TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL
DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3 ….
3
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6 ….
4
Pasal 6
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Juni 2015
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
TTD
ANANG ISKANDAR
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Juni 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 912
Paraf :
1. Kasubbag Organisasi : ...
2. Kabag Ortala : ...
3. Karo Kepeg & Org : ...
4. Kabag TU : ...
5. Karo Umum :...
6. Sestama : ...
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN
NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5
TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN
INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan ....
2
B.MAKSUD ....
3
1. Maksud
Pedoman pembentukan Instansi Vertikal Badan Narkotika Nasional
dimaksudkan sebagai acuan pembangunan, perwujudan, dan
penyusunan organisasi instansi vertikal di lingkungan Badan Narkotika
Nasional.
2. Tujuan
Pedoman pembentukan Instansi Vertikal Badan Narkotika Nasional
bertujuan menciptakan landasan yang jelas dan baku dalam
pembentukan Instansi Vertikal di lingkungan Badan Narkotika Nasional.
C. RUANG LINGKUP
D. PENGERTIAN UMUM
4.Badan ....
4
BAB II
Format Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama dapat di lihat pada
Contoh 1 dan Contoh 2.
6
CONTOH 1
FORMAT NOTA KESEPAHAMAN
7
CONTOH 1
FORMAT NOTA KESEPAHAMAN
8
CONTOH 1
FORMAT NOTA KESEPAHAMAN
9
CONTOH 1
FORMAT NOTA KESEPAHAMAN
10
CONTOH 2
CONTOH 2
CONTOH 2
CONTOH 2
CONTOH 2
CONTOH 2
BAB III
b.Untuk ….
17
CONTOH 3
SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK
PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL
DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum
a. Aspek Geografis
c. Aspek Pemerintahan
d. Aspek Pendidikan
BAB III ….
18
CONTOH 3
SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK
PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL
DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
a. Bentuk Organisasi
b. Dana Operasional
c. Tempat/Lahan Kantor
a. Bentuk Organisasi
b. Dana Operasional
c. Lahan/Kantor
a. Unsur Pokok
BAB VI ….
19
CONTOH 3
SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK
PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL
DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BAB VI PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
c. Lampiran-lampiran
20
BAB IV
TATA CARA PENILAIAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL
DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
A. UNSUR POKOK
B. UNSUR PENUNJANG
C.TATA ….
21
1. Data unsur unsur pokok dan penunjang untuk setiap komponen diberi
bobot persentase (%) secara proporsional berdasarkan pengaruhnya
terhadap beban kerja masing-masing Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang
akan dibentuk.
2. Komponen unsur pokok diberikan nilai maksimal sebesar 80 sedangkan
unsur penunjang diberikan nilai maksimal sebesar 20.
3. Setiap subunsur diberikan bobot berbeda-beda dengan
mempertimbangkan pengaruh terhadap beban kerja masing-masing
BNNP dan BNNK/Kota.
4. Tata cara perhitungan nilai untuk setiap unsur dan subunsur
menggunakan rumus sebagai berikut :
D.RINCIAN….
22
1. UNSUR POKOK
Unsur tersebut terdapat 5 (lima) subunsur, terdiri atas:
a. Jumlah Entry Point Narkoba
Jumlah Entry Point Narkoba Nilai
1 sampai dengan 2 4
3 sampai dengan 4 8
5 sampai dengan 6 12
7 sampai dengan 8 16
Lebih dari 8 20
d.Jumlah….
23
2. UNSUR PENUNJANG
a. Sumber Daya Manusia
Keberadaan SDM yang dipekerjakan atau ditugaskan oleh
pemerintah daerah ke instansi vertikal di lingkungan BNN.
SDM Nilai
b.Anggaran….
24
b. Anggaran
Terdapat ketersediaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
yang dihibahkan ke instansi vertikal di lingkungan BNN.
Anggaran Nilai
≤ Rp.100.000.000,- 1
c. Sarana Prasarana
Ketersediaan tanah, gedung, kendaraan dan meubelair dari
pemerintah daerah ke instansi vertikal di lingkungan BNN.
Sarana Prasarana Nilai
(Luas Tanah + Luas Gedung + Kendaraan + Meubelair)
≤5 1
6 sampai dengan 8 2
9 sampai dengan 10 3
Lebih dari 10 4
≤ 500 m2 1
lebih 1.000 m2 3
2)Luas….
25
2) Luas Gedung
Luas Gedung Nilai
≤ 500 m2 1
lebih 1.000,- m2 3
3) Kendaraan
Roda Dua Roda Empat Nilai
1 Kendaraan 1 Kendaraan 1
2 kendaraan 2 kendaraan 2
4) Meubelair
Meubelair Nilai
Tidak Tersedia 1
Tersedia 2
d. Angka prevalensi
Penentuan prevalensi daerah berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh satuan kerja Pusat Penelitian, Data, dan
Informasi BNN pada tahun 2014, yang menghasilkan data
prevalensi sebagai berikut :
PROVINSI % PREVALENSI
Aceh 2,08
Lampung ….
26
PROVINSI % PREVALENSI
Lampung 1,52
Banten 2,02
Gorontalo 1,68
Bali 2,22
Maluku 2,32
Papua 1,23
E.Penetapan….
27
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Juni 2015
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
ttd
ANANG ISKANDAR
Paraf :
1. Kasubbag Organisasi : ...
2. Kabag Ortala : ...
3. Karo Kepeg & Org : ...
4. Kabag TU : ...
5. Karo Umum :...
6. Sestama : ...