Abd.Halid
Nurjayanti
Abd. Samad
Narwadina
TAHUN AJARAN
2021/2022
I. Istirahat Tidur
A. Konsep Teori
1. Pengertian Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh
baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat berarti suatu keadaan
tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.
Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Berjalan-
jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Hampir sepertiga dari waktu individu digunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan
kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari
2. Etiologi
Etiologi pasti gangguan tidur mencakup faktor biologis, psikologis,
dan sosiodemografik.
1) Faktor Biologis
Pola tidur, yang mencakup durasi dan waktu tidur, diatur oleh
banyak gen dan bersifat diwariskan. Sehingga terdapat individu-
individu yang secara genetik rentan mengalami gangguan tidur.
Perubahan jam biologis, misalnya karena perubahan shift kerja atau
bepergian ke zona waktu yang berbeda, juga bisa memicu timbulnya
gangguan tidur. Irama sirkadian fisiologis juga bisa berubah seiring
bertambahnya usia sebagaimana yang terjadi pada lansia. Selain itu,
paparan terhadap blue light yang berlebih dari peralatan elektronik
juga dapat mengganggu irama sirkadian dan pola tidur.
2) Faktor Psikologis
Gangguan tidur merupakan gejala yang umum ditemukan pada
berbagai gangguan psikiatri, misalnya gangguan afektif, gangguan
cemas, gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan schizophrenia.
Insomnia juga sering berhubungan dengan gangguan fisik yang
menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan. Stressor psikologis juga
bisa menjadi pemicu timbulnya gangguan tidur.
3) Faktor Sosiodemografik
Biasanya gangguan tidur timbul ketika seseorang sedang
mengalami stressor, misalnya masalah pekerjaan atau perkawinan.
Selain itu, insomnia lebih sering ditemukan pada jenis kelamin
perempuan, pasien usia lanjut, dan status sosial ekonomi yang rendah.
3. Fisiologi tidur
Pusat tidur yang utama terletak di hipotalamus. Hipotalamus mensekresi
hipokreatin (oreksin) yang menyebabkan seseorang terjaga juga
mengalami tidur rapid eye movement. Prostaglandin D2, L–triptopan, dan
faktor pertumbuhan membantu mengatur tidur (Mc Cance and Huether,
2006 cit Potter dan Perry, 2009)
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak,
yaitu Reticular Activating Sistem (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran;
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta
emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR .
Saat bangun RAS mengeluarkan katekolamin seperti norepineprin. Ketika
seseorang mencoba tidur, mereka akan menutupkan mata dan berada
dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan gelap dan
tenang, maka aktifitas SAR menurun. Pada beberapa bagian , SBR
mengambil alih dan menyebabkan
4. Irama sirkandian
Irama sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa, “tentang” dan dies,
“hari”. Irama sirkandian berarti siklus 24 jam/siang dan malam.
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda.
Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan
faktor lingkungan (mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme
sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam.
Setiap orang mengalami siklus yang terjadi didalam hidupnya. Irama
sirkandian/diural berasal dari bahasa latin circa, “tentang” dan dies, “hari”.
Irama sirkandian berarti siklus 24 jam/siang dan malam. Siklus menstruasi
wanita adalah sebuah irama infrandian, adalah siklus yang terjadi lebih
dari 24 jam. Siklus biologis berakhir kurang dari 24 jam disebut irama
ultradian.
Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi
hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung
pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh
yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu
memiliki pola tidur bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu
akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan
akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor,
Lemone,1989).
5. Fungsi Istirahat Tidur
Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
a. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
b. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
c. Memelihara fungsi jantung.
d. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
e. Menyimpan energi.
f. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
g. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
6. Tahap Tidur
Sejak adanya alat EEG (Elektro Encephalo Graph), maka aktivitas-
aktivitas di dalam otak dapat direkam dalam suatu garafik. Alat ini juga
dapat memperlihatkan fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas
grafik. Penelitian mengenai mekanisme tidur mengalami kemajuan yang
sangat pesat dalam 10 tahun terakhir, dan bahkan sekarang para ahli telah
berhasil menemukan adanya 2 (dua) pola/macam/tahapan tidur, yaitu
7. Pola tidur
a. Pola tidur biasa atau NREM
Pola/tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye
Movement = Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM
merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada
gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam
keadaan tidur (lihat gambar). Tanda-tanda tidur NREM adalah :
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
3) Tekanan darah turun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase
ini biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya,
sehingga dengan demikian akan mudah terbangun dari tidurnya.
Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang masing-
masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.
a) Tahap I
b) Tahap II
c) Tahap III
d) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai
dengan predominasi gelombang delta yang melambat.
Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam
keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
(mengenai gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam
gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur
NREM dan berakhir dengan tidur REM. Tahap ini
berlangsung 15-30 menit.
8. Siklus Tidur
9. Kebutuhan Istirahat Tidur
a. Penyakit
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
c. Motivasi
d. Kelelahan
e. Kecemasan
f. Alkohol
g. Obat-obatan
1. Tidur ± 7 jam/hari
Usia dewasa pertengahan
2. Tahap REM 20%
1. Tidur ± 6 jam/hari
2. Tahap REM 20-25 %
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Biodata
Nama, umur jenis kelamin, agama, pekerjaan dan Pendidikan.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke
tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan, misalnya :
demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll.
3. Riwayat penyakit sekarang
Adalah informasi yang diperoleh perawat dengan cara menanyakan
pertanyaan tertentu, dan pasien dapat memberikan jawaban yang sesuai
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu memberikan data tentang informasi kesehatan
klien.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian yang dilakukan kepada pasien guna mengetahui apakah
keluarga pasien memiliki penyakit
b. Pemeriksaan fisik
1. Status Kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
3. System integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
4. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadi infeksi.
5. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
6. Sistem gastroinsentinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
7. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas
saat tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
B. Perencanaan Keperawatan
- Modifikasi lingkungan
Teraupetik
(mis:pencahayaan
kebisingan suhu matras - Sediakan
dan tempat tidur) batasi lingkungan dan
tidur siang,jika perlu rendah stimulus
- Fasilitasi (mis;cahaya
menghilangkan stress
suara
sebelum tidur
lingkungan)
- Tetapkan jadwal tidur
- Lakukan latihan
rutin
rentang gerak
- Lakukan prosedur untuk
pasif dan/atau
meningkatkan
aktif
kenyamanan (mis; Pijat
- Berikan aktivitas
pengaturan posisi terapi
distraksi yang
akupresur)
menenangkan
- Sesauikan jadwal
- Fasilitasi duduk
pemberian obat dan/atau
di sisi tempat
tindakan untuk
tidur,jika tidak
menunjang siklus tidur
dapat berpindah
terjaga
atau berjalan
Edukasi
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
- Anjurkan tirah
tidur cukup selama
baring
sakit.
- Anjurkan
- Anjurkan menepati
melakukan
kebiasaan waktu tidur
aktivitas secara
- Anjurkan menghindari
bertahap
makanan/minuman yang
- Anjurkan
mengganggu tidur
menghubungi
- Anjurkan penggunaan
perawat jika
obat tidur yang tidak
tanda dan gejala
mengandung supresor
kelelahan tidak
terhadap tidur REM
berkurang
- Ajarkan faktor-faktor
- Ajarkan strategi
yang berkontribusi
koping untuk
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis mengurangi
gaya hidup,sering kelelahan
berubah shift berkerja)
Kolaborasi
- Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara non
- Kolaborasi
farmakologi lainya
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
- Kolaborasi pemberian
obat antlasietas jika
perlu
1. Tujuan:
Perencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk
mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
2. Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat
mengganggu tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d. Coba untuk memicu tidur
e. kurangi resiko cedera selama tidur
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di
perlukan.