Kelompok Terakhir PKN
Kelompok Terakhir PKN
"Otonomi Daerah"
DALAM MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh
Rasyid Tahta Nugraha (0403201013)
Lidya Ningsih (0403201137)
Dosen Pengampu:
Wahyu Wiji Utomo, M.Pem.I
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG 4
2. RUMUSAN MASALAH 5
3. TUJUAN PENELITIAN 5
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH 6
2. TUJUAN DAM PRINSIP OTONOMI DAERAH 7
3. DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH 9
4. ASAS DAN PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 11
1. kesimpulan...................................................................................................13
2. Saran ...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di awal kemerdekaan pada masa kepemimpinan Soekarno Indonesia
mengalami perombakan atau pergantian Kabinet sebanyak 16 kali. Dari proses
pergantian kabinet tersebut yang program-program yang berhubungan dengan
"desentralisasi", "otonomi daerah" atau "memperbaiki hubungan Pusat-Daerah"
dipilih sebagai skala prioritas dalam Pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Soekarno pada waktu itu. Meski pada akhirnya program-program tersebut
mengalami kegagalan, tetapi hal itu telah menunjukkan pentingnya pelaksanaan
desentralisasi dapat diwujudkan di Indonesia, dengan mencita-citakan adanya
pembagian yang seimbang dan proporsional antara Pemerintah Pusat dengan
Daerah. Komposisi kedua permasalahan inilah yang sampai saat ini masih
menjadi perdebatan di antara perbedaan Pembangunan yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dengan Daerah1.
Daerah yang kaya akan sumber daya alam, ditarik keuntungan
produksinya dan dibagi-bagi di antara elite Jakarta, alih-alih diinvestasikan
untuk pembangunan daerah. Akibatnya, pembangunan antara di daerah dengan
di Jakarta menjadi timpang.
Pada masa awal reformasi, selain adanya keinginan provinsi memisahkan
dari republik, juga bermunculan aspirasi dari berbagai daerah yang
menginginkan dilakukannya pemekaran provinsi atau kabupaten. Dalam upaya
pembentukan provinsi dan kabupaten baru ini, tarik-menarik antara kelompok
yang setuju dan tidak setuju terhadap pemekaran daerah sebagai akibat dari
otonomi daerah meningkatkan suhu politik lokal. Indikasi ini tercermin dari
munculnya ancaman dari masing-masing kelompok yang pro dan kontra
terhadap terbentuknya daerah baru, mobilisasi massa dengan sentimen
kesukuan, bahkan sampai ancaman pembunuhan2.
2. Rumusan masalah
1
Aji primanto, OTONOMI DAERAH DAN PERBEDAAN MASYARAKAT INDONESIA. (Malang. Intelegensia
Media, 2020) hlm : 2
2
Budi Agustono, OTONOMI DAERAH DAN DINAMIKA POLITIK LOKAL: STUDI KASUS DI KABUPATEN
DELI SERDANG, SUMATERA UTARA DALAM DESENTRALISASI GLOBALISASI DAN DEMOKRASI LOKAL, editor Jamil
Gunawan, (Jakarta. LP3ES, 2005) hlm : 163
Dari permasalahan diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. pengertian otonomi daerah negara Indonesia
b. tujuan dan prinsip otonomi daerah negara indonesia
c. dasar hukum otonomi daerah negara indonesia
d. asas dan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
3. Tujuan Makalah
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi daerah pertama kali diberlakukan di Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Adapun pengertian
otonomi daerah penting untuk diketahui agar masyarakat tahu bahwa setiap
daerah mempunyai hak, kewenangan, dan kewajiban untuk mengatur serta
mengurus sendiri urusan pemerintahan sesuai UU yang berlaku3.
Didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004) memberikan definisi otonomi daerah
sebagai berikut : "Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan"4.
Secara etimologi, Istilah "otonomi" berasal dari bahasa Latin, autos yang
berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Berdasarkan etimologi tersebut,
otonomi diartikan sebagai mengatur atau memerintah sendiri. Jadi, otonomi
daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah5.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Otonomi Daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur serta mengurus
rumah tangga sendiri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku6.
sedangkan menurut seorang ahli bernama kansil, "otonomi daerah adalah
suatu bentuk hak dan wewenang berikut kewajiban dari sebuah daerah untuk
dapat mengatur serta mengurus urusan daerah sendiri berdasaran peraturan
perundang-undangan yang berlaku"7.
