Anda di halaman 1dari 1

PENENTUAN BILANGAN KOORDINASI KOMPLEKS TEMBAGA II

A. LATAR BELAKANG
1. Tinjauan Umum
Secara umum, senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan
ikatan kovalen koordinasi dapat dianggap sebagai senyawa koordinasi. Dalam
konteks yang telah khusus. Senyawa koordinasi adalah senyawa yang
pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara
ion logam atau atom logam dengan atom nonlogam. Senyawa kompleks dapat
merupakan senyawa kompleks netral seperti [Ni(CO)4] atau senyawa
kompleks ionik seperti [Ag(NH3)2]NO3 (Effendy, 2011: 2-3).
Menurut Ramlahwati (2005: 3-4) teori koordinasi werner sangat
sederhana. Teori ini dapat dinyatakan dalam bentuk postulat berikut ini :
a. Sebuah ion mempunyai dua jenis valensi, yaitu valensi primer (valensi
dapat terionisasi) dan valensi sekunder (valensi tidak dapat terionisasi).
b. Jumlah valensi sekunder suatu ion adalah tertentu, misalnya ion Pt 4+, Co3+,
Ti3+, Fe3+, bervalensi 6, ion Pd2+, Pt2+, Cu2+, Ni2+, bervalensi sekunder 4,
dan ion Cu+, Ag+, Au+, Hg+, bervalensi sekunder 2.
c. Valensi sekunder harus dipenuhi oleh anion atau molekul netral yang
mempunyai pasangan elektron bebas (misalnya halida, sianida, amonia,
amin, dan air).
d. Dalam sebuah senyawa, valensi sekuder harus dipenuhi secara sempurna.
Setelah valensi ini dipenuhi, kemudian valensi primer baru dipenuhi oleh
anion jika membentuk kompleks kation atau sebaliknya.
e. Valensi sekunder memiliki ruangan atau bentuk geometri tertentu. Valensi
sekuder 4 dari ion tembaga berbentuk bujursangkar.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia di sekitar atom
atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-
masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat). Bilangan koordinasi untuk ion
tembaga dalam [Cu(NH3)4]2+ adalah 4. Kristal CuCl2.2H2O dan kristal
CuSO4.5H2O adalah kristal yang berhidrat atau mengikat air, sehingga jika
dilarutkan dalam pelarut air akan menyebabkan kristal Cu2+ yang berhidrat

Anda mungkin juga menyukai