Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH DASAR-DASAR


PEMULIAAN TANAMAN KELAS AGRO C

“PERBANYAKAN TANAMAN”

DISUSUN OLEH :

1. Alvi Sauqi Rahman BP 2010212042


2. Asratul Khaira BP 2010212032
3. Salsa Bela Rahmah BP 2010213014
4. Sherly Hanifah BP 2010212017

Dosen Pengampu : Dr. Yusniwati, S.P, M.P

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbanyakan
Tanaman”.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibuk Dr. Yusniwati, S.P, M.P yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Penulis

September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Malasah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
2.1 Perbanyakan tanaman .............................................................................................................. 3
2.1.1 perbanyakan secara vegetatif ............................................................................................ 3
2.1.2 perbanyakan secara generative ........................................................................................ 13
BAB III ........................................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan
tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan alami
dengan bantuan angin atau serangga. Menurut Nursyamsi (2010) menjelaskan bahwa,
perbanyakan tanaman secara generatif memilikikelebihan yaitu penanganan yang paktis atau
mudah dengan harga yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus.
Namun, perbanyakan secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman
dilakukan pada saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan
induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan waktu yang agak
lamauntukberkecambah.

Purnomoshidi dkk., (2002) menjelaskan bahwa, keunggulan dari perbanyakan tananaman


secara generatif yaitu tanaman memiliki sistem perakaran yang kuat dan kokoh, lebih mudah
diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan kekurangannya, yaitu
waktu untuk berbuah lebih lama.

Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif danvegetatif.
Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2individu atau
bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orangtuanya
bercampur misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan secaravegetatif
yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman (Sianipar, 1981).

T a na ma n me r u p a k a n sa la h satu o rg a nis me ya n g ma mp u
m e l a k u k a n pembiakan guna mempert ahankan diri dan memperbanyak diri.
Tanaman dapat me l a k u k a n p e m b i a k a n d e ng a n c a r a ve g e t a t i f ( t a np a
p e r k a w i n a n) d a n d a p a t melakukannya derngan cara generatif yaitu melalui
perkawinan. Pembiakan padatanaman pada umumnya dapat terjadi secara alami maupun
dengan bantuan manusia(terutama untuk tanaman-tanaman yang dibudidayakan dan
diambil nilai ekonomidan artistiknya). Pada pembiakan dengan cara vegetatif biasanya
dan sebagian besardilakukan oleh manusia agar diperoleh anakan yang sesuai dengan
harapan(Kusumo,1984).

Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan


untukmenyediakan mat er i t anaman baik unt uk kegiat an penelit ian maupun
programpenanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara vegetatif.
Denganpenerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh bibit yang memiliki
strukturgenetik yang sama dengan induknya (Nugroho, 2006)

Sehingga penggunaan mat eri genet ik yang unggul sebagai bahan


unt ukper banyaka n mer upakan kunc i unt uk meng has ilka n anaka n ya ng
ber kualit as. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian
tersebut agarberkembang menjadi t anaman sempurna yang memiliki akar, bat ang,

1
dan daunsekaligus. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok,
setek,rundukan, dan kultur jaringan (Nugroho, 2006).

1.2 Rumusan Malasah


Apa yang dimaksud dengan perbanyakan tanaman dan bagaimana dengan sifat yang
dihasilkannya ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui perbanyakan tanaman dan sifat yang dihasilkannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbanyakan tanaman


Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman.
Secara teknis perbanyakan tanaman terbagi menjadi 2 yaitu perbanyakan secara vegetatif dan
perbanyakan secara generatif.

2.1.1 perbanyakan secara vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melalui proses


perkawinan dan akan menghasilkan tanaman baru yang mirip dengan induknya. Perbanyakan
vegetatif terbagi dua yaitu perbanyakan vegetatif buatan dan perbanyakan vegetatif alami.

A. Perbanyakan secara vegetative buatan


Perbanyakan vegetative buatan merupakan perbanyakan yang dilakukan dengan campur
tangan manusia. Macam-macam perbanyakan vegetative buatan yaitu :

1. Stek
Stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu
bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhan untuk perbanyakan antara lain batang,
akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk
membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah banyak.
Teknik stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaannya yang sangat mudah dan tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun jenis
tanaman yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan
dikotil memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada
bagaimana cara penyetekan yang dilakukan. Stek ini dapat dibedakan menjadi stek batang,
seperti tanaman kangkung, ketela, dan brotowali. Stek akar, seperti pohonberingin, serta stek
daun, seperti tanaman cocor bebek.
Cara menyetek batang:
Kelebihan:
 tak terkendala musim/waktu
 individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya
 individu baru mempnyai sifat yang sama dengan induknya
 bisa memperbanyak secara kontiyu
Kelemahan :

3
 lebih rumit dibandingkan dengan biji
 harus memiliki pohon induk
 lebih mahal dibandingkan biji
 perakaran lebih lemah dibandingkan biji

2. Cangkok
Cangkok merupakan salah satu jenis perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan
akar sebelum batang dipotong dan ditanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan
dalam perbanyakan tanaman. Cara ini memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi.
Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas luka yang kering atau mati. Cara ini
bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai
jenis jambu, delima, dan belimbing.
Kelebihan :
 sifat tanaman baru persis dengan induknya
 tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (+ 4
tahun)
 waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1-3 bulan)
Kelemahan :
 tidak dapat dilakukan secara besar-besaran
 bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya
pendek
 tidak memiliki akar tunggang

4
3. Okulasi
Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua
tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara
menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang
induk, sedangkan okulasi menyembung yaitu menyembung dua batang pohon.
Kelebihan :
 diperoleh tanaman dengan produktif yang tinggi
 pertumbuhan tanaman yang seragam
 penyiapan benih relatif singkat
Kekurangan :
 terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas
 perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini
 bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak tepenuhi kemungkinan gagal
sangat besar
4. Teknik sambung

Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara
menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis,
sehingga akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas
sebagai calon batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk
tanaman sepanjang 7,5-10 cm.

Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu
yang berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang
memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak
dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan
memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah
tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya
adalah mangga, jambu, apel, dll.

5
Kelebihan Teknik Sambung :

 Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
 Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan
tanah yang tidak menguntungkan.
 Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan
diubah menjadi jenis yang dikehendaki.
 Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Kelemahan Teknik Sambung :

 Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika
ditiup angin kencang
 Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock

Contoh cara melakukan teknik sambung

 Memilih batang yang memiliki diameter sama antara batang bawah dan batang atas.
Tau bisa juga batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas. Umur
batang pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-24 bulan, tergantung jenis
tanamannya.
 Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm diatas permukaan tanah. Gunakan silet,
pisau okulasi atau gunting setek yang tajam biar bentuk irisan menjadi rapi. Batang
bawah lalu dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm.
 Potong tumbuhan yang kedua (batang atas) dengan panjang ± 2, 5cm, bentuklah
ujung batang atas menyerong kiri-kanan (bentuk V) semoga dapat diselipkan secara
sempurna pada batang bawah..
 Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam bagian batang bawah. Pada waktu
memasukkan batang atas ke cuilan batang bawah diperhatikan biar kambium batang
atas bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah.
6
 Ikatlah sambungan tadi dengan tali raffia, hati-hati jangan hingga ada yang lecet atau
patah. Pengikatan dengan tali plastik, dari bawah keatas, biar air tidak masuk ke celah
sambungan.
 Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai
daun pada batang atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas
semua daun.
 Sungkuplah sambungan dengan kantong pelastik bening. Agar sungkup plastik tidak
lepas bagian bawahnya perlu diikat. Tujuannya penyungkupan ini untuk mengurangi
penguapan dan menjaga kelembapan udara di sekitar sambungan supaya tetap tinggi.
 Tanaman sambungan kemudian ditempatkan dibawah naungan biar terlindung dari
panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 ahad lalu sambungan yang berhasil akan
tumbuh unas.
 Setelah kira-kira dua atau tiga minggu lalu periksalah. Apabila daun tampak segar
berarti penyambungan berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti
penyambungan gagal dan perlu diulang kembali.
 Jika penyambungan sudah berhasil sungkup plastiknya sudah bisa dibuka. Namun, tali
pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 ahad lalu. Untuk selanjutnya kita tinggal
merawat hingga bibit siap dipindahkan ke kebun.

