Makalah Kelompok V
Makalah Kelompok V
Oleh:
Kelompok V
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah matakuliah Bahasa Indonesia yang
berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia”
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Rina Devianty, M.Pd. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan arahan dan petunjuk terkait tugas
makalah ini.
Tanpa bimbingan dari beliau mungkin penulis tidak memiliki kesempatan dalam
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan format yang ditentukan. Dengan mempelajari materi
ini kita jadi mengetahui ejaan Bahasa Indonesia yang benar.
Semoga makalah ini dapat diterima sebagai bahan pembelajaran bagi semua. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pemakaian Huruf...............................................................................................................3
B. Penulisan Kata...................................................................................................................10
C. Pemakaian Tanda Baca.....................................................................................................33
A. Kesimpulan.......................................................................................................................42
B. Saran..................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu berhubungan
dengan ragam bahasa tulis. Ada berbagai macam pengertian yang mencoba menjelaskan
pengertian ejaan. Pengertian ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah cara atau aturan menuliskan kata-kata dalam huruf. Sedangkan di dalam
Ensiklopedia Indonesia, ejaan adalah cara menulis kata-kata menurut disiplin ilmu bahasa. Ejaan
pada dasarnya adalah aturan melambangkan bunyi bahasa menjadi huruf, kata, ataupun kalimat.
Secara umum ejaan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang mengatur penulisan bunyi
bahasa menjadi huruf, huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Pada KBBI kalimat
memiliki arti sepatah kata atau sekelompok kata yang merupakan satuan yang mengutarakan
suatu pikiran atau perasaan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi dalam pemakaian bahasa agar tercipta
keteraturan bentuk dalam bahasa tulis. Apabila sudah teratur, maka makna yang ingin
disampaikan akan jelas dan tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami makna tersebut. Ejaan
yang benar harus selalu dipelajari, dimengerti, dan diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia
agar bahasa Indonesia dapat digunakan dengan benar. Penggunaan bahasa yang benar menurut
kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ( PUEBI ) merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam hal tulis-menulis.
Pada makalah ini akan membahas tentang ejaan bahasa Indonesia, pemakaian huruf pada
bahasa Indonesia, penulisan kata pada bahasa Indonesia, dan pemakaian tanda baca pada bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
B . Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana pemakaian tanda baca pada bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Kapital
Misalnya :
1) Apa maksudnya?
2) Kita harus bekerja keras
3) Dia mengantuk
Misalnya :
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya :
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :
1) Mahaputra Yamin
3
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya :
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Misalnya:
1) Amir Hamzah
2) Dewi Sartika
3) Wage Rudolf Supratman
4) Halim Perdanakusumah
h. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
1) bangsa Indonesia
2) suku Sunda
4
3) bahasa Inggris
i. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya :
1) bulan Agustus
2) bulan Maulid
3) hari Jumat
k. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Misalnya :
1) Asia Tenggara
2) Banyuwangi
3) Bukit Barisan
5
m. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya :
1) berlayar ke teluk
2) mandi di kali
3) menyebrangi selat
n. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Misalnya :
1) garam inggris
2) gula jawa
3) kacang bogor
4) pisang ambon
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
1) Republik Indonesia
p. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
q. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Misalnya :
1) Perserikatan Bangsa-Bangsa
r. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya :
1) Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
s. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya :
1) Dr.
2) M.A
3) master of arts
4) sarjana hukum
7
t. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
Misalnya :
u. Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Misalnya :
2. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
8
Misalnya :
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
3. Huruf Tebal
a. Untuk menulisakan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambing, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
b. Tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
c. Untuk menuliskan lema dan sublema, lambing bilangan yang menyatakan polisemi.
PUEBI hanya mencantumkan dua kaidah dalam penulisan huruf tebal, yakni :
a. menegaskan bagian tulisan yang sudah miring (penggunaan dua kaidah, antara huruf
tebal dan huruf miring.
b. menegaskan bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Kaidah penulisan
ketiga dalam EYD dihilangkan.Selain itu, PUEBI menambahkan klausul bahwa huruf
tebal tidal dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat.
B. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan.Dengan kata lain, kata dasar bisa
membentuk satu kesatuan kalimat. Contohnya : makan, minum, tidur.
9
Misalnya :
Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan,
akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran. Imbuhan berfungsi untuk menambahkan arti atau maksud
dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan tersebut.
Imbuhan awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya : berjabat tangan, bekerja sama, bertepuk tangan, garis bawahi, dan lain-lain.
1) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur
gabungan kata itu ditulus serangkai.
2) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Catatan :
10
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara
kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata
berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf
kapital.
3. Kata Ulang
Kata ulang adalah Bentuk kata yang ditulis berulang secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung. Misalnya : kupu-kupu, ibu-ibu, lauk-pauk, gerak-gerik, sia-sia.
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya : orang tua, kereta api, mata pelajaran, duta besar, persegi panjang, rumah sakit.
Pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya : -ku-, -mu, dan –
nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Catatan :
Misalnya :
Misalnya :
12
1) Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
2) Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
8. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Misalnya :
1) Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
2) Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan :
Misalnya :
Misalnya :
9. Singkatan &Akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya :
1) A.S Kramawijaya
2) Muh. Yamin
3) Suman Hs.
4) Sukanto S.A.
5) M.B.A : master of business administration
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
c. Singkatan umum terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
14
Misalnya :
Tetapi :
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
Misalnya :
1) Cu cuprum
2) TNT trinitrotulen
3) cm sentimeter
2. Akronim kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
Misalnya :
Misalnya :
c. Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Catatan :
a. Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata
Indonesia.
b. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan
yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
16
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M
(1000).
2. Angka digunakan untuk menyatakan : (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2)
satuan waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Misalnya :
1) 0,5 sentimeter
2) 1 jam 20 menit
3) 5 kilogram
4) pukul 15.00
3. Angka lazim dipakai untuk melambangka nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.
Misalnya :
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya :
a) Bilangan utuh.
17
Misalnya :
1) Lima belas 15
2) Dua puluh lima 25
3) Dua ratus lima puluh lima 255
b) Bilangan pecahan.
Misalnya :
1) Setengah ½
2) Tiga perempat ¾
3) Seperenam belas 1/16
Misalnya : Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalamkehidupan abad ke-20 ini; lihan
Bab II; Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung
itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.
7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara berikut.
Misalnya :
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan.
Misalnya :
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Bukan :
Misalnya :
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya :
Bukan :
19
2) Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya :
Saya lamirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh
Sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Bukan :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh
Sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,
atauInggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
atas dua golongan besar.
Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, shuttle cock, l’axplanation de l’homme. Unsur-unsur yang dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.
1. aa (Belanda) menjadi a
1) paal : pal
2) baal : bal
3) actaaf : oktaf
20
1) aerob : aerob
2) aerodimanics : aerodonamika
1) haemoglobin : hemoglobin
2) haematite : hematite
4. ai tetap ai
1) trailer : trailer
2) caisson : kaison
5. au tetap au
1) audiogram : audiogram
2) autrotoph : autrotof
3) tautomer : tautomer
1) calomel : kalomel
2) construction : konstruksi
3) cubic : kubik
1) central : sentral
2) cent : sen
3) cybernetics : sibernetika
21
1) accomodation : akomodasi
2) acculturation : akulturasi
1) accent : aksen
2) accessory : aksesori
3) vaccine : vaksin
1) saccharin : sakarin
2) charisma : karisma
3) cholera : kolera
1) echelon : eselon
2) machine : mesin
1) çabda : sabda
2) çastra : sastra
13. e tetap e
14. ea tetap ea
1) idealist : idealis
2) habeas : baheas
22
1) stratosfeer : stratosfer
2) systeem : sistem
16. eo tetap eo
1) stereo : stereo
2) geometry : geometri
3) zeolite : zeolit
17. eu tetap eu
1) neutron : neutron
2) eugenol : eugenol
3) europium : europium
18. f tetap f
1) fanatic : fanatik
2) factor : factor
3) fossil : fosil
19. gh menjadi g
1) sorghum : sorgum
1) igue : ige
2) gigue : gige
1) iambus : iambus
23
2) ion : ion
3) iota : iota
1) politiek : politik
2) riem : rim
1) variety : varietas
2) patient : pasien
3) afficient : efisien
1) khusus : khusus
2) akhir : akhir
25. ng tetap ng
1) contingent : kontingen
2) congres : kongres
3) linguistics : linguistic
1) oestrogen : estrogen
2) oenology : enology
3) foetus : fetus
24
1) komfoor : kompor
2) provoost : provos
1) cartoon : kartun
2) proof : pruf
3) pool : pul
1) zoology : zoology
2) coordination : koordinasi
1) gouverneur : gubernur
2) coupon : kupon
3) contour : kontur
31. ph menjadi f
1) phase : fase
2) physiology : fisiologi\
3) spectograph : spektograf
32. ps tetap ps
1) pseudo : pseudo
2) psychiatry : psikiatri
3) psychic : psikis
25
33. pt tetap pt
1) pterosaur : pterosaur
2) pteridology : pteridologi
34. q menjadi k
1) aquarium : akuarium
2) frequency : frekuensi
3) equator : ekuator
35. rh menjadi r
1) rhapsody : rapsodi
2) rhombus : rombus
1) scandium : skandium
2) scoptopia : skoptopia
3) scutella : skutela
1) scenography : senografi
2) scintillation : sintilasi
3) scyphistoma : sifistoma
1) ratio : rasio
2) actie : aksi
26
3) patient : pasien
39. th menjadi t
1) theocracy : teokrasi
40. u tetap u
1) unit : unit
2) nucleolus : nucleolus
41. ua tetap ua
1) dualism : dualism
2) aquarium : akuarium
42. ue tetap ue
1) suede : sued
2) duet : duet
43. ui tetap ui
1) equinox : ekuinoks
2) conduite : konduite
44. uo tetap uo
1) fluorescein : fluoresein
2) quorum : kuorum
45. uu menjadi u
1) prematuur : prematur
27
2) vacuum : vakum
46. v tetap v
1) vitamin : vitamin
2) television : televisi
1) xanthate : xantat
2) xenon : xenon
1) exception : eksepsi
2) excess : ekses
3) excision : eksisi
1) excavation : ekskavasi
2) excommunication : ekskomunikasi
1) yakitori : yakitori
2) yangonin : yangonin
3) yuan : yuan
1) yttrium : itrium
2) dynamo : dinamo
28
3) propyl : propil
Misalnya:
1) gabbro : gabro
2) commission : komisi
3) accu : aki
Catatan:
a. Unsur pungutan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak
perlu lagi diubah.
b. Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai bagian
abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu di Indonesiakan
menurut kaidah yang terurai. Kedua huruf itu dipergunakan dalam penggunaan tertentu
saja, seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
1) advocaat : advokat
1) Percentage : persentase
29
2) etalage : etalase
1) accountant : akuntan
2) informant : informan
1) complementary, komplementer
2) complementair
3) primary, primair primer
1) materieel : materiel
2) moreel : morel
30
1) casein : kasein
2) protein : protein
10. -ic, -ics, ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi -ik, -ika
1) publicist : publisis
31
2) egoist : egois
Pada umumnya penulis harus menguasai tata cara penulisan termasuk di dalamnya tanda
baca sebagai intonasi atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami. Tanda baca ialah tanda
yang digunakan dalam sistem ejaan. Tanda baca dapat membantu pembaca untuk memahami
makna tulisan dengan tepat. Tanda baca sangat penting dalam penulisan, karena membantu untuk
memahami makna tulisan tersebut. Oleh karena itu, tanda baca sangat penting agar kalimat
dalam suatu paragraf mudah dipahami sehingga tidak terjadi kesalahan makna yang disampaikan
oleh penulis. Tanda – tanda baca terbagi atas tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik
dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda
kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda ulang, tanda garis miring, dan tanda
penyingkat (apostrof).
a. Tanda titik (.) memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut. Tanda titik dipakai pada
akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, contohnya sebagai berikut :
b. Tanda titik di gunakan pada akhir singkatan nama orang contohnya sebagai berikut :
1) Ahmad S. Hendrawan
2) Fatimah R. Azzahra
3) Muh. Yamin
4) Jenderal A.H. Nasution
32
a) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
1) Prof : Profesor
2) Dr. : Dokter
3) Drs. : Doktorandus
b) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
c) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, iktisar, atau
daftar.
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya :
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya :
Misalnya :
e. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
Misalnya :
1) H Hidrogen
2) He Helium
3) Li Litium
4) Be Berilium
f. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya.
Misalnya :
1) Salah Asuhan
2) Siti Nurbaya
g. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama
dan alamat penerima surat.
Misalnya :
Kaidah-kaidah pemakaian tanda koma yang harus kita terapkan adalah sebagai berikut
ini.
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya :
1) Nenek, kakek, ayah, ibu, paman, bibi, kakak, adik dan seluruh kaum kerabat
berkumpul menyambut kedatangan saya dari Negeri Belanda.
2) Ibu membeli beras, gula, minyak, tepung terigu, kacang, dan garam.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara, yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan.
Misalnya :
1) Dia ingin sekali membeli sawah itu, tetapi uangnya belum cukup.
2) Saya ingin benar beristirahat di tepi Danau Toba, tetapi waktu belum
mengizinkan.
3) Bukan kamu yang saya suruh ke sawah, tetapi kakakmu.
c. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan.
Misalnya :
d. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
35
Misalnya :
e. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya :
1) Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan
suara.
2) Soekarno, Presiden Pertama RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Non-
blok.
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk dan tanda titik
koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah
menggunakan tanda koma.
Misalnya :
1) Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
2) Agenda rapat ini meliputi :
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian
atau penjelasan.
Misalnya :
36
a) Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b) Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya :
a) 11-11-2016
b) p-a-n-i-t-i-a
b. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya :
a) meng-ukur
c. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
daerah atau bahasa asing.
Misalnya :
37
b) ber-pariban (bahasa Batak, ‗bersaudara sepupu‘)
a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya :
b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
Misalnya :
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai
dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya :
a) Tahun 2010—2013
b) Tanggal 5—10 April 2013
a. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
38
Misalnya :
a. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan.
b. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
Catatan :
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
39
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya :
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya :
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan.
Misalnya :
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa berdasarkan data-data
dan fakta dilapangan, menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari
fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan
bisa berinteraksi sesama yang lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus
bisa menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu
bangsa itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau
mudah dimengerti oleh bangsa lain. Mudahmudahan urain singkat diatas dapat memberi
sumbang sih bagi pembaca, saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan,
demi kesempurnaan karya tulis kami ini yang berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia”.
B. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran tentang
pamakaian EYD diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan penggunaan EYD
dalam pembuatan suatu karya tulis. Semoga penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita.
41
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Prof. Dr.Dadang Sunendar, M.Hum. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
Rina Devianty, S. M. 2019. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: Perdana
Publishing.
42
43