Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengadilan adalah sebuah


forum publik, resmi, di mana
kekuasaan publik ditetap kan
oleh otoritas hukum untuk
menyelesaikan perselisihan
dan pencarian keadilan dalam
hal sipil,
buruh, administratif, dan
kriminal di bawah hukum.
Dalam negara dengan sistem
common law,
pengadilan merupakan cara
utama untuk penyelesaian
perselisihan, dan umumnya
dimengerti
1
bahwa semua orang memiliki
hak untuk membawa
klaimnya ke pengadilan. Dan
juga, pihak
tertuduh kejahatan memiliki
hak untuk meminta
perlindungan di pengadilan.
Dalam pengertiannya Hak
Asasi Manusia (HAM)
menurut definisi para ahli
mengatakan,
Pengertian Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah hak-
hak dasar yang dimiliki
setiap pribadi

2
manusia sebagai anugerah
Tuhan yang dibawa sejak lahir.
sedangkan pengertian HAM
menurut
perserikatan bangsa-bangsa
(PBB) adalah hak yang
melekat dengan kemanusiaan
kita sendiri,
yang tanpa hak itu kita
mustahil hidup sebagai
manusia. Secara umum Hak
Asasi Manusia sering
sekali terdengar di telinga
kita tentang Pelanggaran-
pelanggaran HAM yang
membuat kita

3
prihatin tentang semua yang
terjadi, sehingga perlunya
kita tahu lebih jelas tentang
hak asasi
manusia seperti dibawah ini.
Dari pengertian Hak Asasi
Manusia (HAM) dapat
disimpul kan bahwa sebagai
anugerah
dari Tuhan terhadap
makhluknya, hak asasi
tidak boleh dijauhkan atau
dipisahkan dari
dipisahkan dari eksistensi
pribadi individu atau manusia

4
tersebut. Hak asasi tidak bias
dilepas
dengan kekuasaan atau dengan
hal-hal lainnya, Bila itu sampai
terjadi akan memberikan
dampak
kepada manusia yakni
manusia akan kehilangan
martabat yang sebenarnya
menjadi inti nilai
kemanusiaan.
Walapun demikian, bukan
berarti bahwa perwujudan
hak asasi manusia dapat
dilaksanakan secara mutlak
karena dapat melanggar hak

5
asasi orang lain. Memper juang
kan hak
sendiri sembari mengabaikan
hak orang lain merupakan
tindakan yang tidak
manusiawi. Kita
wajib menyadari bahwa hak-
hak asasi kita selalu
berbatasan dengan hak-
hakasasi orang lain,
karena itulah ketaan terhadap
aturan menjadi penting.
Pengadilan HAM ini
merupakan jenis pengadilan
yang khusus untuk mengadili
kejahatan

6
genosida dan kejahatan
terhadap kemanusiaan.
Pengadilan ini dikatakan
khusus karena dari segi
penamaan bentuk
pengadilannya sudah secara
spesifik menggunakan istilah
pengadilan HAM
dan kewenangan pengadilan
ini juga mengadili perkara-
perkara tertentu. Istilah
pengadilan HAM
sering dipertentang kan
dengan istilah peradilan
pidana karena memang pada
hakekatnya

7
kejahatan yang merupakan
kewenangan pengadilan HAM
juga merupakan perbuatan
pidana.
5
Penegakan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia
(HAM) di Indonesia mencapai
kemajuan ketika pada tanggal
6 November 2000 disahkannya
Undang-undang Nomor 26
Tahun
2000 tentang Pengadilan
HAM oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia dan

8
kemudian diundang kan
tanggal 23 November 2000.
Undang-undang ini
merupakan undang-
undang yang secara tegas
menyatakan sebagai undang-
undang yang mendasari
adanya
pengadilan HAM di Indonesia
yang akan berwenang untuk
mengadili para pelaku
pelanggaran
HAM berat. Undang-undang
ini juga mengatur tentang
adanya pengadilan HAM ad
hoc yang

9
akan berwenang untuk
mengadili pelanggaran HAM
berat yang terjadi di masa lalu.
UU No. 26 Tahun 2000 yang
menjadi landasan berdirinya
pengadilan HAM ini mengatur
tentang beberapa kekhususan
atau pengaturan yang berbeda
dengan pengaturan dalam
hukum
acara pidana. Pengaturan yang
berbeda atau khusus ini mulai
sejak tahap penyelidikan
dimana
yang berwenang adala
hKomnas HAM sampai

10
pengaturan tentang majelis
hakim dimana
komposisi nya berbeda
dengan pengadilan pidana
biasa. Dalam pengadilan HAM
ini komposisi
hakim adalah lima orang yang
mewajib kan tiga orang
diantaranya adalah hakim ad
hoc.
UU No. 26 Tahun 2000
tentang pengadilan HAM telah
dijalankan dengan
dibentuknya
pengadilan HAM ad hoc untuk
kasus pelanggaran HAM yang

11
berat yang terjadi di Timor-
timur.
Dalam prakteknya, pengadilan
HAM ad hoc ini mengalami
banyak kendala terutama
berkaitan
dengan lemahnya atau kurang
memadainya instumen hukum.
UU No. 26 Tahun 2000
ternyata
belum memberikan aturan
yang jelas dan lengkap tentang
tindak pidana yang diatur dan
tidak
adanya mekanisme hukum
acara secara khusus. Dari

12
kondisi ini, pemahaman atau
penerapan
tentang UU No. 26 Tahun
2000 lebih banyak didasarkan
atas penafsiran hakim ketika
melakukan
pemeriksaan di pengadilan.
Pengadilan adalah sebuah forum publik, resmi, di mana kekuasaan publik
ditetapkan oleh otoritas hukum untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian
keadilan dalam hal sipil, buruh, administratif, dan kriminal di bawah hukum. Dalam
negara dengan sistem common law, pengadilan merupakan cara utama untuk
penyelesaian perselisihan, dan umumnya dimengerti bahwa semua orang memiliki
hak untuk membawa klaimnya ke pengadilan. Dan juga, pihak tertuduh kejahatan
memiliki hak untuk meminta perlindungan di pengadilan. Dalam pengertiannya Hak
Asasi Manusia (HAM) menurut definisi para ahli mengatakan, Pengertian Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadimanusia sebagai
anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. sedangkan pengertian HAM
menurutperserikatan bangsa-bangsa (PBB) adalah hak yang melekat dengan
kemanusiaan kita sendiri,yang tanpa hak itu kita mustahil hidup sebagai manusia.
Secara umum Hak Asasi Manusia seringsekali terdengar di telinga kita tentang
Pelanggaran-pelanggaran HAM yang membuat kita prihatin tentang semua yang
terjadi, sehingga perlunya kita tahu lebih jelas tentang hak asasi manusia seperti
dibawah ini. Dari pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) dapat disimpul kan bahwa
sebagai anugerahdari Tuhan terhadap makhluknya, hak asasi tidak boleh dijauhkan
atau dipisahkan dari dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia
tersebut. Hak asasi tidak bias dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal-hal
lainnya, Bila itu sampai terjadi akan memberikan dampak kepada manusia yakni
manusia akan kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
kemanusiaan.Walapun demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi manusia
dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sembari mengabaikan hak orang lain merupakan
tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita
selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain, karena itulah ketaan terhadap
aturan menjadi penting. Pengadilan HAM ini merupakan jenis pengadilan yang

13
khusus untuk mengadili kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pengadilan ini dikatakan khusus karena dari segi penamaan bentuk pengadilannya
sudah secara spesifik menggunakan istilah pengadilan HAM dan kewenangan
pengadilan ini juga mengadili perkara-perkara tertentu. Istilah pengadilan HAM
sering dipertentangkan dengan istilah peradilan pidana karena memang pada
hakekatnya kejahatan yang merupakan kewenangan pengadilan HAM juga
merupakan perbuatan pidana.
Penegakan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) di Indonesia
mencapaikemajuan ketika pada tanggal 6 November 2000 disahkannya Undang-
undang Nomor 26 Tahun2000 tentang Pengadilan HAM oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia dan kemudian diundangkan tanggal 23 November 2000.
Undang-undang ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan
sebagai undang-undang yang mendasari adanya pengadilan HAM di Indonesia yang
akan berwenang untuk mengadili para pelaku pelanggaran HAM berat. Undang-
undang ini juga mengatur tentang adanya pengadilan HAM ad hoc yang akan
berwenang untuk mengadili pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu. UU
No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM ini mengatur
tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan pengaturan
dalam hukumacara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini mulai sejak
tahap penyelidikan dimanayang berwenang adalah Komnas HAM sampai
pengaturan tentang majelis hakim dimana komposisinya berbeda dengan pengadilan
pidana biasa. Dalam pengadilan HAM ini komposisi hakim adalah lima orang yang
mewajibkan tiga orang diantaranya adalah hakim ad hoc.UU No. 26 Tahun 2000
tentang pengadilan HAM telah dijalankan dengan dibentuknya pengadilan HAM ad
hoc untuk kasus pelanggaran HAM yang berat yang terjadi di Timor-timur.Dalam
prakteknya, pengadilan HAM ad hoc ini mengalami banyak kendala terutama
berkaitan dengan lemahnya atau kurang memadainya instumen hukum. UU No. 26
Tahun 2000 ternyatabelum memberikan aturan yang jelas dan lengkap tentang tindak
pidana yang diatur dan tidak adanya mekanisme hukum acara secara khusus. Dari
kondisi ini, pemahaman atau penerapantentang UU No. 26 Tahun 2000 lebih banyak
didasarkan atas penafsiran hakim ketika melakukanpemeriksaan di pengadilan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan pengadilan HAM di Indonesia?
2. Apa dasar hukum pembentukan pengadilan HAM di Indonesia?
3. Apakah system pengadilan HAM sudah berjalan cukup baik di Indonesia?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan pengadilan HAM di Indonesia
2. Untuk mengetahui dasar hukum pembentukan pengadilan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui sistem pengadilan HAM sudah berjalan cukup baaik di
Indonesia

14
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan Perkembangan Pengadilan HAM
Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya
Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI). adanya pengakuan dan perlindungan
terhadap HAM merupakan hallain yang juga tidak dapat dipisahkan. Dalam UUD
1945, bagian Pembukaan alinea pertama dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak
dari segala bangsa, serta bagian pembukaan aliniakeempat dinyatakan bahwa
kemanusiaan yang adil dan beradap. Demikian pula dalam BatangTubuh UUD 1945,
pasal 27 mengakui adanya persamaan kedudukansetiap warga negara didalam hukum
dan pemerintahan serta persamaan hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Pasal 28 menjamin kemerdekaan untuk berkumpul serta mengeluarkan pikiran,pasal
29 menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama dan beribadat, pasal 31 menjamin
hak untuk mendapatkan pengajaran. Menurut teaching human right yang diterbitkan
oleh perserikatan bangsa-bangsa (PBB), hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak
yang melekat pada setiapmanusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup
sebagai manusia. Hak hidupmisalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan
melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa hak
tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang. Setiaporang dan setiap badan
dalam masyarakat senantiasa menjunjung tinggi penghargaan terhadap hak-hak dan
kebebasan-kebebasan melalui tindakan progresif baik secara nasional
maupuninternasional. Namun mana kala manusia telah memproklamasikan diri
menjadi suatu kaum ataubangsa dalam suatu Negara, status manusia individual
akan menjadi status warga Negara.Pemberian hak sebagai warga Negara diatur
dalam mekanisme kenegaraan. Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan
HAM di Indonesia adalah
Ada sejumlah kemajuan positif yang telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dalamkerangka penegakan HAM, khususnya terkait dengan upaya
perbaikan pada kerangka hokumdan institusi untuk mempromosikan HAM. Telah
Nampak dalam kerangka hukum, pemerintahIndonesia telah melahirkan beberapa
kebijakan menyangkut HAM yang cukup positif.Pembuatan Undang-Undang
(UU) HAM serta UU Perlindungan Saksi Mata, adalah beberapakebijakan yang
dilihatnya dapat member sentiment positif pada persoalan perlindungan HAM
diIndonesia. Dibentuknya beberapa institusi penegakan HAM di Indonesia,
sepertipengadilanHAM ad-hoc, KomisiNasional HAM, Komnas Perempuan
serta sejumlah organisasi HAM lainnya, juga merupakan usaha yang telah
dilakukan pemerintah dalam upaya penegakan HAM.
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorangatau kelompok
orangtermasukaparat Negara baik disengaja atau pun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukummengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orangyang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan
tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidakakan memperoleh penyelesaian hukum
yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk
pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu

15
Upaya mengungkap pelanggaran HAM dapat juga melibatkan peran serta
masyarakat umum. Kepedulian warga Negara terhadap pelanggaran HAM dapat
dilakukan melalui upaya-upaya pengembangan komunitas HAM atau
penyelenggaraan tribunal (forum kesaksian untuk mengungkap dan menginvestigasi
sebuah kasus secara mendalam) tentang pelanggaran HAM. Adapun Faktor yang
mempengaruhi pengadilan HAM Indonesia antara lain:
1. Faktor undang – undang
2. Faktor penegak hukum pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum
3. Faktor yang mendukung fasilitas dan sarana hukum
4. Faktor masyarakat yaitu dimana hukum itu berlaku dan diterapkan
5. Faktor kebudayaan

2.2. Dasar Hukum Pengadilan HAM di Indonesia


Pelanggaran hak asasi manusia dalam pandangan para pakar dapat
diselesaikan melaluimekanisme pengadilan, dan komisi kebenaran, untuk
menyelesaikan pelanggaran hak asasimanusia dengan pengadilan dimaksudkan
untuk menjunjung rule of law dan keadilanPelanggaran hak asasi manusia
dalam pandangan para pakar dapat diselesaikan melaluimekanisme
pengadilan, dan komisi kebenaran, untuk menyelesaikan pelanggaran hak asas
manusia dengan pengadilan dimaksudkan untuk menjunjung rule of law
dan keadilan.4Sebagaimana yang terdapat dalam konsidran menimbang butir a-d
Undang-Undang Nomor 26Tahun 2000 tentang pengadilan Ham bahwa hak asasi
manusia merupakan hak dasar yang secarakodrati melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan lenggeng, oleh karena itu harusdilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas olehsiapa pun.
Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan hak
asasimanusia serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman
kepada peroranganataupun masyarakat, maka dibentuk suatu Pengadilan Hak Asasi
Manusia untuk menyelesaikanpelanggaran hak asasi manusia yang berat sesuai dengan
ketentuan Pasal 104 ayat (1) UU No. 39Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Setelah amandemen kedua UUD 1945 dan keluarnya Ketetapan
MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, perkembangan HAM di
Indonesia semakin pesat.Dalam upaya pengembangan HAM di Indonesia, kita
selalu berpegang pada prinsip sebagaiberikut:
1. Ratifikasi berbagai instrumen PBB tentang HAM hanya dapat
dilakukansepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
2. Hak Asasi Manusia dibatasi oleh hak dan kebebasan orang lain, moral,
keamanandan ketertiban umum (TAP MPR No. XVII/MPR/1998).
Berdasarkan hal tersebut dan sesuai dengan kesepakatan Internasional,
pelaksanaan HAM adalah wewenang dan tanggung jawab setiap Pemerintah
Negara dengan memperhatikan sepenuhnya keaneka ragaman tata nilai, sejarah,
kebudayaan, sistem politik, tingkat pertumbuhansosial dan ekonomi, serta faktor-
faktor lain yang dimiliki bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian Harmonisasi
peraturan perundang-undangan nasional Indonesia dibidang HAM, dilakukan
antara lain dengan merevisi perundang-undangan yang berlaku dan

16
merancangUndang-Undang yang baru sesuai Isi Intrumen Internasional HAM yang
telah di Ratifikasi
Pembentukan pengadilan Hak Asasi Manusia untuk menyelesaikan
pelanggaran Hak AsasiManusia yang berat telah diupayakan oleh pemerintah
berdasarkan Peraturan PemerintahPengganti UU No. 1 Tahun 1999 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang dinilai tidakmemadai, sehingga tidak
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia menjadi undang-undang, dan
oleh karena itu Peraturan Pengganti Undang- undang tersebut perlu
dicabut.Berdasarkan hal tersebut di atas maka berdasarkan UU No. 26
Tahun 2000 dibentuklahPengadilan HAM di Indonesia
Dasar hukum peradilan Hak Asasi manusia di Indonesia terdapat pada
beberapa peraturanperundang-undangan sebagai berikut
1. UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
2. UU No. 14 Tahun 1970, jo UU No. 35 Tahun 1999, jo UU No.48 Tahun 2009
TentangKekuasaan Kehakiman
3. UU No.2 Tahun 1986, jo UU No.8 Tahun 2004 tentang Pengadilan Umum
4. UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM
5. UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Kedudukan pengadilan HAM diIndonesia adalah sebagai pengadilan khusus terhadap
pelanggaran HAM yang berat yang masuk dalam lingkungan Peradilan Umum (Pasal
1 Butir 3jo. Pasal 2 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). Kedudukan ini
berdasarkan Pasal1 ayat (3) UU No.26 tahun 2000 berbunyi “Pengadilan Hak Asasi
Manusia yang selanjutnyadisebut Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus
terhadap pelanggaran hak asasi manusiayang berat.” Juncto Pasal 2 UU No. 26
Tahun 2000 berbunyi “Pengadilan HAM merupakanpengadilan khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum.” Sehingga Tempat kedukanPengadilan HAM, mengikuti
pengadilan umum.yakni di daerah kabupaten / kota madya, yangdaerah hukumnya
meliputi daerah hukum Penga dilan Negeri yang bersangkutan.( pasal 3 /UUNo.
26/2000)

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) dapat disimpul kan bahwa sebagai
anugerah dariTuhan terhadap makhluknya, hak asasi tidak boleh dijauhkan atau
dipisahkan dari dipisahkandari eksistensi pribadi individu atau manusia
tersebut. Hak asasi tidak bias dilepas dengankekuasaan atau dengan hal-hal
lainnya, Bila itu sampai terjadi akan memberikan dampak kepadamanusia yakni
manusia akan kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai
kemanusiaan.
Walapun demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi
manusia dapatdilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang
lain. Memper juang kan haksendiri sembari mengabaikan hak orang lain
merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Kitawajib menyadari bahwa hak-hak
asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain,karena itulah ketaan
terhadap aturan menjadi penting.
Pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia ini pun sering terjadi.
Oleh sebab itu, Indonesia butuh semacam hukum untuk menjamin
pelaksanaan HAM dengan baik, yaitupengadilan HAM. Penegakan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM) di Indonesiamencapai kemajuan
ketika pada tanggal 6 November 2000 disahkannya Undang-undang Nomor26 Tahun
2000 tentang Pengadilan HAM oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesiadan kemudian diundang kan tanggal 23 November 2000. Undang-undang
ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan sebagai
undang-undang yang mendasari adanyapengadilan HAM di Indonesia yang akan
berwenang untuk mengadili para pelaku pelanggaranHAM berat.
3.2. Saran
1. pemerintah bersama-sama dengan seluruh masyarakat Indonesia untuk saling
peduli terhadap kasus pelanggaran HAM yang terjadi
2. pemerintah meningkatkan dan mempertegas HAM melalui aparatur penegak
hukum yang bersih, jujur, dan adil;

18
DAFTAR PUSTAKA
Neta, yulia, 2014, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Dalam Konsep Negara Hukum ,
Lampung .
Tri Andrisman Dkk, 2015, Analisis Pertanggungjawaban Pidana Atasan Militer Terhadap
Tindak Pidana
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat ,Lampung.
Neta, Yulia, 2013, Partisipasi Masyarakat Terhadap Penegakan Hak Asasi Manusia Di
Negara Demokrasi
Indonesia, Lampung
Gunarto, Marcus Priyo. “Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Dalam Dinamika
Global”. Jurnal Mimbar Hukum. Vol 19 No. 2 Juni 2007. Yogyakarta: Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada;
Marelita Devisa Dkk, 2015, Pengaruh Pemahaman Hak Asasi Manusia Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Di
Lembaga Pemasyarakatan, Lampung

19

Anda mungkin juga menyukai