Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA

PEMANASAN GLOBAL

Anggota Kelompok :

- Novia Maulidina S (21)

- Orchita Rosadila H (22)

- Pandhu Wibowo (23)

- Peni Lestari (24)

SMA NEGERI 1 NGAWI


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

            Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah fisika ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.

            Makalah ini memuat tentang pemanasan global. Dengan adanya makalah ini saya
berharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pemanasan global itu.Semoga
dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu saya berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik
dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan membahas gambaran umum
pemanasan global, aktivitas manusia dan peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari
pemanasan global itu sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia
untuk mengendalikan pemanasan global.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan


bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara
alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat
dibandingkan data yang terrekam sebelumnya.Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun
1990. Isu pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja
manusia dengan berbagai aktivitasnya.

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, sepertiyang


terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim.
Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor,
munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah
ini akan membahas Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global,
Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global, Mengukur pemanasan
global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan Global

Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari
Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas
rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah

1.      Apakah pengertian Pemanasan global?

2.      Apakah penyebab pemanasan global?

3.      Apakah dampak dari pemanasan global?

4.      Apakah solusi utnuk mengurangi pemanasan global?


C.    Tujuan

Setelah menyelesaikan makalah ini  adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pengertian Pemanasan global

2.      Untuk mengetahui penyebab pemanasan global

3.      Untuk mengetahui dampak dari pemanasan global

4.      Untuk mengetahui solusi utnuk mengurangi pemanasan global

5.      Untuk memenuhi tugas Fisika semester 2 kelas XI SMA

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab.
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

B.     Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:

1.      Boros Listrik

Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak. Semua
orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat
dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya,
hal ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik
(save energy) sudah banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam
pemakaian listrik.

2.      Halaman Rumah tanpa pepohonan

Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan
suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas
yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau menanam pohon
di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi
rumah di perkotaan yang lebih memilih membangun gedung daripada menanam pepohonan
hijau. Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang
namanya pemanasan global itu terjadi.
3.      Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung dengan
konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap
sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi
bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika
yang terjadi demikian, maka pemanasan global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak
rumah dan gedung yang bermodelkan  kaca.

4.      Bahan Bakan Kenderaan

Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan. Kita ketahui,
jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna sepeda motor dari tahun
ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah.
Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap di biarkan beredar.

5.      Polusi asap dari industri Pabrik

Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak pabrik
industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk mensejahterakan
rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja.

Jika pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa
panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, di satu sisi
untuk kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.

6.      Pembakaran Hutan dan ilegal loging

Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa berkurang
akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa sekitar 50 % pemanasan
global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh penggunaan bahan bakarfosil
dan kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa mereduksi
suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai warisan
nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab?

Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah harus serius dalam
menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa bulan lalu di provinsi
Riau.

7.      Usia Bumi Yang sudah tua

Planet bumi yang sudah  mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya
sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang mudah menyerang.
Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan global dan hujan asam
serta banyak lagi yang lain.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua, lalu pemasanan
global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara mengatasi pemanasan global yang
terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.

8.      Bocornya lapisan ozon

Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada laipsan
ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon memang masih
normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang bilang
sudah bocor.

Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen


Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan ini
telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di kedua kutub

9.      Minimnya ruang terbuka hijau

Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini
belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang ada
di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-jakarta.com.

Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka hijau.
Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada beberapa kota
seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu bisa di jadikan contoh
bagi kota-kota lain.

10.  Jumlah kendaraan terus bertambah

Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah
dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya kendaraan
terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur ulang atau apalah. Yang penting
jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah.

Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi
dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada
pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.
11. Efek Umpan Balik

Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh
adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas rumah
kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di
udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi
menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo)
oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi
Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es
yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

12.  Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan

Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian
meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat
dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya
adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air
minum kita.

C.    Dampak Pemanasan Global

Di bawah ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:

1. Kekeringan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa
pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan. Skala
kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat
ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah kering
telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu
kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
2.      Wabah

Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus


umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat
perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis kemudian
menyebar ke daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan
bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen
dalam penyebaran penyakit.

3.      Banjir

Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan


logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh
dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa
berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan
bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.

4.      Pencairan es di kutub

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika


(Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di
kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair, pulau-
pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai
dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi
dalam skenario seperti itu.

Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan
juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.

Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah
pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada
ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

5.      Kabut asap (smog)

Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan
penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kehidupan.

6.      Kebakaran hutan

Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan apakah
pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran
hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat kebakaran
hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat
yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming)
7. Iklim Mulai Tidak Stabil

Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara akan
memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-
gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. .
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk
setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan
badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

8. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.

D.    Solusi Mengurangi Pemanasan Global

Berikut ini adalah solusi dari pemanasan global:

1.      Program menanam pohon

Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir sudah,
kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah
mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon. Tidak
sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan menaman
pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam setiap
rumah. Tapi saya tetap sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah
pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi, dalam
waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United Nations Environment Programme
(UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3
Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang
atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke
atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan
juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak
bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi
seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre pohon per tahunnya.

2.      Jadilah vegetarian

Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan
mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging
menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di
dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006
dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari
CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).

Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick
The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya
menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg
CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di antaranya
adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Luar
biasa, bukan? Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan
orang untuk berhenti makan daging untuk mengerem pemanasan global.

3.      Cerdas dalam berkendara

Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas
sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tata dengan
rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke
sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat
respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik sepeda,
tapi tidak.

Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan
menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa
meminimalisir kemacetan.

Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama – sama kita
ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar
kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau
pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang
menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin
mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa
memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-
5% gas rumah kaca.

4. Kurangi Bangunan Rumah Kaca


Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang
pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).

Lalu apakah sudah ada kebijakan pemerintah tentang pengurangan pembangunan gedung
atau rumah kaca? Untuk hal in saya tidak ada mendapatkan, kalau pun ada seperti Analisis
Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya formalitas saja. Ini terbukti dengan terus dan terus
tumbuh gedung-gedung di bangun.

Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang

dampak lingkungan dalam proyek mereka.

5.      Hemat Listrik

Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya
untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang
tidak digunakan lagi.

Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat disayangkan
masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah
belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri,
keluarga, tetangga dan seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat
dalam penggunaaan listrik.

6.      Saluran Ventilasi rumah  yang cukup

Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan
selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa
masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk
kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.

7.      Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal loging)

Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung
lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya, butuh
bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.

Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara.


Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon yang di
jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik, apatah lagi di
musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan sembarangan. Kampanye tentang menolak
dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan pohon sembaranga harus terus di
galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang,
membuat masalah bagi bangsa dan negara.

Cara lain yang digunakan adalah


a.       Pisahkan sampah kertas, plastik, kalenga agar dapat didaur ulang

b.      Daur ulang sampah organic

c.       Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari

d.      Gunakan kipas angin

e.       Beli makanan yang mengandung unsur organic

f.       Kurangi belanja

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya
diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat
keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit
diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita
terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan global adalah


peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di atmosfer bumi. Pemanasan
global disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek umpan balik karena efek rumah kaca ini sangat
dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan
bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah
ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia
(13%). ” Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini
melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.

B.     SARAN

Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadelah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royong untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari
pembaca untuk kami perbaiki dan kami sempurnakan.

Anda mungkin juga menyukai