Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Extraordinary dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Image not found or type unknown

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/281/SET.M.EKON.3/09/2021

Kebijakan Extraordinary dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Jakarta, 17 September 2021

Dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diperlukan keseimbangan dari
kebijakan di bidang kesehatan dan ekonomi, agar keduanya dapat berjalan beriringan dan dapat mengungkit
satu sama lain.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Susiwijono Moegiarso yang mewakili Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 yang terjadi sejak
tahun lalu, Pemerintah senantiasa menargetkan penjagaan keseimbangan antara pemulihan kesehatan dan
ekonomi nasional. Hal ini diibaratkan menjaga keseimbangan “gas” (pemulihan ekonomi) dan “rem”
(penanganan kesehatan).

Pada akhir tahun lalu, lanjut Sesmenko, sudah diprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan bangkit
kembali sejak awal 2021 ini. Namun, terjadi guncangan kembali dengan hadirnya varian Delta yang
menyebabkan harus diberlakukannya PPKM Darurat untuk mengatasi kenaikan jumlah kasus aktif yang
sangat signifikan.

“Kita tidak mengira (sebelumnya) kalau akan ada varian Delta yang membuat kasus naik lagi pada
pertengahan Juli sampai Agustus kemarin. Kondisi ini mengubah strategi kita, termasuk strategi penanganan
Covid maupun pemulihan ekonomi ke depannya,” ucapnya dalam Kajian Operasional Membangun
Kepemimpinan Kolaboratif dalam Percepatan Penanganan Pandemi yang diadakan oleh Tim Pakar Satgas
Penanganan Covid-19, secara virtual di Jakarta, Kamis (16/09).

Di hadapan tim Satgas Covid-19 dari Provinsi DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur 3 yang hadir
pada kesempatan kali ini, Sesmenko juga mengatakan bahwa dinamika kondisi pandemi Covid-19 ini
memang luar biasa (extraordinary), sehingga apapun yang terjadi harus dapat segera diantisipasi dengan
mengambil alternatif kebijakan yang sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut.

“Presiden selalu menyampaikan kepada kita dua hal yang harus diperhatikan ketika mendesain kebijakan
(PC-PEN), yaitu pertama dinamika kasus yang berubah cepat sekali, dan kedua adalah ketidakpastian yang
masih sangat tinggi. Sehingga kadang perencanaan atau desain strategi ke depan, apapun kejadiannya, sudah
harus menyiapkan ruang yang setiap saat bisa berubah,” ungkap Susiwijono.

Susiwijono mengakui, peran sebagai pejabat publik bukanlah hal yang mudah dalam era pandemi seperti
saat ini. Pasalnya, kebijakan yang telah disiapkan dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga tidak ada
perencanaan yang sangat ideal. Kebijakan extradordinary menjadi pilihan yang harus diambil oleh pejabat
publik dengan tetap dijaga selalu berada dalam koridor aturan.

“Jadi, mari semuanya diantisipasi, baik dari sisi program, kebijakan, maupun anggaran, harus ikut
menyesuaikan dinamika (yang terjadi) di lapangan. Situasinya (sekarang) extraordinary, jadi kebijakan
publik tidak akan mampu menjadi ideal sekali, tapi merupakan kebijakan yang extraordinary pula,”
tutupnya. (rep/fsr)

***

Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai