Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1

Nama : Ilham
NIM : 042989362
Kode Mata Kuliah : IPEM 4430
Mata Kuliah : Etika Pemerintahan

A. Pendahuluan
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia,
khususnya di India, Tiongkok, dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi
budayanya. Sebuah ciri khas filsafat timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan
agama. Pemikiran filsafat timur sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional,
tidak sistematis, dan tidak kritis. Hal ini disebabkan pemikiran timur lebih dianggap
agama dibanding filsafat. Pemikiran timur tidak menampilkan sistematika seperti dalam
filsafat barat. Belakangan ini, beberapa intelektual barat telah beralih ke filsafat timur,
misalnya Fritjop Capra, seorang ahli fisika yang mendalami taoisme, untuk membangun
kembali bangunan ilmu pengetahuan yang sudah terlanjur dirongrong oleh relativisme
dan skeptisisme (Bagir, 2005: 6). Skeptisisme terhadap metafisika dan filsafat rene
Descartes dan William Ockham. 
Pada essay ini, kita akan membicarakan beberapa pandangan filsuf dari filsafat
Timur, khususnya Indonesia, walaupun tidak komprehensif. Hal ini dilakukan untuk
menunjukkan bahwa terdapat filsafat murni Indonesia yang berkaitan dengan etika,
lebih tepatnya etika pemerintahan. Namun disayangkan bahwa filsufnya kadang-kadang
tidak diketahui meskipun filsafatnya terdapat secara tertulis, seperti naskah
Galunggung, atau naskah Sanghyang Siksananda Ng Karesian. Etika lainnya terdapat
dalam cerita-cerita pewayangan yang masuk Indonesia bersama-sama dan terbawa oleh
agama Hindu, seperti cerita Ramayana. Terakhir keindahan dan daya tarik dari etika
dipengaruhi oleh seni menyampaikannya sedemikian rupa sehingga tidak diketahui lagi
mana yang sebenarnya asli dan mana yang ditambahkan.

B. Pembahasan
Pada pembahasan dalam essay ini, ajaran filsafat Timur tepatnya Indonesia
tentang etika pemerintahan. Adapun ajaran filsafat nya yaitu:
1. Asta Brata
Asta atau hasta berarti delapan. Brata artinya laku, perilaku, tindakan, perbuatan,
atau jalan. Dengan demikian asta brata berarti delapan perilaku atau perbuatan. Asta
brata merupakan suatu traits theory, yaitu teori sifat-sifat yang mengajarkan bahwa raja
atau perangkat dan pejabat pemerintah harus memiliki sifat-sifat delapan (asta) dewa.
Adapun traits atau sifat-sifat kedelapan itu menurut Serat Ramayana Kekawen
yang diterjemahkan oleh Buchori, yaitu:
1) Batara Indra: Raja harus dapat memenuhi kebutuhan dan memberi pelayanan
kepada rakyatnya, raja harus dapat meningkatkan taraf hidup rakyat.
2) Batara Yama: Dewa yang memberi hukuman kepada siapa saja yang salah dan
jahat tanpa pandang bulu sampai yang jahat itu mati, sebaliknya yang baik harus
diberi hadiah.
3) Batara Surya: Dalam melaksanakan segala pekerjaan atau mengambil keputusan
jangan tergesah-gesah, harus dipertimbangkan secara matang agar hasilnya
setinggi mungkin.

1
4) Batara Chandra: Mengikuti perilaku dewa bulan berarti raja harus berusaha
mengamalkan ilmu pengetahuannya, demikan pula para cendekiawan. Oleh
karna itu, mereka harus diberi segala keperluannya agar dapat melaksanakan
tugas sebaik-baiknya, yaitu memenuhi kebutuhan batin rakyat.
5) Batara Bayu: Bisa menyelidiki perilaku yang jahat, teliti menyelidiki tiap
kelakuan, keadaan isi negara.
6) Batara Kuweran: Karena berpakaian itu cermin jiwa yang berpakaian,
berpakaianlah sebaik-baiknya. Jika berpakaian sopan dan selayaknya sesuai
kedudukan dalam masyarakat, orang lain akan menghormatinya. Berpakaian
termasuk pula etika.
7) Batara Baruna: Dewa Baruna memegang senjata nagapaca yang secara kias
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pemimpin harus mencintai ilmu,
harus berfilsafat, dan harus selalu mencari ilmu.
8) Batara Brahma: Raja harus berani, tabah dan bijaksana dalam menghadapi
kesukaran, pantang mundur, dan tiap kesukaran justru membangkitkan semangat
menghancurkannya.

2. Amanat Galunggung
Dalam Amanat Galunggung, terdapat kalimat “jaga isos di carék nu kwalyat,
ngalalwakon agama nu nyusuk na Galunggung, marapan jaya pran jadyan tahun,
heubeul nyéwana, jaga makéyana patikrama, paninggalna sya séda”.
Terjemahannya: Tetaplah mengikuti ucap orang tua, melaksanakan ajaran yang
membuat parit pertahanan di Galunggung, agar unggul perang, serta tumbuh tanam-
tanaman, lama berjaya panjang umur, sungguh-sungguhlah mengikuti patikrama
warisan dari para suwargi.
Keterangan tersebut menunjukan bahwa isi amanat yang terdapat pada naskah
Amanat Galunggung bersumber dari petuah-petuah Batari Hyang, yakni “yang
membuat parit pertahanan di Galunggung”. Salah satu peringatan Sang Batari dalam
amanatnya ialah agar anak-turunannya dapat selalu menjaga ajaran leluhur, dan jika
tidak mampu maka lebih mulia kulit lasun di tempat sampah (muliana kulit lasun di
jaryan).
Dalam Amanat Galunggung, juga terdapat ajaran Tri Tangtu Di
Buana  yaitu, Rama, Resi dan Ratu/Prabu. Ketiganya mempunyai tugas yang berbeda,
tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, tidak ada di antara
mereka yang berkedudukan lebih tinggi dari yang lainnya. Tugasnya setara dan sama-
sama mulia, ketiga pemimpin tersebut harus bersama-sama menegakkan kebajikan dan
kemuliaan melalui ucapan dan perbuatan.

3. Nilai-Nilai Masyarakat Minangkabau dan Bugis


Menurut adat Minangkabau, ada delapan ketentuan dalam pergaulan hidup, yaitu
harus selalu berlaku lurus dan benar; harus selalu bergaul dengan baik sesama manusia,
yang tua dihormati, yang kecil dikasihi, sama besar bersaudara, dan berkatalah dengan
lemah lembut serta bergaullah dengan sopan hormat-menghormati; harus selalu bergaul
dengan penuh sifat ramah tamah, sopan dan santun, hormat-menghormati sesamanya,
yang senantiasa mencerminkan tingkah laku yang berlandaskan budi luhur; harus selalu
mempunyai sifat lapang hati dan sabar, tenang, dan berwibawa, tetapi tegas dan
bijaksana serta mempunyai sifat malu dalam diri dan hati-hati; harus selalu menyimpan
rahasia yang patut dirahasiakan; kalau ingin dimuliakan atau jadi orang yang mulia,

2
selalu menepatijanji yang telah dijanjikan; setiap keuntungan yang ingin dicapai
senantiasa menghendaki pengorbanan; setiap kesenangan dan kekayaan serta
kebahagiaan biasanya dapat dicapai oleh seseorang, terlebih dahulu dengan membanting
tulang dan memeras keringat.
Adapun nilai-nilai yang universal dalam adat Minangkabau adalah masalah hidup
yang menentukan orientasi nilai budaya suatu masyarakat yang terdiri atas hakikat
hidup, hakikat kerja, hakikat kehidupan manusia dalam ruang waktu, hakikat hubungan
manusia dengan alam, hakikat hubungan manusia dengan manusia.
Sifat-sifat pribadi yang ideal, menurut adat minang, meliputi hidup berpikir,
berukur, berjangka, sopan santun dalam pergaulan, tenggang rasa, setia, adil, hemat
cermat, waspada, berani karena benar, arif bijaksana, tanggap dan sabar, rajin, dan
rendah hati.
Sementara itu, nilai-nilai utama dalam masyarakat Bugis adalah kejujuran,
kecendekiaan, kepatutan, keteguhan, dan usaha. Selain nilai-nilai utama tersebut, dalam
masyarakat Bugis, juga dikenal istilah ‘siri’ yang berarti amat malu, dengan malu, malu
sebagai kata sifat atau keadaan, perasaan malu menyesali diri, perasaan harga diri, noda
atau aib, serta dengki.

C. Kesimpulan
 Asta brata adalah delapan perilaku atau perbuatan. Dapat memenuhi kebutuhan dan
memberi pelayanan kepada rakyatnya; Memberi hukuman kepada siapa saja yang
salah tanpa pandang bulu; Sabar dalam mengambil keputusan; Mengamalkan ilmu
pengetahuan dan para cendikiawan; teliti menyelidiki kelakuan; Berpakaian yang
baik dan sopan; Berilmu pengetahuan; berani, tabah, dan bijaksana dalam
menghadapi kesukaran.
 Tetaplah mengikuti ucap orang tua, selalu menjaga ajaran leluhur, dan jika tidak
mampu maka lebih mulia kulit lasun di tempat sampah (muliana kulit lasun di
jaryan).
 Ada 8 ketentuan dalam pergaulan hidup adat Minangkabau, yaitu; berlaku lurus dan
benar; bergaul dengan baik sesama manusia dengan dan sopan; bergaul dengan
ramah tamah, sopan dan santun; lapang hati dan sabar, tenang, dan berwibawa,
tegas dan bijaksana; Amanah; menepati janji; jika ingin untung, harus adanya
pengorbanan; Jika ingin kaya, harus berkerja keras.
 nilai-nilai yang universal dalam adat Minangkabau, yaitu: terdiri atas hakikat hidup,
hakikat kerja, hakikat kehidupan manusia dalam ruang waktu, hakikat hubungan
manusia dengan alam, hakikat hubungan manusia dengan manusia.
 Sifat-sifat pribadi yang ideal menurut adat minang, yaitu: hidup berpikir, berukur,
berjangka, sopan santun dalam pergaulan, tenggang rasa, setia, adil, hemat cermat,
waspada, berani karena benar, arif bijaksana, tanggap dan sabar, rajin, dan rendah
hati.
 Nilai-nilai utama dalam masyarakat Bugis adalah kejujuran, kecendekiaan,
kepatutan, keteguhan, dan usaha.
 Dalam masyarakat Bugis, juga dikenal istilah ‘siri’ yang berarti amat malu, dengan
malu, malu sebagai kata sifat atau keadaan, perasaan malu menyesali diri, perasaan
harga diri, noda atau aib, serta dengki.

Sumber: BMP IPEM4430/Etika Pemerintahan edisi 3/Modul 3(3-3.65)


https://soekapoera.or.id/2017/04/02/amanat-galunggung/

3
https://loopythecuitotter.blogspot.com/2012/12/makalah-filsafat-timur.html

Anda mungkin juga menyukai