5. Teknik Kultur Jaringan

kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan
mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna
dalam jumlah yang tidak terbatas dan menyerupai induknya. cara ini memiliki dasar sifat
totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan kondisi lingkungan yang
sesuai.

Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala
besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan
tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara
terus menerus.

Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi
secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.),
tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll).
Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama
dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas.

Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :

 Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim


 Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat
 Bersifat seragam

7
 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari
penyakit juga
 Daya pengangkutan lebih murah dan mudah
 Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan
lainnya

Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :

 Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam


laboratorium dan menggunakan bahan kimia
 Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus
 Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman
hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada
di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi

Contoh cara melakukan kultur jaringan

a. Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang
di gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan
juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat dan
media cair. Media padat umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat
bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

b. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Eksplan dapat
berasal dari : daun, tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil

c. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga

8
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

d. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan
pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi
yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami
eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

e. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi
akan menunjukan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri).

f. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke
bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan
udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama
dengan pemeliharaan bibit generatif.

B. Perbanyakan tanaman secara vegetative alami


Perbanyakan vegetative secara alami adalah perkembangan secara tidak kawin pada
tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya. Macam-macam perbanyakan vegetative secara
alami yaitu:

1. Teknik Tunas

Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki
pada tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini
prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil
tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh
besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal
tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.

kelebihan :

 sama dengan induk


 cepat berbuah
 cepat besar
9
kekurangan :

 mudah kena penyakit


 mudah tumbang

2. Spora

Spora merupakan sel-sel yang terbungkus oleh lapisan tipis sebagai pelindung. Spora
dikenal sebagai alat persebaran biji pada tumbuhan berpembuluh. Spora terletak pada kotak
spora yang berkumpul di dalam sorus yang merupakan kumpulan kotak spora. Sorus terletak
di tepi bawah daun yang berupa seperti bintik-bintik kecokelatan. Saat sporangium pecah,
maka spora akan keluar dan jatuh pada tempat yang cocok. Sifat tanaman yang akan
dihasilkan spora akan sama dengan induknya.Contoh tumbuhan yang berkembangbiak
dengan cara vegetatif alami adalah lumut, paku, dan supir.

3. Geragih atau stolon

(Stolon), adalah batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak daun pada dasar tajuk
dan menjalar sepanjang permukaan tanah. Geragih kebanyakan berbuku-buku dab beruas-

10
ruas. Contoh strowberi, arbei, semanggi, dan lain-lain. Sifat tanaman yang dihasilkan yaitu
mirip dengan induknya.

4. Akar tinggal (rhizome)

Rhizome, adalah dahan yang berbentuk tabung yang tumbuh lateral dalam tanah, dapat
berdaging, dapat pula ramping, dan pada umumnya kaya akan simpanan makanan. Rhizome
mengandung mata dan ruas yang bermacam-macam panjangnya, dan dapat menghasilkan
akar adventip.Contoh rhizome yang berdaging tedapat pada pisang, jahe, temu-temuan, dan
ganyong. Rhizome yang ramping serta panjang terdapat pada Kentucky bluegrass, rumput
alang-alang / Imperata cylindrical. Tanaman yang berizome sangat mudah dibiakkan dengan
pembagian dalam potongan-potongan yang mengandung tunas vegetatif. Contohnya jahe
(zingiber officinale), lengkuas, kunyit.

5. Umbi batang

Tuber sering juga disebut umbi batang, adalah batang berdaging dalam tanah dengan
beberapa mata tunas. Contoh tanaman yang berbiak dengan tuber antara lain: Helianthus

11
tuberoses, talas daun dan kentang. Kentang dibiakkan dengan menanam tuber yang utuh
maupun potongan-potongan tuber yang mengandung sedikitnya satu kumpulan tunas
mata.Bila satu tuber utuh ditanam pada umumnya menghalangi tumbuhnya tunas lain, oleh
karena itu perlu dilakukan pemotongan tuber. Diindonesia pemotongan tuber jarang
dilakukan karena umbi bibit kecil-kecil.

6. Tunas adventif

Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu baru. Pada
cocor bebek (Kalanchoe daigremontiana), di ujung daunnya akan tumbuh tunas adventif yang
akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu individu baru.

12
7. Umbi lapis
Umbi lapis merupakan perkembangbiakan menggunakan bagian tubuh induknya,
misalnya bagian akar, batang, dan daunnya. Pada umbi lapis, bagian tubuh yang digunakan
adalah daunnya, dari sela-sela daun yang saling bertumpuk itu, tumbuh tunas atau siung.
Contohnya bawang merah

2.1.2 perbanyakan secara generative


Tanaman secara generatif adalah salah satu perbanyakan yang di lakukan dengan cara
mempertemukan dua tanaman induk jantan dan betina melalui sistem kawin, antara organ
bunga. Kemudian akan terjadi proses penyerbukaan dan menghasilkan buah dengan di
dalamnya biji. biji dalam buah tersebut akan di tanam untuk tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman baru dengan bentuk yang variasi, mulai dari batang, akar, bunga dan daun
tergantung dengan induk tanaman yang sudah di pilih.

Jenis – jenis perbanyakan secara generatif

1. Konjugasi
Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada organisme yang tidak diketahui jenis
kelaminnya. Untuk membedakan jenis kelamin ditandai dengan (+) dan (—). Konjugasi
diawali dengan plasmo garni (persatuan plasma) dilanjutkan dengan kario garni (persatuan
inti sel). Reproduksi secara konjugasi terjadi pada Spiro gyra.
2. Isogami
Isogami merupakan hasil dari peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
yang memiliki sama besarnya, misalnya ganggang biru ( clamydomonas )
3. Anisogami
Anisogami merupakan hasil pelebutan antara sel kemanin jantan dan sel kelamin betina
yang tidak sama besarnya, misalnya ganggang berbentuk lembaran (Ulva)

Kelebihan perbanyakan secara generatif

 Tanaman dapat di proleh dengan mudah dan cepat


 Pekarakan lebih kuat dan rimbun
 Memiliki keragaman genetik

13
 Lebih tahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang
 Lebih mudah dalam melakukan persilangan antar tanaman.
Kekurangan perbanyakan sistem generatif

 Tanaman baru belum dapat di tentukan bagus dan berkualitas


 Jangka waktu bunga dan berbuah relatif lama
 Kualitas tanaman akan di ketahui jika sudah berbuah
 Varietes baru belum tentu baik di gunakan.
Faktor – Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem generatif

 Ketersediaan air
 Suhu
 Cahaya
 Pertukaran gas antara embrio dan atmosfir
 Penyimpanan dan perlakukan benih

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas yaitu perbanyakan tanaman
merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman. Secara teknis perbanyakan
tanaman terbagi menjadi 2 yaitu perbanyakan secara vegetatif dan perbanyakan secara
generatif. Perbanyakan vegetative juga terbagi menjadi 2 yaitu vegetative buatan dan
vegetative alami. Dari berbagai macam cara perbanyakan yang ada tidak semua cara
perbnyakan akan menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.

15
DAFTAR PUSTAKA

cybext. (2019, Oktober 30). MACAM MACAM TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF.
Retrieved September 27, 2021, from cybex.pertanian.:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/78357/MACAM-MACAM-TEKNIK-PERBANYAKAN-
TANAMAN-SECARA-VEGETATIF/

Hana lestari, S. (n.d.). Kultur Jaringan. Retrieved September 27, 2021, from
sumber.belajar.kemdikbud:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Biologi%20Kultur%20Jaringan-BB/Topik-
2.html#:~:text=Tahapan%20yang%20dilakukan%20dalam%20perbanyakan,Multipikasi%2C%20Peng
akaran%2C%20dan%20Aklimatisasi.

Wazri, H. (2019, Juni 27). Teknik Sambung Pucuk dan Sambung Samping Pada Tanaman Kakao.
Retrieved September 27, 2021, from DINAS PERTANIAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR:
https://distan.lomboktimurkab.go.id/baca-berita-165-teknik-sambung-pucuk-dan-sambung-
samping-pada-tanaman-kakao.html

16

Anda mungkin juga menyukai