Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Guru mempunyai tugas, fungsi, dan peran sangat penting serta
strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional
diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk
mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis,
etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial, dan berkepribadian yang baik.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat,
bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru.

Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan layanan


pendidikan/pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik, wajib
bagi guru untuk selalu melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi bagi guru sesuai
dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

UjianNasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)


merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari system pendidikan
nasional. UN adalah system evaluasi standard pendidikan dasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar
daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Hasil pengukuran
capaian siswa berdasar UN selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS.
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-siswa masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) seperti
menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu siswa harus
dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) agar
terdorong kemampuan berpikir kritisnya.

1
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan
kualitas siswa adalah menyelenggarakan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi yang selanjutnya disebut dengan
Program PKP.

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu


pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui
langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja
guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling (MGBK),
yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi
melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi
memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di
lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi
guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu
lainnya.

2. Tujuan Kegiatan
Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi merupakan program yang
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan
guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills/HOTS)pada unit pembelajaran1 tentang
interaksi social dan unit pembelajaran 2 tentang motif, prinsip, dan
tindakan ekonomi. Program ini merupakan salah satu program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang lebih berfokus pada
upaya memintarkan siswa melalui pembelajaran berorientasi
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan mempertimbangkan

2
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi, maka
program ini dilakukan dengan berbasis zonasi, selanjutnya disebut
dengan Program PKP.

3. Sasaran
Sasaran dari Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi adalah guru
kelas VII dengan mata pelajaran IlmuPengetahuan Alam (IPA).

4. Hasil yang Dicapai


Hasil yang ingin dicapai dari program PKP bagi guru sasaran ini
adalah meningkatnya kompetensi guru dalam merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills/HOTS).

3
BAB II.
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu pelaksanaan
Kegiatan Program PKP bagi guru sasaran kelas VII dan mata pelajaran
IPA dilaksanakan pada tanggal 06 Oktober sampai dengan 03
Nopember 2019. Pola kegiatan dilaksanakan selama 82 JP yang
mencakup 8 sesi kegiatan (kegiatan In-1, kegiatan In-2, kegiatan On-1,
kegiatan In-3, kegiatan On-2, kegiatan In-4, kegiatan On-3, dan
kegiatan In-5)
b. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Program PKP bagi guru sasaran dilaksanakan di SMPN 11
Sijunjung Kabupaten Sijunjung provinsi Sumatera Barat.

2. Peserta
Peserta yang telah mengikuti Program PKP bagi guru sasaran kelas VII
dan mata pelajaran IPA dengan unit pembelajaran 1 tentang Asam, basa
dan Garam dan unit pembelajaran 2 tentang Sistem pencernaan adalah
sejumlah 20 orang guru.

3. Uraian Materi
Materi pada pelaksanaan kegiatan PKP bagi guru sasaran tahun 2019
dapat di lihat pada uraian berikut ini:

a. Kebijakan program PKB melalui PKP berbasis zonasi

Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). 

4
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan
mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP
mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan
istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru
(PKG) PAUD/TK, Kelompok Kerja Guru (KKG) SD, atau Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP/SMA/SMK, dan Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling (MGBK), yang selama ini dilakukan melalui
Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan
dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan
keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status
akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata
UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah


pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
keprofesiannya. Pada Program PKB terdahulu yang dikembangkan
oleh Ditjen GTK sebelumnya, yang didasarkan pada hasil Uji
Kompetensi Guru, berfokus pada peningkatan kompetensi guru
khususnya kompetensi pedagogi dan profesional. Sedangkan Program
PKP lebih berfokus pada upaya mencerdaskan siswa melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Manfaat Program PKP Berbasis Zonasi adalah sebagai berikut:
a) membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya;   b) membiasakan
siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya; c) memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam
pelaksanaan supervisi akademik; dan d) memberikan acuan kepada
pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik dan
manajerial. 

5
b. Integrasi PPK dan GLN dalam pembelajaran HOTS

Peningkatan kompetensi pembelajaran secara umum bertujuan


untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru
dalam merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), dan secara khusus untuk :

1) Mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas dan


berkeadilan
2) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan kompetensi
pembelajaran, karena kegiatan dilakukan secara terintegrasi dalam
satu area wilayah dengan mempertimbangkan jarak, akses, dan
volume guru yang ikut serta,
3) Memudahkan dalam melakukan pemetaan kompetensi, kinerja,
serta aktivitas guru,
4) Memudahkan dalam melakukan pembinaan terhadap program
peningkatan kompetensi guru sesuai dengan hasil pemetaan yang
dilakukan,  dan
5) Memudahkan dalam melakukan supervisi dan koordinasi
peningkatan kompetensi pembelajaran.
Strategi implementasi PPK meliputi:
1) PPK berbasi kelas
 Integrasi dalam mata pelajaran
 Optimalisasi muatan lokal
 Managemen kelas
2) PPK berbasis budaya sekolah
 Pembiasaan nilai-nilai dalan keseharian
 Branding sekolah
 Keteladanan pendidik
 Ekosistem sekolah

6
 Norma, peraturan dan tradisi sekolah
3) PPK berbasi masyarakat
 Orangtua, komite sekolah
 Dunia usaha
 Akademisi
 Pegiat pendidik
 Pelaku seni, budaya dan sastra
 Pemerintah dan Pemda

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupaakn sebuah upaya yang


dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik. Salah satu kegiatan literasi sekolah yaitu
menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelolah pengetahuan.
Gerakan literasi sekolah dapat menumbuhkan rasa untuk memupuk
kebiasaan dalam membaca agar peserta didik dapat memiliki wawasan
dan pengetahuan yang luas tentang dunia.

c. Konsep dan pendalaman materi pembelajaran berorientasi HOTS


Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai
kompetensi dengan penerapan HOTS. Keterampilan tersebut yaitu:
1) Berpikir kritis
2) Kreatif dan inovatif
3) Kemampuan berkomunikasi
4) Kemampuan bekerjasama
5) Kepercayaan diri

Pada kegiatan PKP berbasis zonasi ini materi pokok pembelajaran


yang diajdikan acuan terdiri dari 2 modul yaitu:

1) Modul A unit pembelajaran 1 dengan materi Sistem Pencernaan.


2) Modul B unit pembelajaran 2 dengan materi Asam, Basa dan Garam.

7
Kegiatan dimulai dengan penyusunan desain pembelajaran berbasis
HOTS. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan pembelajaran yang
melatih kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Langkah-
langkah menyussun desain pembelajaran berorientasi HOTS antaralai
sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran meliputi:

1) Analisis SKL-KI-KD-IPK
2) Menentukan keterampila proses kognitif/berpikir dan dimensi
pengetahuan
3) Menentukan tujuan pembelajaran
4) Integrasi penguatan pendidikan karakter dan literasi
5) Penetuan model pembelajaran ( PJBL, PBL, DL)

Pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1) Desain kegiatan awal pembelajaran


2) Desain kegiatan inti pembelajaran
3) Desain kegiatan penutup pembelajaran

Penilaian dan evaluasi pembelajaran, meliputi:

1) Pengembangan kisi-kisi pembelajaran


2) Pengembanagn penilaian
3) Evaluasi pembelajaran

d. Pengembangan Desain dan Penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran Berorientasi HOTS

HOTS merupakan singkatan dari Higher Order Thingking Skills


yang artinya kemampuan berpikir kritis, logis dan kreatif yang
merupakan cara berpikir tingkat tinggi yang terdiri atas kemampuan
menganalisis, mengevaluasi mdan mencipta. Setiap jenjang HOTS

8
memiliki kemampuan yang berbeda seperti pada kemampuan
menganalisis yang artinya dapat mengelompokkan serta memilih
informasi sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Pembelajaran yang menerapkan HOTS bercirikan transfer
pengetahuan, berpikir kritis dan kreatif serta penyelesaian masalah.
Pembelajaran HOTS menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang
meliputi :
1) Komunikasi
2) Kolaborasi
3) Berpikir kritis
4) Kreatif dan inovatif

Berdasarkan hal diatas, pembelajaran HOTS dapat diterapkan


pada beberapa model pembelajaran seperti:
1) Ingkuiri/Discovery
2) Pembelajaran berbasis masalah (PBL)
3) Pembelajaran berbasi Proyek (PJBL)

Dalam pembelajaran HOTS tingkat kemampuan yang diberikan


bukan lagi kemampuan tingkat rendah (C1, C2, C3), akan tetapi
kemampuan tingkat tinggi (C4, C5, C6).

Sebelum menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS, guru


terlebih dahulu menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran
dan penilaian HOTS. Hasilm pembelajaran HOTS akan diukur
melalui penilaian HOTS pada aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Tujuannya untuk mengetahui ketercapaian indikator
pencepaaian kompetensi (IPK) dari sebuah KD yang diwakili oleh
sebuah kata KKO.

9
4. Struktur Program
No Jumlah JP
Materi
.
Umum 2
1. Kebijakan Program PKB melalui PKP Berbasis 1
Zonasi
2. Integrasi PPK dan GLN dalam Pembelajaran 1
Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Pokok 74
3. Konsep dan Pendalaman Materi Pembelajaran 8
Berorientasi HOTS
a. Unit Pembelajaran1
b. Unit Pembelajaran 2
4. Pengembangan Desain dan Penyusunan Rencana 36
Pelaksanaan Pembelajaran Berorientasi HOTS
a. Pengembangan Pembelajaran Berorientasi
HOTS
b. Penilaian Berorientasi HOTS
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
5. Praktik Mengajar 20
6. Laporan Best Practice 10
Penunjang 6
7. Pengenalan Kelas Pendampingan Online 4
8. Tes Awal dan Tes Akhir 2
Jumlah 82

5. Jadwal Kegiatan

Waktu (JP) @
Keter
No 45’
Materi anga
.
n
Teori Praktik
1. Minggu, 06 Oktober 2019 6 5
In-1, PertemuanAwal
 Kebijakan Program Pengembangan 1
Keprofesian Berkelanjutan melalui
Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi

 Integrasi PPK dan GLN dalam 1


Pembelajaran Berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS)

10
Waktu (JP) @
Keter
No 45’
Materi anga
.
n
Teori Praktik

 Pengenalan Kelas Pendampingan 4


Online

 Tes Awal 1

 Konsep dan Pendalaman Materi 4


Pembelajaran Berorientasi HOTS
(Unit Pembelajaran ke-1)
3. Minggu, 13 Oktober 2019 4 10
In-2, Pengembangan dan Desain dan
Penilaian Pembelajaran Berorientasi
HOTS unit ke-1
 Konsep dan Pendalaman Materi 4
Pembelajaran Berorientasi HOTS
(Unit Pembelajaran ke-2)
 Pengembangan dan Desain 6
Pembelajaran Berorientasi HOTS unit
ke-1
 Pengembangan dan Penilaian 4
Berorientasi HOTS unit ke-1
5. Senins.d Jumat, 14-18 Oktober 2019 - 10
On-1, Penyusunan RPP unit ke-1 dan
Desain Pembelajaran unit ke-2
 Penyusunan RPP unit ke-1 4
 Pengembangan Desain Pembelajaran 6
unit ke-2
7. Minggu, 20 oktober 2019 - 10
In-3, Reviu RPP unit ke-1 dan Desain
Pembelajaran unit ke-2
 Reviu RPP unit ke-1 10
 Reviu Desain Pembelajaran unit ke-2
9. Senins.dJumat, 21 -25 0ktober2019 - 10
On-2, Praktik Pembelajaran unit ke-1 dan
Penyusunan RPP unit ke-2
 Praktik Pembelajaran dan Penilaian 10
Berorientasi HOTS unit ke-1 (RPP unit
ke-1)

11
Waktu (JP) @
Keter
No 45’
Materi anga
.
n
Teori Praktik
 Penyusunan RPP unit ke-2

11. Minggu, 27 oktober 2019 - 10


In-4, Refleksi Praktik Pembelajaran unit
ke-1 dan Reviu RPP unit ke-2
 Refleksi Praktik Pembelajaran unit ke- 2
1
 Reviu RPP ke-2 6
 Penyusunan Laporan Best Practice 2
15. Senins.d Jumat, 28 Oktober -1 - 10
Nopember 2019
On-3, Praktik Pembelajaran unit ke-2 dan
Penyusunan Laporan Best Practice
 Praktik pembelajaran unit ke-2 (RPP 8
unit ke-2)
 Penyusunan Laporan Best Practice 2
18. Minggu, 3 Nopember2019 - 7
In-5, Laporan Best Practice
 Presentasi Laporan Best Practice 6
 Tes Akhir 1

6. Peningkatan Kompetensi Peserta

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran selama Program PKP bagi


guru sasaran, diperoleh hasil bahwa peserta yang mengalami
peningkatan kompetensi dilihat nilai akhir>70 sejumlah 20 peserta.

12
BAB III.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Program PKP bagi guru sasaran kelas VII mata pelajaran IPA dengan
mengambil unit pembelajaran 1 tentang Asam Basa dan garam
pembelajaran 2 tentang Siste telah dilaksanam pencernaan dilaksanakan
pada tanggal 06 Nopember s.d. 03 nopember 2019. Kegiatan ini diikuti
oleh 20 orang guru peserta yang tergabung dalam komunitas MGMP IPA
di wilayah kecamatan Kamang Baru. Berdasarkan hasil pelaksanaan
kegiatan, diperoleh bahwa guru sasaran yang tuntas dalam
menyelesaikan kegiatan dengan memperoleh sertifikat berjumlah 20
orang guru peserta, dan tidak terdapat guru yang mendapatkan surat
keterangan.

Adapun hal penting yang dapat disimpulkan dari kegiatan Program


PKP bagi guru sasaran di zonasi ini adalah :

a. Pelaksanaan PKP bagi guru sasaran berbasis zonasi mata pelajaran


IPA berjalan dengan lancar hingga IN 5.
b. Seluruh guru sasaran dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan baik,
baik kegiatan In sebanyak 5 kali maupun kegiatan On sebanyak 3 kali.

2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan selama proses pembelajaran


Program PKP bagi guru sasaran, berikut beberapa rekomendasi yang
dapatdiberikan:

13
a. Program PKP IPA dapat dilakukan di tahun-tahun berikutnya dalam
rangka pembinaan guru yang berkelanjutan
b. Software program PKP dapat lebih ditingkatkan lagi (upgrade)
kedepannya agar pelaksanaannya dapat lebih lancer terutama yang
berhubungan dengan konektivitas internet.
c. Agar sumber daya kepanitian dalam program PKP hendaknya dapat
lebih ditingkatkan lagi di tahun-tahun berikutnya.

14

Anda mungkin juga menyukai