Anda di halaman 1dari 22

Modul 5

RENCANA GARIS KAPAL

Deskripsi Singkat
Menjelaskan tiga pandangan dalam rencana garis. Anda akan diperkenalkan pada
penampang kapal, simbol dan penomoran, bagaimana memproyeksikan
penampang. Anda jug akan diajarkan tahapan menggambar rencana garis.

Kompetensi yang Akan Dicapai


1) Menjelaskan gambar rencana garis
2) Mengetahui tahapan pembuatan rencana garis
3) Mengetahui proyeksi pandangan

Indikator Materi
1) Gambar rencana garis
2) Tahapan menggambar rencana garis
3) Proyeksi rencana garis

Daftar Referensi
Kemp & Young. (2001). Ship Stabiliti Notes & Examples Third Edition.
Butterworth Heinemann, New Delhi.

5.1 Komponen Rencana Garis


Istilah Rencana Garis (Lines plan) umumnya ditemui dalam pengetahuan bangunan
kapal. Gambar Rencana Garis dibuat untuk merepresentasi bentuk-bentuk sebuah kapal.
Rencana Garis yang baik terdiri dari dari depan (Body plan), dari samping (Sheer plan),
maupun dari atas/pandangan setengah lebar (Half bread plan).

a. Body plan

Kapal dipotong-potong secara tegak-melintang seperti pada Gbr. 5. Setiap rangka


penampang potongan disebut gading (Station). Penampang ½ gading mulai dari haluan
sampai gading tengah (Midship) ditempatkan disebelah kanan garis sumbu (Center
line), sebaliknya ½ penampang dari buritan hingga midship di sebelah kiri center line.
Gambar 5.1. Gading ( Stations/Frames)
1

Gading kapal diberi nomor untuk mempermudah identifikasi dalam proses proyeksi ke
pandangan lain (Sheer plan dan Half bredt plan) dalam rencana garis. Penomoran

gading dimulai dari buritan ke haluan. Pada Gbr. 10, kapal memiliki 10 gading teoritis.
a. Sheer plan

Kapal dipotong-potong tegak-memanjang seperti terlihat pada Gbr. 6. Selain Bidang


tengah potongan Setiap, maka bingkai bidang disebelah kiri dan kanan dinamakan
buttock line. Penomoran dimulai dari potongan yang terdekat dengan bidang tengah ke
arah sisi kiri-kanan kapal. Pada gambar terlihat bahwa kapal memiliki 3 buttock line.

Bentuk apal adalah simetris sehingga dalam rencana garis hanya ditampilkan salah satu
sisi saja. Tampilan gambar-gambar potongan bidang tegak-memanjang ini dinamakan
Sheer plan atau juga disebut pandangan samping.

a. Half breadth plan

Sebuah kapal yang dipotong memanjang sejajar permukaan air, maka bingkai bidang
setiap potongan dinamamakan garis air (Water line). Komposisi dari setiap garis air ini
mulai dari garis dasar (Base line) sampai di geladak dan kubu-kubu dinamakan rencana
½ lebar (Half breadth plan).
Gambar 5.3. Half Breadth Plan

Pemberian nomor setiap garis air dimulai dari dasar kapal hingga pada garis muat
terbesar. Pada Gbr. 7 terlihat bahwa kapal ini memiliki 5 garis air. Sehingga garis air nol
(WL-0) pada base line, sedangkan WL-5 pada garis muat.

Penampang dari setiap potongan dibuat menyatu dengan perspektifnya untuk


memudahkan proses penggambaran dan koreksi serta mambantu memahami bentuk
kapal secera keseluruhan.

2
Gambar 5.4. Rencana Garis Kapal Fajar-01 (Purse-seiner) di Maluku
3
5.2. Prosedur Penggambaran Rencana Garis
Rencana garis (lines plan) adalah representasikan suatu bentuk badan kapal dalam tiga
pandangan yakni : Body Plan, Half Bradt Plan, dan Sheer Plan.

Pembuatan rencana garis umumnya diawali dengan pembuatan body plan. Body Plan
menunjukan karakter station/gading kapal yakni yang tegak lurus terhadap water line dan
buttock line. Untuk mempermudah intepretasi bentuk lambung maka umumnya bentuk
lambung haluan digambar sebelah kanan center line, dan sebaliknya bentuk lambung
buritan di sebelah kiri.

a Tahap I, Memperoleh Data Awal

Data awal dapat diperoleh melalui berbagai cara/pendekatan. Data ini bisa ditentukan oleh
pemilik kapal, atau juga melalui analisa muatan, sampai pada metode kapal-kapal
pembanding.

Dalam hal ini data awal diperoleh dari kapal contoh yang pernah dibangun dan sedang
beroperasi. Data dimaksud adalah data ukuran pokok dan kecepatan dinas dari beberapa
biro klasifikasi.

Tabel 5.1. Contoh Data awal perhitungan rencana garis kapal

Tipe kapal Passenger Ship


Klasifikasi Biro Klasifikasi Indonesia
Panjang (Lpp) 56,01 m
Lebar (B) 8,5 m
Tinggi Geladak (H) 2,9 m
Tinggi sarat (T) 2,1 m
Kecepatan dinas (Vs) 12 Knot

Berikut kami sampaikan link dari beberapa biro klasifikasi yang dapat diakses untuk
memperoleh data awal perhitungan rencana garis kapal.

Tabel 5.2. Contoh link WEB Biro Klasifikasi

Nama
Class Link data register Keterangan
Kapal
BKI http://armada.bki.co.id/featapp/pagedetail- Tersedia data
12ship-register-lang-en.html kecepatan dinas
Class LR http://www.lrshipsinclass.lrfairplay.com/ Harus register
Class BV http://www.veristar.com/portal/veristarinvo/gene Tersedia data
ralinfo/register/seaGoingship kecepatan dinas
Class NK http://www.classnk.or.jp/register/regship.aspx Sementara tidak
dapat diakses

6
b. Tahap II – Penentuan Koefisien Kapal, % Luas Gading, dan LCB

Koefisien kapal awal yang akan ditentukan adalah : CM, CB, dan CP, serta % Luas Gading
terhadap luas Midship, A, dan Length Center of Buoyancy (LCB). Adapun penentuan
nilai- nilai ini dilakukan dengan bantuan diagram Nederland Shipbaukundik P..... (NSP)

Mengawali pembacaan diagram NSP, maka terlebih dulu dilakukan perhitungan untuk
memperoleh nilai koefisien kecepatan :

V/Ldep

dimana : Vs = kecepatan dinas

Ldep = (LWL + LPP)/2

LWL = 4% LPP

Gambar 5.5. Diagram NSP

Nilai Vs/Lpp diplot pada kurva NSP, kemudian dibuat garis horisontal sepanjang
diagram NSP. Setiap kurva yang berpotongan dengan garis tersebut diukur/diproyeksikan
untuk mendapatkan nilai CM, CB, CP, % Luas gading, dan Length Center of Buoyncy
(LCB).

c. Tahap III – Menghitung dan Menggambar Curve of Section Area (CSA)

CSA (digambar pada AutoCad), adalah kurva yang menggambarkan luas bidang gading
pada sumbu Y, sedangkan sumbu X menunjukan panjang antara garis tegak (LBP).
Sebelum menggambar kurva CSA, perlu menghitung luas gading tengah :

7
A = B . T. CM

Dimana : B = lebar kapal


T = tinggi sarat kapal
CM = koefisien midship (dari NSP)

Tabel 5.3. Perhitungan metode Simpson untuk mengoreksi volume dan LCB

2
1 𝐋𝐂𝐁𝑺𝒊𝒎𝒑𝒔𝒐𝒏=

Koreksi dimaksudkan agar nilai volume dan LCB pada pendekatan kedua ini (metode
Simpson) dibandingkan dengan volume dan LCB pada pendekatan pertama tidak
mengalami perbedaan yang besar. Volume pada pendekatan pertama didapat dari rumus
empiris yakni :

V = LWL . B . T . CB

dimana : LWL, B, T diambil dari data kapal (BKI) Tahap I (5.2.a)


CB diambil dari hasil pembacaan diagram NSP, Tahap II (5.2.b)

8
• Koreksi volume dilakukan menggunakan rumus :

VRumus- VSimpson
Koreksi Volume= ×100%
VRumus

• Koreksi volume dilakukan menggunakan rumus :

VRumus- VSimpson
Koreksi LCB=×100%
VRumus

Catatan : apabila hasil koreksi volume tidak memenuhi syarat <0,5% dan koreksi LCB
tidak memenuhi syarat < 0,1% maka yang harus anda lakukan adalah mengedit
CSA dan membuat perhitungan ulang menggunakan format Tabel 5.3 hanya
saja pada kolom (2), %A, diganti nilai luas gading yang diukur pada kurva
CSA hasil editan.

d. Tahap IV – Mentransformasikan CSAdep ke CSALwl dan CSALpp

Transformasi ini dimaksudkan agar nilai CSA yang dihasilkan adalah mendekati nilai CSA
kapal yang sebenarnya. Adapun langkah-langkah transformasi adalah sebagai berikut :

1. Copy CSAdep dan gambarkan ½ LWL dari midship ke haluan


2. Gambarkan garis horisontal dengan panjang = LWL dengan tengahnya tepat pada
midship
3. Geserkan ujung kurva kiri ke gading 0 dan ujung kanan ke gading 20
4. Bagi LPP menjadi 20 bagian.
5. Gambar dan ukurkan ulang luas gading yang baru akibat perubahan point 3
6. Masukan nilai luas gading (point 5) ke dalam tabel dengan format Tabel 5.3.
dengan tambahan GD-1, dan GD-2.

9
Gambar 5.6. Transformasi CSAdep menjadi CSALwl dan CSALpp

10
Ulangi koreksi terhadap volume dan LCB seperti yang dilakukan dalam pembahasan 5.2.c
di atas. Bila syarat koreksi tidak terpenuhi, anda harus melakukan editing terhadap kurva
CSA hasil transvormasi ini. Tetapi bila telah memenuhi syarat koreksi, maka kita segera
berpindah pada tahap berikut ini.

e. Tahap V – Menghitung A/2T dan B/2

• Tahapan ini adalah langkah awal penggambaran bentuk lambung kapal. Tahap ini
dimulai dengan mengkopy No GD, dan Luas GD. dari Tabel 5.4 di atas untuk
menghitung nilai A/2T. T adalah tinggi sarat kapal dari data kapal.

Tabel 5.6 Perhitungan A/2T

Gading A A/2T
(1) (2) (3)
-2
-1
0
1
2
3
4
5

11
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

• Berbeda dengan A/2T yang berbicara tentang pandangan depan (Body plan),
makakonsep B/2 sedang mengajak anda membicarakan pandangan atas (Half bredth
plan) pada garis air maksimum. Dimulai dengan mengkopy No GD dari Tabel 5.6,
selanjutnya masukan lebar kapal (B)/2 pada kolom (2), faktor Simpson dan sekarang
anda dapat selesaikan kolom (4).

f. Tahap VI – Menghitng lebar gading selain pada parallel midle body


12
Tahap V menghasilkan lebar kapal pada parallel midle body. Bagaimana dengan lebar
gading-gading buritan dan haluan ?. Kita akan membahas hal tersebut pada Tahap VI ini.

Mengetahui tujuan tersebut, maka yang pertama harus dilakukan adalah menghitung sudut
masuk (Entrance), yakni sudut yang akan memandu bentuk/karakter lengkungan bidang air
haluan kapal.
Sudut masuk ini akan diperoleh dengan bantuan diagram pada Gambar 5.3. Mendahuluinya
anda perlu menghitung koefisien prismatik haluan, f , menggunakan rumus :

f = LPP + (1,4 - LPP)  e

dimana : LPP = (Ldep/LPP) NSP


NSP = CP yang diperoleh dari diagram NSP (Lihat 5.2.b)
e = LCB yang didapat dari diagram NSP

Gambar 5.7. Diagram hubungan f dengan entrance ()

Memplot nilai f pada sumbu X, dan menarik garis vertikal memotong kedua kurva
kemudian memproyeksikan titik perpotongan itu ke sumbu Y, menyebabkan anda akan
bertemu dengan besarnya sudut entrance yang dicari.

Gambar 5.8. Penggambaran entrance dan kurva A/2T

Selanjutnya dengan panduan sudut entrance anda kemudian menggambar B/2 pada semua
gading haluan dan juga gading buritan.

13
Gambar 5.9. Penggambaran kurva B/2 (merah)

Selain syarat sudut masuk (Entrance), tidak ada aturan baku dalam menggambar kurva B/2.
Kurva ini dibuat/digambar berdasarkan feeling anda sebagai perancang. Namun demikian
akhirnya gambar anda akan dikoreksi.

g. Tahap VII – Koreksi kurva B/2

Koreksi dimaksudkan untuk menguji apakah luas bidang garis air (A WL) yang dibentuk oleh
kurva B/2 akan menghasilkan koefisien garis air sesuai dengan CW yang diperoleh dari
diagram NSP. Anda diminta mengukur ordinat B/2 yang telah digambarkan pada AutoCad
kemudian diisi pada tabel 5.7.

14
Koreksi AWL dilakukan dengan rumus berikut dengan syarat tidak melebihi  0,5%

15
𝐀𝐖𝐋𝐒𝐦𝐩𝐬- 𝐀𝐖𝐋
𝐖𝐋 Koreksi = ×
Dimana : AWL = LWL  B𝑨𝐖𝐋 100%
 CWL 𝐀
CWL = 0,248 + (0,778  CBWL)
CBWL = CB  (LPP/LWL)
CB = Koefisien blok diperoleh dari diagram NSP
LWL = dari data kapal

Bila ternyata hasil koreksi tidak memenuhi persyaratan, maka anda perlu melakukan
editing pada kurva B/2 yang telah digambarkan sebelumnya di AutoCad. Ordinat garis air
hasil edit dimasukan kembali ke tabel B/2 sampai koreksi luas garis air memenuhi syarat
(< 0,5%).
h. Tahap VIII – Menggambar bentuk linggi haluan dan buritan kapal

Linggi haluan (Stem) seperti diperlihatkan pada Gambar 5.7, adalah kontur/karakter garis
(merah) haluan kapal dilihat dari pandangan samping (Sheer plan). Ada beberapa bentuk
linggi haluan namun dalam hal ini kita menggunakan jenis Clipper bow.

Ada syarat yang harus di penuhi untuk linggi haluan ini yakni kemiringan linggi terhadap
garis tegak haluan (Fore perpendicular) adalah  15.

Gambar 5.11. Linggi haluan clipper bow

• Langkah-langkah menggambar linggi haluan pada AutoCad:


1) Membuat bidang persegi panjang dengan panjang = LPP, dan tinggi = sarat kapal. 2)
Menggambarkan garis gading utama (Main deck)
3) Membuat penomoran gading mulai dari gading -2 s/d 20.
4) Menggambarkan garis dengan kemiringan 15 ke atas dan ke bawah dimulai dari
titik pertemuan FP dengan garis sarat air.
5) Gunakan tools Spline untuk menggambar bentuk linggi dengan syarat point (4).
6) Ujung atas SPL melewati titik pertemuan FP dengan garis sarat air, selanjutnya SPL
membuka keluar/ke-depan.

16
Gambar 5.12. Linggi buritan elips

• Langkah-langkah menggambar linggi buritan pada AutoCad:


1) Panjangkan garis geladak utama dan garis tinggi sarat air melewati Gading -2.
2) Gambarkan garis vertikal dari Gd -2 hingga memotong garis main deck dan sarat
air.
3) Menghitung nilai ; D. a. e. b sebelum melakukan penggambaran linggi buritan. D =
diameter propeller (0,6 – 0,7) T b = batas hose propeller sebelah kanan AP (  0,36
T) e = diameter lobang as propeller ( 0,12 T) a = tinggi sumbu as propeller dari
base line ( 0,33 T)
4) Gunakan garis bantu untuk nilai-nilai ; D. a. e. b untuk membuat gambar linggi
5) Gunakan spline untuk menggambarkan lengkungan linggi buritan, dan line untuk
menggambarkan batas depan dan belakang dari boss propeller.

i. Tahap IX – Menggambar bentuk ½ lebar geladak utama

Sebelumnya kita telah belajar menghitung dan menggambar B/2 pada garis air maksimum
(Draft). Sekarang anda akan diajak untuk menggambar ½ lebar geladak utama kapal dan
mengoreksinya. Gambar ini digambarkan pada kurva CSA yng sebelumnya telah anda
buat.

Pada gambar rencana garis, gambar B/2 lebar geladak utama ini dilakukan pada pandangan
atas (Half breadth plan) dan akan berbentuk suatu bidang yang dibatasi oleh kurva
lengkungan geladak utama.

Ada batasan yang harus dipenuhi dalam penggambaran ini antara lain :
• Lebar B/2 di haluan pada panjang 0,05 LPP dari haluan adalah (0,5 - 0,6)B.
• Pastikan panjang geladak utama (LGeld) telah ditentuk.

Berdasarkan syarat batasan B/2 geladak utama di atas, maka selanjutnya anda dapat
menggambarkan kurva lengkungan batas geladak utama di sebelah luar kurva B/2 sarat
kapal yang sebelumnya telah anda buat pada kurva CSA.

Gambar lengkungan B/2 geladak utama di gading-gading haluan (diluar parallel midle
body), dilakukan dengan terlebih dulu membuat garis bantu dari ujung depan bidang B/2

17
draft. Garis bantu ini diukur dari ujung belakang geladak ke arah haluan sepanjang L Geld .
Selanjutnya mengisi ordinat B/2Gdk ke dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.8. B/2WL & B/2Gdk


Gading B/2WL B/2Gdk
(1) (2) (3)
-2 0 12
-1 5,658 12,052
0 7,176 12,104
1 9,141 12,372
2 10,336 12,657
3 11,196 12,968
4 12,144 13,306
5 12,887 13,667
6 13,595 14,045
7 14,227 14,411
8 14,68 14,696
9 14,857 14,865
10 15 15
11 15 15
12 15 15
13 14,896 15
14 14,640 14,896
15 13,925 14,651
16 11,781 13,925
17 8,857 11,783
18 5,598 8,857
19 2,451 2,451
20 0 0

Gambar 5.13. Penggambaran Gading

j. Tahap X – Menggambar body plan

Anda pasti masih ingat dengan Body plan, yang adalah proyeksi depan kapal, berisi
gambar kurva-kurva dari gading gading haluan di sebelah kanan dan gading-gading buritas
di sebelah kiri.

Adapun langkah-langkah penggambaran bodi plan antara lain :


1) Menggambarkan sebuah kotak dengan lebar = lebar kapal (B) dan tinggi = H, juga
buatkan garis horisonta setinggi T diukur dari dasar kotak.
2) Menggambar lengkungan bilga dengan jari-jari :

1 [(B × T) −
𝑅= A]
4𝜋

18
3) Menghitung luas A1 dan A2. Perbedaan A1 dan A2 tidak boleh terlalu banyak 4)
Menggambar lengkungan bilga dengan jari-jari :

Gambar 5.14. Bentuk dasar body plan


5) Menggambar gading-gading kapal
Untuk menggambarkan gading-gading kapal anda membutukan nilai A/2T, B/2 WL,
dan B/2Gdk. Nilai nilai ini telah anda dapatkan sebelumnya sehingga anda hanya
perlu membuatnya dalam satu tabel untuk mempermudah pekerjaan penggambaran
ini.

Gading A/2T B/2WL B/2Gdk


(1) (2) (3) (4)
-2 0 0 12
-1 0,235 5,658 12,052
0 0,454 7,176 12,104 Gambar 5.15. Luas A1 dan A2 dalam metode
1 1,824 9,141 12,372 menggambar gading
2 3,807 10,336 12,657 Tabel 5.9. Rekap A/2T, B/2WL, B/2Gdk
3 5,785 11,196 12,968
4 8,217 12,144 13,306
5 10,787 12,887 13,667
6 12,440 13,595 14,045
7 13,755 14,227 14,411
8 14,457 14,68 14,696
9 14,692 14,857 14,865
10 14,760 15 15
11 14,760 15 15
12 14,760 15 15
13 14,684 14,896 15
14 14,353 14,640 14,896
15 13,193 13,925 14,651
19
16 11,099 11,781 13,925
17 7,976 8,857 11,783
18 4,996 5,598 8,857
19 2,141 2,451 2,451
20 0 0 0
Gambar 5.16. Penggambaran A/2T, B/2WL , B/2Gdk

Seperti permintaan yang harus dipenuhi dalam Gambar 5.1, maka berikut ini contoh
tabel yang perlu anda buat pada tahap ini. Selisih A1 dan A2 diijinkan < +/- 0,1% .

Tabel 5.10. % selisih luas A1 dan A2


Luas Luas %
Gad. Selisih
A1 A2 Selisih
(1) (2) (3) (4) (5)
-2
-1
0
1
2
3
OrdinatA/2T
4 11,815 11,855 -0,040 -0,339
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16 Gambar 5.17. Penggambaran Gading 4
17 20
18
19
20
Dalam penggambaran gading-gading di AutoCad, anda sebaiknya layer sebanyak
gading. Ini dimaksudkan untuk mempermudah penggambaran dan koreksi gading.

6) Mengoreksi bentuk gading


Koreksi dilakukan dengan dua langkah; yang pertama dengan mengoreksi
perpotongan garis kurva gading dengan garia A/2T. seperti terlihat pada gambar
berikut ini

Gambar 5.18. Metode kurva perpotongan gading dengan A/2T

Titik-titik perpotongan dari setiap gading harus membentuk kurva yang mulus
(Stremline). Bila sayat koreksi ini tidak terpenuhi maka anda diharapkan mengedit
bentuk kurva gading sedemikian rupa sehingga persyaratannya terpenuhi.

Koreksi berikutnya adalah dengan menggunakan garis senta (Sent line), garis yang
dibuat diagonal dari titik perpotongan center line dengan garis air maksimum ke
titik sudut kiri.

Gambar 5.19. Metode kurva perpotongan gading dengan garis senta

Pada Gambar 5.13 yang dihitung dalam Tabel 5.10. di atas terlihat bahwa % selisih A 1 dan
A2 pada gading 4 adalah -0,339 % < 1%. Sehingga penggambaran gading 4 pada tahap ini
telah memenuhi syarat.

Selanjutnya dibuatkan gading-gading yang lain dan dikoreksi dengan cara yang sama.
Kemudian gading-gading yang telah memenuhi koreksi % selisih A1 dan A2 tersebut
dikoreksi lagi terhadap kurva perpotongan gading dengan A/2T dan koreksi Sent line.

21
Setelah tahap koreksi selesai, selanjutnya anda diminta melaksanakn proyeksi Body plan
ke sheer plan dan half bredth plan, perhitungan Volume dan LCB, serta koreksi Volume
(<0,5%) dan koreksi LCB (<0,1%). Selamat anda berhasil membuat Rencana Garis.
Latihan 1

Ada 10 tahapan penggambaran Rencana Garis. Sebutkan/tuliskan setiap


tahap dimaksud, dan keistimewaan dari masing-masing tahapan

Latihan 2
Pakailah data kapal dari mata kuliah Tugas Rencana Garis untuk melatih
setiap 10 tahapan dimaksud. Kerjakan kedua tugas ini dalam bentuk
makalah yang diketik rapih lengkap dengan gambar, tabel dan penjelasan
yang diperlukan.

Rangkuman

1. Rencana garis mewakili bentuk badan kapal sehingga diperlukan 3


pandangan untuk memahaminya; Body plan, Half Bradth Plan, dan
Sheel Plan
2. Body plan menunjukan pandangan dari depan, Half bradth plan
menunjukan kapal pada pandangan atas, Sheer plan adalah pandangan
samping kapal.
3. Ada 15 langkah penggambaran Rencana Garis : 1) mendapatkan
ukuran pokok dan kecepatan service (Vs); 2) Perhitungan Vs/Lpp,
penentuan CM, CB dan LCB; 3) Mendapatkan prersentasi Gading-
gadig (haluan, buritan) terhadap luas gading tengah; 4) Menggambar
kurva luas bidang gading (CSA), menghitung Volume, LCB dan
koreksinya; 5) Mendesain parameter bentuk lambung (Shape control);
6) Menggambar Body Plan; 7) Proyeksi Body plan ke Sheer plan dan
Half bradth plan; 8) Hitung volume dan LCB serta koreksinya; 9)
Melakukan Firing terhadap lines sesuai dengan hasil koreksi volume
dan LCB.

22

Anda mungkin juga menyukai