilakukan
Tempat Kegiatan 2. Tahap untuk mendapatkan data primer, sedangkan data
Pelaksanaan sekunder dapat diperoleh melalui literatur dan
3. Tahap
Menikmati Hasil data yang relevan dalam penelitian ini. Penelitian
Faktor Eksternal (X2):
4. Tahap Evaluasi ini juga bersifat eksplanatori karena menjelaskan
1. Peran Pendampingan hubungan antar variabel melalui pengujian
Kader hipotesis. Menurut Singarimbun dan Effendi
2. Peran Pengurus (1989) penelitian eksplanatori merupakan
KampungKB
penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan
Keterangan: kausal antara variabel-variabel penelitian dan
: Berhubungan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Gambar 1 Kerangka Analisis
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kapas,
Hipotesis Penelitian Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
dijelaskan di atas, hipotesis penelitian ini adalah (purposive). Penelitian di lapangan dilaksanakan
sebagai berikut: dalam jangka waktu satu bulan, yaitu Maret 2019
1. Diduga terdapat hubungan antara faktor sampai dengan April 2019.
internal (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat kesejahteraan keluarga,
Populasi pada penelitian ini yaitu anggota aktif Latar Belakang Terbentuknya Kampung KB
dalam Program Kampung KB di Desa Kapas.
Desa Kapas merupakan salah satu desa yang ada
Responden dipilih berdasarkan beberapa kriteria
di Kecamatan Kunjang dan menjadi desa pertama
yaitu: (1) merupakan penduduk dari Desa Kapas
yang ditunjuk menjadi pelaksana Kampung KB di
Kecamatan Kunjang, (2) menjadi anggota aktif
Kecamatan Kunjang selanjutnya disusul oleh
dalam kegiatan yang ada di Kampung KB. Dari
Desa Tengger dan Desa Kuwik. Kampung KB di
daftar anggota tersebut kemudian dilakukan
Desa Kapas dicanangkan pada tanggal 4
pemilihan responden melalui teknik cluster
Desember 2017. Berdasarkan kriteria yang telah
sampling. Cluster sampling adalah teknik
ditetapkan oleh BKKBN, Desa Kapas ditunjuk
memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok
menjadi pelaksana Kampung KB dikarenakan
unit yang kecil. Teknik ini digunakan bilamana
termasuk Inpres Desa Tertinggal (IDT), daerah
populasi tidak terdiri dari individu-individu
pinggiran, kesertaan masyarakat dalam ber-KB
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
rendah, dan belum berjalannya catur bina yaitu
individu atau cluster. Beberapa cluster kemudian
Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga
dipilih secara sengaja sebagai wakil dari populasi,
Lansia (BKL), dan Bina Keluarga Remaja (BKR).
kemudia seluruh elemen dalam cluster terpilih
dijadikan sebagai sampel penelitian. Reseponden
Kegiatan yang ada pada Kampung KB di desa ini
yang terpilih termasuk ke dalam masyarakat Desa
diantaranya Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Kapas yang berpartisipasi dalam Program
Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia
Kampung KB baik kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKL), program Keluarga Berencana (KB), dan
(BKL), Bina Keluarga Lansia (BKL), maupun
kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan
safari KB. Masing-masing anggota dari kegiatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) namun untuk
tersebut dipilih 20 responden sehingga didapatkan
pelaksanaanya BKR dan UPPKS masih dalam
total responden dari penelitian ini sebanyak 60
tahap pendataan anggota. Kegiatan UPPKS
responden.
sendiri di desa ini hanya ada 1 usaha yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terdaftar yaitu usaha makanan peyek. Pengurus
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
sedang berupaya untuk melakukan pendataan dan
langsung di lapang dengan menggunakan metode
pembinaan kepada masyarakat agar dapat
survei, observasi, dan wawancara mendalam. Data
meningkatkan perekonomiannya melalui usaha
sekunder diperoleh dari dokumen dan literatur
kecil rumah tangga. Adapun hal yang membuat
yang relevan seperti buku, jurnal penelitian,
masyarakat enggan untuk mengikuti kegiatan
informasi terpercaya dari skripsi dan internet.