Dalam artian sempit, otonomi diartikan mandiri, dan dalam arti luas
diartikan berdaya. Maka, otonomi daerah bisa diartikan sebagai suatu
3
"Pengertian otonomi daerah" (https://www.suara.com/news/2020/12/07/145946/pengertian-
otonomi-daerah-tujuan-dan-asasnya-lengkap?page=all Diakses pada tanggal 13 Juli 2020. Pukul 13.00 WIB)
4
Indonesia (b), Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah, No. 32 Tahun 2004, LN No. 125 tahun
2004, TLN No. 4437, ps. 1.
5
P.N.H. Simanjuntak, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. (Jakarta. Grasindo, 2002) hlm : 36
6
"Otonomi Daerah" (https://kbbi.web.id/otonomi/ Diakses pada tanggal 13 Juli 2020. Pukul 13.00
WIB
7
Joseph riwu kaho, PROSPEK OTONOMI DAERAH DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA. (Jakarta. Rajawali
pers, 1998) Hlm : 11.
kemandirian daerah untuk mengurus, berbuat, dan memberikan putusan untuk
kepentingan daerahnya sendiri. Namun, dalam melaksanakan otonomi, tiap
daerah tetap dikontrol oleh pemerintah pusat sesuai undang-undang. Untuk
mengenal lebih dalam mengenai otonimi daerah, kamu perlu memahami juga
tujuan, prinsip, asas, pelaksanaan, dan dasar hukumnya.
11
Pemerintahan DKI Jakarta, ORGANISASI PERANGKAT PERATURAN DAERAH KHUSUS IBU KOTA
JAKARTA. (Indonesia. Peraturan DKI JAKARTA, 2008) hlm : 39
12
Ibid,. Pemerintahan DKI Jakarta. Hlm : 39
13
Ibid. P.N.H. SIMANJUNTAK. hlm : 38.
2. Dapat mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
3. Dapat mewujudkan pemerataan daerah.
4. Dapat memelihara hubungan yang serasi dan baik antara pusat dan
daerah serta antardaerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
5. Dapat mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
6. Dapat menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas, meningkatkan
peran masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi dari pihak
DPRD.
b. Pasal 18A15
14
UNDANG UNDANG DASAR NEGARA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945, BAB VI PEMERINTAH DAERAH.
1. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara
provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undangundang
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
2. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undangundang.
c. Pasal 18B16
1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan undangundang.
2. Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan
masyarakat hukum adat beserta hakhak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undangundang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
20
Pasal 13 Ayat (1) Undang-Undang No, 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan otonomi daerah yang sehat dapat diwujudkan
denganditentukan oleh kapasitas yang dimiliki oleh manusia pelaksananya.
Danberarti otonomi daerah hanya dapat berjalan dengan sebaik-baiknya apabila
manusia pelaksananya baik, dalam arti mentalitas maupunkapasitasnya.
Pentingnya manusia pelaksana karena manusia merupakanunsur dinamis dalam
organisasi yang bertindak atau berfunsi sebagaisubyek penggerak roda
pemerintahan.
Oleh karena itu, kualifikasimentalitas dan kapasitas manusia yang kurang
memadai dengan sendirinyamelahirkan implikasi yang kurang menguntungkan
bagi penyelenggaraanotonomi daerah. Dalam pemerintah daerah terdapat
Pemerintah Daerahyang penyelenggaraann urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah danDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kemudian
Alat-alatperlengkapan daerah, yaitu aparatur atau pegawai daerah dan
terakhirrakyat daerah, yatu sebagai komponen yang merupakan sumber
energiterpenting bagi daerah sebagai organisasi yang bersistem terbuka.
Saran :
Sebaiknya para aparatur pemerintah daerah dibekali dengan pendidikan
yang cukup yang dapat dimiliki oleh aparatur daerah dalam menjalankankan
tugas dan wewenangnya masing-masing. Dan dapat menjalankan tugas dan
wewenangnya dengan bijaksana dan adil.
Agar pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik sehingga
kemiskinan dapat dikurangi, maka partisipasi masyarakat terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan di daerah ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat
merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan yang
sedang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA