Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No.

1, Januari 2008

MANAJEMEN PROYEK DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG


(Suatu Tinjauan Pustaka)

G.A.P. Candra Dharmayanti1

Abstrak: Banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer proyek dalam
mengelola proyek, khususnya proyek yang berskala internasional. Salah satunya
adalah keberhasilan dalam mengatasi kendala yang berhubungan dengan karakteristik
suatu negara. Seorang manajer proyek harus mampu membaca peluang dan mensiasati
kendala yang mungkin terjadi ketika mengelola proyek yang berlokasi di negara lain,
yang biasanya memiliki banyak perbedaan dengan pengelolaan proyek di negaranya.
Meskipun setiap negara memiliki keunikan karakter tersendiri, tetapi ada beberapa hal
pokok yang perlu mendapat perhatian dan bisa dijadikan acuan dalam pengelolaan
proyek berskala internasional. Pada tinjauan pustaka ini akan diulas isu-isu utama
suatu negara, khususnya negara berkembang, terhadap keberhasilan dalam
pengelolaan proyek konstruksi.

Kata kunci: manajemen proyek, negara berkembang.

PROJECT MANAGEMENT IN DEVELOPING COUNTRIES


(A Case Study)

Abstract: In order to manage international projects successfully, there are many


aspects that should be considered by a project manager. One of it, is by overcoming
obstacles dealing with the characteristics of the countries where the projects are
executed. A project manager must be able to read the opportunities that can be
achieved and understand how to cope the obstacles dealing with the conditions where
the project is carried out. Although each country usually has unique characteristics,
there are several main aspects dealing with it that should be put in mind when
managing international projects. In this literature study, it will be discussed main
issues dealing with managing projects that particularly carried out in developing
countries.

Keywords: project management, developing country.

1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.

51
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008

PENDAHULUAN bersinar juga memungkinkan untuk


dijadikan bentuk alternatif pengolahan
Karakteristik industri konstruksi di limbah; desain bangunan harus mampu
negara-negara berkembang cukup berbeda mengurangi masuknya sinar matahari
dengan di negara-negara maju. Perbedaan yang berlebihan serta memungkinkan
tersebut dapat berupa variasi dari jenis dan sirkulasi udara yang baik sehingga panas
ukuran perusahaan konstruksi, lingkungan lebih mudah keluar.
/lokasi dimana mereka beroperasi, sumber Selama masa konstruksi, beberapa
daya yang dipakai dan sistem pembiayaan teknik pekerjaan yang digunakan untuk
proyeknya. Disini akan diulas beberapa iklim dingin, tentunya tidak perlu
isu utama yang berkontribusi terhadap dilakukan di daerah beriklim panas,
perbedaan dasar yang dimiliki negara- seperti pencampuran es pada air yang
negara berkembang dan bagaimana hal ini digunakan untuk membuat campuran
dapat mempengaruhi pengerjaan proyek- concrete yang biasanya digunakan di
proyek konstruksi. daerah beriklim dingin. Perencanaan dan
penjadwalan proyek konstruksi juga
PEMBAHASAN sangat dipengaruhi oleh iklim, terutama
pada proyek konstruksi jalan, jembatan,
Isu Utama dalam Industri konstruksi di dan struktur hidrolik yang sangat
Negara Berkembang dipengaruhi oleh musim hujan (dengan
Proyek-proyek konstruksi dan industri curah hujan yang lebat). Oleh karena itu,
konstruksi di negara berkembang sangat- seorang manajer proyek harus peduli dan
lah berbeda dengan di negara maju. tanggap akan dampak yang ditimbulkan
Perbedaan utamanya adalah berhubungan oleh iklim terhadap setiap tahapan proyek.
dengan iklim, populasi dan sumber daya
manusia, sumber daya material, pem- Populasi Dan Sumber Daya Manusia
biayaan proyek dan masalah ekonomi, Salah satu dari ciri khas negara
serta faktor sosial-budaya. Mengacu pada berkembang adalah tingginya populasi
perbedaan-perbedaan ini, maka diperlukan yang masih memiliki tingkat penghasilan
suatu teknik untuk dapat mengelola (income) yang rendah. Populasi dan
proyek di negara berkembang dengan sumber daya manusia tidak hanya
baik. berdampak pada kebutuhan akan
diadakannya proyek, tetapi juga
Iklim berdampak pada metode pengerjaan yang
Tipe proyek, teknologi yang tepat dan diterapkan pada proyek tersebut.
cara mengelola proyek yang baik sangat Ketersediaan tenaga kerja (buruh) yang
dipengaruhi oleh kondisi iklim. Misalnya, banyak dan murah akan menyebabkan
masyarakat yang tinggal di iklim panas metode pengerjaan proyek lebih banyak
akan memiliki perbedaan yang cukup jelas menggunakan tenaga manusia daripada
akan kebutuhan energi dan air. Hal ini bantuan alat-alat mekanis. Penggunaan
tentunya akan memberikan alternatif sumber daya manusia ini memerlukan
pendekatan yang berbeda dalam proses pendekatan yang berbeda terhadap
perencanaan dan perancangan fasilitas- perencanaan, perancangan, dan
fasilitas infrastruktur. Iklim juga akan pengelolaan proyek. Isu-isu ini harus
berpengaruh terhadap desain dan jenis dipertimbangkan mulai dari tahap awal
teknologi yang akan digunakan. Misalnya, proyek.
energi matahari (tenaga surya) mungkin Meskipun sumber daya manusia di
akan menjadi alternatif yang potensial negara berkembang tersedia cukup banyak
sebagai pembangkit energi; temperatur dan murah, tetapi kebanyakan mereka
yang tinggi serta lamanya matahari tidak terlatih atau memiliki keahlian yang

52
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti

cukup. Hal ini juga harus menjadi keberhasilan dalam mengelola proyek
pertimbangan dalam memberikan konstruksi di negara berkembang.
pelatihan (training) dan juga alih
teknologi (technology transfer) dalam Pembiayaan Proyek Dan Masalah
kaitannya dengan perencanaan dan Ekonomi
pelaksanaan proyek. Meskipun terdapat banyak peluang
untuk membuat proyek atau besarnya
Material Dan Peralatan kebutuhan akan pembangunan proyek-
Material yang biasanya digunakan proyek di negara berkembang, tetapi
pada proyek konstruksi di negara maju terdapat juga keterbatasan sumber
mungkin tidak tersedia di semua negara pembiayaan proyek yang biasanya
berkembang, seperti semen dan baja, diharapkan dari negara maju. Kebanyakan
sehingga material tersebut harus di impor. proyek tersebut dibiayai oleh lembaga-
Hal ini tentunya menambah biaya lembaga bantuan nasional, bank-bank
transportasi dan waktu. Meskipun material pengembangan internasional (misalnya:
tersebut ada yang diproduksi di negara world bank, ADB, dll), dan Lembaga
lokasi proyek tersebut, tetapi kualitasnya Swadaya Masyarakat (non-governmental
tidak dapat dijamin. Oleh karena itu, organisations). Pembiayaan yang diberi-
penggunaan material lokal yang sesuai kan oleh lembaga-lembaga ini biasanya
dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi berupa loan atau grant.
hal ini. Manajer proyek harus terlibat
Begitu juga dengan penggunaan alat dalam tahapan proses identifikasi,
berat, pada beberapa negara berkembang persiapan dan kelayakan dari proyek yang
mungkin alat tersebut tidak tersedia, akan dibiayai, serta harus sangat
sehingga kontraktor, terutama kontraktor memperhatikan dengan teliti syarat-syarat
besar harus mengimpor dari negaranya. yang diberikan oleh lembaga yang akan
Sehingga pada saat proyek berakhir, harus memberikan loan atau grant untuk
dipertimbangkan apakah alat tersebut pembiayan proyek tersebut.
harus dikirim kembali ke negara asal
kontraktor tersebut atau menjualnya di Faktor Sosial Budaya
negara lokasi proyek tersebut. Hal lain Untuk dapat mengelola proyek dengan
yang perlu dipertimbangkan oleh manajer baik di negara berkembang, juga
proyek sehubungan dengan penggunaan diperlukan pemahaman tentang bagai-
peralatan mekanis yang harus diimpor mana masyarakat lokal berorganisasi,
tersebut adalah perlunya teknisi terlatih serta pemahaman tentang kebudayaan asli
yang dapat mengoperasikannya dengan dan tradisi keagamaannya. Misalnya, pada
baik, apakah ini tersedia di lokasi proyek negara muslim, pekerja harus diijinkan
atau harus didatangkan pula dari untuk mempergunakan waktu tertentu
negaranya. Semuanya ini akan berdampak untuk sembahyang, serta diijinkan untuk
pada biaya proyek. menjalani bulan puasa yang tentunya akan
Semua kelebihan dan kekurangan berpengaruh terhadap produktivitas peker-
yang ada di lokasi proyek di negara jaan selama bulan puasa tersebut.
berkembang harus mampu disiasati Jika masalah sosial budaya tidak
dengan tepat dan bijaksana oleh seorang dipertimbangkan, maka tujuan suatu pro-
manager proyek, sejak awal tahapan yek mungkin akan tidak dapat terlaksana
proyek. Kejelian dan kebijakan dalam dengan baik. Misalnya, pembangunan
memanfaatkan sumber daya lokal fasilitas sumber daya air yang baru
(material, peralatan dan teknologi) secara mungkin tidak dapat dimanfaatkan dengan
optimal dan tepat guna akan menunjang optimal karena masyarakat tidak merasa
memilikinya, atau jika keberadaan sumber

53
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008

air tradisional masih memiliki arti traktor dan konsultan yang sudah berdiri
kebudayaan yang cukup kuat. Pemba- dengan kuat.
ngunan fasilitas sanitasi mungkin juga Kebanyakan pekerjaan konstruksi
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat jika dilakukan oleh sektor informal, yang
bertentangan dengan kepercayaan agama terdiri dari pemborong dan tradesmen,
yang ada di masyarakat, misalnya lokasi yang biasanya lebih banyak berkon-
toilet untuk pria dan wanita yang terlalu sentrasi dalam pembangunan rumah
dekat. tinggal, bangunan atau gedung masya-
Pemahaman tentang masalah sosial rakat, pekerjaan irigasi dalam skala kecil,
budaya sangat penting untuk dikenali dari dan proyek lain semacamnya. Kelompok
awal tahapan proyek, sehingga dampak- informal ini jarang menarik investor.
nya dapat diperhitungkan dalam setiap Pekerjaan yang mereka lakukan lebih
proses tahapan proyek (identifikasi, banyak menggunakan sumber daya
kelayakan dan desain, konstruksi dan manusia atau lebih dikenal dengan labour-
operasional), serta untuk menunjang based method, serta menggunakan
tercapainya tujuan proyek itu sendiri. material lokal. Kini, kelompok kecil
masyarakat ini mulai lebih mendapat
Kerjasama Dengan Profesional Lainnya perhatian dari lembaga swadaya masya-
Manajer proyek biasanya sering harus rakat (non-governmental organisations),
bekerja sama dengan pihak-pihak yang baik nasional maupun internasional dalam
memiliki bidang profesi yang berbeda, pembiayaan dan kerja sama, daripada
seperti insinyur mesin, insinyur kimia, perhatian dari lembaga bantuan formal
ahli lingkungan, arsitek, surveyor, dan dan bank-bank pengembang (development
lain-lain. banks).
Sedangkan di negara berkembang, Kontruksi adalah suatu bisnis yang
manajer proyek tidak hanya bekerja sama beresiko di negara manapun, tetapi di
dengan pihak-pihak yang tersebut diatas banyak negara berkembang yang miskin,
saja, tetapi juga akan lebih sering keterbatasan akan sumber pembiayaan,
bekerjasama dengan ahli pertanian, dokumen kontrak yang kompleks,
kesehatan dan pekerja masyarakat, para kegagalan dalam menerapkan sistem
pendidik, ahli ekonomi, pemimpin tender yang transparan, tingginya biaya
masyarakat, ahli sosial, ahli ekologi, ahli impor/pemindahan peralatan berat, dan
epidemiologi, politisi lokal dan nasional, fluktuasi akan kebutuhan konstruksi
dan mungkin masih banyak lagi pihak sering menyebabkan sektor swasta dari
yang terkait. Oleh karena itu keahlian industri konstruksi tidak memiliki peluang
berkomunikasi baik secara tertulis untuk mempersiapkan diri dalam
maupun lisan serta kemampuan untuk melakukan penawaran terhadap proyek-
memahami pandangan atau perspektif dari proyek infrastruktur yang besar. Proyek-
bidang profesi lain akan sangat proyek ini kebanyakan dikerjakan oleh
menunjang keberhasilan manager proyek kontraktor-kontraktor internasional dan
dalam mengelola proyek di negara dibiayai oleh loan dan grant nasional dan
berkembang. internasional.
Karena pentingnya industri konstruksi
Industri Konstruksi Di Negara bagi perkembangan ekonomi secara
Berkembang keseluruhan, maka pertumbuhan industri
Tidak seperti negara maju, banyak konstruksi lokal perlu dimotivasi. Untuk
negara berkembang tidak memiliki suatu itu bank dunia dan lembaga-lembaga lain
industri konstruksi yang matang, yang harus memberikan peluang berupa sub-
terdiri dari perusahaan-perusahaan kon- sub kontrak untuk paket-paket pekerjaan
yang memungkinkan dikerjakan oleh

54
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti

kontraktor lokal. Jadi disini tujuannya yang diberikan oleh bank-bank komersil
adalah untuk membagi suatu pekerjaan pada umumnya. Dalam pengembalian
proyek besar menjadi paket-paket pinjaman juga dimungkinkan adanya
pekerjaan kecil, sehingga kontraktor lokal jangka/tenggang waktu yang cukup
dapat ikut berpartisipasi dalam pekerjaan sebelum pembayaran dilakukan.
proyek konstruksi ini. Hal ini berarti Kebanyakan negara-negara industri
tujuan lain berupa penggunaan metode memiliki sendiri lembaga-lembaga ban-
sumber daya manusia yang banyak pada tuan bilateral pemerintah, seperti UK’s
proyek konstruksi (labour-based con- Overseas Development Administration
struction) dapat dicapai, yang tentunya (ODA). Lembaga-lembaga ini membiayai
juga dengan menggunaakan sumber daya proyek-proyek di negara berkembang
material lokal. Kondisi ini akan juga melalui loans dan grants, dan juga
memberikan peluang bagi perusahaan langsung mengalokasikan sumber dana
penyewaan alat berat dan penyelenggara tersebut ke bank-bank pengembangan
pelatihan bagi teknisinya. Disini, proses yang menjadi anggota bank pengembang
transfer teknologi dan pelatihan akan utama. Bantuan yang disalurkan langsung
memegang peranan penting. ke lembaga-lembaga ini biasanya sangat
ketat dalam memberikan persyaratan,
Sumber Pembiayaan diantaranya beberapa material dan fasilitas
Negara berkembang sering didefi- yang diperlukan proyek harus didapatkan /
nisikan sebagai negara miskin, karena didatangkan dari negara donor.
pembiayaan untuk proyek-proyek sangat Pembiayaan/pemberian pinjaman bagi
langka. Sedangkan pembiayaan dari loan perusahaan konstruksi untuk berkembang,
juga sulit didapat dan juga adanya membeli peralatan atau untuk menjaga
keterbatasan sumber daya. Pada keba- kecukupan dana perusahaan, sangat sulit
nyakan kasus, sumber pembiayaan didapat dari bank komersil di negara-
biasanya didapat dari development banks, negara berkembang. Hal ini kemudian
lembaga-lembaga bantuan (aid agencies), memaksa kontraktor untuk meminjam dari
atau Lembaga Swadaya Masyarakat sumber lain dengan tingkat suku bunga
(LSM) yang bersifat sosial dan lembaga yang tinggi. Akan tetapi pada beberapa
bantuan nasional. negara berkembang, sudah terdapat
Bank-bank pengembang utama, perusahaan yang bergerak dibidang
dimana termasuk didalamnya adalah Bank pembiayaan dan pengembangan yang
Dunia (World Bank), Bank Pengem- berfungsi sebagai mediator yang menghu-
bangan Asia (Asian Development Bank / bungkan dan membantu menyalurkan
ADB), Bank Pengembangan Afrika (The sumber dana dari lembaga bantuan luar,
African Development Bank / AfDB), dan seperti menyalurkan dana dari bank dunia
Bank Eropa untuk rekonstruksi dan kepada industri konstruksi dan developer.
pengembangan (The European Bank for
Reconstruction and Development/EBRD), Teknologi Yang Sesuai
adalah merupakan lembaga pembiayaan Perbedaan dasar dari industri kon-
multilateral yang mendapatkan sumber struksi di negara berkembang memberikan
dana / pembiayaan dari beberapa negara. pendekatan alternatif terhadap desain,
Bank tersebut beroperasi seperti bank konstruksi dan manajemen proyek.
komersil, yang memberikan pinjaman Penerapan dari teknologi yang sesuai
dengan tingkat suku bunga yang adalah suatu pendekatan yang dipromo-
disepakati. Pinjaman (loan) harus dibayar- sikan sebagai solusi untuk mengatasi
kan kembali meskipun syarat-syaratnya beberapa masalah sehubungan dengan
cukup lunak dan lebih fleksibel, sehingga penerapan dan kelangsungan jangka
lebih banyak diminati daripada pinjaman panjang dari pengembangan proyek di

55
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008

dunia ketiga. Teknologi yang sesuai harus menengah, atau istilahnya teknologi
mampu memenuhi persyaratan kesesuaian seharga £100, yang akan lebih terjangkau
dengan tujuan dan untuk kondisi bagi orang-orang di negara dunia ketiga,
lingkungan tertentu dimana teknologi untuk dapat meningkatkan efisiensi,
tersebut diterapkan. Disamping itu juga mengurangi penggunaan tenaga kerja
harus dapat dipelihara oleh sumber daya (buruh), dan dapat membantu mengem-
tenaga lokal dengan mudah dan murah. bangkan dan meningkatkan ekonomi.
Banyak yang meragukan bahwa semua Dalam konteks teknologi konstruksi,
teknologi harus sesuai, dan mungkin oleh pembuatan campuran beton (concrete)
karena itu istilah intermediate technology dapat dilakukan dengan menggunakan
(teknologi menengah) dapat dijadikan sekop pada sebuah kotak kayu, dan
fokus pada pembahasan jenis teknologi tentunya hal ini tidak dapat menghasilkan
disini. campuran beton dengan cepat dan efisien
Konsep intermediate technology (teknologi £1). Sebagai alternatif, dapat
pertama kali dikembangkan oleh E.F dilakukan dengan menggunakan alat
Schumacher, yang didefinisikannya dalam mekanis untuk membuat campuran beton
konteks biaya peralatan per tempat kerja. (mechanized concrete batching and
Disini dikatakan bahwa teknologi mixing plant)- (teknologi £1000). Dari
tradisional sederhana yang dimiliki negara kedua alternatif ini jika dibandingkan,
ketiga merepresentasikan teknologi penggunaan metode padat karya (labour
seharga £1 (satu poundsterling), sedang- based method) akan menghasilkan
kan teknologi yang diterapkan di dunia produktivitas yang sangat rendah dan
industri merepresentasikan teknologi kualitas campuran yang dihasilkan
seharga £1000. Sebagai contoh, misalnya mungkin juga rendah. Sedangkan pada
pada sektor pertanian, harga dari sebuah penggunaan mechanical mixer, disamping
cangkul setara dengan teknologi seharga sangat mahal juga memerlukan keahlian
£1, jika dibandingakan dengan sebuah dalam pengoperasiannya, yang mungkin
traktor modern yang setara dengan jarang dijumpai pada tenaga kerja lokal.
teknologi seharga £1000. Schumacher Kesulitan dan mahalnya biaya untuk
menegaskan bahwa biaya peralatan dari mendapatkan spare-part dari peralatan
suatu tempat kerja kira-kira sama dengan tersebut serta biaya untuk bahan bakar
rata-rata pendapatan pertahun, dan bahwa atau tenaga listrik yang digunakan juga
seorang pengusaha yang potensial perlu perlu menjadi pertimbangan.
menghemat uang selama 10-15 tahun Untuk mengatasi kendala tersebut,
untuk dapat membeli peralatan yang sebuah teknologi menengah berupa alat
diperlukan untuk memulai usahanya. pembuat campuran beton yang dikem-
Akan tetapi, jika pengusaha tersebut bangkan di Ghana dapat dijadikan contoh
merupakan penduduk suatu negara alternatif. Alat ini terdiri dari sebuah
berkembang dengan gaji yang sedikit kotak yang dilapisi dengan logam galvanis
dibandingkan dengan pendapatan yang tipis, yang dilengkapi dengan tempat
bisa diperoleh pada dunia industri / negara untuk memasukkan material pada bagian
maju, maka hal ini akan memerlukan atas, dan roda kayu kedua ujung sisinya.
waktu bagi pengusaha tersebut selama Cara pengoperasiannya cukup mudah
lebih dari 100 tahun untuk dapat membeli yaitu dengan memasukkan bahan material
peralatan moderen tersebut, dan hal ini untuk membuat campuran beton ke dalam
akan tampak menjadi sangat tidak kotak tersebut, kemudian setelah ditutup
mungkin. Oleh karena itu Schumacher kotak tersebut tinggal didorong sehingga
mengkampanyekan/mempromosikan se- campuran akan dengan sendirinya tercam-
buah teknologi yang dikenal dengan pur. Alat ini cukup murah, pengope-
intermediate technology atau teknologi rasiannya sederhana dan tidak

56
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti

memerlukan keahlian khusus, mudah tidak populer bagi insinyur maupun


dipelihara dan diperbaiki, serta tidak manajer proyek baik di negara maju
membutuhkan bahan bakar ataupun tenaga maupun di negara berkembang.
listrik. Kualitas campuran yang dihasilkan Disamping itu, pelatihan bagi insinyur
juga cukup baik berdasarkan tes labora- sipil kebanyakan berbasis pada
torium yang mengindikasikan kekuatan equipment-intensive method, dan hal ini
dari tes kubus yang dihasilkan mencapai tidak hanya terjadi di negara maju saja,
90% dari campuran yang dihasilkan tetapi juga di negara berkembang. Kondisi
dengan menggunakan mechanical mixer. seperti ini telah banyak terjadi di negara-
Akan tetapi penggunaan intermediate negara berkembang melalui penyeleng-
technology seperti contoh diatas tidak garaan yang dibiayai oleh lembaga-
selalu sesuai atau tepat diterapkan di lembaga bantuan, terutama melalui
setiap negara berkembang. Oleh karena itu perjanjian bantuan bilateral yang diberi-
seorang manajer proyek harus mampu kan lembaga bantuan dengan menerapkan
memutuskan jenis teknologi apa (apakah hubungan perdagangan dan bisnis sebagai
teknologi lokal yang sederhana, ataukah persyaratan dari pemberian pinjaman
intermediate technology, atau teknologi (loan atau grant).
moderen) yang cocok diterapkan, yang Pada tahun 70-an, tampak jelas bahwa
sesuai dengan tujuan, mudah dalam di daerah perdesaan yang miskin tidak
pemeliharaan dan pengoperasiannya, terjadi peningkatan/perkembangan. Hal ini
dengan biaya terjangkau dan berkesinam- sebagian disebabkan karena kebanyakan
bungan. Penerapan teknologi yang paling proyek yang diadakan di perdesaan
sesuai akan tergantung pada kondisi fisik, sifatnya terisolasi dan dalam skala kecil,
sosial, budaya dan kondisi ekonomi dari sehingga tidak banyak menarik perhatian
suatu negara berkembang tempat proyek lembaga-lembaga pemberi bantuan /
akan dikerjakan. pinjaman maupun kontraktor besar (yang
lebih banyak menggunakan metode
Labour-intensive Construction peralatan berat) untuk berperan serta
Labour-intensive construction atau dalam pengembangan proyek di
konstruksi yang melibatkan banyak perdesaan. Hasil penelitian tentang
sumber daya manusia, memiliki ciri khas penggunaan metode sumber daya manusia
penggunaan tenaga/buruh yang lebih dalam jumlah besar (labour-intensive
banyak daripada penggunaan peralatan method) menunjukkan bahwa adanya
(berat) atau equipment-intensive con- keengganan bagi kontraktor untuk meng-
struction. Kebanyakan dari pembangunan gunakan labour-intensive method dalam
drainase, saluran air, kanal maupun rel proyek konstruksi, dikarenakan sulitnya
kereta api di negara maju pada jaman memperhitungkan biaya dengan akurat
dahulu dikerjakan dengan menggunakan yang dikeluarkan jika menggunakan
labour-intensive method. Berbeda dengan metode ini. Disamping itu, sumber daya
kondisi sekarang, orang lebih banyak tenaga ini juga dianggap tidak reliabel
menggunakan metode penggunaan pera- sehingga kemungkinan bisa lebih mahal
latan (berat) dalam pekerjaan konstruksi, dan lambat serta berpotensi terhadap
daripada penggunaan sumber daya tertundanya waktu penyelesaian proyek
manusia dalam jumlah besar. Dengan jika dibandingkan dengan penggunaan
terjadinya peralihan metode konstruksi metode dengan peralatan (equipment-
dari penggunaan sumber daya manusia intensive method). Terlebih lagi yaitu
dalam jumlah besar (labour-intensive adanya masalah kesejahteraan bagi
method) ke metode penggunaan alat pekerja yang juga harus diperhatikan
(berat) (equipment-intensive method), terkait dengan penggunaan labour-
membuat labour-intensive method makin intensive method.

57
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008

Akan tetapi, penggunaan metode yang tepat dari penggunaan berbagai


dengan peralatan (equipment-intensive bentuk sumber tenaga ini akan
method) pun ternyata juga memiliki manghasilkan produktivitas yang opti-
kekurangan khususnya bagi negara mum. Misalnya pada penggunaan
berkembang. Salah satunya yang utama kombinasi antara pekerja dalam pekerjaan
yaitu tingginya pengeluaran yang galian, dan penggunaan truk untuk
menggunakan kurs mata uang asing, yang memindahkan tanah hasil galian ke suatu
sangat memberatkan atau sulit dijangkau lokasi. Jadi disini tugas manajer adalah
bagi negara dunia ketiga. Sebaliknya, untuk membentuk kombinasi tenaga yang
labour-based method justru lebih banyak tepat agar menghasilkan produktivitas
membuka peluang lapangan pekerjaan dan yang maksimal dengan biaya yang lebih
memberikan penghasilan bagi mereka murah. Disamping itu, seorang manajer
yang terlibat dalam proyek tersebut. juga harus tahu bahwa ada jenis pekerjaan
Sehingga dari fakta diatas, dapat tertentu lebih tepat dilakukan dengan
disimpulkan bahwa labour-intensive labour-based method atau equipment-
method dapat bersaing dengan equipment- based method saja. Pekerjaan galian dan
intensive method baik dari segi mutu timbunan akan lebih sering menggunakan
teknis dan biaya. Hal ini dapat labour-based method, sedangkan peker-
dimungkinkan dengan menerapkan mana- jaan pengaspalan permukaan jalan lebih
jemen yang baik / tepat terhadap labour- banyak menggunakan equipment-based
intensive method. Antara lain dapat method.
dilakukan dengan cara menjaga agar Pemilihan metode pelaksanaan kon-
moral dan motivasi pekerja tetap tinggi struksi harus diputuskan dari tahap awal
misalnya dengan cara pemberian insentif / perencanaan, serta disesuaikan dengan
bonus, pemberian pelatihan/training yang desain dan perencanaan. Hal ini akan
tepat, memperhatikan masalah kesejah- berdampak pada bentuk kegiatan yang
teraan pekerja, serta memastikan bahwa direncanakan sehubungan dengan metode
material dan peralatan kerja tersedia pelaksanaan konstruksi yang dipilih.
dalam keadaan baik. Karena pada labour- Untuk itu perlu dianalisa dengan jelas
based method sering dijumpai keadaan perbandingan penggunaan kedua metode
dimana lingkup pekerjaannya kecil-kecil konstruksi diatas pada suatu proyek,
dan tersebar di beberapa lokasi, maka ditinjau dari segi biaya, waktu dan mutu,
perlu adanya komunikasi, koordinasi dan serta manfaat ekonomisnya bagi masya-
perencanaan yang baik antar lokasi rakat sekitar.
tersebut. Hal lain yang juga perlu diperhatikan
Kebanyakan dari proyek konstruksi dalam penerapan labour-intensive method
dengan labour-based method menerapkan adalah kepastian akan tersedianya sumber
kombinasi dari berbagai bentuk sumber daya tenaga sepanjang waktu sehingga
daya tenaga (manusia, hewan dan mesin). proyek tidak sampai terbengkalai. Misal-
Kunci utama untuk menghasilkan nya, kondisi ini biasanya terkait dengan
konstruksi yang efisien adalah dengan adanya musim panen. Pada musim panen
memilih kombinasi sumber daya tenaga kebanyakan pekerja akan memilih bekerja
yang optimum. Misalnya, pemindahan di sektor pertanian, sehingga untuk meng-
material dalam jarak jauh akan lebih antisipasi agar tidak terjadi kekurangan
efisien jika dilakukan dengan meng- tenaga kerja pada masa-masa tertentu,
gunakan truk, sedangkan untuk jarak dapat dilakukan dengan meningkatkan
menengah akan lebih baik menggunakan gaji pekerja pada masa-masa tersebut, atau
tenaga hewan (kuda), atau untuk jarak dengan mendatangkan pekerja dari daerah
pendek tentunya akan lebih murah lain. Tentunya jika mendatangkan pekerja
menggunakan tenaga manusia. Kombinasi dari daerah lain, beberapa fasilitas

58
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti

pendukung perlu diperhatikan seperti proyek atau memperpanjang waktu penye-


penyediaan tempat tinggal sementara lesaian proyek. Tetapi, telah banyak
selama proyek berlangsung (kamp), dibuktikan bahwa dengan melibatkan
penyediaan akan kebutuhan air, sanitasi masyarakat banyak keuntungan yang
dan lain-lain. Oleh karena itu semua data didapat, diantaranya untuk memastikan
mengenai faktor-faktor ini harus diperoleh suatu proyek dapat dimanfaatkan dengan
dan dipertimbangkan dengan baik baik, serta masyarakat yang bersangkutan
sebelum memutuskan untuk memilih jenis mampu mengoperasikan dan memeli-
metode konstruksi yang akan diterapkan. haranya dengan baik. Sehingga pada
dasarnya tujuan utama suatu proyek dapat
Partisipasi Masyarakat tercapai.
Pada negara-negara industri, masya- Pada beberapa kasus, dapat juga
rakat umum dapat terlibat dalam ditemui masyarakat perdesaan yang tidak
memberikan sanksi dan persetujuan peduli terhadap kegunaan suatu proyek
terhadap suatu proyek melalui survai seperti misalnya proyek peningkatan
maupun melalui protes / demonstrasi. (penyediaan) air bersih. Untuk kondisi ini,
Tetapi masyarakat ini tidak dilibatkan suatu pelatihan dan pendidikan tentang
dalam proses perencanaan dan desain, fungsi dan manfaat dari diadakannya
maupun proses konstruksi dan pengo- proyek tersebut perlu diberikan bagi
perasian dari suatu proyek. masyarakat yang bersangkutan. Disam-
Berbeda halnya dengan proyek-proyek ping itu dapat juga dilakukan dengan
yang dilakukan di negara berkembang, memberikan penjelasan kepada masya-
khususnya proyek-proyek kecil di daerah rakat tentang rencana desain suatu proyek,
perdesaan. Disini, keterlibatan masyarakat untuk meyakinkan mereka akan manfaat
dapat dijadikan ukuran terhadap kesuk- yang diperoleh dari proyek tersebut, serta
sesan suatu proyek. Keterlibatan untuk memperoleh opini masyarakat
masyarakat khususnya masyarakat yang terhadap desain yang akan dibuat apakah
akan menerima manfaat langsung dari akan memerlukan penyesuaian lagi atau
suatu proyek sangat diperlukan dalam sudah tepat untuk dikerjakan. Disini
menunjang keberhasilan tujuan dari diperlukan kemampuan manajer proyek
proyek konstruksi di perdesaan, seperti untuk dapat berkomunikasi dengan baik
proyek pengembangan sumber daya air, dengan masyarakat lokal, bekerja sama
sanitasi dan irigasi. Hal ini bertujuan dengan beragam orang dan organisasi.
untuk mengurangi biaya yang tidak perlu
akibat ketidak sesuaian desain rencana Alih Teknologi
terhadap kebutuhan masyarakat. Sehingga Negara-negara berkembang membu-
desain yang dibuat harus benar-benar tuhkan metode dan teknologi konstruksi
disesuaikan dengan kebutuhan dan yang baru dan tepat serta ahli manajemen
kemampuan masyarakat pengguna dalam untuk berkembang. Pengenalan teknologi
mengoperasikan (memfungsikan) dan me- baru yang dilakukan hanya melalui suatu
melihara kelangsungan proyek tersebut. kontrak jangka pendek atau suatu program
Oleh karena itu proses identifikasi pengenalan saja, akan sangat kecil
terhadap hal-hal yang menjadi kebutuhan manfaatnya. Oleh karena itu untuk
masyarakat, serta faktor sosial, budaya mencapai manfaat yang maksimal,
dan keagamaan yang berpengaruh diperlukan suatu komitmen nyata dari
terhadap desain suatu proyek harus proses transfer teknologi dalam konteks
dilakukan. akuisisi terhadap pengetahuan, keahlian
Bagi manajer proyek hal ini dan peralatan.
nampaknya akan menambah banyak Proses transfer teknologi yang efektif
pekerjaan dan dapat menunda pelaksanaan tidak hanya cukup dengan dilakukan

59
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008

melalui pendidikan dan pelatihan saja, Kerja sama seperti ini akan menghasilkan
tetapi lebih pada pemahaman terhadap proses transfer teknologi yang efektif,
teknik, proses dan penggunaan peralatan hanya jika kedua pihak memiliki
yang diperoleh melalui praktek nyata komitmen yang sama terhadap ide proses
secara langsung. Atau dengan kata lain transfer teknologi. Sangat sering dijumpai
untuk dapat mewujudkan proses transfer kerjasama yang dibentuk hanya untuk
teknologi yang efektif harus ada memenuhi ketentuan bagi kontraktor luar
keterlibatan mereka untuk menggunakan yang ingin terlibat atau masuk ke suatu
metode dan teknologi secara langsung. bentuk kerjasama dengan kontraktor lokal
Hal ini dapat dilakukan dengan cara untuk dapat mengikuti tender proyek di
membeli peralatan tersebut, melalui suatu negara berkembang. Bahkan dalam
kerjasama (joint venture), memiliki / beberapa kasus sering dijumpai bahwa
membeli ijin (licence) dari suatu sangat kecil atau bahkan tidak ada
franchisee/hak paten untuk pengerjaan komitmen dari kedua belah pihak terhadap
suatu proses, atau berpartisipasi dalam ide proses transfer teknologi yang
suatu bentuk kontrak yang juga seharusnya dapat diperoleh dari terjalin-
melibatkan perusahaan / kontraktor besar nya proses kerjasama tersebut. Kontraktor
di negara maju. luar dibiarkan mengambil keputusan
Pembelian langsung suatu peralatan sendiri dan menyelesaikan proyek
akan memberikan risiko yang kecil bagi menurut caranya, sedangkan kontraktor
vendor tetapi berisiko besar bagi lokal tidak ikut mengambil bagian/berpar-
pembelinya. Dengan melalui pelatihan tisipasi dalam kegiatan proyek. Kemudian
yang memadai, dukungan pelayanan pada akhirnya kedua belah pihak tersebut
purna jual yang layak, keberadaan akan berbagi keuntungan / profit setelah
penyedia suku cadang yang mudah dan proyek selesai dikerjakan. Kerjasama
terjangkau, serta garansi yang diberikan seperti ini atau kerjasama yang dirancang
akan menghasilkan metode proses transfer untuk proyek yang berjangka waktu
teknologi yang efektif dan cepat. pendek akan sangat tidak efektif untuk
Membeli / memiliki ijin dari suatu menghasilkan proses transfer teknologi
franchisee/hak paten merupakan pembe- yang baik.
lian terhadap suatu pengetahuan intelek- Sebenarnya kontraktor yang bekerja di
tual. Hal ini merupakan daya tarik bagi negara berkembang dapat membantu
pemegang hak paten untuk memberikan proses alih teknologi ini dengan membe-
pelayanan atau dukungan yang diharapkan rikan pelatihan kepada staf lokalnya atau
dari vendor, karena biasanya pemegang kepada sub kontraktor yang bekerjasama
hak paten akan dibayar berdasarkan dengannya. Dan bahkan banyak lembaga-
persentase dari pekerjaan yang dikerjakan. lembaga pemberi bantuan yang bersedia
Sehingga dalam hal ini, risiko terhadap memberikan bantuan guna pembiayaan
pekerjaan yang diambil/dikerjakan oleh dari bentuk-bentuk pelatihan tersebut
pemegang hak paten akan ditanggung oleh melalui loan atau grant yang dialokasikan
pemegang hak paten tersebut. untuk suatu proyek. Lembaga-lembaga
Kerjasama antara kontraktor besar di bantuan ini juga menyediakan pembiayaan
negara maju dengan kontraktor lokal di khususnya untuk pelatihan dan bantuan
negara berkembang juga sangat efektif teknis yang dapat diberikan melalui suatu
dalam menghasilkan proses transfer perjanjian yang dikenal dengan twinning.
teknologi serta memotivasi kontraktor Twinning adalah suatu hubungan
lokal untuk berkembang. Investasi dari profesional yang formal antara suatu
rekanan negara maju biasanya dapat organisasi di negara berkembang dengan
berupa dana atau peralatan yang disertai organisasi sejenisnya yang lebih maju
dengan teknisi dan ahli manajemennya. (mature) dan berpengalaman dari negara

60
Manajemen Proyek Di Negara-Negara Berkembang ............................................ Dharmayanti

lain. Tidak seperti halnya pada penye- baik perbedaan, kesulitan, keunikan dan
lenggaran program pelatihan, hubungan peluang yang dapat diraih ketika
ini biasanya bersifat jangka panjang dan menangani suatu proyek di negara
melibatkan kegiatan kunjungan dalam berkembang.
waktu yang panjang oleh personil utama Indonesia sebagai salah satu negara
dari kedua organisasi ke lokasi di kedua berkembang, tentunya juga memiliki
negara. Tujuan dari kunjungan ini bagi peluang dalam pengadaan proyek yang
organisasi di negara berkembang adalah dibiayai oleh lembaga-lembaga bantuan
untuk melihat dan mempraktekkan secara tersebut. Oleh karena itu, tinjauan pustaka
langsung penggunaan metode dan ini diharapkan dapat membantu dalam
teknologi baru yang diterapkan pada memberikan gambaran tentang aspek-
organisasi mature ini di negaranya. aspek penting yang perlu diperhatikan
Sedangkan kunjungan balik dari bagi seorang manajer proyek dalam
organisasi yang lebih mature ini bertujuan meraih peluang atau kerjasama dengan
untuk melihat sejauh mana keberhasilan negara lain dalam rangka pengadaan
penerapan metode dan teknologinya pada proyek-proyek baik di negeri sendiri
pekerjaan sejenisnya di negara (Indonesia) maupun di negara ber-
berkembang. kembang lainnya.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Negara berkembang memiliki tingkat
pertumbuhan populasi penduduk yang Coukis, Basil, and World Bank Staff.
cukup tinggi jika dibandingkan dengan 1983. Labour-based Constructive
negara maju. Sehingga hal ini juga akan Program, Oxford University Press.
meningkatkan kebutuhan akan tempat Institution of Civil Engineers. 1981.
tinggal, makanan, sumber daya air dan Appropriate Technology in Civil
pendidikan. Kebutuhan akan fasilitas dan Engineering, Thomas Telford,
infrastruktur ini hanya dapat terpenuhi London.
jika terdapat sumber pembiayaan yang World Bank. 1984. The Construction
memadai di negara tersebut. Sedangkan Industry – Issues and Strategies in
pada kenyataannya negara-negara berkem- Developing Contries, The World
bang sering mengalami kendala dalam Bank.
pembiayaan proyek-proyeknya. World Bank. 1992. World Bank Report
Dewasa ini pembiayaan dari negara- 1992 – Development and Environ-
negara donor yang disalurkan melalui ment, Oxford University Press.
lembaga-lembaga bantuan seperti Bank
Dunia, ADB dan lembaga-lembaga swa-
daya masyarakat baik nasional maupun
internasional memberikan peluang tersen-
diri bagi kontraktor atau manajer proyek
untuk dapat mengambil bagian dalam
penyelenggaraan proyek di suatu negara
berkembang. Tetapi tentunya harus juga
diimbangi dengan kemampuan dalam
pengelolaan proyek di negara berkem-
bang.
Kesuksesan suatu proyek di negara
berkembang memerlukan kemampuan
manajer proyek untuk memahami
kebutuhan dan untuk menganalisis dengan

61

Anda mungkin juga menyukai