1, Januari 2008
Abstrak: Banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer proyek dalam
mengelola proyek, khususnya proyek yang berskala internasional. Salah satunya
adalah keberhasilan dalam mengatasi kendala yang berhubungan dengan karakteristik
suatu negara. Seorang manajer proyek harus mampu membaca peluang dan mensiasati
kendala yang mungkin terjadi ketika mengelola proyek yang berlokasi di negara lain,
yang biasanya memiliki banyak perbedaan dengan pengelolaan proyek di negaranya.
Meskipun setiap negara memiliki keunikan karakter tersendiri, tetapi ada beberapa hal
pokok yang perlu mendapat perhatian dan bisa dijadikan acuan dalam pengelolaan
proyek berskala internasional. Pada tinjauan pustaka ini akan diulas isu-isu utama
suatu negara, khususnya negara berkembang, terhadap keberhasilan dalam
pengelolaan proyek konstruksi.
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
51
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
52
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti
cukup. Hal ini juga harus menjadi keberhasilan dalam mengelola proyek
pertimbangan dalam memberikan konstruksi di negara berkembang.
pelatihan (training) dan juga alih
teknologi (technology transfer) dalam Pembiayaan Proyek Dan Masalah
kaitannya dengan perencanaan dan Ekonomi
pelaksanaan proyek. Meskipun terdapat banyak peluang
untuk membuat proyek atau besarnya
Material Dan Peralatan kebutuhan akan pembangunan proyek-
Material yang biasanya digunakan proyek di negara berkembang, tetapi
pada proyek konstruksi di negara maju terdapat juga keterbatasan sumber
mungkin tidak tersedia di semua negara pembiayaan proyek yang biasanya
berkembang, seperti semen dan baja, diharapkan dari negara maju. Kebanyakan
sehingga material tersebut harus di impor. proyek tersebut dibiayai oleh lembaga-
Hal ini tentunya menambah biaya lembaga bantuan nasional, bank-bank
transportasi dan waktu. Meskipun material pengembangan internasional (misalnya:
tersebut ada yang diproduksi di negara world bank, ADB, dll), dan Lembaga
lokasi proyek tersebut, tetapi kualitasnya Swadaya Masyarakat (non-governmental
tidak dapat dijamin. Oleh karena itu, organisations). Pembiayaan yang diberi-
penggunaan material lokal yang sesuai kan oleh lembaga-lembaga ini biasanya
dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi berupa loan atau grant.
hal ini. Manajer proyek harus terlibat
Begitu juga dengan penggunaan alat dalam tahapan proses identifikasi,
berat, pada beberapa negara berkembang persiapan dan kelayakan dari proyek yang
mungkin alat tersebut tidak tersedia, akan dibiayai, serta harus sangat
sehingga kontraktor, terutama kontraktor memperhatikan dengan teliti syarat-syarat
besar harus mengimpor dari negaranya. yang diberikan oleh lembaga yang akan
Sehingga pada saat proyek berakhir, harus memberikan loan atau grant untuk
dipertimbangkan apakah alat tersebut pembiayan proyek tersebut.
harus dikirim kembali ke negara asal
kontraktor tersebut atau menjualnya di Faktor Sosial Budaya
negara lokasi proyek tersebut. Hal lain Untuk dapat mengelola proyek dengan
yang perlu dipertimbangkan oleh manajer baik di negara berkembang, juga
proyek sehubungan dengan penggunaan diperlukan pemahaman tentang bagai-
peralatan mekanis yang harus diimpor mana masyarakat lokal berorganisasi,
tersebut adalah perlunya teknisi terlatih serta pemahaman tentang kebudayaan asli
yang dapat mengoperasikannya dengan dan tradisi keagamaannya. Misalnya, pada
baik, apakah ini tersedia di lokasi proyek negara muslim, pekerja harus diijinkan
atau harus didatangkan pula dari untuk mempergunakan waktu tertentu
negaranya. Semuanya ini akan berdampak untuk sembahyang, serta diijinkan untuk
pada biaya proyek. menjalani bulan puasa yang tentunya akan
Semua kelebihan dan kekurangan berpengaruh terhadap produktivitas peker-
yang ada di lokasi proyek di negara jaan selama bulan puasa tersebut.
berkembang harus mampu disiasati Jika masalah sosial budaya tidak
dengan tepat dan bijaksana oleh seorang dipertimbangkan, maka tujuan suatu pro-
manager proyek, sejak awal tahapan yek mungkin akan tidak dapat terlaksana
proyek. Kejelian dan kebijakan dalam dengan baik. Misalnya, pembangunan
memanfaatkan sumber daya lokal fasilitas sumber daya air yang baru
(material, peralatan dan teknologi) secara mungkin tidak dapat dimanfaatkan dengan
optimal dan tepat guna akan menunjang optimal karena masyarakat tidak merasa
memilikinya, atau jika keberadaan sumber
53
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
air tradisional masih memiliki arti traktor dan konsultan yang sudah berdiri
kebudayaan yang cukup kuat. Pemba- dengan kuat.
ngunan fasilitas sanitasi mungkin juga Kebanyakan pekerjaan konstruksi
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat jika dilakukan oleh sektor informal, yang
bertentangan dengan kepercayaan agama terdiri dari pemborong dan tradesmen,
yang ada di masyarakat, misalnya lokasi yang biasanya lebih banyak berkon-
toilet untuk pria dan wanita yang terlalu sentrasi dalam pembangunan rumah
dekat. tinggal, bangunan atau gedung masya-
Pemahaman tentang masalah sosial rakat, pekerjaan irigasi dalam skala kecil,
budaya sangat penting untuk dikenali dari dan proyek lain semacamnya. Kelompok
awal tahapan proyek, sehingga dampak- informal ini jarang menarik investor.
nya dapat diperhitungkan dalam setiap Pekerjaan yang mereka lakukan lebih
proses tahapan proyek (identifikasi, banyak menggunakan sumber daya
kelayakan dan desain, konstruksi dan manusia atau lebih dikenal dengan labour-
operasional), serta untuk menunjang based method, serta menggunakan
tercapainya tujuan proyek itu sendiri. material lokal. Kini, kelompok kecil
masyarakat ini mulai lebih mendapat
Kerjasama Dengan Profesional Lainnya perhatian dari lembaga swadaya masya-
Manajer proyek biasanya sering harus rakat (non-governmental organisations),
bekerja sama dengan pihak-pihak yang baik nasional maupun internasional dalam
memiliki bidang profesi yang berbeda, pembiayaan dan kerja sama, daripada
seperti insinyur mesin, insinyur kimia, perhatian dari lembaga bantuan formal
ahli lingkungan, arsitek, surveyor, dan dan bank-bank pengembang (development
lain-lain. banks).
Sedangkan di negara berkembang, Kontruksi adalah suatu bisnis yang
manajer proyek tidak hanya bekerja sama beresiko di negara manapun, tetapi di
dengan pihak-pihak yang tersebut diatas banyak negara berkembang yang miskin,
saja, tetapi juga akan lebih sering keterbatasan akan sumber pembiayaan,
bekerjasama dengan ahli pertanian, dokumen kontrak yang kompleks,
kesehatan dan pekerja masyarakat, para kegagalan dalam menerapkan sistem
pendidik, ahli ekonomi, pemimpin tender yang transparan, tingginya biaya
masyarakat, ahli sosial, ahli ekologi, ahli impor/pemindahan peralatan berat, dan
epidemiologi, politisi lokal dan nasional, fluktuasi akan kebutuhan konstruksi
dan mungkin masih banyak lagi pihak sering menyebabkan sektor swasta dari
yang terkait. Oleh karena itu keahlian industri konstruksi tidak memiliki peluang
berkomunikasi baik secara tertulis untuk mempersiapkan diri dalam
maupun lisan serta kemampuan untuk melakukan penawaran terhadap proyek-
memahami pandangan atau perspektif dari proyek infrastruktur yang besar. Proyek-
bidang profesi lain akan sangat proyek ini kebanyakan dikerjakan oleh
menunjang keberhasilan manager proyek kontraktor-kontraktor internasional dan
dalam mengelola proyek di negara dibiayai oleh loan dan grant nasional dan
berkembang. internasional.
Karena pentingnya industri konstruksi
Industri Konstruksi Di Negara bagi perkembangan ekonomi secara
Berkembang keseluruhan, maka pertumbuhan industri
Tidak seperti negara maju, banyak konstruksi lokal perlu dimotivasi. Untuk
negara berkembang tidak memiliki suatu itu bank dunia dan lembaga-lembaga lain
industri konstruksi yang matang, yang harus memberikan peluang berupa sub-
terdiri dari perusahaan-perusahaan kon- sub kontrak untuk paket-paket pekerjaan
yang memungkinkan dikerjakan oleh
54
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti
kontraktor lokal. Jadi disini tujuannya yang diberikan oleh bank-bank komersil
adalah untuk membagi suatu pekerjaan pada umumnya. Dalam pengembalian
proyek besar menjadi paket-paket pinjaman juga dimungkinkan adanya
pekerjaan kecil, sehingga kontraktor lokal jangka/tenggang waktu yang cukup
dapat ikut berpartisipasi dalam pekerjaan sebelum pembayaran dilakukan.
proyek konstruksi ini. Hal ini berarti Kebanyakan negara-negara industri
tujuan lain berupa penggunaan metode memiliki sendiri lembaga-lembaga ban-
sumber daya manusia yang banyak pada tuan bilateral pemerintah, seperti UK’s
proyek konstruksi (labour-based con- Overseas Development Administration
struction) dapat dicapai, yang tentunya (ODA). Lembaga-lembaga ini membiayai
juga dengan menggunaakan sumber daya proyek-proyek di negara berkembang
material lokal. Kondisi ini akan juga melalui loans dan grants, dan juga
memberikan peluang bagi perusahaan langsung mengalokasikan sumber dana
penyewaan alat berat dan penyelenggara tersebut ke bank-bank pengembangan
pelatihan bagi teknisinya. Disini, proses yang menjadi anggota bank pengembang
transfer teknologi dan pelatihan akan utama. Bantuan yang disalurkan langsung
memegang peranan penting. ke lembaga-lembaga ini biasanya sangat
ketat dalam memberikan persyaratan,
Sumber Pembiayaan diantaranya beberapa material dan fasilitas
Negara berkembang sering didefi- yang diperlukan proyek harus didapatkan /
nisikan sebagai negara miskin, karena didatangkan dari negara donor.
pembiayaan untuk proyek-proyek sangat Pembiayaan/pemberian pinjaman bagi
langka. Sedangkan pembiayaan dari loan perusahaan konstruksi untuk berkembang,
juga sulit didapat dan juga adanya membeli peralatan atau untuk menjaga
keterbatasan sumber daya. Pada keba- kecukupan dana perusahaan, sangat sulit
nyakan kasus, sumber pembiayaan didapat dari bank komersil di negara-
biasanya didapat dari development banks, negara berkembang. Hal ini kemudian
lembaga-lembaga bantuan (aid agencies), memaksa kontraktor untuk meminjam dari
atau Lembaga Swadaya Masyarakat sumber lain dengan tingkat suku bunga
(LSM) yang bersifat sosial dan lembaga yang tinggi. Akan tetapi pada beberapa
bantuan nasional. negara berkembang, sudah terdapat
Bank-bank pengembang utama, perusahaan yang bergerak dibidang
dimana termasuk didalamnya adalah Bank pembiayaan dan pengembangan yang
Dunia (World Bank), Bank Pengem- berfungsi sebagai mediator yang menghu-
bangan Asia (Asian Development Bank / bungkan dan membantu menyalurkan
ADB), Bank Pengembangan Afrika (The sumber dana dari lembaga bantuan luar,
African Development Bank / AfDB), dan seperti menyalurkan dana dari bank dunia
Bank Eropa untuk rekonstruksi dan kepada industri konstruksi dan developer.
pengembangan (The European Bank for
Reconstruction and Development/EBRD), Teknologi Yang Sesuai
adalah merupakan lembaga pembiayaan Perbedaan dasar dari industri kon-
multilateral yang mendapatkan sumber struksi di negara berkembang memberikan
dana / pembiayaan dari beberapa negara. pendekatan alternatif terhadap desain,
Bank tersebut beroperasi seperti bank konstruksi dan manajemen proyek.
komersil, yang memberikan pinjaman Penerapan dari teknologi yang sesuai
dengan tingkat suku bunga yang adalah suatu pendekatan yang dipromo-
disepakati. Pinjaman (loan) harus dibayar- sikan sebagai solusi untuk mengatasi
kan kembali meskipun syarat-syaratnya beberapa masalah sehubungan dengan
cukup lunak dan lebih fleksibel, sehingga penerapan dan kelangsungan jangka
lebih banyak diminati daripada pinjaman panjang dari pengembangan proyek di
55
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
dunia ketiga. Teknologi yang sesuai harus menengah, atau istilahnya teknologi
mampu memenuhi persyaratan kesesuaian seharga £100, yang akan lebih terjangkau
dengan tujuan dan untuk kondisi bagi orang-orang di negara dunia ketiga,
lingkungan tertentu dimana teknologi untuk dapat meningkatkan efisiensi,
tersebut diterapkan. Disamping itu juga mengurangi penggunaan tenaga kerja
harus dapat dipelihara oleh sumber daya (buruh), dan dapat membantu mengem-
tenaga lokal dengan mudah dan murah. bangkan dan meningkatkan ekonomi.
Banyak yang meragukan bahwa semua Dalam konteks teknologi konstruksi,
teknologi harus sesuai, dan mungkin oleh pembuatan campuran beton (concrete)
karena itu istilah intermediate technology dapat dilakukan dengan menggunakan
(teknologi menengah) dapat dijadikan sekop pada sebuah kotak kayu, dan
fokus pada pembahasan jenis teknologi tentunya hal ini tidak dapat menghasilkan
disini. campuran beton dengan cepat dan efisien
Konsep intermediate technology (teknologi £1). Sebagai alternatif, dapat
pertama kali dikembangkan oleh E.F dilakukan dengan menggunakan alat
Schumacher, yang didefinisikannya dalam mekanis untuk membuat campuran beton
konteks biaya peralatan per tempat kerja. (mechanized concrete batching and
Disini dikatakan bahwa teknologi mixing plant)- (teknologi £1000). Dari
tradisional sederhana yang dimiliki negara kedua alternatif ini jika dibandingkan,
ketiga merepresentasikan teknologi penggunaan metode padat karya (labour
seharga £1 (satu poundsterling), sedang- based method) akan menghasilkan
kan teknologi yang diterapkan di dunia produktivitas yang sangat rendah dan
industri merepresentasikan teknologi kualitas campuran yang dihasilkan
seharga £1000. Sebagai contoh, misalnya mungkin juga rendah. Sedangkan pada
pada sektor pertanian, harga dari sebuah penggunaan mechanical mixer, disamping
cangkul setara dengan teknologi seharga sangat mahal juga memerlukan keahlian
£1, jika dibandingakan dengan sebuah dalam pengoperasiannya, yang mungkin
traktor modern yang setara dengan jarang dijumpai pada tenaga kerja lokal.
teknologi seharga £1000. Schumacher Kesulitan dan mahalnya biaya untuk
menegaskan bahwa biaya peralatan dari mendapatkan spare-part dari peralatan
suatu tempat kerja kira-kira sama dengan tersebut serta biaya untuk bahan bakar
rata-rata pendapatan pertahun, dan bahwa atau tenaga listrik yang digunakan juga
seorang pengusaha yang potensial perlu perlu menjadi pertimbangan.
menghemat uang selama 10-15 tahun Untuk mengatasi kendala tersebut,
untuk dapat membeli peralatan yang sebuah teknologi menengah berupa alat
diperlukan untuk memulai usahanya. pembuat campuran beton yang dikem-
Akan tetapi, jika pengusaha tersebut bangkan di Ghana dapat dijadikan contoh
merupakan penduduk suatu negara alternatif. Alat ini terdiri dari sebuah
berkembang dengan gaji yang sedikit kotak yang dilapisi dengan logam galvanis
dibandingkan dengan pendapatan yang tipis, yang dilengkapi dengan tempat
bisa diperoleh pada dunia industri / negara untuk memasukkan material pada bagian
maju, maka hal ini akan memerlukan atas, dan roda kayu kedua ujung sisinya.
waktu bagi pengusaha tersebut selama Cara pengoperasiannya cukup mudah
lebih dari 100 tahun untuk dapat membeli yaitu dengan memasukkan bahan material
peralatan moderen tersebut, dan hal ini untuk membuat campuran beton ke dalam
akan tampak menjadi sangat tidak kotak tersebut, kemudian setelah ditutup
mungkin. Oleh karena itu Schumacher kotak tersebut tinggal didorong sehingga
mengkampanyekan/mempromosikan se- campuran akan dengan sendirinya tercam-
buah teknologi yang dikenal dengan pur. Alat ini cukup murah, pengope-
intermediate technology atau teknologi rasiannya sederhana dan tidak
56
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti
57
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
58
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti
59
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
melalui pendidikan dan pelatihan saja, Kerja sama seperti ini akan menghasilkan
tetapi lebih pada pemahaman terhadap proses transfer teknologi yang efektif,
teknik, proses dan penggunaan peralatan hanya jika kedua pihak memiliki
yang diperoleh melalui praktek nyata komitmen yang sama terhadap ide proses
secara langsung. Atau dengan kata lain transfer teknologi. Sangat sering dijumpai
untuk dapat mewujudkan proses transfer kerjasama yang dibentuk hanya untuk
teknologi yang efektif harus ada memenuhi ketentuan bagi kontraktor luar
keterlibatan mereka untuk menggunakan yang ingin terlibat atau masuk ke suatu
metode dan teknologi secara langsung. bentuk kerjasama dengan kontraktor lokal
Hal ini dapat dilakukan dengan cara untuk dapat mengikuti tender proyek di
membeli peralatan tersebut, melalui suatu negara berkembang. Bahkan dalam
kerjasama (joint venture), memiliki / beberapa kasus sering dijumpai bahwa
membeli ijin (licence) dari suatu sangat kecil atau bahkan tidak ada
franchisee/hak paten untuk pengerjaan komitmen dari kedua belah pihak terhadap
suatu proses, atau berpartisipasi dalam ide proses transfer teknologi yang
suatu bentuk kontrak yang juga seharusnya dapat diperoleh dari terjalin-
melibatkan perusahaan / kontraktor besar nya proses kerjasama tersebut. Kontraktor
di negara maju. luar dibiarkan mengambil keputusan
Pembelian langsung suatu peralatan sendiri dan menyelesaikan proyek
akan memberikan risiko yang kecil bagi menurut caranya, sedangkan kontraktor
vendor tetapi berisiko besar bagi lokal tidak ikut mengambil bagian/berpar-
pembelinya. Dengan melalui pelatihan tisipasi dalam kegiatan proyek. Kemudian
yang memadai, dukungan pelayanan pada akhirnya kedua belah pihak tersebut
purna jual yang layak, keberadaan akan berbagi keuntungan / profit setelah
penyedia suku cadang yang mudah dan proyek selesai dikerjakan. Kerjasama
terjangkau, serta garansi yang diberikan seperti ini atau kerjasama yang dirancang
akan menghasilkan metode proses transfer untuk proyek yang berjangka waktu
teknologi yang efektif dan cepat. pendek akan sangat tidak efektif untuk
Membeli / memiliki ijin dari suatu menghasilkan proses transfer teknologi
franchisee/hak paten merupakan pembe- yang baik.
lian terhadap suatu pengetahuan intelek- Sebenarnya kontraktor yang bekerja di
tual. Hal ini merupakan daya tarik bagi negara berkembang dapat membantu
pemegang hak paten untuk memberikan proses alih teknologi ini dengan membe-
pelayanan atau dukungan yang diharapkan rikan pelatihan kepada staf lokalnya atau
dari vendor, karena biasanya pemegang kepada sub kontraktor yang bekerjasama
hak paten akan dibayar berdasarkan dengannya. Dan bahkan banyak lembaga-
persentase dari pekerjaan yang dikerjakan. lembaga pemberi bantuan yang bersedia
Sehingga dalam hal ini, risiko terhadap memberikan bantuan guna pembiayaan
pekerjaan yang diambil/dikerjakan oleh dari bentuk-bentuk pelatihan tersebut
pemegang hak paten akan ditanggung oleh melalui loan atau grant yang dialokasikan
pemegang hak paten tersebut. untuk suatu proyek. Lembaga-lembaga
Kerjasama antara kontraktor besar di bantuan ini juga menyediakan pembiayaan
negara maju dengan kontraktor lokal di khususnya untuk pelatihan dan bantuan
negara berkembang juga sangat efektif teknis yang dapat diberikan melalui suatu
dalam menghasilkan proses transfer perjanjian yang dikenal dengan twinning.
teknologi serta memotivasi kontraktor Twinning adalah suatu hubungan
lokal untuk berkembang. Investasi dari profesional yang formal antara suatu
rekanan negara maju biasanya dapat organisasi di negara berkembang dengan
berupa dana atau peralatan yang disertai organisasi sejenisnya yang lebih maju
dengan teknisi dan ahli manajemennya. (mature) dan berpengalaman dari negara
60
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti
lain. Tidak seperti halnya pada penye- baik perbedaan, kesulitan, keunikan dan
lenggaran program pelatihan, hubungan peluang yang dapat diraih ketika
ini biasanya bersifat jangka panjang dan menangani suatu proyek di negara
melibatkan kegiatan kunjungan dalam berkembang.
waktu yang panjang oleh personil utama Indonesia sebagai salah satu negara
dari kedua organisasi ke lokasi di kedua berkembang, tentunya juga memiliki
negara. Tujuan dari kunjungan ini bagi peluang dalam pengadaan proyek yang
organisasi di negara berkembang adalah dibiayai oleh lembaga-lembaga bantuan
untuk melihat dan mempraktekkan secara tersebut. Oleh karena itu, tinjauan pustaka
langsung penggunaan metode dan ini diharapkan dapat membantu dalam
teknologi baru yang diterapkan pada memberikan gambaran tentang aspek-
organisasi mature ini di negaranya. aspek penting yang perlu diperhatikan
Sedangkan kunjungan balik dari bagi seorang manajer proyek dalam
organisasi yang lebih mature ini bertujuan meraih peluang atau kerjasama dengan
untuk melihat sejauh mana keberhasilan negara lain dalam rangka pengadaan
penerapan metode dan teknologinya pada proyek-proyek baik di negeri sendiri
pekerjaan sejenisnya di negara (Indonesia) maupun di negara ber-
berkembang. kembang lainnya.
61