Anda di halaman 1dari 13

Dalam pengertian yang sederhana, tawakal artinya “mewakilkan”, sedangkan secara lebih luas, tawakal

artinya menyerahkan segala permasalahan kepada Allah swt. Dengan sepenuh hati dan berpegang teguh
kepada-Nya serta tetap berusaha semaksimal mungkin sehingga tidak merasa sedih dan kecewa
terhadap apa pun keputusan yang diberikan-Nya.

Rasulullah menganjurkan untuk senantiasa bertawakal kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah
setiap perbuatan akan diridai-Nya. Bahkan, Allah akan memberikan rezeki kepada orang yang
bertawakal.

Perilaku tawakal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya benar-benar menjadi
perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan beliau menerapkan perilaku tawakal ini karena ia
sendiri melakukan hal sama. Dalam kehidupannya, Rasulullah SAW. Selalu berserah diri kepada Allah, ia
tidak pernah gelisah dan resah dalam menghadapi berbagai persoalan

A.Pengertian Tawakkal

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada
Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh
hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah “keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang
lain”. Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan
tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia
dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut

B. Keutamaan Orang yang Tawakal

1.Dapat membuktikan keimanan yang benar

Orang yang bertawakal kepada Allah swt merupakan orang yang dapat membuktikan keimanannya,
karena salah satu cirri orang beriman adalah bertawakal kepada Allah swt.

Memperoleh jaminan rezeki

Rasulullah saw bersabda :

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi
rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian
pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi)
Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan

Orang yang bertawakal kepada Allah akan dicukupkan apa yang menjadi keperluannya dalam hidup. Bila
dari sisi jumlah tidak cukup, paling tidak dengan bertawakal itu dia akan merasa cukup dengan apa yang
diperolehnya. Allah swt berfirman :

“….Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)nya….” (ath-
Thalaaq : 3)

Tidak dikuasai setan

Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan. Sebab, bagaimana mungkin setan
dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam
firmanNya :Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal
kepada Tuhan.” (an-Nahl : 99)

Menghargai usaha yang dilakukan

Saat seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang diharapkannya kadang dia merasa sia-sia atau
percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian. Sikap ini disebabkan oleh tidak bertawakalnya dia
kepada Allah swt. Bila dia bertawakal, maka dia akan menerima apa yang sudah diperolehnya dan
mensyukurinya. Namun, lain halnya dengan orang yang bertawakal, bila belum memuaskan seperti yang
dia harapkan, maka dia akan berusaha lagi dengan usaha yang lebih maksimal. Dapat dipahami bahwa
bila pekerjaan atau usaha dirinya sendiri saja sudah tidak dihargai, bagaimana mungkin dia bisa
menghargai pekerjaan orang lain, apalagi bila pekerjaan itu tidak mencapai hasil yang diinginkannya.

Dicintai Allah swt


Setiap muslim pasti ingin dicintai Allah swt. Salah satu orang yang dicintai Allah adalah orang yang
bertawakal kepada Allah swt.

Ali Imron : 121 – 122 (Tawakal dalam Peperangan)

“Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk
mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui,
ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong
mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”(Ali Imron : 121-122)

Manfaat Tawakal

Dalam riwayat Islam, tawakal sudah di junjung tinggi sebagai tanda yang jelas dari seorang yang
beriman, takwa dan berserah mutlak pada Allah. Hanya mereka yang menikmati hubungan sejati dengan
Allah dapat selalu percaya pada-Nya, dalam kondisi apapun di seluruh kehidupannya.

Seseorang yang bertawakal pada Allah kesuksesannya di dunia dan di akhirat terjamin olehNYA, tidak
pedulli apapun kesulitannya yang di alami di kehidupannya atau seberapa dahsyatnya kekuatan musuh
yang dihadapinya.

Imam Ali (a.s): “Tawakal pada Allah adalah sumber pertolongan dari setiap kejahatan dan perlindungan
dari setiap musuh.” [Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, vol. 56, hal. 79].

Hikmah Tawakal

Orang yang bertawakal kepada Allah SWT. Akan senantiasa mempertimbangkan dan merencanakan
setiap pekerjaannya diserahkan kepada kehendak Allah SWT.. Oleh karena itu, orang yang bertawakal
akan memperoleh banyak hikamah, di antaranya:

Setiap urusan akan terencana dengan baik dan matang

Mendapatkan ketenangan hati

Bersikap optimis
Menyadari keagungan Allah dan keterbatasan usaha manusia

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Akhlak – Tujuan, Jenis, Ruang Lingkup, Faktor,
Perbedaan

Contoh Tawakal

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia
bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat
lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, “Saya telah benar-benar bertawakkal
kepada Allah”. Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, “Ikatlah dan setelah itu
bolehlah engkau bertawakkal.”

Perilaku Tawakal

Tawakal bukanlah penyerahan diri kepada Allah secara mutlak, melainkan penyerahan tersebut harus
disertai dengan usaha manusiawi. Suatu hari seorang sahabat menemui Rasulullah di masjid tanpa
terlebih dahulu menambatkan untanya. Ketika Nabi Muhammad SAW. Menanyakan hal tersebut, dia
menjawab, “Aku telah bertawakal kepada Allah.” Kemudian Nabi Muhammad SAW. Meluruskan
kekeliruan tersebut dengan bersabda, “Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu), setelah itu
bertawakallah.” (H.R. Ibnu Hibban).

Bertawakal kepada Allah mengharuskan seseorang meyakini bahwa Allahlah yang menentukan kejadian
segala sesuatu. Setiap muslim dituntut untuk berusaha dan pada saat yang sama dituntut pula untuk
berserah diri kepada Allah SWT., menanti hasilnya sesuai kehendak dan ketetapan-Nya.

Tawakkal beasal dari bahasa Arab ‫ وكل‬yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan
segala urusan kita pada orang lain. Tujuannya untuk kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan.

Sikap tawakal dicapai dengan motivasi sebagai berikut :

1. Yakin bahwa Allah swt penguasa alam semesta

2. Tahu keutamaan dari sikap tawakkal

3. Menyadari bahwa manusia banyak kekurangan

Firman Allah dalam QS Almaidah : 23


’n?tãur «!$# (#þqè=©.uqtGsù bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷s•B ÇËÌÈ

Artinya : … dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benasr orang yang
beriman.

Tawakkal terbaik adalah yang dilakukan nabi Ibrahhim as ketika dibakar oleh Namrudz, saat itu nabi
Ibrahim berzikir “hasbiya Allahu wani’mal wakiil” artinya cukup untukku Allah saja, Dia penolong terbaik.
Dan Allah menolong secara langsung dengan berfirman pada api itu. “ Wahai api jadilah dingin, dan
selamatkanlah Ibrahim”. QS. Al Anbiya’ : 69

B. Ikhtiar

Secara bahasa artinya memilih.

Secara istilah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya.

Firman Allah QS. Ar-Ra’du : 11

žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉi tóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3

Artinya : … Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…(QS. Ar-Ra’du:11)

Contoh ikhtiar belajar dengan tekun agar dapat nilai yang baik, seorang ayah bekerja untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya, dan sebaginya.

Firman Allah SWT QS, al-Jum’ah : 10

#sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$#
(#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia
Alllah dan ingatlah Allah sebanyak mungkin agar kalian beruntung.

Hikmah Tawakal dan Ikhtiar

1. Menghilangkan rasa malas

2. Menumbuhkan harapan baru dalam hidup

3. Meninggikan derajat kita di hadapan manusia dan Allah Swt.

C. Sabar
Sabar dalam bahasa Arab ‫ صبر‬yang berarti menahan, mencegah atau mengubah.

Menurut istilah sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan
lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Sabar yang paling dilarang oleh Allah adalah sifat lemah juga bersedih hati itu termasuk sifat tidak
sabar. Sifat itu sangat dilarang oleh Allah Swt.

Firman Allah QS. Al Anfal ayat 46

(#ÿrçŽÉ9ô¹$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÍÏÈ

Artinya : “Dan bersabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang sabar “

Firman Allah Swt QS. Az-Zumar : 10

ö$yJ¯RÎ) ’®ûuqムtbrçŽÉ9»¢Á9$# Nèdtô_r& ÎŽötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇÊÉÈ

Artinya : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang disempurnakan pahala mereka tanpa
batas”.

D. Syukur

Syukur adalah salah satu refleksi dari sikap tawakkal. Syukur ialah sesuatu yang menunjukkan kebaikan
dan penyebarannya.

Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada Allah Swt dengan cara taat kepada-Nya,
tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Swt serta beramar ma’ruf nahi munkar.

Firman Allah QS. Ibrahim : 7

øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u‘ ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯Ry‰ƒÎ—V{ ( ûÈõs9ur ÷Länö xÿŸ2 ¨bÎ) ’Î1#x‹tã Ó
‰ƒÏ‰t±s9 ÇÐÈ

Artinya : “Dan ( ingatlah juga ), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur;
pasti Kami akan menambah ( nikmat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari ( nikmat-Ku ), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Bersyukur dibagi 3 bagian, yaitu :

1. Bersyukur dengan lisan ( mengucap “Alhamdulillah” )

2. Bersyukur dengan hati ( menggunakan segala ni’mat di jalan Allah Swt )

3. Bersyukur dengan badan ( mengabdi kepada Allah )


E. Qana’ah

Qana’ah ialah menerima keputusan Allah Swt dengan tidak menmgeluh, merasa puas dan penuh
keridlaan atas keputusan Allah serta senantiasa tetap berusaha sampai batas maksimal kemampuannya.

Beruntunglah orang-orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah kepadanya,
Firman Allah Swt QS. Hud : 6

* $tBur `ÏB 7p/!#yŠ ’Îû ÇÚö‘F{$# žwÎ) ’n?tã «!$# $ygè%ø—Í‘ ÞOn=÷ètƒur $yd§ s)tFó¡ãB
$ygtãyŠöqtFó¡ãBur 4 @@ä. ’Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7•B ÇÏÈ

Artinya : ”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan
rezekinya, dan Dia merngetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua
tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh mahfuzh)”.

Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda :

‫ قد افلح من اسلم ورزق كفافا وقنعه هللا بما اتاه (رواه‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن عبد هللا ابن عمر رضي هللا عنه قال‬
)‫مسلم‬

Artinya : “Dari Abdillah Bin Umar ra berkata Rasulullah Saw, Sungguh beruntunh orang yang masuk Islam
mendapat rizki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.” ( HR.
Muslim )

Contoh yang mencerminkansifat qona’ah :

1. Menerima dengan ikhlas setiap rejeki yang diberikan Allah Swt.

2. Senantiasa berfikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah Swt.

3. Bekerja keras dan tetap oftimis

4. Tidak berlebih lebihan artinya membelanjakan harta sesuai kebutuhan.

Hikmah dari Sabar, Syukur dan Qana’ah

1. Syukur dan sabar adalah kunci bagi meningkatnya keimanan akan Allah Swt dalam diri seseorang.

2. Sabar dan syukur juga sarana meningkatkan kualitas diri agar lebih berharga dalam pandangan
Allah Swt.

Qana’ah adalah kunci kebahagiaan hidup, karena selalu berpikiram positif dalam menerima ujian dari
Allah Swt dan berusaha menjadi manusia yang baik di mata Allah Swt.
Pengertian syukur adalah syukur berasal dari bahasa Arab,

yaitu dari kata “syakara” yang artinya membuka, sedangkan lawan

kata dari syukur adalah kufur berasal dari kata “kafara” yang

berarti menutup. Menurut istilah, syukur adalah menampakkan

nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai kehendak

pemberi-Nya. Allah Swt akan menambah nikmat kepada seoarang

hamba yang mau bersyukur kepada-Nya.

Syukur adalah wujud terima kasih seorang hamba kepada

nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah Swt. Namun

bilamana orang-orang tidak mau bersyukur atas nikmat-Nya, Allah

Swt akan memberikan azab yang pedih.

Definisi qanaah adalah qanaah secara bahasa, artinya merasa

puas atau rela atas bagiannya. Secara istilah qanaah, artinya merasa

puas atas segalaga sesuatu yang telah Allah Swt. Karuniakan

kepada kita. Berperilaku qanaah sangat penting kita lakukan agar

terhindar dari perilaku tamak, serakah, dan selalu merasa kurang.


Sifat qanaah sangat berkaitan dengan rasa syukur yang kita

tunjukan dalam bentuk rasa puas terhadap rezeki yang Allah

berikan. Allah telah memberikan karunia rezeki kepada seluruh

makhluk di dunia ini tanpa terkecuali. Sumber rezeki yang

disediakan Allah beraneka ragam, sangat luas dan tak terhitung.

Allah telah mengaruniakan rezeki kepada kita sesuai takaran dan

ukuran-Nya. Allah berfirman di dalam surat an-nahl ayat 71

./ُۚ ِ ‫ر ْز‬
ِ+ِّ‫ۚق‬

‫ى َب ْع ٍض فِى ان‬

َٰ+ََّٰ‫ب ْع َض ُ ْكى َعه‬


َ ‫لالُ فَ هض َم‬

ََٔٔ

Artinya: “ dan Allah melebihkan sebagian kamu dari

sebagian yang lain dalam hal rezeki.”(Q.S.An-Nahl

[16]:71)Munculnya kenyataan perolehan rezeki yang berlainan


menuntut seseorang harus memiliki sifat qanaah. Hal ini penting

agar seseorang selalu bersyukur dan rida atas rahmat yang Allah

karuniakan, meskipun kadang sesuai keinginannya. Oleh karena

itu, setiap manusia hendaknya bersikap positif dengan besarnya

rezeki yang diperoleh, tidak pesimis, dan terus berusaha mencari

karunia Allah sesuai bakatnya.

Definisi tawakal ialah kata tawakal berasal dari kata bahasa

arab “tawakkala” yang artinya menyerahkan, mempercayakan, atau

mewakilkan. Pengertian tawakal adalah penyerahan segala perkara,

ikhtiar, dan usaha yang telah dilakukan kepada Allah Swt. Serta

berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan

kemaslahatan atau menolak kemudaratan (Buku pegangan siswa,

2013:21).

Orang yang mempunyai sikap tawakal akan senantiasa

bersyukur jika mendapatkan suatu keberhasilan dari uasanya. Hal

ini karena ia menyadari bahwa keberhasilan itu di dapatkan atas


izin dan kehendak Allah. sementara itu, jika ia mengalami

kegagalan, maka mereka akan senantiasa ikhlas menerima keadaan

tersebut tanpa merasa putus asa.

Sifat tawakal merupakan pekerjaan hati manusia dan puncak

tertinggi keimanan. Sifat ini akan datang dengan sendirinya jika

iman seseorang telah matang. Dengan demikian, belum sempurna

keimanan seseorang jika belum tiba di puncak tawakal. Hal ini

dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an sebagai berikut.

ْ‫ى‬

ْ@ٌْ ُ‫ْكخ‬./ُْ

‫إ‬

ٕۤ‫ا‬

َٕ ‫هكه‬
ْ‫ي ِّ َح‬

َ‫ه‬

ِ‫ا هَّل ِل فَ َع‬

ْ‫ى ب‬

َ‫ ُخ‬./‫ُْْي‬

َ‫ءا‬

ْ‫ى‬

ْ@ٌْ ُ‫ْكخ‬./ُْ

ِِّْْٕٕ‫و إ‬

‫ق‬
َ َ‫ى ي‬

َٔ‫ٰ قَا َل ُٕي َس‬

‫ًِِ ْي‬.O ‫ٍَ ي ِْسه‬

Artinya : “bertkata Musa: “ hai kaumku, jika kamu

beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepadanya

saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.”


(Q.S. Yunus [10]: 84).

Iman dan tawakal berhubungan erat. Tawakal kepada Allah

menunjukan kuatnya iman seseorang kepada-Nya. Sebaliknya,

tawakal yang lemah mununjukan kelemahan iman kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai