Anda di halaman 1dari 5

Nama : Munawir

Nim : P07133221098
Kelas : Ajeng D4

PEMERINTAH KALIMANTAN SELATAN KURANG BAIK PENEGAKAN HUKUM


LINGKUNGAN TERHADAP ENAM PERUSAHAAN
MENGAKIBATKAN BANJIR

1. Pendahuluan
Lingkungan hidup yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang maha Esa kepada rakyat dan
bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan
dikembangkan kemampuannya agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya dan demi kelangsungan dan
peningkatan kualitas hidup itu sendiri.
Banjir merupakan suatu kondisi debit aliran air sungai dalam jumlah yang tinggi yang
relatif lebih besar dari kondisi normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat
tertentu terjadi secara terus menerus, sehingga air tersebut tidak dapat ditampung oleh sungai,
melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya
 Kalsel telah mengalami banjir tahunan  dimana kebanyakan warga masih bertahan
dirumah masing-masing. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak tanggal 9 Januari
2010 membuat ketinggian muka air meningkat secara perlahan-lahan. Puncaknya, pada Rabu
13 Januari 2021 intensitas hujan sangat tinggi mencapai 300 mm/hari. Terjadinya banjir
setelah membuka lahan pertambangan dan perushaan yang bergerak bagian pemotongan kayu
hutan oleh PT Tanjung Alam Jaya, PT Kadia Cakramulya, PT Antang Gunung Meratus, PT
Autum Beringin Energi, PT Mitra Abadi Bersama dan PT Natria Surya. Evakuasi mulai
dilakukan secara perlahan oleh tim relawan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)
Kegiatan yang banyak menimbulkan kerusakan lingkungan adalah di bidang
pertambangan terbuka terutama eksploitasi tambang batu bara di daerah Kalimantan Selatan.
Kerusakan lingkungan tersebut dapat berupa kerusakan tanah (kerusakan hutan), kerusakan
air maupun kerusakan udara, namun kerusakan yang paling parah adalah kerusakan tanah dan
air. Ada lima kabupaten di provinsi Kalsel yang berpotensi mencemari lingkungan. Kelima
kabupaten tersebut adalah Tanah Laut, Kotabaru, Banjar, Tapin, dan Balangan (Mata Banua,
17 Oktober 2008).
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Gusti Muhammad Hatta mengaku
prihatin dengan kondisi tersebut. Dari 33 provinsi di Indonesia, indeks kualitas lingkungan
hidup Kalteng menempati urutan 27 dan Provinsi Kalsel di urutan 26 secara nasional.
"Kalteng nilainya anjlok itu pada kualitas air karena hanya 2,91 persen, kalau kualitas
udaranya sangat bagus yaitu 93,71 persen dan tutupan lahan 40,48 persen. Di Kalsel dan
Kaltim pernah sidak (inspeksi mendadak), perusahaan tidak mau mengolah air asam
tambang dan langsung mengalirkan ke perairan umum sungai milik warga ," ujar Hatta di
Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (18/10/2010)
Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan, berdasarkan inspeksi mendadak
Kementerian Lingkungan Hidup ke beberapa lokasi di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan
Kalimantan Timur (Kaltim) pihaknya menemukan pelanggaran yang dilakukan lima
perusahaan di Kalsel dan satu perusahaan di Kaltim. Keenam perusahaan tersebut adalah PT
Tanjung Alam Jaya, PT Kadia Cakramulya, PT Antang Gunung Meratus, PT Autum Beringin
Energi, PT Mitra Abadi Bersama dan PT Natria Surya Terhadap enam perusahaan tersebut,
kata dia, telah dijatuhi sanksi administrasi dengan memerintahkan perbaikan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dalam waktu 6 bulan terhitung sejak bulan April 2010.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPLH) yang telah diganti dengan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) mendasari kebijaksanaan
lingkungan di Indonesia, karena Undang-Undang, peraturan pemerintah dan peraturan
pelaksanaan lainnya merupakan instrumen kebijaksanaan (instrumenten van beleid).
Instrumen kebijaksanaan lingkungan perlu ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
lingkungan demi kepastian hukum dan mencerminkan arti penting hukum bagi penyelesaian
masalah lingkungan.

2. PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN


Membicarakan hukum adalah membicarakan hubungan antar manusia. Membicarakan
hubungan antar sesama manusia adalah membicarakan keadilan.Dengan demikian setiap
pembicaraan mengenai hukum, jelas atau samar-samar senantiasa merupakan pembicaraan
mengenai keadilan pula.Kita tidak dapat membicarakan hukum hanya sampai pada wujudnya
sebagai suatu bangunan yang formal.Kita juga perlu melihatnya sebagai ekspresi dari cita-cita
keadilan masyarakat. Keadilan tidak akan mungkin dapat diwujudkan tanpa adanya
penegakan hukum.
Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKLH), bagi kegiatan yang mempunyai "dampak
penting" terhadap lingkungan, Mutu Lingkungan dikaitkan lebih jauh dengan prosedur
AMDAL. Mutu Lingkungan harus tercermin dalam rencana pengelolaan lingkungan
(RKL).Mutu Lingkungan dipakai sebagai pedomen bagi RPPLH suatu kegiatan yang niscaya
dituangkan sebagai persyaratan perizinan suatu rencana kegiatan. Oleh karena itu penegakan
hukum lingkungan semakin penting sebagai salah satu sarana untuk mempertahankan dan
melestarikan lingkungan hidup yang baik.Penegakan hukum yang berkaitan dengan masalah
lingkungan hidup meliputi aspek hukum tata usaha Negara, hukum perdata dan hukum
pidana.
Di Provinsi Kalimantan Selatan, menurut sumber yang diperoleh dari Antara News
dalam acara Seminar dan Koordinasi Pemberantasan Mafia Hukum di Provinsi Kalimantan
Selatan, yang diadalak pada hari Selasa tanggal 14 Desember 2010, Kementerian Lingkungan
Hidup menjelaskan, berdasarkan inspeksi mendadak Kementerian Lingkungan Hidup ke
beberapa lokasi di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim) pihaknya
menemukan pelanggaran yang dilakukan lima perusahaan di Kalsel dan satu perusahaan di
Kaltim. Keenam perusahaan tersebut adalah PT Tanjung Alam Jaya, PT Kadia Cakramulya,
PT Antang Gunung Meratus, PT Autum Beringin Energi, PT Mitra Abadi Bersama dan PT
Natria Surya. Terhadap enam perusahaan tersebut, kata dia, telah dijatuhi sanksi administrasi
dengan memerintahkan perbaikan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam waktu 6 bulan
terhitung sejak bulan April 2010. Seluruh perusahaan yang dijatuhi sanksi administrasi
tersebut adalah perusahaan pertambangan. Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan telah
menerapkan sanksi Administrasi berupa pencabutan izin lingkungan terhadap PT Galuh
cempaka yang bergerak dibidang tambang Intan karena telah mencemari air disekitar daerah
tambang tersebut dengan kandungan mercuri. Pemerintah menjatuhkan sanksi administrasi
dengan menutup izin pembuangan limbah. Dengan dijatuhkannya sanksi adsiministrasi
tersebut secara otomatis perusahaan tersebut tidak dapat menjalankan produksi, dan berakibat
pada pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan hingga saat ini

Dalam hubungan dengan UndangUndang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, penegakan hukum dibidang lingkungan hidup dapat
diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu : 1. Penegakan hukum Lingkungan dalam
kaitannya dengan Hukum Administrasi / Tata Usaha Negara. 2. Penegakan Hukum
Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Perdata. 3. Penegakan Hukum Lingkungan
dalam kaitannya dengan Hukum Pidana. Di Provinsi Kalimantan Selatan, menurut sumber
yang diperoleh dari Antara News dalam acara Seminar dan Koordinasi Pemberantasan Mafia
Hukum di Provinsi Kalimantan Selatan, yang diadalak pada hari Selasa tanggal 14 Desember
2010, Kementerian Lingkungan Hidup menjelaskan, berdasarkan inspeksi mendadak
Kementerian Lingkungan Hidup ke beberapa lokasi di Kalimantan Selatan (Kalsel) keenam
perusahaan tersebut adalah PT Tanjung Alam Jaya, PT Kadia Cakramulya, PT Antang
Gunung Meratus, PT Autum Beringin Energi, PT Mitra Abadi Bersama dan PT Natria Surya.
Terhadap enam perusahaan tersebut, kata dia, telah dijatuhi sanksi administrasi dengan
memerintahkan perbaikan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam waktu 6 bulan
terhitung sejak bulan April 2010

3. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Yang Berhubungan dengan Lingkungan Hidup
Kalimantan Selatan sepertinya bagai dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Di
tahun 2010 ini saja menurut data yang kami olah dari berbagai sumber sudah terjadi 68 kali
banjir dan ada sekitar lebih dari 15.431 hektar persawahan yang terendam banjir dan 3.591
hektar lain mengalami puso. Tercatat 11 dari 13 kabupaten/kota di Kalsel merupakan daerah
langganan banjir dan tanah longsor setiap tahunnya. Sebanyak 82 kecamatan yang terdiri dari
550 desa terendam banjir, daerah tersebut meliputi Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu
Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Barito Kuala, Tanah Laut, dan Kotabaru.
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Banjar, dan Tanah Bumbu merupakan daerah paling rawan
terhadap ancaman bencana ini. Sepanjang tahun 2010, korban bencana alam banjir akibat
perusahaan penambang di Kalimantan selatn ini mencapai 249.919 jiwa keluarga dengan
taksiran kerugian hampir Rp. 50 miliar.13 Aparat penegak hukum dalam hal ini PPNS
dibidang lingkungan maupun kepolisian nampaknya bersifat pasif dan kurang merespon
hadirnya UndangUndang yang baru. Dari pengalaman yang lalu Peraturan Perundang-
undangan baru akan ditegakan manakala ada instruksi dari Presiden, sebagai contoh UU No.
41 13 http;/www.walhi.kalsel.org/index.php? diunduh tanggal 07 Januari 2011 jam. 07.30
wita Tahun 1999 tentang Kehutanan, kemudian UU No. 11 tahun 1967 tentang Pertambangan
yang diganti dengan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba. Undang-undang tersebut
mulai berjalan setelah adanya instruksi Presiden.
Kesimpulan
1. Hukum lingkungan merupakan hukum yang mendasari penyelenggaraan perlindungan
dan tata pengelolaan serta peningkatan ketahanan lingkungan.
2. Perlu tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh atas nama badan usaha atau
perusahaan sesuai dengan Pasal 116 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 32 Tahun
2009, maka tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha atau
orang yang memberi perintah.
3. Aparat penegak hukum, fasilitas dan sarana, perizinan, sistem Amdal, kesadaran
hukum masyarakat terhadap lingkungan. Apabila semua faktor tersebut dapat berjalan
dengan baik.

Komentar
1. Sebelum diberikan izin membuka perusahaan pemerintah harus transparansi dan
mekanisme keterbukaan dokumen AMDAL bagi masyarakat tidak berjalan sesuai
harapan,bahkan masyarakat (yang terkena dampak) tidak mengetahui secara pasti
adanya suatu aktifitas kegiatan
2. Masih terbatasnya kesadaran hukum masyarakat terhadap lingkungan disebabkan
keawaman masyarakat terhadap aspek lingkungan dan tidak mengetahui akibat yang
akan timbul bila melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan
3. Instasi pemerintah dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab dibidang
lingkungan hidup berwenang mengajukan gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu
terhadap usaha dan / atau kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan / atau
kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian lingkungan hidup.
4. Aparat penegak hukum dalam PPNS dibidang lingkungan maupun kepolisian
nampaknya bersifat pasif dan kurang merespon hadirnya UndangUndang yang baru

Anda mungkin juga menyukai