Anda di halaman 1dari 23

MEKATRONIKA

SENSOR CAHAYA

ANGGUM ASHARI Z
323 19 029
3B D3 Teknik Elektronika

PRODI TEKNIK D3 ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNGPANDANG


2021
I. Tujuan Percobaan

Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip sistem kendali dan sensor sebagai


kendali mekatronika.

II. Dasar Teori


1. Potensiometer
a. Pengertian dan fungsi

Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang berfungsi


sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio, Walkie Talkie,
Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga sering digunakan
dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan
Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator). Jadi apa sebenarnya
Potensiometer itu?

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai


Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang
tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri
dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai
pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer
beserta bentuk dan Simbolnya.
Gambar 1. Bentuk dan simbol potensiometer
b. Prinsip Kerja

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang


membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal
lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran


Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).

Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat


digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer)
dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
2. Light Dependent Resistor
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor
yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya
yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang
dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan
kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan
arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan
menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.

Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo
Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi
Cahaya Terang.

LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika


peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian
Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur,
Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.
Gambar 2. Bentuk dan Simbol LDR

3. Photodioda
a. Pengertian
Photodioda adalah komponen elektronik dari keluarga dioda yang dapat
digunakan untuk mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, photodioda ini
dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photodioda merupakan komponen
elektronik aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan termasuk suatu jenis
dioda yang resistansinya dapat berubah-ubah jika terdapat intensitas cahaya yang
jatuh mengenai dioda tersebut. Dalam keadaan gelap (intensitas cahaya rendah)
resistansi photodioda menjadi sangat besar sehingga tidak ada arus yang
mengalir, sebaliknya semakin banyak cahaya yang jatuh (intensitas cahaya
tinggi) mengenai maka arus yang mengalir akan sangat besar.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda diantaranya seperti cahaya
matahari, cahaya tampak, sinar inframerah, sinar ultra-violet hingga sinar X.
Pendeteksi cahaya pada photodioda ini yaitu berupa lensa dan filter optik yang
terpasang pada permukaan photodioda itu sendiri. Seperti dioda biasa pada
umumnya, photodioda juga terdiri dua buah kaki terminal yaitu kaki terminal
Katoda dan kaki terminal Anoda. Secara fungsi, photodioda memiliki fungsi
yang hampir sama dengan LDR (Light Dependent Resistor).

Photodioda tergolong kepada jenis sensor cahaya karena mampu mengubah


cahaya menjadi arus listrik dan photodioda sendiri terbuat dari bahan
semikonduktor. Bahan semikonduktor yang digunakan dalam pembuatan dioda
biasanya seperti Silicon (Si), Gallium Arsenide (GaAs), Germanium (Ge),
Indium Arsenide (InAs), dan Timah Sulfide (PbS). Bahan-bahan semikonduktor
tersebut dapat menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang
gelombang, misalnya 250 nm hingga 800 nm untuk silicon, 900 nm hingga 1300
nm untuk germanium dan 1400 hingga 1700 nm untuk indium arsenide.
Berikut adalah bentuk dan simbol dari Photodioda :

Gambar 3. Gambar dan bentuk photodioda

b. Cara Kerja
Photodioda yang dibuat dari semikonduktor dengan bahan-bahan yang
populer digunakan seperti silicon, germanium, dan lainnya. Menggunakan
bahan tersebut photodioda dibuat sedemikian rupa sehingga photodioda terdiri
dari satu lapisan tipis semikonduktor tipe-N yang memiliki kelebihan elektron
dan satu lapisan tebal semikonduktor tipe-P yang memiliki kelebihan hole.
Ketika photodioda terkena cahaya, partikel terkecil sebuah cahaya yaitu photon
akan menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki lapisan
semikonduktor tipe-P. Photon-photon yang menembus lapisan semikonduktor
tersebut mengakibatkan terjadinya tabrakan dengan elektron-elektron yang
terikat sehingga elektron tersebut terpisah dari intinya dan menghasilkan hole.

Elektron yang terpisah akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan


semikonduktor P-N akan menyeberangi persimpangan tersebut dan berpindah
ke daerah semikonduktor tipe-N. Akibatnya jumlah elektron pada
semikonduktor tipe-N bertambah sedangkan pada semikonduktor tipe-P
memiliki kelebihan hole. Dengan demikian, secara terus-menerus akan terjadi
perbedaan potensial pada persimpangan antara semikonduktor tipe-N sebagai
katoda dan semikonduktor tipe-P sebagai anoda. Ketika dihubungkan beban
atau kabel pada kaki terminal katoda dan anoda, maka elektron akan mengalir
dari katoda menuju anoda melalui beban atau kabel tersebut. Kondisi ini sering
disebut juga dengan aliran arus listrik.

Perlu diingat bahwa ketika photodioda terkena cahaya maka akan bersifat
sebagai sumber tegangan dan resistansinya menjadi sangat kecil. Namun ketika
photodioda tidak terkena cahaya, maka resistansinya akan sangat besar dan
tidak ada arus yang mengalir. Besarnya aliran arus listrik pada photodioda
bergantung pada intensitas cahaya yang diterima photodioda tersebut.

III. Alat dan Bahan


1. Potensimeter 1Kohm/10 Kohm
2. Photodioda
3. LDR
4. Multimeter
5. Proto Board

IV. Gambar rangkaian


1. Potensiometer
Gambar 4. Percobaan 1

Gambar 5. Percobaan 2
2. Light Dependent Resistor (LDR)
Gambar 6. Percobaan 3

Gambar 7. Percobaan 4
3. Photodioda
Gambar 8. Percobaan 5

V. Langkah kerja
Percobaan 1
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi 0 ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan
Terminal ketiga (3).
3. Perhatikan nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, nilai yang
tampil adalah nilai maksimum dari Potensiometer yang sedang kita ukur ini.
4. Catat Hasil Pembacaan Pada Tabel pengamatan

Percobaan 2
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi 0 ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan
Terminal kedua (2).
3. Putarlah Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum jam,
4. Perhatikan Nilai Resistansi pada Display Multimeter, Nilai Resistansi and
naik seiring dengan pergerakan Shaft  (Tuas) Potensiometer tersebut.
Sebaliknya, Jika Shaft (Tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum
jam, Nilai Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut.
5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama (1) ke Terminal
ketiga (3). Jadi, sekarang kaki Terminal Potensiometer yang diukur adalah
Terminal 2 dan Terminal 3.
6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam,
7. Perhatikan Nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, Nilai
Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (tuas) Potensiometer diputar
berlawanan arah jarum jam,  Nilai Resistansi akan naik seiring dengan
pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
8. Catat Hasil Pembacaan Pada Tabel pengamatan
Percobaan 3
1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR
(tidak ada polaritas)
3. Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di
kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.
5. Catat Hasil Pembacaan Pada Tabel pengamatan

Percobaan 4
1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR
(tidak ada polaritas)
3. Atur Pencahayaan yang diberikan pada LDR dengan intensitas Redup dan
redup sekali
4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di
kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.
5. Catat Hasil Pembacaan Pada Tabel pengamatan

Percobaan 5
1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Volt.
2. Buatlah rangkaian seperti gambar a dan gamabar b. Ambil tegangan 5 volt
dari board Arduino.
3. Hubungkan Probe positif pada Vout dan Probe negative Multimeter pada
ground.
4. Beri Cahaya Terang, redup, redup sekali dan gelap menggunakan senter HP.
Baca Nilai tegangan pada Vout unt kedua rangkaian disamping dengan 4
kondisi intensitas cahaya.
5. Catat Hasil Pembacaan Pada Tabel pengamatan
VI. Data Hasil Percobaan
Gambar 9. Data hasil percobaan

1. Potensiometer
Gambar 10. Posisi maksimum searah jarum jam

Gambar 11. Posisi maksimum berlawanan arah jarum jam


Gambar 12. Perubahan nilai potensiometer putaran minimum

Gambar 13. Perubahan nilai potensiometer putaran maksimum


Gambar 14. Perubahan nilai potensiometer putaran nilai tengah

2. Light Dependent Resistor (LDR)

Gambar 15. LDR dalam kondisi terang


Gambar 16. LDR dalam kondisi redup

Gambar 17. LDR dalam kondisi redup sekali


Gambar 18. LDR dalam kondisi gelap

3. Photodioda

Gambar 19. Photodioda dalam kondisi terang


Gambar 20. Photodioda dalam kondisi redup

Gambar 21. Photodioda dalam kondisi redup sekali


Gambar 22. Photodioda dalam kondisi gelap
VII. Analisa

1. Potensiometer

a. Konfigurasi nilai maksimum searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam

Pada konfigurasi ini, ketika potensiometer diputar ke kiri searah jarum


jam maka nilai resistansi saat diukur bernilai 1,8 Ω. Jika potensiometer diputar
ke kanan berlawanan arah jarum jam maka nilai resistansi potensiometer saat
diukur bernilai 1,6 Ω.

b. Konfigurasi perubahan nilai tuas putaran Potensiometer

Pada konfigurasi ini, ketika potensiometer diputar ke kiri maka nilai


resistansi potensiometer akan semakin mendekati nilai minimumnya yang saat
diukur bernilai 0 Ω. Jika potensiometer diputar ke kanan maka nilai resistansi
potensiometer akan semakin mendekati nilai maksimumnya yang saat diukur
bernilai 10,42 kΩ. Dan jika potensiometer diputar kearah tengah antara
maksimum dan minimum maka nilai resistasnsinya saat diukur bernilai 5,22
kΩ.

2. Light Dependent Resistor

a. Keadaan Terang
Saat LDR berada dalam keadaan terang atau terkena cahaya, resistansinya
akan semakin mendekati nilai minimumnya yang saat diukur bernilai 0,961 kΩ.
b. Keadaan Redup
Saat LDR berada dalam keadaan redup atau masih terkena sedikit cahaya,
resistansinya akan sedikit meningkat yang saat diukur bernilai 5 kΩ.

c. Keadaan Redup Sekali


Saat LDR berada dalam keadaan redup sekali atau mendekati gelap,
resistansinya akan lebih besar lagi dari sebelumnya yang saat diukur bernilai 54
kΩ.
d. Keadaan Gelap
Saat LDR berada dalam keadaan gelap, resistansinya akan menjadi sangat
besar yang saat diukur bernilai 441 kΩ.

3. Photodioda
a. Keadaan Terang
Saat Photodioda berada dalam keadaan terang, resistansinya akan semakin
besar sehingga menghasilkan tegangan yang sangat kecil, saat diukur bernilai
0,038 V.

b. Keadaan Redup

Saat Photodioda berada dalam keadaan redup, resistansinya akan kecil


sehingga menghasilkan tegangan yang mendekati tegangan input, saat diukur
bernilai 0,212 V.

c. Keadaan Redup Sekali

Saat Photodioda berada dalam keadaan redup sekali, resistansinya akan lebih
kecil sehingga menghasilkan tegangan yang mendekati tegangan input, saat
diukur bernilai 0,221 V.

d. Keadaan Gelap

Saat Photodioda berada dalam keadaan gelap, resistansinya akan lebih kecil
lagi (max) sehingga menghasilkan tegangan yang mendekati tegangan input, saat
diukur bernilai 0, 638V.
VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai