Deskripsi Singkat
Menjelaskan tiga pandangan dalam rencana garis. Anda akan diperkenalkan pada
penampang kapal, simbol dan penomoran, bagaimana memproyeksikan
penampang. Anda jug akan diajarkan tahapan menggambar rencana garis.
Indikator Materi
1) Gambar rencana garis
2) Tahapan menggambar rencana garis
3) Proyeksi rencana garis
Daftar Referensi
Kemp & Young. (2001). Ship Stabiliti Notes & Examples Third Edition.
Butterworth Heinemann, New Delhi.
a. Body plan
Gading kapal diberi nomor untuk mempermudah identifikasi dalam proses proyeksi ke
pandangan lain (Sheer plan dan Half bredt plan) dalam rencana garis. Penomoran
gading dimulai dari buritan ke haluan. Pada Gbr. 10, kapal memiliki 10 gading teoritis.
a. Sheer plan
Bentuk apal adalah simetris sehingga dalam rencana garis hanya ditampilkan salah satu
sisi saja. Tampilan gambar-gambar potongan bidang tegak-memanjang ini dinamakan
Sheer plan atau juga disebut pandangan samping.
Sebuah kapal yang dipotong memanjang sejajar permukaan air, maka bingkai bidang
setiap potongan dinamamakan garis air (Water line). Komposisi dari setiap garis air ini
mulai dari garis dasar (Base line) sampai di geladak dan kubu-kubu dinamakan rencana
½ lebar (Half breadth plan).
Gambar 5.3. Half Breadth Plan
Pemberian nomor setiap garis air dimulai dari dasar kapal hingga pada garis muat
terbesar. Pada Gbr. 7 terlihat bahwa kapal ini memiliki 5 garis air. Sehingga garis air nol
(WL-0) pada base line, sedangkan WL-5 pada garis muat.
2
Gambar 5.4. Rencana Garis Kapal Fajar-01 (Purse-seiner) di Maluku
3
5.2. Prosedur Penggambaran Rencana Garis
Rencana garis (lines plan) adalah representasikan suatu bentuk badan kapal dalam tiga
pandangan yakni : Body Plan, Half Bradt Plan, dan Sheer Plan.
Pembuatan rencana garis umumnya diawali dengan pembuatan body plan. Body Plan
menunjukan karakter station/gading kapal yakni yang tegak lurus terhadap water line dan
buttock line. Untuk mempermudah intepretasi bentuk lambung maka umumnya bentuk
lambung haluan digambar sebelah kanan center line, dan sebaliknya bentuk lambung
buritan di sebelah kiri.
Data awal dapat diperoleh melalui berbagai cara/pendekatan. Data ini bisa ditentukan oleh
pemilik kapal, atau juga melalui analisa muatan, sampai pada metode kapal-kapal
pembanding.
Dalam hal ini data awal diperoleh dari kapal contoh yang pernah dibangun dan sedang
beroperasi. Data dimaksud adalah data ukuran pokok dan kecepatan dinas dari beberapa
biro klasifikasi.
Berikut kami sampaikan link dari beberapa biro klasifikasi yang dapat diakses untuk
memperoleh data awal perhitungan rencana garis kapal.
Nama
Class Link data register Keterangan
Kapal
BKI http://armada.bki.co.id/featapp/pagedetail- Tersedia data
12ship-register-lang-en.html kecepatan dinas
Class LR http://www.lrshipsinclass.lrfairplay.com/ Harus register
Class BV http://www.veristar.com/portal/veristarinvo/gene Tersedia data
ralinfo/register/seaGoingship kecepatan dinas
Class NK http://www.classnk.or.jp/register/regship.aspx Sementara tidak
dapat diakses
6
b. Tahap II – Penentuan Koefisien Kapal, % Luas Gading, dan LCB
Koefisien kapal awal yang akan ditentukan adalah : CM, CB, dan CP, serta % Luas Gading
terhadap luas Midship, A, dan Length Center of Buoyancy (LCB). Adapun penentuan
nilai- nilai ini dilakukan dengan bantuan diagram Nederland Shipbaukundik P..... (NSP)
Mengawali pembacaan diagram NSP, maka terlebih dulu dilakukan perhitungan untuk
memperoleh nilai koefisien kecepatan :
V/Ldep
LWL = 4% LPP
Nilai Vs/Lpp diplot pada kurva NSP, kemudian dibuat garis horisontal sepanjang
diagram NSP. Setiap kurva yang berpotongan dengan garis tersebut diukur/diproyeksikan
untuk mendapatkan nilai CM, CB, CP, % Luas gading, dan Length Center of Buoyncy
(LCB).
CSA (digambar pada AutoCad), adalah kurva yang menggambarkan luas bidang gading
pada sumbu Y, sedangkan sumbu X menunjukan panjang antara garis tegak (LBP).
Sebelum menggambar kurva CSA, perlu menghitung luas gading tengah :
7
A = B . T. CM
Tabel 5.3. Perhitungan metode Simpson untuk mengoreksi volume dan LCB
2
1 𝐋𝐂𝐁𝑺𝒊𝒎𝒑𝒔𝒐𝒏=
Koreksi dimaksudkan agar nilai volume dan LCB pada pendekatan kedua ini (metode
Simpson) dibandingkan dengan volume dan LCB pada pendekatan pertama tidak
mengalami perbedaan yang besar. Volume pada pendekatan pertama didapat dari rumus
empiris yakni :
V = LWL . B . T . CB
8
• Koreksi volume dilakukan menggunakan rumus :
VRumus- VSimpson
Koreksi Volume= ×100%
VRumus
VRumus- VSimpson
Koreksi LCB=×100%
VRumus
Catatan : apabila hasil koreksi volume tidak memenuhi syarat <0,5% dan koreksi LCB
tidak memenuhi syarat < 0,1% maka yang harus anda lakukan adalah mengedit
CSA dan membuat perhitungan ulang menggunakan format Tabel 5.3 hanya
saja pada kolom (2), %A, diganti nilai luas gading yang diukur pada kurva
CSA hasil editan.
Transformasi ini dimaksudkan agar nilai CSA yang dihasilkan adalah mendekati nilai CSA
kapal yang sebenarnya. Adapun langkah-langkah transformasi adalah sebagai berikut :
9
Gambar 5.6. Transformasi CSAdep menjadi CSALwl dan CSALpp
10
Ulangi koreksi terhadap volume dan LCB seperti yang dilakukan dalam pembahasan 5.2.c
di atas. Bila syarat koreksi tidak terpenuhi, anda harus melakukan editing terhadap kurva
CSA hasil transvormasi ini. Tetapi bila telah memenuhi syarat koreksi, maka kita segera
berpindah pada tahap berikut ini.
• Tahapan ini adalah langkah awal penggambaran bentuk lambung kapal. Tahap ini
dimulai dengan mengkopy No GD, dan Luas GD. dari Tabel 5.4 di atas untuk
menghitung nilai A/2T. T adalah tinggi sarat kapal dari data kapal.
Gading A A/2T
(1) (2) (3)
-2
-1
0
1
2
3
4
5
11
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
• Berbeda dengan A/2T yang berbicara tentang pandangan depan (Body plan),
makakonsep B/2 sedang mengajak anda membicarakan pandangan atas (Half bredth
plan) pada garis air maksimum. Dimulai dengan mengkopy No GD dari Tabel 5.6,
selanjutnya masukan lebar kapal (B)/2 pada kolom (2), faktor Simpson dan sekarang
anda dapat selesaikan kolom (4).
Mengetahui tujuan tersebut, maka yang pertama harus dilakukan adalah menghitung sudut
masuk (Entrance), yakni sudut yang akan memandu bentuk/karakter lengkungan bidang air
haluan kapal.
Sudut masuk ini akan diperoleh dengan bantuan diagram pada Gambar 5.3. Mendahuluinya
anda perlu menghitung koefisien prismatik haluan, f , menggunakan rumus :
Memplot nilai f pada sumbu X, dan menarik garis vertikal memotong kedua kurva
kemudian memproyeksikan titik perpotongan itu ke sumbu Y, menyebabkan anda akan
bertemu dengan besarnya sudut entrance yang dicari.
Selanjutnya dengan panduan sudut entrance anda kemudian menggambar B/2 pada semua
gading haluan dan juga gading buritan.
13
Gambar 5.9. Penggambaran kurva B/2 (merah)
Selain syarat sudut masuk (Entrance), tidak ada aturan baku dalam menggambar kurva B/2.
Kurva ini dibuat/digambar berdasarkan feeling anda sebagai perancang. Namun demikian
akhirnya gambar anda akan dikoreksi.
Koreksi dimaksudkan untuk menguji apakah luas bidang garis air (A WL) yang dibentuk oleh
kurva B/2 akan menghasilkan koefisien garis air sesuai dengan CW yang diperoleh dari
diagram NSP. Anda diminta mengukur ordinat B/2 yang telah digambarkan pada AutoCad
kemudian diisi pada tabel 5.7.
14
Koreksi AWL dilakukan dengan rumus berikut dengan syarat tidak melebihi 0,5%
15
𝐀𝐖𝐋𝐒𝐦𝐩𝐬- 𝐀𝐖𝐋
𝐖𝐋 Koreksi = ×
Dimana : AWL = LWL B𝑨𝐖𝐋 100%
CWL 𝐀
CWL = 0,248 + (0,778 CBWL)
CBWL = CB (LPP/LWL)
CB = Koefisien blok diperoleh dari diagram NSP
LWL = dari data kapal
Bila ternyata hasil koreksi tidak memenuhi persyaratan, maka anda perlu melakukan
editing pada kurva B/2 yang telah digambarkan sebelumnya di AutoCad. Ordinat garis air
hasil edit dimasukan kembali ke tabel B/2 sampai koreksi luas garis air memenuhi syarat
(< 0,5%).
h. Tahap VIII – Menggambar bentuk linggi haluan dan buritan kapal
Linggi haluan (Stem) seperti diperlihatkan pada Gambar 5.7, adalah kontur/karakter garis
(merah) haluan kapal dilihat dari pandangan samping (Sheer plan). Ada beberapa bentuk
linggi haluan namun dalam hal ini kita menggunakan jenis Clipper bow.
Ada syarat yang harus di penuhi untuk linggi haluan ini yakni kemiringan linggi terhadap
garis tegak haluan (Fore perpendicular) adalah 15.
16
Gambar 5.12. Linggi buritan elips
Sebelumnya kita telah belajar menghitung dan menggambar B/2 pada garis air maksimum
(Draft). Sekarang anda akan diajak untuk menggambar ½ lebar geladak utama kapal dan
mengoreksinya. Gambar ini digambarkan pada kurva CSA yng sebelumnya telah anda
buat.
Pada gambar rencana garis, gambar B/2 lebar geladak utama ini dilakukan pada pandangan
atas (Half breadth plan) dan akan berbentuk suatu bidang yang dibatasi oleh kurva
lengkungan geladak utama.
Ada batasan yang harus dipenuhi dalam penggambaran ini antara lain :
• Lebar B/2 di haluan pada panjang 0,05 LPP dari haluan adalah (0,5 - 0,6)B.
• Pastikan panjang geladak utama (LGeld) telah ditentuk.
Berdasarkan syarat batasan B/2 geladak utama di atas, maka selanjutnya anda dapat
menggambarkan kurva lengkungan batas geladak utama di sebelah luar kurva B/2 sarat
kapal yang sebelumnya telah anda buat pada kurva CSA.
Gambar lengkungan B/2 geladak utama di gading-gading haluan (diluar parallel midle
body), dilakukan dengan terlebih dulu membuat garis bantu dari ujung depan bidang B/2
17
draft. Garis bantu ini diukur dari ujung belakang geladak ke arah haluan sepanjang L Geld .
Selanjutnya mengisi ordinat B/2Gdk ke dalam tabel di bawah ini.
Anda pasti masih ingat dengan Body plan, yang adalah proyeksi depan kapal, berisi
gambar kurva-kurva dari gading gading haluan di sebelah kanan dan gading-gading buritas
di sebelah kiri.
1 [(B × T) −
𝑅= A]
4𝜋
18
3) Menghitung luas A1 dan A2. Perbedaan A1 dan A2 tidak boleh terlalu banyak 4)
Menggambar lengkungan bilga dengan jari-jari :
Seperti permintaan yang harus dipenuhi dalam Gambar 5.1, maka berikut ini contoh
tabel yang perlu anda buat pada tahap ini. Selisih A1 dan A2 diijinkan < +/- 0,1% .
Titik-titik perpotongan dari setiap gading harus membentuk kurva yang mulus
(Stremline). Bila sayat koreksi ini tidak terpenuhi maka anda diharapkan mengedit
bentuk kurva gading sedemikian rupa sehingga persyaratannya terpenuhi.
Koreksi berikutnya adalah dengan menggunakan garis senta (Sent line), garis yang
dibuat diagonal dari titik perpotongan center line dengan garis air maksimum ke
titik sudut kiri.
Pada Gambar 5.13 yang dihitung dalam Tabel 5.10. di atas terlihat bahwa % selisih A 1 dan
A2 pada gading 4 adalah -0,339 % < 1%. Sehingga penggambaran gading 4 pada tahap ini
telah memenuhi syarat.
Selanjutnya dibuatkan gading-gading yang lain dan dikoreksi dengan cara yang sama.
Kemudian gading-gading yang telah memenuhi koreksi % selisih A1 dan A2 tersebut
dikoreksi lagi terhadap kurva perpotongan gading dengan A/2T dan koreksi Sent line.
21
Setelah tahap koreksi selesai, selanjutnya anda diminta melaksanakn proyeksi Body plan
ke sheer plan dan half bredth plan, perhitungan Volume dan LCB, serta koreksi Volume
(<0,5%) dan koreksi LCB (<0,1%). Selamat anda berhasil membuat Rencana Garis.
Latihan 1
Latihan 2
Pakailah data kapal dari mata kuliah Tugas Rencana Garis untuk melatih
setiap 10 tahapan dimaksud. Kerjakan kedua tugas ini dalam bentuk
makalah yang diketik rapih lengkap dengan gambar, tabel dan penjelasan
yang diperlukan.
Rangkuman
22