UPPKS adalah tidak adanya bantuan dana dari
Analisis data sekunder diinterpretasikan dengan
pihak pemerintah desa maupun pengurus.
menggunakan tabel frekuensi, penyajian data, dan
Nantinya apabila BKR dan UPPKS sudah mulai
penarikan kesimpulan. Pengolahan data dilakukan
berjalan, pengurus Kampung KB akan terus
dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel
mengembangkan kegiatan-kegiatan lainnya
2010 dan SPSS version 22 for windows.
seperti lintas sektor dengan sektor pertanian,
infrastruktur, pendidikan, dan lain sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan di Kampung KB Desa Kapas yang
Gambaran Umum Desa Kapas
sedang aktif berjalan adalah BKB, BKL dan KB.
Gambaran umum Desa Kapas pada penelitian ini Anggota aktif Kampung KB saat ini sudah
mencakup kondisi geografis dan kependudukan mencapai 708 orang diantaranya BKB sebanyak
dan kondisi sarana dan prasarana. Pada kondisi 215 anggota, BKL sebanyak 105 anggota, dan
geografis Desa Kapas memiliki luas wilayah peserta KB aktif sebanyak 388 anggota. Bina
203,33 Ha yang terdiri dari 4 dusun, 24 RT, dan 7 Keluarga Balita (BKB) berbeda dengan posyandu
RW. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak balita. Jika posyandu balita sasarannya adalah
dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Selain anaknya, BKB memiliki sasaran yaitu
itu, infrastruktur di Desa Kapas sudah cukup baik, keluarganya. Kegiatan BKB lebih berfokus pada
mulai dari sarana agama, pendidikan, olahraga, perkembangan anak sedangkan posyandu balita
kesehatan, dan keamanan. cenderung berfokus kepada pertumbuhan anak.
Kegiatan BKB di Desa Kapas dilakukan secara Faktor Internal
bersamaan dengan posyandu balita sehingga
Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari
apabila ibu dan anak selesai mengikuti posyandu
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
akan dilanjutkan dengan BKB. Hal tersebut juga
kesejahteraan keluarga, jenis pekerjaan, lama
berlaku pada kegiatan BKL dan posyandu lansia
tinggal, dan jarak rumah ke tempat kegiatan.
sehingga apabila mengikuti posyandu lansia harus
Sebagian besar responden yang mengikuti
didampingi oleh keluarganya untuk berdiskusi
kegiatan BKB barada pada kategori umur dewasa
mengenai kesehatan lansia. Kader BKB dan BKL
awal, BKL berada pada kategori umur dewasa
berbeda dengan kader posyandu balita dan
akhir, dan safari KB berada pada kategori umur
posyandu lansia. Pelaksanaan BKB dan BKL
dewasa awal. Jenis kelamin pada setiap kegiatan
dilakukan 1 bulan sekali sedangkan safari KB
mayoritas diikuti oleh perempuan. Tingkat
dilakukan satu bulan sekali di minggu ketiga.
pendidikan responden BKB mayoritas berada
Safari KB merupakan penyuluhan mengenai alat-
pada kategori sedang, responden BKL termasuk
alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh PUS
pada kategori rendah, dan responden safari KB
lalu dilanjutkan dengan pemasangan alat
termasuk pada kategori pendidikan sedang.
kontrasepsi secara gratis. Alat kontrasepsi yang
Tingkat kesejahteraan keluarga responden BKB,
disediakan sudah terjadwal setiap bulannya
BKL, dan safari KB mayoritas berada di keluarga
sehingga PUS harus menunggu apabila alat
sejahtera 2. Jenis pekerjaan responden BKB dan
kontrasepsi yang ingin digunakan tidak pada
safari KB mayoritas tidak bekerja karena diikuti
jadwalnya.
oleh ibu rumah tangga sedangkan responden BKL
mayoritas pekerjaannya sebagai petani.
Adapun target dari adanya Kampung KB di Desa
ini adalah dapat mengurangi jumlah penduduk,
Lama tinggal responden BKB yaitu rendah,
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
responden BKL yaitu tinggi serta responden safari
UPPKS, terciptanya keluarga yang sehat dan
KB yaitu sedang. Jarak rumah ke tempat kegiatan
berkualitas melalui BKB, BKR, BKL, dan KB.
BKB termasuk pada kategori jauh, kegiatan BKL
Kedepannya pengurus Kampung KB akan
termasuk pada kategori dekat, dan kegiatan safari
membuat gedung yang akan dijadikan sebagai
KB termasuk pada kategori jauh.
tempat pelaksanaan setiap kegiatan yang ada di
Kampung KB. Pelaksanaan Kampung KB tidak
Faktor eksternal dalam penelitian ini yaitu peran
akan berjalan tanpa adanya dana. Dana yang
pendampingan kader dan peran pengurus
digunakan untuk pelaksanaan Kampung KB di
Kampung KB. Peran pendampingan kader pada
Desa Kapas berasal dari Anggaran Dana Desa
kegiatan BKB dan safari KB termasuk pada
(ADD) namun pengurus berharap agar pemerintah
kategori sangat berperan sedangkan responden
dapat memberikan dana khusus untuk pelaksanaan
BKL termasuk pada kategori berperan. Peran
Kampung KB sehingga kegiatan-kegiatan yang
pengurus Kampung KB pada kegiatan BKB
lain pun dapat dilaksanakan.
termasuk pada kategori sangat berperan, BKL
Struktur Kelompok Kerja (Pokja) Kampung termasuk pada kategori tidak berperan, dan pada
KB di Desa Kapas kegiatan safari KB termasuk pada kategori sangat
berperan.
Kelompok kerja di Kampung KB Desa Kapas
terdiri dari pelindung, pembina, ketua, wakil
Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
ketua, sekretaris, dan bendahara. Tugas dari Pokja
Program Kampung Kb Desa Kapas
tersebut dibagi menjadi dua yaitu tugas di lapang
dan tugas di dalam forum. Tugas di lapang
Penelitian Ini merujuk pada tahapan partisipasi
dilakukan oleh sekretaris dan bendahara
menurut Uphoff (1979), yaitu dimulai dari tahap
sementara di dalam forum dilakukan oleh
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati
pelindung, pembina, ketua dan wakil. Akan tetapi,
hasil dan tahap evaluasi. Pada perencanaan
yang lebih berperan secara langsung yaitu ketua,
Program Kampung KB, masyarakat tidak
wakil ketua, bendahara, dan sekretaris. Meskipun
dlibatkan dalam pertemuan karena Program
ketua dan wakil ketua tidak pernah ada di lapang
Kampung KB merupakan program pemerintah
namun mereka selalu memantau kegiatan tersebut
yang sifatnya top down (isi program sudah baku
melalui sekretaris dan bendahara.
atau tidak dapat diubah). Perencanaan program pengetahuan mengenai perkembangan anak
hanya dihadiri oleh perangkat desa, PLKB, bidan dikelompok umur tertentu dan dapat memantau
desa, RT, RW, tokoh agama, dan tokoh perkembangan anaknya dengan konsultasi
masyarakat. Pada penelitian ini perencanaan oleh bersama kader secara gratis. Pada kegiatan BKL,
anggota Kampung KB yang dimaksud adalah anggota dapat memantau kesehatan mereka
perencanaan kegiatan bukan perencanaan secara gratis selain itu dapat bertemu dengan
program. Program Kampung KB di Desa Kapas anggota lainnya sehingga dapat menghilangkan
masih tumpang tindih, artinya pada satu rasa suntuk berada di rumah. Pada kegiatan safari
kesempatan dapat dilakukan tiga tahap sekaligus KB masyarakat dapat memperoleh pelayanan KB
seperti pelaksanaan, menikmati hasil, dan secara gratis, selain itu juga dapat memperoleh
evaluasi. Mayoritas responden tergolong memiliki pengetahuan mengenai berbagai alat kontrasepsi.
tingkat partisipasi yang tinggi dalam Program Tahap menikmati hasil secara keseluruhan
Kampung KB di Desa Kapas. Hal tersebut kegiatan yang ada di Kampung KB berada pada
dikarenakan anggota sudah aktif dalam mengikuti kategori tinggi. Hal tersebut dikarenakan
semua tahap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, masyarakat dapat memperoleh hasil dari setiap
menikmati hasil, dan evaluasi. kegiatan secara maksimal.

Perencanaan Program Kampung KB di Desa Evaluasi dilaksanakan setiap tiga minggu sekali
Kapas tidak dilakukan bersama masyarakat pada kegiatan BKB dan BKL. Namun pada
umum, sehingga pada tahap perencanaan pada kegiatan safari KB, evaluasi dapat dilaksanakan
penelitian ini yaitu tahap perencanaan kegiatan. setiap kegiatan tersebut dilaksanakan. Pada
Tahap perencanaan kegiatan di Kampung KB kegiatan evaluasi masyarakat diberikan
Desa Kapas termasuk pada kategori tinggi baik kesempatan untuk memberikan penilaian dan
pada kegiatan BKB, BKL, maupun safari KB. saran terhadap kegiatan selanjutnya. Secara
Perencanaan kegiatan pada kegiatan BKB dan keseluruhan, evaluasi pada Program Kampung
BKL dilakukan pada saat kegiatan posyandu KB di Desa Kapas termasuk pada kategori sedang
sehingga semua masyarakat dapat mengikutinya. di setiap kegiatan. Masyarakat memiliki
Pada pertemuan tersebut membahas mengenai kesempatan untuk memberikan saran mereka
informasi yang ada di Kampung KB secara seperti adanya pengobatan gratis untuk lansia,
menyeluruh, mekanisme jalannya kegiatan, penyediaan alat kontrasepsi secara lengkap pada
sasaran program, waktu dan tempat pelaksanaan, saat kegiatan safari KB, arisan untuk anggota
serta hasil yang akan didapatkan oleh masyarakat. BKB, senam lansia dan lain sebagainya. Akan
Kegiatan tersebut didiskusikan bersama tetapi keputusan untuk mengimplementasikan
masyarakat sehingga mereka mendapatkan saran tersebut masih berada di tangan kader dan
kesempatan untuk memberikan pendapat dan pengurus Kampung KB.
sarannya.
Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat
Pelaksanaan kegiatan BKB dan BKL dilaksanaan Partisipasi Masyarakat
bersamaan dengan kegiatan posyandu yaitu satu
bulan sekali. Pelaksanaan kegiatan safari KB Faktor internal yang digunakan dalam penelitian
dilaksanakan di Puskesmas Desa Kunjang setiap terdiri dari variabel umur, jenis kelamin, tingkat
bulan pada minggu ketiga. Pelaksanaan seluruh pendidikan, tingkat kesejahteraan keluarga, jenis
kegiatan di Kampung KB baik BKB, BKL, pekerjaan, lama bermukim, dan jarak rumah ke
maupun safari KB termasuk pada kategori sedang. tempat kegiatan. Kemudian dari faktor internal
Hal tersebut dikarenakan masyarakat sudah aktif tersebut dilakukan uji Rank Spearman untuk data
untuk datang dan memberikan pendapat mereka ordinal dan Chi Square untuk data nominal. Umur
mengenai kegiatan tersebut namun keputusan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
tertinggi tetap berada di tanga kader dan pengurus tingkat partisipasi. Nilai koefisien korelasinya
Kampung KB. yaitu 0.026 dan nilai signifikansi sebesar 0.846.
Hal tersebut dikarenakan kegiatan BKB, BKL,
Manfaat dari adanya Program Kampung KB dapat maupun safari KB diperuntukkan untuk umur
diperoleh secara langsung oleh masyarakat. Pada tertentu, misalnya BKL diikuti oleh lansia.
kegiatan BKB, anggota dapat mendapatkan
Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang Kampung KB. Pada pengolahan data antara peran
signifikan dengan tingkat partisipasi dengan nilai pendampingan kader dengan tingkat partisipasi
signifikansi sebesar 0.321. Hal tersebut masyarakat pada seluruh kegiatan di uji
dikarenakan Program Kampung KB mayoritas menggunakan uji Rank Spearman. Nilai koefisien
diperuntukkan untuk perempuan sehingga korelasi sebesar 0.664 dan nilai signifikansi
keterlibatan perempuan lebih besar dibandingkan sebesar 0.000. Hal tersebut berarti H1 diterima
laki-laki. Tingkat pendidikan tidak memiliki yang berarti terdapat hubungan positif antara
hubungan yang signifikan dengan tingkat peran pendampingan kader dengan tingkat
partisipasi. Nilai koefisiennya sebesar 0.075 dan partisipasi masyarakat. Peran kader sangat penting
nilai signifikansi sebesar 0.0569. Hal tersebut untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dikarenakan tingkat pendidikan tidak menentukan karena kader aktif dalam mengajak, membimbing,
partisipasi masyarakat karena semua masyarakat serta mendukung masyarakat dalam mengikuti
dapat mengikuti kegiatan yang ada di Kampung kegiatan yang ada di Kampung KB.
