Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal.

153-163
Geo-Resources
Geo-Resources

Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral


i
g
lo Center for Geological Survey, Geological Agency, Ministry of Energy and Mineral Resources
o
e
G Journal homepage: http://jgsm.geologi.esdm.go.id
ISSN 0853 - 9634, e-ISSN 2549 - 4759

Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang di Cekungan Banyumas


serta Potensinya untuk Reservoir Hidrokarbon
Sedimentology and Tectonostratigaphy of Halang Formation in Banyumas Basin
and Its Potential as Hydrocarbon Reservoir
Eko Bayu Purwasatriya,Akhmad Khahlil Gibran, Maulana Rizki Aditama, Gentur Waluyo
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman,
email: eko.purwasatriya@unsoed.ac.id
Naskah diterima : 09 Agustus 2021, Revisi terakhir : 06 September 2021 Disetujui : 06 September 2021, Online : 14 September 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.22.3.153-163p

Abstrak-Formasi Halang merupakan formasi yang Abstract-The Halang Formation is a formation known as a
dikenal dengan struktur turbidit dan diendapkan pada turbidite structure and was deposited in a deep marine
lingkungan laut dalam. Penelitian tentang reservoir environment. Research on the Halang Formation reservoir
Formasi Halang telah ditulis oleh beberapa penulis has been written by several previous authors stating that the
sebelumnya menyebutkan bahwa porositas batupasir porosity of the Halang Formation sandstone is quite good
Formasi Halang cukup baik namun diragukan but its permeability is doubtful, so the main problem of the
permeabilitasnya, sehingga permasalahan utama Halang Formation sandstone reservoir in the Banyumas
reservoir batupasir Formasi Halang di Cekungan Basin is its permeability. The research method used
Banyumas adalah permeabilitasnya. Metode penelitian comprises measurement of stratigraphic section in the field,
yang digunakan meliputi pengukuran penampang analysis and interpretation of laboratory data including
stratigrafi di lapangan, analisis dan interpretasi data porosity, permeability and density data and intergrated it
laboratorium berupa data porositas, permeabilitas dan with secondary data from previous research. The results
densitas, yang diintegrasikan dengan data sekunder hasil showed that the proximal and medial facies of the Halang
penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan Formation have potential as reservoirs and the presence of
bahwa fasies proksimal dan medial Formasi Halang a compression tectonic regime at the Plio-Pleistocene age
mempunyai potensi sebagai reservoir dan adanya rejim formed joints in the sandstone, thereby increasing its
tektonik kompresi pada umur Plio-Plistosen membentuk permeability. The sidewall core data from Karang Gedang-
kekar-kekar pada batupasir sehingga menambah 1 well also shows that there is still good permeability in the
permeabilitasnya. Data sidewall core sumur Karang Halang Formation sandstone insubsurface. XRMI data also
Gedang-1 juga menunjukkan masih adanya shows the presence of a partially open fracture at a depth of
permeabilitas yang bagus pada batupasir Formasi about 13,000 - 14,000 feets in subsurface, so that the
Halang di bawah permukaan. Data XRMI juga conclusion is that the turbidite sandstone of the Halang
menunjukkan adanya rekahan terbuka sebagian pada Formation has potential as a hydrocarbon reservoir in the
kedalaman sekitar 13.000 – 14.000 kaki di bawah Banyumas Basin.
permukaan, sehingga kesimpulannya batupasir turbidit
Keywords: Sandstone, Banyumas Basin, Halang
Formasi Halang mempunyai potensi sebagai reservoir
Formation, Reservoir.
hidrokarbon di Cekungan Banyumas.
Katakunci: Batupasir, Cekungan Banyumas, Formasi
Halang, Reservoir.

© JGSM. This is an open access article


under the CC-BY-NC license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral - Terakreditasi KEMENRISTEKDIKTI No. 200/M/KPT/2020
Berlaku sejak Volume 21 Nomor 1 Tahun 2020 sampai Volume 25 Nomor 4 Tahun 2024
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal. 153-163
154

PENDAHULUAN stratigrafi akan dikelompokkan berdasarkan asosiasi


batuannya menjadi fasies. Data hasil analisis
Formasi Halang merupakan formasi yang dikenal
laboratorium diintegrasikan dengan model fasies yang
dengan struktur turbidit dan diendapkan pada
dibuat berdasarkan pengukuran penampang
lingkungan laut dalam (Kastowo, 1975). Formasi
stratigrafinya. Selain itu, rejim tektonik yang terjadi
Halang sebelumnya dikenal sebagai Halang series
setelah pembentukan Formasi Halang juga akan
oleh Ter Haar (1935). Litotipe Formasi Halang
mempengaruhi potensi reservoir dari sisi pembentukan
sebenarnya berada di Sungai Cikabuyutan yang
porositas sekunder. Porositas sekunder akibat tektonik
melewati Geger Halang di Jawa Barat, namun nama
akan menyebabkan bertambahnya permeabilitas batuan.
Formasi Halang ini masih digunakan sampai
Data tektonostratigrafi akan diambil dari penelitian
Cekungan Banyumas di Jawa Tengah karena
sebelumnya dalam Purwasatriya dkk. (2018).
kemiripan ciri fisiknya yaitu berupa endapan turbidit.
Penelitian tentang batuan reservoir Formasi Halang
HASIL PENELITIAN
antara lain dilakukan oleh Mulhadiyono (1973) yang
menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pengeboran 50 Pengukuran penampang stratigrafi dilakukan di Sungai
counter flush well oleh Pertamina, prospek reservoir Lohpasir yang berada di Desa Besuki, Kecamatan
dapat berasal dari batupasir turbidit Formasi Halang Lumbir, Kabupaten Banyumas (Gambar 2). Pemilihan
yang berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dengan Sungai Lohpasir ini karena sungai berarah relatif utara -
perkiraan kedalaman 1.000-2.500 m. Noeradi dkk. selatan sehingga secara umum memotong jurus batuan.
(2006) menyebutkan bahwa reservoir potensial Pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada
Cekungan Banyumas dapat berasal dari Formasi pra- lintasan sepanjang 2.300 m, kemudian hasilnya
Halang, Formasi Halang dan Formasi Pemali dengan dikelompokkan berdasarkan asosiasi batuannya menjadi
kedalaman antara 400-800 m. Purwasatriya (2014) 3 satuan batuan, dari bawah ke atas yaitu (1) Satuan
menyebutkan bahwa porositas batupasir Formasi breksi-batupasir, (2) Satuan batupasir-batulempung dan
Rambatan dan Formasi Halang dapat mencapai 19 - (3) Satuan batulanau-batulempung.
21% pada sampel permukaan. Namun demikian Satuan breksi-batupasir tersusun atas perselingan breksi
porositas yang baik ini harus diikuti oleh vulkanik dan batupasir yang sangat kompak (Gambar 3).
permeabilitas yang baik pula, karena batuan Breksi vulkanik berwarna segar abu-abu cerah, warna
vulkaniklastik pada umumnya akan mengalami lapuk abu-abu kecoklatan, struktur gradasi normal
diagenesis menjadi mineral lempung yang akan dengan sortasi yang buruk, kemas terbuka, fragmen
mengurangi porositas dan permeabilitasnya. berupa basalt, batupasir dan batulempung berukuran
Permasalahan utama dalam kualitas reservoir pada fragmen kerikil – berangkal di beberapa tempat terdapat
batupasir turbidit Formasi Halang yaitu fragmen batugamping, bentuk butir sub-angular, matriks
permeabilitasnya. Berdasar penelitian terdahulu, berukuran pasir kasar, semen gampingan terdapat kekar-
sudah terbukti bahwa porositas batupasir turbidit kekar. Fragmen basalt berwarna segar abu-abu gelap,
Formasi Halang mempunyai porositas yang cukup warna lapuk abu-abu kecoklatan, struktur masif tetapi ada
baik, namun permeabilitasnya diragukan karena struktur vesikuler di dekat permukaan, tekstur afanitik,
mineral lempung yang terbentuk akibat diagenesis mineral hornblende, plagioklas, biotit, piroksen dan
menutupi pori-pori dan mengurangi permeabilitas. mineral mafik berukuran kristal halus. Batupasir
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan berwarna segar abu-abu cerah, warna lapuk abu-abu
informasi tentang potensi batupasir turbidit Formasi kecoklatan, struktur berlapis, sortasi baik, kemas tertutup,
Halang di Cekungan Banyumas terutama dilihat dari ukuran butir pasir kasar-halus, kemiringan lapisan
porositas dan permeabilitasnya. U278oT/31o ; U264oT/20°, terdapat kekar U008oT/56°.
Lokasi penelitian berada di Cekungan Banyumas, Satuan batupasir-batulempung tersusun atas perselingan
Jawa Tengah, yang secara administrasi meliputi batupasir halus dan batulempung (Gambar 4). Batupasir
Kabupaten Banyumas, Cilacap dan Purbalingga halus berwarna segar abu-abu gelap, warna lapuk abu-abu
(Gambar 1). kecoklatan, struktur berlapis sekitar 5-10 cm, sortasi baik,
ukuran butir pasir halus, kompak, terdapat kekar.
Metode penelitian yang digunakan meliputi
Batulempung, warna segar abu-abu kehijauan, warna
pengukuran penampang stratigrafi di lapangan,
lapuk abu-abu kecoklatan, struktur berlapis 10-30 cm.
analisis dan interpretasi data laboratorium berupa data
Perselingan batupasir-batulempung mempunyai sisipan
porositas, permeabilitas dan densitas yang
yang bervariasi berupa batulanau, tuf, dan batugamping.
diintegrasikan dengan data sekunder hasil penelitian
sebelumnya. Data hasil pengukuran penampang Satuan batulanau-batulempung tersusun atas perselingan
Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang............................. (Purwasatriya dkk.)
155

Gambar 1. Lokasi penelitian Cekungan Banyumas (kurva biru) pada peta administrasi.

Gambar 2. Peta lokasi pengukuran penampang stratigrafi di Sungai Lohpasir, Desa Besuki, Kecamatan Lumbir,
Kabupaten Banyumas.
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal. 153-163
156

Gambar 3. Kolom litologi satuan breksi-batupasir.

Gambar 4. Kolom litologi satuan batupasir-batulempung.


Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang............................. (Purwasatriya dkk.)
157

batulanau dan batulempung (Gambar 5). Batulanau nilai permeabilitasnya. Fasies proksimal dan medial juga
berwarna segar abu-abu kehijauan, warna lapuk abu- merupakan fasies yang potensi sebagai reservoir
abu kecoklatan, struktur berlapis 5-30 cm, hidrokarbon.
pecahannya konkoidal menunjukkan tingginya Lima sampel batupasir juga diambil untuk dianalisis nilai
kandungan gelas yang berasal dari material porositas, permeabilitas dan densitasnya di laboratorium.
piroklastik. Batulempung berwarna segar abu-abu Hasil analisis laboratorium tersebut dapat dilihat pada
kehijauan, warna lapuk abu-abu kecoklatan, struktur Tabel 1.
berlapis 5-30 cm.
Berdasarkan hasil pada 5 sampel batupasir pada ketiga
Kandungan material vulkaniklastik di hampir semua satuan batuan di Formasi Halang tersebut umumnya
satuan batuan mengindikasikan bahwa Formasi porositas cukup baik, tapi nilai permeabilitasnya masih
Halang di Cekungan Banyumas merupakan fasies kurang baik, terutama untuk fluida berupa minyak. Nilai
vulkaniklastik. Berdasarkan model dari Williams & densitas yang cukup besar menunjukkan sumber
Mc.Birney (1979), maka satuan breksi-batupasir materialnya didominasi batuan vulkanik.
merupakan fasies proksimal dari suatu sistem
vulkaniklastik, satuan batupasir-batulempung Nilai permeabilitas yang kurang baik pada sampel
merupakan fasies medial dan satuan batulanau- batupasir di permukaan belum tentu menjadi tidak baik di
batulempung merupakan fasies distal sistem tersebut bawah permukaan. Faktor rejim tektonik akan
(Gambar 6). mempengaruhi permeabilitas jika terjadi banyak kekar
pada batupasir. Data struktur geologi mengacu pada
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan pada Purwasatriya dkk. (2018) yang meneliti tentang rejim
pengukuran penampang stratigrafi, potensi reservoir tektonik di Cekungan Banyumas. Kolom
pada batupasir turbidit Formasi Halang terdapat pada tektonostratigrafi pada Purwasatriya dkk. (2018)
bagian bawah, yaitu pada satuan breksi-batupasir dan merupakan modifikasi dan kompilasi dari data Bolliger &
satuan batupasir-batulempung. Batupasir tersebut, de Ruiter (1975), Sribudiyani dkk. (2003) dan Husein
selain porositasnya cukup baik karena sortasinya yang dkk. (2013).
baik, juga terdapat kekar-kekar yang dapat menambah

Gambar 5. Kolom litologi satuan batulanau-batulempung.


Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal. 153-163
158

Gambar 6. Korelasi satuan batuan dan fasies vulkaniklastik berdasar model Williams &
Mc.Birney (1979).

Tabel 1. Hasil analisis porositas, permeabilitas dan densitas sampel batupasir Formasi Halang
di Cekungan Banyumas

Penjelasan dari kolom tektonostratigrafi (Gambar 7) Ruiter (1975) adalah rapid subsidence, volcanism-
menurut Purwasatriya dkk. (2018) adalah sebagai faulting dan uplifting pada Miosen Tengah. Batuan
berikut: sedimen yang diendapkan pada umur Oligosen Akhir
adalah Formasi Gabon dan pada Miosen Awal sampai
- Umur Eosen sampai dengan Oligosen Akhir,
Miosen Akhir diendapkan Formasi Kalipucang, Formasi
paleostress berarah baratlaut - tenggara (NW-SE) dan
Pemali, Formasi Rambatan dan Formasi Halang.
rejim paleostress adalah transpressive. Arah tegasan
hasil paleostress ini menunjukkan pola Meratus. Pada - Umur Pliosen sampai Plistosen arah paleostress
fase ini diendapkan Formasi Karangsambung dan menjadi utara timurlaut - selatan baratdaya (NNE-SSW)
Formasi Totogan yang merupakan olistostrom atau dengan tegasan yang juga berarah relatif barat - timur
melange sedimenter berupa batulempung hitam yang sesuai pola Jawa dan rezim tektoniknya adalah pure
kaya material organik sehingga potensi sebagai compression. Kejadian tektoniknya adalah uplift,
batuan induk di Cekungan Banyumas. folding, volcanism menurut Bolliger & de Ruiter (1975)
dan terjadi vulkanisme di Serayu Utara menurut Husein
- Umur Oligosen Akhir sampai Miosen Akhir, arah
dkk. (2013). Rezim pure compression ini dapat membuat
paleostress bergeser searah jarum jam dari baratlaut -
batupasir turbidit Formasi Halang terekahkan dan
tenggara menjadi utara baratlaut - selatan tenggara
menambah permeabilitasnya.
(NNW-SSE) dengan tegasan berarah hampir barat -
timur dimana mulai terbentuk Pegunungan Selatan di
Jawa. Rezim tektoniknya adalah pure strike-slip, DISKUSI
kejadian tektonik pada fase ini menurut Bolliger & de Potensi batupasir turbidit Formasi Halang sebagai batuan
Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang............................. (Purwasatriya dkk.)
159
Volkanostratigrafi Inderaan Jauh Kompleks Gunungapi dan Sekitaranya...(Fitriani Agustin dan Sutikno Bronto)

Gambar 7. Kolom kompilasi tektonostratigrafi menurut Bolliger & de Ruiter (1975), Sribudiyani
dkk. (2003), Husein dkk. (2013) dalam Purwasatriya dkk. (2018).

reservoir, selain dilihat dari sisi porositas dan sehingga akan terbentuk sand ridges yang berselingan
permeabilitasnya, juga dilihat dari geometri dan sudut dengan batulempungnya. Vulkaniklastik mempunyai
pandang lainnya tentang potensi reservoir suplai sedimen yang juga melimpah, sehingga kipas
vulkaniklastik dari penulis lain. Geometri Formasi vulkanik tersebut tetap tumbuh ke arah laut dan
Halang akan ditinjau berdasarkan data pengukuran membentuk bentukan wave dominated sub-volcano fan.
penampang stratigrafinya. Jenis litologi yang potensi Batupasir pada sand ridges inilah yang berpotensi
sebagai reservoir di Formasi Halang adalah batupasir sebagai reservoir Formasi Halang dan umumnya berada
satuan breksi-batupasir yang termasuk dalam fasies pada fasies proksimal dan medial dari sistem
proksimal dan satuan batupasir-batulempung yang vulkaniklastik.
termasuk dalam fasies medial. Ketebalan lapisan
Batupasir turbidit Formasi Halang di bawah permukaan
batupasir ini berkisar antara 5 – 100 cm, namun untuk
juga dapat mengalami peningkatan porositas dan
ketebalan total satuan breksi-batupasir dan satuan
permeabilitas akibat adanya gangguan tektonik seperti
batupasir-batulempung dapat mencapai 535 m
regional stress, khususnya jika terjadi konveksi termal
ketebalan kotor (gross thickness). Untuk ketebalan
yang meningkatkan transportasi fluida melalui rekahan,
bersih batupasirnya saja (net sand) dapat mencapai
sehingga meningkatkan porositas dan permeabilitasnya
sekitar 250 m (sekitar 50% dari gross thickness).
(Remy, 1994)
Model pembentukan Cekungan Banyumas dalam
Contoh reservoir batupasir turbidit pada sistem
Purwasatriya dkk. (2019) menyebutkan adanya sub-
vulkaniklastik di Indonesia adalah Formasi Jatibarang
volcano yang berumur Mio-Pliosen, sehingga
yang berumur Eosen-Oligosen di Cekungan Jawa Barat
diinterpretasikan bahwa lingkungan pengenapan
Utara dan Sikuen Pliosen-Pleistosen di Lapangan
Formasi Halang berupa wave dominated sub-volcano
Wunut, Cekungan Jawa Timur.
fan yang diakibatkan adanya gelombang yang kuat di
lautan lepas. Pasang surut tidak begitu berperan pada Ernando & Fathoni (2011) melakukan karakterisasi
lingkungan laut yang terbuka seperti di Jawa bagian reservoir Formasi Jatibarang, dan hasilnya bahwa
selatan, sehingga yang lebih berperan adalah reservoir Formasi Jatibarang dapat dibagi menjadi 3
gelombangnya. Model wave dominated sub-volcano fasies, yaitu Fasies Batupasir Tufan Masif, Fasies
fan menghasilkan prograding sand ridges yang Batupasir Tufan Laminasi dan Fasies Konglomerat.
merupakan potensi reservoir pada Formasi Halang Semua fasies tersebut terekahkan secara alami sehingga
(Gambar 8). dapat menjadi reservoir yang baik.
Gelombang yang kuat akan menyapu sedimen yang Untuk Lapangan Wunut di sebelah baratlaut di luar
masuk dari distributary channel ke arah samping Cekungan Banyumas, Kusumastuti dkk. (1999)
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal. 153-163
160

Sumber:Hayes (2005).
Gambar 8. Model wave dominated sub-volcano fan yang diinterpretasi sebagai model geometri
sebaran batupasir turbidit Formasi Halang di Cekungan Banyumas.

membagi sikuen tersebut menjadi 5 fasies, dengan menyerap gas mencapai 300 kg. Hal ini dapat menjadi
porositas berkisar antara 25 - 35%, permeabilitas tambahan bagi sumberdaya gas terutama gas metan.
berkisar 25 - 195 mD serta semakin bertambahnya
Data bawah permukaan juga menunjukkan potensi
kedalaman terlihat adanya tren porositas dan
reservoir batupasir Formasi Halang. Data sidewall core
permeabilitasnya juga semakin bertambah.
dari sumur bor Karang Gedang-1 di bagian timur
Kusumastuti dkk. (1999) menduga bahwa
Cekungan Banyumas menunjukkan masih ada batupasir
kemungkinan reservoir ini segera terisi oleh gas bumi
yang baik porositas dan permeabilitasnya di bawah
setelah terbentuk, sehingga pengisian gas pada pori
permukaan (Gambar 9).
batuan vulkaniklastik ini mencegahnya dari proses
diagenesis dan kompaksi yang lebih lanjut. Data sidewall core Sumur Karang Gedang-1 didapat
mulai kedalaman 156 - 1.660 m. Untuk Formasi Halang
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam
mulai pada kedalaman 580 - 1.851 m, dimana hasil
penambahan porositas dan permeabilitas batupasir
analisisnya masih menunjukkan porositas dan
turbidit Formasi Halang di Cekungan Banyumas
permeabilitas yang cukup baik di bawah permukaan.
adalah faktor disolusi dan pembentukan zeolit.
Porositas berkisar 18,4 - 34,6 % dan permeabilitasnya
Proses disolusi bisa disebabkan oleh terbentuknya berkisar 10 - 272 mD. Nilai porositas dan permeabilitas
asam karbosiklik (carboxyclic acids) yang diproduksi sampel permukaan berbeda dengan data bawah
selama pematangan kerogen yang dapat memicu permukaan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena data
pelarutan mineral alumina silikat, seperti feldspar permukaan saat ini sudah mengalami lebih banyak
(Surdam dkk. 1984). Proses disolusi ini dapat diagenesis menjadi mineral lempung, sehingga nilainya
menambah nilai porositas dan permeabilitas kurang baik.
batuannya.
Data penunjang interpretasi lainnya adalah data XRMI
Zeolit sangat umum terbentuk di batuan (X-tended Range Micro Imager; Gambar 10), yaitu
vulkaniklastik. Di Cekungan Banyumas, zeolit dapat pengembangan dari electrical logging yang digunakan
ditemukan dalam jumlah yang cukup signifikan di untuk mendeteksi adanya rekahan pada reservoir. Data
daerah Cihonje. Menurut Seubert (2015) kapasitas XRMI ini terdapat pada sumur bor Jati-1 yang
adsorpsi zeolit dapat mencapai 30 % dari berat merupakan sumur terdalam di bagian barat Cekungan
batuannya atau dengan kata lain 1 ton zeolit dapat Banyumas. Kedalaman sumur bor Jati-1 mencapai
Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang............................. (Purwasatriya dkk.)
161

14.747 kaki atau sekitar 4,5 km dan semuanya Menurut Rodriguez & Iswarajati (2006) interpretasi data
merupakan Formasi Halang. Hal ini diketahui dari XRMI tersebut adalah:
data biostratigrafi yang menunjukkan pada dasar - Rekahan terbuka sangat sedikit, hanya ada beberapa,
sumur masih berumur Miosen Tengah bagian atas pada kedalaman di atas 11.000 kaki
yang masih merupakan umur Formasi Halang.
- Rekahan tertutup, lebih dominan, mempunyai dip
Pada data XRMI, rekahan yang terbuka dicirikan oleh yang rendah – tinggi
bentuk sinusoidal yang berwarna gelap. Warna gelap
mencerminkan resistivitas rendah yang menunjukkan - Rekahan terbuka sebagian, terdapat di kedalaman
adanya rekahan di batuan, sedangkan bentuk 14.450 – 14.108 kaki dan di atas 13.784 kaki dengan dip
sinusoidal merupakan bentuk rekahan oval yang sedang dan lebih banyak ditemukan pada batuan dengan
dijabarkan sehingga berbentuk sinusoidal. Adanya resistivitas yang tinggi.
mineral lempung yang mengisi rekahan akan
Adanya rekahan yang masih terbuka sebagian pada
memberikan dampak warnanya terang sebagian
kedalaman di atas 13.000 kaki memberikan harapan
sehingga rekahannya menjadi partially open fracture.
untuk mendapatkan permeabilitas yang baik di bawah
Pada data XRMI tersebut terlihat adanya rekahan permukaan. Rekahan yang ditemukan terbuka terutama
yang terbuka sebagian (partially open fracture) pada pada batuan dengan resistivitas tinggi yaitu batupasir.
kedalaman > 13.000 kaki, dimana terlihat bentuk
sinusoidal berwarna gelap tapi tercampur sedikit
dengan warna terangnya.

Sumber:Pertamina (1993).

Gambar 9. Data sidewall core sumur Karang Gedang-1 yang menunjukkan masih ada permeabilitas yang baik di
bawah permukaan.
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 3 Agustus 2021 hal. 153-163
162

Sumber:Rodriguez & Iswarajati (2006).


Gambar 10. Contoh data XRMI Sumur bor Jati-1 yang menunjukkan rekahan terbuka sebagian
pada kedalaman lebih dari 13.000 kaki.

KESIMPULAN - Hasil sidewall core sumur bor Karang Gedang-1


menunjukkan masih adanya permeabilitas yang baik
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa batupasir di bawah permukaan
turbidit Formasi Halang di Cekungan Banyumas
mempunyai potensi sebagai reservoir hidrokarbon - Data XRMI sumur bor Jati-1 menunjukkan masih
dengan alasan sebagai berikut: cukup banyak rekahan yang terbuka sebagian
(partially open fracture) di kedalaman di atas 13784
- Fasies yang potensi adalah fasies proksimal dan kaki dan kedalaman 14450 – 14108 kaki yang
medialnya, fasies distal memungkinkan menjadi mempunyai potensi menambah permeabilitas dari
potensi jika mempunyai rekahan yang cukup batupasir turbidit Formasi Halang.
banyak
- Rezim tektonik kompresi pada umur Plio-Pleistosen UCAPAN TERIMAKASIH
setelah Formasi Halang diendapkan merupakan
Ucapan terimakasih kepada LPPM Unsoed yang telah
gaya pembentuk kekar-kekar di batupasir turbidit
memberikan kesempatan untuk penelitian skim Riset
Formasi Halang, sehingga dapat menambah
Dasar Unsoed yang berasal dari dana BLU Unsoed, dan
permeabilitasnya.
terimakasih pula kepada rekan-rekan di Jurusan Teknik
- Adanya zeolit seperti di daerah Cihonje dapat Geologi Unsoed yang telah memberikan dukungan atas
menambah kapasitas cadangan gas metan di selesainya tulisan ini, serta pihak-pihak lain yang tidak
Formasi Halang dapat disebutkan satu persatu.

ACUAN
Bolliger, W. and Ruiter de, P.A.C., 1975. Geology of the South Central Java Offshore Area. Proceeding Indonesian
Petroleum Association, Fourth Annual Convention, Jakarta, pp.67-81.
Ernando, Z., Fathoni, A., 2011. Volcanic Reservoir Characterization of Jatibarang Formation Based on an Integrated
Study of Petrography, Core, FMI and Well Log. Proceeding of 35th Annual Convention Indonesian Petroleum
Association, Jakarta, pp.869-880.
Hayes, M.O., 2005.Wave-Dominated Coasts. In: Schwartz M.L. (eds) Encyclopedia of Coastal Science. Encyclopedia of
Earth Science Series. Springer, Dordrecht.
Sedimentologi dan Tektonostratigrafi Formasi Halang............................. (Purwasatriya dkk.)
163

Husein S., Jyalita J., Azis M., 2013. Kendali Stratigrafi dan Struktur Gravitasi pada Rembesan Hidrokarbon Sijenggung,
Cekungan Serayu Utara. Proceedings of Seminar Nasional 6th Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta, pp.474-489.
Kastowo, 1975. Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa. Direktorat Geologi, Bandung, Indonesia. Laporan tidak
diterbitkan.
Kusumastuti, A., Darmoyo, A.B., Suwarlan, W., Sosromihardjo, S.P.C., 1999. The Wunut Field: Pleistocene
Volcaniclastic Gas Sands in East Java. Proceeding of Indonesian Petroleum Association, 27th Annual
Convention, October 1999, Jakarta, 21p.
Mulhadiyono, 1973. Petroleum Possibilities of the Banyumas Area. Proceedings Indonesian Petroleum Association,
second annual convention, Jakarta, pp.121-129.
Noeradi, D., Subroto E.A., Wahono H.E., Hermanto E., and Zaim Y., 2006. Basin Evolution and Hydrocarbon Potential
of Majalengka-Bumiayu Transpression Basin, Java Island, Indonesia. AAPG 2006 International Conference and
Exhibition, Perth, Australia, 32p.
Pertamina Unit EP-III, 1993. Laporan Akhir Sumur Karanggedang (KRG-1). Laporan internal, Jakarta, 20p.
Purwasatriya, E.B., 2014. Tinjauan Kembali Potensi Hidrokarbon Cekungan Banyumas Berdasarkan Data Geologi dan
Data Geofisika. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-7, Yogyakarta, pp.293-307.
Purwasatriya, E.B., Surjono, S.S., and Amijaya, H., 2018. New Paradigm to Understanding Turbidite Sediment in
Banyumas Basin. 1st International Conference on Material Science and Engineering for Sustainable Rural
Development (ICSME-SURE), Purwokerto.
Purwasatriya, E.B., Surjono, S.S., dan Amijaya, H., 2019. Sejarah Geologi Pembentukan Cekungan Banyumas Serta
Implikasinya Terhadap Sistem Minyak dan Gas Bumi. Jurnal Dinamika Rekayasa, 15(1): 23-31.
Remy, R.R., 1994. Porosity Reduction and Major Controls on Diagenesis of Cretaceous-Paleocene Volcaniclastic and
Arkosic Sandstone, Middle Park Basin, Colorado. Journal of Sedimentary Research, 64(4A): 797-806.
Rodriguez, R.H. and Iswarajati, R., 2006. XRMI Image Log Processing Report. Halliburton AFE, Jakarta, 214p.
Seubert, B.W., 2015. Volcaniclastic Petroleum Systems – Theory and Examples from Indonesia. Proceeding Indonesian
Petroleum Association (IPA), Jakarta, 12p.
Sribudiyani, Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B., Asikin, S., Harsolumakso, A.H, and
Yulianto, I., 2003. The Collision of East Java Microplate and Its Implication for Hydrocarbon Occurences in the
East Java Basin. Proceeding of Indonesian Petroleum Association, 29th annual convention and exhibition,
Jakarta, 12p.
Surdam, R.C., Boese, S.W., and Crossey, L.J., 1984. The Chemistry of Secondary Porosity: Part 2, Aspect of Porosity
Modification, In: McDonald, D.A. and Surdam, R.C. (eds.). Clastic Diagenesis. AAPG Memoir 37, pp. 127-149.
Ter Haar, C., 1935. Toelichting bij Blad 58 (Boemiajoe), Geologische kaart van Java 1:100.000. Dienst van den
Mijnbouw, Nederlandsch-Indie, 1p.
Williams, H. and McBirney, A.R., 1979. Volcanology. Freeman, Cooper & Co, San Francisco, 398p.

Anda mungkin juga menyukai