Anda di halaman 1dari 5

*STANDAR-STANDAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH INTERPRETER DALAM

MELAKSANAKAN PEKERJAAN *
A. Keakuratan
B. Kerahasiaan
C. Kenetralan
D. Rasa hormat
E. Kesadaran budaya
F. Batasan peran
G. Profesionalisme
H. Pengembangan profesional

*A. Keakuratan*
_Sasaran:_
Mampu membuat pihak pendengar memahami isi pesan yang disampaikan oleh pembicara
(speaker).
_Prinsip:_
Interpreter berusaha untuk merangkai pesan seakurat mungkin, menyampaikan isi serta “roh”
dari pesan asli, mempertimbangkan konteks budaya.

1. Interpreter merangkai semua pesan yang diterima secara akurat dan lengkap, tanpa menambah,
mengurangi, atau mengganti makna asli dari pesannya.
Sebagai contoh, seorang interpreter mengulangi semua yang diucapkan oleh pembicara
walaupun isi pesannya bertele-tele, tidak relevan, atau tidak sopan

2. Interpreter meniru nada, gaya bicara atau intonasi pembicara.


Contohnya, jika tidak ada padanan kata yang pas untuk diterjemahkan ke bahasa yang digunakan
oleh klien, seorang interpreter tidak mengganti istilah yang digunakan oleh pembicara dengan
penjelasan yang lebih simpel, tetapi boleh meminta si pembicara untuk menyampaikan kembali
istilah yang digunakan ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pihak lain.

3. Interpreter mengatur alur komunikasi.


Contohnya, seorang interpreter boleh meminta pembicara untuk berhenti sejenak saat berbicara
atau tidak bicara terlalu cepat.

4. Interpreter segera melakukan koreksi terhadap kesalahan interpretasi.


Contoh, ada suatu kata yang terlewat dan tidak tersampaikan oleh interpreter, maka interpreter
harus melakukan koreksi sesegera mungkin.

5. Seorang interpreter harus bisa menjaga transparansi saat melakukan proses interpretasi.
Sebagai contoh, ketika ingin meminta konfirmasi terhadap informasi yang diterima, interpreter
memberitahu ke semua pihak, “saya yang bertindak sebagai interpreter, tidak memahami pesan
yang disampaikan, jadi saya ingin meminta penjelasan”

*B. KERAHASIAAN*
_Sasaran:_
Untuk menghormati adanya batasan interaksi yang bersifat pribadi dan menjaga kepercayaan
diantara semua pihak.

_Prinsip:_
Interpreter memperlakukan segala informasi yang dipelajari dalam tugasnya sebagai sesuatu
yang rahasia.
6. Interpreter menjaga kerahasiaan informasi dan tidak membocorkannya kecuali atas
persetujuan dari pihak klien.
Sebagai contoh, seorang interpreter tidak boleh mendiskusikan mengenai bisnis yang pihak klien
jalankan dengan perusahaan lain tanpa seizin klien yang bersangkutan.

7. Interpreter menjaga informasi tertulis dalam genggamannya.


Sebagai contoh, interpreter tidak boleh meninggalkan catatan yang dibuat saat sesi interpretasi,
di sembarang tempat (tempat yang terlihat oleh umum).

*C. KENETRALAN*
_Sasaran:_
Menghilangkan efek keberpihakan interpreter terhadap suatu pihak.

_Prinsip:_
Interpreter berusaha untuk menjaga kenetralan dan menghindari konseling, aktivitas promosi,
atau menonjolkan bias pribadi

8. Interpreter tidak diperkenankan memberikan penilaian atau nilai budaya yang sifatnya pribadi
untuk mempengaruhi objektivitas masing-masing pihak.
Sebagai contoh, seorang interpreter tidak menunjukkan emosi pribadi melalui kata-kata, nada
bicara, atau bahasa tubuh.

9. Seorang interpreter senantiasa menjauhkan dirinya dari kondisi yang berpotensi menimbulkan
konflik kepentingan, atau mundur dari tugas jika dibutuhkan.
Sebagai contoh, seorang interpreter tidak melakukan aktivitas interpretasi untuk anggota
keluarga atau teman dekat.

*D. RASA HORMAT*


_Sasaran:_
Menghormati martabat semua pihak yang menjadi klien menerima jasa interpretasi (klien).

_Prinsip:_
Interpreter harus memperlakukan semua pihak dengan rasa hormat.

10. Interpreter harus menunjukkan sikap professional dan rasa hormat dengan cara yang
berbudaya.
Sebagai contoh, saat memberikan salam, seorang interpreter menyebutkan titel atau jabatan dari
lawan bicaranya, baik itu klien maupun pihak sebaliknya.

11. Interpreter menganjurkan agar semua pihak dapat berkomunikasi langsung.


Sebagai contoh, seorang interpreter boleh meminta klien atau pihak sebaliknya, untuk berbicara
secara langsung daripada melalui perantara interpreter.

*E. KESADARAN BUDAYA*


_Sasaran:_
Memfasilitasi komunikasi antar budaya yang berbeda.

_Prinsip:_
Interpreter berusaha untuk membangun kesadaran terhadap budaya yang ada pada saat
melakukan tugasnya.

12. Interpreter berusaha untuk memahami budaya yang berhubungan dengan bahasa yang sedang
diterjemahkan.
Sebagai contoh, seorang interpreter mempelajari tentang budaya tradisional yang dimiliki oleh
klien atau pihak sebaliknya.

13. Interpreter mengingatkan semua pihak terhadap munculnya kesalahpahaman budaya apapun
bentuknya.
Contohnya, jika seseorang meminta orang yang sedang berpuasa karena alasan keagaamaan
untuk makan atau minum, maka interpreter boleh mengingatkan orang tersebut agar tidak
melakukannya.

*F. BATASAN PERAN *


_Sasaran:_
Memperjelas ruang lingkup dan batasan peranan interpreter untuk menghidari konflik
kepentingan.

_Prinsip:_
Interpreter tidak melewati batasan peranan profesionalnya dan menahan diri agar tidak
melakukan keterlibatan yang bersifat pribadi.

14. Seorang interpreter membatasi kedekatan dirinya secara pribadi dengan semua pihak saat
melakukan tugasnya.
Sebagai contoh, seorang interpreter tidak diperkenan untuk membagi atau membocorkan
informasi yang sifatnya pribadi saat bercakap-cakap dengan klien.
15. Interpreter membatasi aktivitasnya secara profesional dalam suatu pertemuan.
Sebagai contoh, seorang interpreter tidak menyarankan kliennya dengan berupa pertanyaan, tapi
mengarahkan klien untuk bertanya pada seseorang.
16. Interpreter dengan peran tambahan (tugas) tetap mematuhi segala aturan standar kerja
interpreter saat melakukan tugasnya.
Sebagai contoh, seorang interpreter yang mempunyai pengetahuan dalam bidang accounting
(akuntansi) tidak perlu berperan ganda sebagai akuntan, cukup laksanakan tugas sebagai
interpreter.

*G. PROFESIONALISME*
_Sasaran:_
Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi interpreter.
_Prinsip:_
Seorang interpreter harus selalu bersikap professional serta menjaga etikanya.

17. Seorang interpreter harus jujur dan selalu menjaga etikanya dalam setiap kegiatan bisnis.
Sebagai contoh, harus selalu menunjukkan identitas aslinya dengan akurat, tidak ditutup-tutupi.

18. Interpreter harus selalu siap dalam menjalankan setiap tugasnya.


Contoh, seorang interpreter meminta penjelasan mengenai karakteristik tugas yang akan
dijalankan serta memeriksa istilah-istilah apa saja yang digunakan nantinya.

19. Interpreter menginformasikan batasan kemampuannya dengan sopan pada saat menjalankan
tugas tertentu.
Misalnya, seorang interpreter yang tidak mengenal istilah-istilah teknik, meminta penjelasan
terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses interpretasi.

20. Interpreter sebisa mungkin menghindari sight translation (proses penerjemahan lisan dengan
membaca langsung dokumen ), terutama untuk dokumen yang kompleks atau sifatnya penting
jika memang kemampuan sight translationnya terbatas.
Misalnya, ketika diminta untuk menerjemahkan dokumen atau formulir perjanjian secara lisan,
seorang interpreter meminta kepada klien untuk menjelaskan isinya, baru kemudian
menerjemahkan penjelasan yang diberikan.

21. Seorang bertanggungjawab terhadap pekerjaannya secara profesional.


Sebagai contoh, seorang interpreter tidak boleh menyalahkan orang lain atas kesalahannya pada
saat melakukan aktivitas interpretasi.

22. Seorang interpreter dapat memberi anjuran kepada klien untuk membuat kondisi kerja lebih
kondusif agar kualitas terjemahannya dapat terjamin.
Misalnya, interpreter memberi tahu klien, rasa lelah yang dialami interpreter akibat masa tugas
yang panjang akan berpengaruh pada keakuratan interpretasinya,

23. Interpreter menunjukkan rasa hormatnya secara profesional terhadap orang-orang yang
bekerja dengannya.
Contoh, seorang interpreter tidak boleh menyebarkan rumor atau gosip yang mendiskreditkan
interpreter lain.

24. Seorang interpreter bertindak sesuai dengan kode etik profesi dan mengikuti aturan kerja
yang berlaku.
Sebagai contoh, seorang interpreter berpakaian yang pantas (sopan) dan datang ke tempat kerja
tepat waktu.

*H. PENGEMBANGAN PROFESIONAL *


_Sasaran:_
Untuk mencapai level tertinggi dari kompetensi diri serta jasa yang ditawarkan.
_Prinsip:_
Seorang interpreter berusaha untuk selalu meningkatkan pengetahuan serta kemampuannya
melalui studi secara mandiri, terus mengikuti pelatihan, dan berlatih melakukan praktek aktivitas
intepretasi.

25. Seorang interpreter terus meningkatkan kemampuan bahasa, pengetahuan budaya serta
kemampuan interpretasinya.
Sebagai contoh, seorang interpreter selalu mengikuti (up to date) perkembangan istilah-istilah
teknologi terbaru atau bahasa-bahasa slang yang berkembang di suatu daerah.

26. Seorang interpreter meminta umpan balik (feedback) untuk meningkatkatnya performanya di
masa depan.
Sebagai contoh, seorang interpreter dapat berkonsultasi dengan rekan sesame interpreter
mengenai pekerjaan-pekerjaan yang lebih menantang.

27. Interpreter memberikan dukungan untuk pengembangan profesional terhadap rekan sesama
interpreter.
Sebagai contoh, interpreter senior menjadi mentor untuk interpreter junior.

28. Interpreter berpartisipasi dalam organisasi dan aktivitas yang berkontribusi terhadap
pengembangan profesi interpreter.
Sebagai contoh, seorang interpreter mengikuti pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan
profesi interpreter.

Sumber :
NCIHC National Standards of Practice for Interpreters in Health Care.

Anda mungkin juga menyukai