Anda di halaman 1dari 1

Teori Belajar Humanistik

(Thufail Mujaddid Al-Qoyyim)

Dalam pandangan humanism, manusia memegang kendali terhadap kehidupan dan


perilaku mereka, serta berhak untuk mengembangkan sikap dan kepribadian mereka. Secara
luas, definisi pembelajaran berdasarkan teori belajar humanustik adalah sebagai aktivitas jasmani
dan rohani untuk memaksimalkan perkembangan seorang individu manusia. Secara sempit,
menurut teori ini pembelajaran diartikan sebagai upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan
sebagai rangkaian pembentukan keprobadia secara menyeluruh. Masih dalam pandangan
humanism, belajar bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya manusia,. Peserta didik
dihadapkan pada target untuk mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori
humanistic berupaya mengerti tingkah laku belajar menurut pandangan peserta didik dan bukan
dari pandangan pengamat..Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan
pendidik berperan hanya sebagai fasilitator. Sikap serta pengetahuan merupakan syarat untuk
mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung.
Tokoh-tokoh teori belajar humanistic adalah sebagai berikut. Pertama, Abraham Maslow.
Menurut Maslow, Pembelajaran humanistic menaruh perhatian bahwa pembelajaran yang pokok
yaitu upaya membangun komunikasi dan hubungan individu dengan individu
maupun individu dengan kelompok. Kedua, Humanistik Carl Rogers. Menurut Rogers, ada lima
hal yang menjadi pondasi dalam proses belajar humanistic. Diantaranya adalah hasrat belajar;
belajar bermakna; belajar tanpa hukuman; belajar dengan inisiatif; dan belajar untuk perubahan.

Dalam proses implementasinya, teori ini juga punya beberapa kekurangan atau masalah
yang dihadapi. Diantaranya adalah masih ada siswa yang sulit memahami mater; sebagian siswa
masih kurang antusias dalam belajar; sering kali merasa jenuh dengan situasi belajar; dan para
siswa cenderung tidak mau memposisikan guru sebagai mana orang tua di ruma.

Uapaya dalam mengembangkan pembelajaran humanistic antara lain adalah dengan


memperlakukan dan melayani siswa seperti anak kandung sendiri. Maksudnya, membimbing
sepenuh hati sehingga tercipta perubahan yang berarti bagi siswa. Selain itu, pemberian reward
dan pengembangan pembelajaran ditiap mata pelajaran juga.

Anda mungkin juga menyukai