Anda di halaman 1dari 1

Di Asia kekristenan menghadapi agama-agama dan kebudayaan kuat, yang sulit dimasuki

Injil. Kesulitannya menimbulkan beberapa pertikaian, misalnya mengenai isu tentang kasta,
upacara menghormati nenek moyang dan lain-lain. Penginjilan diarahkan pada golongaan
masyarakat yang dianggap strategis. Berbeda dengan misi katolik, misi Protestan mengutamakan
penerjemahan Alkitab sebagai langkah pertama pekabaran Injil. Gereja protestan menekankan
Firman Tuhan (sola scriptura), ditambah lagi tersedianya Alkitab dalam bahasa setempat,
memungkinkan gereja membentuk teologi kontekstual, tanpa bergantung terus pada hasil
penafsiran orang-orang Barat.

            Tujuan misi Protestan adalah menanam serta mendidik gereja-gereja bumi putra mandiri.
Beberapa gereja di Asia, terutama di Korea dan jepang, dengan cepat mencapai kemandirian
ekonomi, sedangkan di negara lain gereja tetap bergantung pada dana dari luar. Orang Kristen
setempat dipersiapkan jawab atau kekuasaannya. Perang Dunia II secara dratis menghentikan
“masa remaja” gereja Asia, sehingga dipaksa untuk mencapai kemandirian. Kekristenan Asia
pada periode 1945-90, menguraikan sejarah gereja-gereja dalam usaha mencapai kemandirian,
serta mengembangkan kekristenan bergaya Asia.

Tujuan

 Sejarah Gereja Asia dapat memberikan suatu pemahaman yang akurat tentang


keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalan gereja pada masa lalu. Ini sangat
diperlukan oleh gereja masa kini agar dapat bersikap toleran terhadap berbagai
ketegangan yang terjadi dalam hubungan gereja dengan lingkungannya.
 Memahami pertumbuhan dan perkembangan gereja di wilayah Asia sebagai tempat
kelahiran agama Kristen yang tidak bisa dipisahkan dengan keradaan gereja sekarang ini.
 Melihat, mempelajari daan mengambil contoh atau teladan semangat para pemberita injil
dalam membawa dan memperkenalkan injil di wilayah Asia.

Anda mungkin juga menyukai