KB tanpa dibatasi oleh pendidikannya.
Pada pengolahan data antara peran pengurus
Tingkat kesejahteraan tidak memiliki hubungan Kampung KB dengan tingkat partisipasi
yang signifikan dengan tingkat partisipasi. Nilai masyarakat pada seluruh kegiatan di uji
koefisien korelasinya 0.070 dan nilai menggunakan uji Rank Spearman. Nilai koefisien
signifikansinya sebesar 0.593. Hal tersebut korelasi sebesar -0.274 dan nilai signifikansi
dikarenakan semua masyarakat dapat mengikuti sebesar 0.034. Hal tersebut berarti H1 diterima,
kegiatan yang ada di Kampung KB, baik artinya terdapat hubungan negatif antara peran
masyarakat yang mampu atau kurang mampu. pengurus Kampung KB dengan tingkat partisipasi
Jenis pekerjaan memiliki hubungan yang masyarakat. Selain kader, pengurus juga
signifikan dengan tingkat partisipasi dengan nilai mempunyai peran penting dalam meningkatkan
signifikansi sebesar 29.384. Hal tersebut partisipasi masyarakat. Bagi masyarakat yang
dikarenakan responden yang tidak bekerja kurang aktif pada kegiatan, mereka melihat
memiliki waktu yang lebih banyak untuk pengurus sangat berperan dalam hal mengajak
melakukan partisipasi dibandingkan dengan hingga memberikan masukan pada saat terjadi
responden yang memiliki pekerjaan. masalah. Namun, pada masyarakat yang aktif
peran pengurus kurang dapat dirasakan karena
Lama bermukim tidak memiliki hubungan dengan mereka sudah sadar akan pentingnya kegiatan
tingkat partisipasi. Nilai koefisien korelasinya tersebut sehingga akan aktif tanpa adanya ajakan
sebesar 0.014 dan nilai signifikansinya sebesar dari pengurus.
0.916. Hal tersebut dikarenakan Program
Kampung KB dapat diikuti oleh semua penduduk KESIMPULAN DAN SARAN
yang ada di Desa Kapas, baik itu penduduk asli
maupun pendatang. Jarak rumah ke tempat Mengacu pada hasil pembahasan yang telah
kegiatan tidak memiliki hubungan yang signifikan diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat
dengan tingkat partisipasi. Nilai koefisien ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
korelasinya yaitu 0.247 dan nilai signifikansinya 1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
sebesar 0.057. Hal tersebut dikarenakan Program Kampung KB Desa Kapas secara
responden akan tetap mengikuti kegiatan tersebut keseluruhan berada pada kategori tinggi.
meskipun jarak rumah mereka jauh ataupun dekat Tingkat partisipasi yang paling tinggi berada
dengan tempat kegiatan. Selain karena kebutuhan, pada tahap perencanaan kegiatan. Tingkat
kegiatan yang ada di Kampung KB diberikan partisipasi dari ketiga kegiatan tersebut yang
secara gratis sehingga masyarakat dapat paling tinggi adalah kegiatan safari KB. Pada
memperoleh manfaatnya secara maksimal. tingkat partisipasi masyarakat dalam
perencanaan kegiatan BKB memiliki tingkat
Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat partisipasi paling tinggi diantara kegiatan
Partisipasi Masyarakat BKL dan safari KB, tahap pelaksanaan
kegiatan safari KB yang memiliki tingkat
Faktor eksternal yang digunakan dalam penelitian partisipasi paling tinggi diantara kegiatan
ini yaitu peran pendampingan kader dan pengurus BKL dan safari KB namun masih berada pada
kategori sedang, tahap menikmati hasil 2. Pemerintah hendaknya lebih fokus kepada
kegiatan safari KB berada pada tingkat peran kader dan peran pengurus Kampung KB
partisipasi paling tinggi diantara kegiatan karena hal tersebut yang dapat meningkatkan
BKL dan safari KB, dan pada tahap evaluasi partisipasi masyarakat untuk mengikuti
masing-masing kegiatan BKB, BKL, maupun kegiatan yang ada di Kampung KB sehingga
safari KB berada pada tingkat partisipasi program Kampung KB dapat berjalan sesuai
sedang. dengan yang diinginkan.
2. Dari faktor internal (umur, jenis kelamin, 3. Tingkat partisipasi masyarakat harus
tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan dipertahankan pada setiap tahapannya. Hal
keluarga, jenis pekerjaan, lama bermukim, tersebut guna memperbaiki kualitas dari
dan jarak rumah ke tempat kegiatan) maka kegiatan agar dapat memperoleh hasil yang
kategori umur dewasa awal memiliki tingkat maksimal. Masyarakat juga disarankan untuk
partisipasi tinggi, jenis kelamin perempuan mengajak masyarakat lain yang belum
memiliki tingkat partisipasi tinggi, tingkat tergabung dalam kegiatan di Kampung KB
pendidikan sedang memiliki partisipasi tinggi, agar manfaat dari program tersebut dapat
tingkat kesejahteraan keluarga 2 memiliki dirasakan oleh seluruh masyarakat yang ada
tingkat partisipasi tinggi, jenis pekerjaan tidak di Desa Kapas.
bekerja memiliki partisipasi tinggi, lama
bermukim sedang dan tinggi memiliki DAFTAR PUSTAKA
partisipasi tinggi, serta jarak rumah jauh
memiliki partisipasi tinggi. Diantara faktor Afiat M. 2018. Tingkat Partisipasi Masyarakat
internal tersebut yang berhubungan secara dalam Pelakasanaan Program Keluarga
signifikan dengan tingkat partisipasi yaitu Berencana (KB) di Desa Maligano
pada indikator jenis pekerjaan. Kecamatan Maligano Kabupatan Muna.
3. Dari faktor eksternal (peran pendampingan Jurnal Rez Publica [Internet]. [Diunduh
kader dan peran pengurus Kampung KB), tanggal 12 Desember 2018]. 1(2); 1-10.
maka kader yang sangat berperan memiliki Kendari (ID): Jurusan Ilmu Administrasi
tingkat partisipasi masyarakat tinggi dan Publik Universitas Halu Oleo. Dapat
pengurus Kampung KB yang sangat berperan diunduh di:
memiliki tingkat partisipasi masyarakat http://ojs.uho.ac.id/index.php/rezpublica/art
tinggi. Kedua faktor eksternal tersebut icle/view/19/3023
memiliki hubungan yang signifikan dengan Arnstein SR. 1969.A Ladder of Citizen
tingkat partisipasi masyarakat. Participation.JAIP. 35(4): 216-224.
[Diunduh pada 12 Desember 2018].
Saran Terdapat pada: http://lithgow-
schmidt.dk/sherry-arnstein/ladder-of-
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa citizen-participation.html.
saran yang dapat diajukan sebagai berikut: Bintang JM. 2017. Partisipasi Masyarakat dalam
1. Program Kampung KB serta PLKB Program Kampung Keluarga Berencana
diharapkan untuk melibatkan masyarakat Banjar Pilan Desa Kerta Kecamatan
dalam perencanaan program Kampung KB Payangan Kabupaten Gianyar. [Internet].
sehingga program tersebut sesuai dengan [Diunduh tanggal 1 Januari 2019]. Dapat
keinginan masyarakat terutama di Desa diunduh di: http://repository.ub.ac.id/5627/
Kapas. Selain itu pengurus Kampung KB dan [BKKBN] Badan Kependudukan Keluarga
PLKB hendaknya turut memantau kegiatan Berencana Nasional. 2015. Petunjuk Teknis
secara langsung tidak hanya sekretaris dan Kampung KB. Jakarta: BKKBN
bendahara agar dapat melihat secara langsung Badan Kependudukan Keluarga Berencana
pelaksanaan kegiatan di Kampung KB guna Nasional. 2016.Petunjuk Teknis Kampung
memperbaiki kegiatan selanjutnya. Adapun KB. Jakarta: BKKBN
PLKB sebaiknya tidak hanya memberikan Badan Kependudukan Keluarga Berencana
pembinaan kepada kader dan pengurus saja Nasional. 2017. Petunjuk Teknis Kampung
namun kepada masyarakat melalui sosialisasi KB. Jakarta: BKKBN
program.
Persebaran Kampung KB. Dapat diunduh pada Kelompok Sasaran Keluarga
di: kampungkb.bkkbn.go.id dengan Remaja di Dusun Waung Desa
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Pendidikan. Sonoageng Kecamatan Prambon
Dapat diunduh di: Kabupaten Nganjuk). [Internet].
https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/28 [Diunduh tanggal 7 September 2018].
Badan Pusat Statistik. 2019. Usia. Dapat Dapat diunduh di:
diunduh di: http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index
https://www.bps.go.id/subjek/view/id/12. .php/publika/article/view/20687/18965
Cheelie, Susanti IC. 2018. Kampung KB Upaya Kampung KB Desa Kapas. 2018: Balai Desa
Nyata Membangun Bangsa; Cheelie, Kapas
Haryanti D; Editor. Jakarta (ID): Yayasan Karwur SE. 2016. Partisipasi Masyarakat dalam
Cipta Cara Pandu Pembangunan di Desa Pinamorongan
Cohen J, Uphoff N. 1980. Participation's place in Kecamatan Tareran. [Internet]. [Diunduh
rural development: Seeking clarity through pada tanggal 2 Oktober 2018]. Dapat
specificity. World Development.8: 213-135. diunduh di:
[Diunduh pada 12 Desember 2018]. https://ejournal.unsrat.ac.id/index/php/jurna
Terdapat pada: leksekutif/article/view/11071/10660
https://doi.org/10.1016/0305- Laksana NS. 2013. Bentuk-Bentuk Partisipasi
750X(80)90011-X. Masyarakat Desa dalam Program Desa
Data Monografi Desa Kapas. 2018: Balai Desa Siaga di Desa Bandung Kecamatan Playen
Kapas Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah
Effendi S, Tukiran. 2012. Metode Penelitian Istimewa Yogyakarta. [Internet].
Survei. Jakarta (ID): LP3S. [Diunduh pada tanggal 27 Oktober
Febriansyah M. 2015. Studi tentang Partisipasi 2018]. Dapat diunduh di:
Masyarakat dalam Program Keluarga https://journal.unair.ac.id/download-
Berencana di Kecamatan Kota Bangun fullpapers-Nuring%20Septyasa
Kabupaten Kutai Kartanegara. [Internet]. %20Laksana.pdf
[Diunduh pada tanggal 20 Oktober Mardiyono. 2017. Kampung KB Sebagai Upaya
2018]. Dapat diunduh di: Pemberdayaan Masyarakat/Keluarga di
https://ejournal.an.fisipunmul.ac.id/site/? Jawa Timur (Studi di Kota Malang dan
p=1506 Kabupaten Bondowoso). [Internet].
Girsang LJ. 2011. Faktor yang Mendukung [Diunduh pada tanggal 7 September
Masyarakat dalam Kegiatan Perbaikan 2018]. Dapat diunduh di:
Prasarana Jalan ( Kasus: Program Nasional http://www.cakrawalajournal.org/index.php
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) /cakrawala/article/view/13
Mandiri Pedesaan di Desa Megamendung, Marysya P. 2017. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Bogor). [Skripsi]. [Internet]. [Diunduh Dalam Pengelolaan Wisata Berbasis
tanggal 11 November 2018]. Dapat Potensi Data Di Kampung Wisata Situ
diunduh di: Gede Bogor (Kasus Kampung Wisata Situ
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/1 Gede, Bogor). [Skripsi]. [Internet].
23456789/49980/1/11ljg.pdf [Diunduh pada tanggal 25 Februari
Hartoyo, dkk. 2010. Studi Nilai Anak, Jumlah 2018]. Dapat diunduh di:
Anak yang Diinginkan dan Keikutsertaan https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/1
Orang Tua dalam Program KB. [Internet]. 23456789/89474/1/I17pma.pdf
[Diunduh tanggal 11 November 2018]. Milad FA. 2016. Gaya Kepemimpinan Kepala
Dapat diunduh di: Desa dan Tingkat Partisipasi Masyarakat
ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/jikk/v4n1_5.p dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan
df (Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojong
Ife J, Tesoriero F. 2008. Community Gede, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor
Development. Yogyakarta (ID):Pustaka (ID): Institut Pertanian Bogor. [Internet].
Pelajar. [Diunduh pada tanggal 11 November
Istiadi A. 2017. Implementasi Program 2018]. Dapat diunduh di:
Kampung Keluarga Berencana (Studi
http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678 Pembangunan di Desa Banjaran
9/82440 Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.
Mugniesyah. 2006. Materi Bahan Ajar Ilmu [Internet]. [Diunduh pada 25 Februari
Penyuluhan. Departemen Sains 2019]. Dapat diunduh di:
Komunikasi dan Pengembangan http://wacana.ub.ac.id/index.php/wacana
Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. /article/ view/290.
Institut Pertanian Bogor Susanso D. 2010. Strategi Peningkatan Kapasitas
Nasdian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Modal Sosial dan Kualitas Sumberdaya
Bogor(ID): Yayasan Pustaka Obor Manusia Pendamping Pengembangan
Indonesia. Masyarakat. [Internet]. [Diunduh pada 6
[RI] Undang-undang Republik Indonesia Nomor Februari 2019]. Dapat diunduh di:
20 Tahun 2003 tentang Sistem http://journal.ipb.ac.id.
pendidikan nasional. /index.php/jurnalkmp/article/view/5696/43
24.
Rahmeina FR. 2017. Koordinasi dalam Program
Swedianti K. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam
Kampung KB di Kota Pekanbaru.
Program Nasional Pemberdayaan
[Internet]. [Diunduh tanggal 12
Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-
Desember 2018]. Dapat diunduh di:
MP) (Studi Kasus Pemanfaatan hasil
https://media.neliti.co./media/publications/2
Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di
06857-koordinasi-dalam-program-
Desa Cimanggu I, Kecamatan
kampung-kb-di-k.pdf
Cibungbulang, Kabupaten Bogor).
Rizal M. 2016. Implementasi Kebijakan Program
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten
Bogor.
Kampar (Studi Kasus Partisipasi KB Pria di
Wicaksono AM. 2010. Analisis Tingkat
Kecamatan Kampar Kiri Hilir). [Internet].
Partisipasi Warga dalam Tanggung
[Diunduh pada tanggal 27 Oktober
Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus
2018]. Dapat diunduh di:
PT Isuzu Astra Motor Indonesia Assy
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/a
Plant Pondok Ungu). [Skripsi].
rticle/view/11247/10895
[Internet]. [Diunduh tanggal 19
Rofiq A. 2018. Partisipasi Masyarakat Dalam
Februari 2019]. Dapat diunduh di:
Keberhasilan Pengembangan Program
https://repository.ipb.ac.id/handle/12345
Posyandu Lansia di Puskesmas Jagir
6789/27290
Surabaya.[Internet]. [Diunduh pada
Wulandari D. 2018. Kajian Karakteristik
tanggal 27 Oktober 2018]. Dapat diunduh
Kampung Keluarga Berencana (KB) di
di:
Dusun Munggut Desa Cupak Kecamatan
http://repository.unair.ac.id/74689/3/JURN
Ngusikan Kabupaten Nganjuk. [Internet].
AL_Fis.AN.87%2018%20Rof%20p.pdf
[Diunduh tanggal 7 September 2018].
Saputra, EY. 2016. Tingkat Partisipasi
Dapat diunduh di:
Masyarakat dalam Pembangunan Desa
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
(Kasus: Dana Desa di Kampung Sungai
p./swarabhumi/article/view/24639/22553
Rawa, Kecamatan Sungai Ampit,
Wulansari D. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori.
Kabupaten Siak, Riau). [Skripsi]. Bogor
Bandung (ID): Refika Aditama
(ID). Institut Pertanian Bogor. [Internet].
Zaeni A. 2006. Implementasi Kebijakan Program
[Diunduh 20 Oktober 2018]. Dapat
Keluarga Berencana di Kabupaten Batang
diunduh di:
Studi Kasus Peningkatan Kesertaan KB
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/
Pria di Kecamatan Gringsing. [Thesis].
123456789/81958/I16yes.pdf?
[Diunduh tanggal 5 Desember 2018].
sequence=1&isAllowed=y
Dapat diunduh di:
Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode
http://eprints.undip.ac.id/15303/1/Akhmad_
Penelitian Survei. Jakarta (ID): LP3S.
Zaeni.pdf
Suroso H, Hakim A, Noor I. 2014. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat dalam Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai