Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


PASCASARJANA
S2 ILMU KOMPUTER
UJIAN AKHIR SEMESTER
=====================================================================
1) Indonesia merupakan negara kepulauan dengan populasi penduduk yang besar dan
tersebar di banyak pulau. Lakukan analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan, kerugian,
peluang, atau tantangan dari e-business dan e-commerce di Indonesia. Lengkapi analisis
dengan matriks SWOT, IFAS, EFAS, dan diagram SWOT.

Kekuatan (Strengths )

 Efisiensi, yang artinya pemerintah mampu menyelenggarakan pelayanan dengan lebih


murah, mampu menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, dan mampu bekerja lebih
cepat. Pemerintah mampu menghasilkan output yang sama dengan biaya yang lebih
murah, pemerintah mampu menghasilkan sejumlah output yang lebih besar dengan total
biaya yang sama, serta pemerintah mampu menghasilkan output yang sama dengan biaya
sama, namun waktu yang ebih cepat.
 Efektivitas, yang artinya pemerintah mampu bekerja lebih baik dan lebih inovatif.
Pemerintah mampu menghasilkan sejumlah output yang sama, dengan biaya dan waktu
yang relative sama, namun dengan standar kualitas layanan yang lebih baik, serta mampu
menangkap aspirasi masyarakat yang dilayaninya dengan memberikan pilihan alternative
sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat tersebut.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/05-Yuni.pdf

Kelemahan (Weaknesses)
 kendala utama dari penerapan e-business dan e-commerce tidak dapat disangkal lagi
adalah factor internal pemerintah utamanya factor manusianya atau lebih jelasnya adalah
kurangnya good will pimpinan (Bupati/ Walikota) selaku decision maker di tingkat lokal
 kendala sumberdaya baik financial, maupun masih rendahnya penguasaan teknologi
informasi di kalangan pegawai pemerintaha daerah setempat
 keterbatasan sarana dan prasaran fisik jaringan telekomunikasi dan listrik

Peluang (Oppertunities)
 Kebijakan pemerintah yang mengupayakan e-commerce dalam UMKM memudahkan
pemesanan dan pengiriman yang lebih mudah dibandingkan harus datang ke tempat atau
ke sanggar.
 keberanian pejabat pemerintah daerah untuk menerapkan e-business dan e-commerce
berikut penerapan berbagai tindakan sebagai konsekwensi yang harus dilakukan seperti
menegakkan disiplin atas segala pelanggaran serta bagaimana membangun knowledge
society di kalangan birokrasi pemerintah itu sendiri

Ancaman (Threats)
 Kebijakan yang dapat menciptakan iklim politik yang mendorong pengambilan resiko di
kalangan birokrasi pemerintah. Nilai-nilai yang mendasari pola perilaku birokrat yang
cenderung status quo sangat anti terhadap resiko, cenderung tidak suka dengan inovasi
yang belum jelas keberhasilannya dan lebih memilih pola-pola lama yang sudah dianggap
benar, sudah waktunya diganti dengan nilai-nilai yang menghargai inovasi dan
kreativitas.
 Kebijakan yang mendorong inisiatif local. Mengurangi dominasi pusat atau pemerintah
nasional, untuk kemudian lebih memberdayakan institusi local karena mereka yang lebih
dekat dengan masyarakat, kelompok-kelompok kemasyarakatan dan bisnis. Melalui
reorganisasi struktur pemerintah local dapat menjadi ― window of opportunity‖ bagi
kebebasan berpikir dan melakukan perubahan termasuk melaksanakan ICT.
 Kebijakan yang menempatkan tujuan bisnis dalam pelayanan public. Hal ini tidak berarti
menciptakan nuansa bisnis dalam memberikan pelayanan public, tetapi lebih untuk
mendorong peningkatan kualitas pelayanan yang secara langsung dinikmati oleh
masyarakat sebagai customer melalui system appraisal yang kompetitif

http://sisteminformasi.blog.binusian.org/2014/03/09/evaluasi-terhadap-pelaksanaan-e-government-
di-indonesia/

2) E-gov di Indonesia sudah berkembang dengan baik namun masih belum optimal.
Menurut pendapat anda, apa yang terjadi. Lakukan evaluasi dengan metode yang anda
anggap paling tepat. Apa rekomendasi anda sebagai solusi untuk memajukan e-gov di
Indonesia.

Kecepatan rata-rata akses Internet Indonesia memang belum bisa menyamai negara maju, karena
pada kuartal pertama 2016 ini masih berada di peringkat 94 dalam kawasan Asia Pasifik. Tapi
untuk urusan rata-rata kecepatan puncak Internet, Indonesia terus mengalami pertumbuhan berkat
pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan kini berada di peringkat 3.

Data ini merupakan hasil laporan State of the Internet Report Q1 2016 yang dirilis akhir Juni lalu
oleh perusahaan penyedia komputasi awan dan pengiriman konten Akamai Technologies asal
Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.

Akamai mengatakan Indonesia berada pada urutan 94 untuk rata-rata kecepatan akses Internet
(average connection speed) di Asia Pasifik dengan catatan 4,5 Mbps. Angka ini tumbuh 110 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2015 dan tumbuh 16 persen dibandingkan kuartal
sebelumnya.

Negara dengan rata-rata Internet tercepat pada saat ini adalah Korea Selatan dengan angka 29
Mbps, disusul oleh Norwegia, Swedia, Hong Kong, Swiss, Latvia, Jepang, Belanda, Republik
Ceko, dan Finlandia.”

https://www.industry.co.id/read/6449/e-business-sebagai-tantangan-dan-peluang-bisnis-di-
indonesia

3) Menurut Anda, untuk kondisi di Indonesia mana yang lebih unggul e-gov atau e-business.
Mengapa? Bagaimana semestinya?
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Herman Suryatman menjelaskan, ada
beberapa kendala terkait penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-
government) di berbagai instansi pemerintahan. Menurut Herman, salah satu kendala dalam
penerapan e-government karena terbatasnya regulasi sebagai payung hukum. Saat ini,
belum ada regulasi yang benar-benar menjelaskan secara rinci mengenai mekanisme
penerapan e-government. "Perlu adanya kebijakan e-government terpadu yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing lembaga," ujar Herman ketika memaparkan hasil Forum
Group Discussion (FGD) pada E-Government Summit 2016, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa
(6/9/2016). Selain itu, penerapan e-government pada institusi pemerintahan tidak maksimal
karena terbatasnya tenaga ahli yang kompeten di bidang teknik informatika. Hal ini
disebabkan adanya moratorium aparatur sipil negara (ASN) oleh Kementerian PAN-RB,
termasuk untuk formasi tenaga ahli bidang teknik informatika. "Adanya moratorium ASN ini
menyebabkan terjadinya kekurangan sumber daya manusia untuk penerapan e-government,"
lanjut Herman.
Belum terintegrasinya data antarinstansi pemerintahan juga menjadi kendala dalam
penerapan e-government. Herman mengatakan, pusat data pada setiap instansi
pemerintahan memiliki format yang berbeda sehingga penerapan e-government menjadi
sulit. "Data antarinstansi belum terintegrasi, di mana setiap instansi memiliki program satu
data dengan format berbeda," kata Herman. Ia menyebutkan, anggaran yang kurang
memadai, tidak adanya standarisasi infrastruktur, serta minimnya tingkat keamanan
informasi dalam penerapan e-government juga menjadi kendala. "Sistem keamanan
informasi saat ini belum optimal, sehingga sangat rawan diretas saat menerapkan e-
government," kata dia.  Atas dasar itu, Herman menawarkan beberapa solusi yang dapat
digunakan agar penerapan e-government berjalan maksimal. Solusi tersebut, yakni
percepatan pembangunan program Satu Data, menambah formasi penunjang tenaga ahli
teknik informatika dengan pola rekrutmen sesuai kebutuhan instansi pemerintahan terkait.
Lalu, pembentukan payung hukum penerapan e-government, dan peningkatan keamanan
informasi untuk seluruh level secara berkesinambungan. "Perlu juga adanya forum rutin
antarinstansi pemerintahan untuk membahas pengembangan e-government," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri PAN-RB Asman Abnur menjelaskan, penerapan sistem pemerintahan
berbasis elektronik masih terkendala sejumlah masalah. Selain itu, lanjut Asman, berbagai
sistem berbasis elektronik dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia saat ini belum
terintegrasi dengan baik. Hal ini mengakibatkan pola birokrasi lama masih berjalan sehingga
terjadi kesenjangan pemanfaatan teknologi informasi antara satu lembaga dengan yang
lainnya.

https://nasional.kompas.com/read/2016/09/06/19074281/ini.penyebab.penerapan.e-
government.di.indonesia.belum.maksimal?page=all

4) Salah satu kendala e-business dan e-gov adalah adanya kesenjangan antara kondisi
mental dengan kondisi riil. Bagaimana menurut anda? Apa solusinya?
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/05-Yuni.pdf

5) Selama bekerja dari rumah (BDR) akibat Covid-19, peran e-learning sangat besar. Semua
guru harus melaksanakan pembelajaran melalui e-learning. Di sisi lain, banyak LMS
yang tidak dapat diakses oleh guru atau siswa, baik karena keterbatasan kemampuan
akademik maupun keterbatasan kemampuan finansial. Coba kaitkan dengan Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL), bagaimana seharusnya e-learning dirancang agar dapat diakses
oleh semua lapisan, baik dari sisi pengajar, siswa, maupun orang tua siswa.

Tugas IV dan UAS dikumpulkan melalui korti dan korti mengunggah ke grup WA
paling lambat tanggal 10 Juli 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
PASCASARJANA
S2 ILMU KOMPUTER
TUGAS IV
=====================================================================
1) Buat proposal untuk mengembangkan sebuah strategi bisnis, baik e-business, e-
commerce, atau e-government. Lengkapi dengan analisis yang dipandang perlu.
2) Buat proposal untuk mengevaluasi sebuah e-business, e-commerce, atau e-government.
Pilih metode atau teknik analisis yang dianggap paling tepat.

Tugas IV dan UAS dikumpulkan melalui korti dan korti mengunggah ke grup WA
paling lambat tanggal 10 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai