Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS RELAKSASI NAPAS DALAM DAN DISTRAKSI DENGAN

LATIHAN 5 JARI TERHADAP NYERI POST LAPARATOMI

Sri Utami

Staff Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau


Email: t4m1_psik@yahoo.co.id

ABSTRAK

Laparatomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada
lapisan-lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah
(hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi).
Setiap pembedahan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan trauma bagi pasien. Salah satu
yang sering dikeluhkan klien adalah nyeri. Nyeri merupakan masalah utama dalam perawatan paska
operasi dimana nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada kerusakan
jaringan dan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri. Sedangkan
menurut International for the Study of nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan, berhubungan dengan kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas relaksasi napas dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari terhadap nyeri pada pasien post
laparatomi Penelitian dilakukan di ruang Camar III RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, pada bulan Mei -
Agustus 2014. Metode penelitian adalah quasy eksperimen, dengan sampel berjumlah 30 ibu sebagai
eksperimen dan kontrol yang mengalami laparatomi.
Rata-rata intensitas nyeri sebelum dilakukan efektifitas relaksasi napas dalam dan distraksi
dengan latihan 5 jari terhadap nyeri post laparatomi pada kelompok eksperimen adalah 3,91 dan
kelompok kontrol 5,11 dengan p value 0,254. Sedangkan rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan pijat
endhorphin pada kelompok eksperimen 2,05 dan kelompok kontrol adalah 4,73 dengan p value 0,000.
Hasil menunjukkan bahwa efektifitas relaksasi napas dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari efektif
untuk menurunkan nyeri post laparaomi (p value < 0,05).

Kata Kunci: distraksi latihan 5 jari, laparatomi, nyeri, relaksasi napas dalam

ABSTRACT

Laparotomy is one of the major surgical procedures, by making an incision in the abdominal wall layers
to get part of the abdominal organs are having problems (hemorrhage, perforation,
obstruction and cancer).
Any surgery can cause discomfort and trauma for the patient. One of the often complain about clients is
pain. Pain is a major problem in the treatment of pain post surgery which is a defense mechanism of the
body that occurs when there is damage to the tissue and cause the individual to react in a way to move the
pain stimulus. Meanwhile, according to the International for the study of pain is a sensory and emotional
experiences that disagreeable, associated with tissue damage that actual or potential, or describing the
conditions of the occurrence of the damage. The purpose of this research is to know the effectiveness of
relaxation breath in and distraction with exercises 5 finger to decrease pain post laparotomy. Research
done in the Camar III room Arifin Achmad hospital Pekanbaru, in May-August 2014. The research
method is the quasy experiments, with a sample of 30 as an experiment and control mothers experiencing
laparotomy.
The average pain intensity prior to effectiveness of relaxation breath in and distraction with exercises 5
finger to decrease pain post laparotomy on the experimental group and the control group was 3.91 and
5.11 with p value 0.254. While the average pain intensity after a massage endorphin in experimental
group and control group was 2.05 and 4.73 with p value 0.000. The results show that the effectiveness of
relaxation breath in and distraction with exercises 5 fingers effectively to decrease pain post laparotomy
(p value < 0.05).

Keyword : distraction with exercises 5 finger, laparotomy, pain, relaxation breath in

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 61


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
PENDAHULUAN nyeri berat dan sedang karena rusaknya
Pembedahan atau operasi merupakan integument, jaringan otot, vascular dan
tindakan pengobatan yang dilakukan oleh menimbulkan efek nyeri yang lebih lama
dokter menggunakan cara invasif dengan pada masa pemulihan.
membuka atau menampilkan bagian tubuh Manajemen nyeri merupakan salah
yang akan ditangani. Laparatomi merupakan satu cara yang digunakan dibidang
salah satu prosedur pembedahan mayor, kesehatan untuk mengatasi nyeri yang
dengan melakukan penyayatan pada lapisan- dialami pasien. Manajemen nyeri yang
lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan tepat haruslah mencakup penanganan
bagian organ abdomen yang mengalami secara keseluruhan, tidak hanya terbatas
masalah (hemoragi, perforasi, kanker dan pada pendekatan farmakologi saja, karena
obstruksi). Menurut WHO dikutip dari nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan
Prawirohardjo (2009). pasien laparatomi tiap tanggapan individu terhadap dirinya.
tahunnya meningkat 15%. Sedangkan Secara garis besar ada dua manajemen
menurut Data Tabulasi Nasional Departemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, farmakologi dan non farmakologi (
tindakan bedah laparatomi mencapai 32% Smeltzer & Bare, 2010).
dengan menempati urutan ke 11 dari 50 Teknik farmakologi merupakan
pertama pola penyakit di rumah sakit se tindakan kolaborasi antara perawat dan
Indonesia. dokter yang menekankan pada pemberian
Setiap pembedahan dapat menyebabkan obat yang efektif untuk menghilangkan
ketidaknyamanan dan trauma bagi pasien. nyeri terutama untuk nyeri yang sangat
Salah satu yang sering dikeluhkan klien hebat dan berlangsung lama (Smeltzer &
adalah nyeri. Nyeri yang ditimbulkan oleh Bare, 2010). Pemberian analgetik dan
operasi biasanya membuat pasien merasa obat tidur bisa juga diberikan untuk
sangat kesakitan (Perry & Potter 2010). mengurangi nyeri. Namun pemakaian
Nyeri merupakan masalah utama dalam yang berlebihan mempunyai efek samping
perawatan paska operasi dimana nyeri kecanduan dan dapat membahayakan
merupakan suatu mekanisme pertahanan pemakainya bila over dosis.
tubuh yang timbul bila ada kerusakan Metode pereda nyeri
jaringan dan menyebabkan individu bereaksi nonfarmakologis merupakan tindakan
dengan cara memindahkan stimulus nyeri mandiri perawat untuk mengurangi
(Guyton,1997 dikutip dari DepKes RI, 2009). intensitas nyeri sampai dengan tingkat
Sedangkan menurut International for the yang dapat ditoleransi oleh pasien (Potter
Study of Pain (1990 dikutip dalam Oman, & Perry, 2010). Sekarang telah banyak
2008) nyeri merupakan suatu pengalaman dikembangkan intervensi keperawatan
sensoris dan emosional yang tidak yang dilakukan untuk mengurangi
menyenangkan, berhubungan dengan intensitas nyeri paska operasi seperti
kerusakan jaringan yang aktual maupun teknik relaksasi dan distraksi. Teknik
potensial, atau menggambarkan kondisi relaksasi bertujuan untuk memberikan
terjadinya kerusakan (Smeltzer & Bare, rasa nyaman dan rileks pada pasien, dapat
2010). mengurangi intensitas nyeri, serta dapat
Nyeri pada laparatomi merupakan nyeri meningkatkan ventilasi paru dan
akut yang memiliki awitan cepat dan meningkatkan oksigen darah . Sedangkan
berlangsung dalam waktu singkat yang distraksi merupakan teknik memfokuskan
terjadi karena adanya luka insisi bekas perhatian pasien pada sesuatu selain pada
pembedahan yang menyebabkan tubuh nyeri dan merupakan mekanisme yang
menghasilkan mediator-mediator kimia nyeri bertanggung jawab terhadap teknik
(Potter & Perry, 2010). Sensasi nyeri mulai kognitif efektif lainnya. Distraksi dapat
terasa sebelum kesadaran pasien kembali menurunkan persepsi nyeri dengan
penuh dan semakin meningkat seiring dengan menstimulasi sistem kontrol desenden,
berkurangnya pengaruh anestesi. Nyeri pada yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli
laparatomi sering ditemukan dalam tingkat nyeri yang di tranmisikan ke otak

62 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


(Smeltzer & Bare, 2010). Terapi relaksasi diri dan memelihara kesehatan atau rileks
merupakan suatu teknik yang berkaitan melalui komunikasi dalam tubuh yang
dengan tingkah laku manusia dan efektif melibatkan semua indera meliputi
dalam mengatasi nyeri akut terutama rasa sentuhan, penciuman, penglihatan, dan
nyeri akibat prosedur diagnostik dan pendengaran.
pembedahan. Biasanya membutuhkan waktu Teknik ini sangat bermanfaat dalam
5-10 menit pelatihan sebelum pasien dapt mengurangi intensitas nyeri karena
meminimalkan nyeri secara efektif. Dimana dengan bantuan imajinasi maka pasien
tujuan pokok dari relaksasi adalah membantu akan membentuk bayangan yang akan
pasien menjadi rileks dan memperbaiki diterima sebagai rangsangan oleh
berbagai aspek kesehatan fisik. Periode berbagai indra sehingga akan terbentuk
relaksasi yang teratur dapat membantu untuk suatu bayangan yang indah dan perasaan
melawan keletihan dan ketegangan otot yang akan tenang sehingga dapat membuat
terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan pasien tidak fokus merasakan nyeri.
nyeri (Smeltzer & Bare, 2010). Ketegangan otot dan ketidaknyamanan
Beberapa penelitian telah menunjukkan akan dikeluarkan dan menyebabkan tubuh
bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan menjadi rileks dan nyaman (Smeltzer &
nyeri paska operasi. Ini disebabkan oleh Bare, 2010).
karena relatif kecilnya peran otot-otot Teknik relaksasi lima jari yang
skeletal dalam nyeri paska operasi atau merupakan kegiatan individu membuat
kebutuhan pasien untuk melakukan teknik bayangan menyenangkan, dan
relaksasi tersebut agar efektif. Diantaranya mengkonsentrasikan diri pada bayangan
penelitian yang dilakukan oleh tersebut serta berangsur angsur
Roykulcharoen and Good (2004) terhadap membebaskan diri dari perhatian terhadap
pengaruh teknik relaksasi sistematis yang nyeri (Tamsuri, 2007). Kegiatan ini
merupakan kombinasi dari distraksi dan merupakan upaya pengalihan perhatian
terapi kognitif yang terdiri dari relaksasi otot yang dapat menurunkan nadi, tekanan
progresif, autogenic dan nafas dalam yang darah dan pernafasan, adanya penurunan
dilakukan pada pasien paska pembedahan ketegangan otot dan kecepatan
abdomen melaporkan bahwa teknik relaksasi metabolisme serta ada perasaan damai,
tersebut efektif dalam penurunan nyeri pada sejahtera dan santai (Muttaqin, 2008).
pasien paska pembedahan abdomen. Dimana Stimulus yang menyenangkan dari luar
dilakukan dengan posisi nyaman ditempat juga dapat merangsang sekresi endorphin,
tidur dan mata tertutup serta fokus pada sehingga stimulus nyeri yang dirasakan
sensasi yang bisa menimbulkan relaksasi, oleh klien menjadi berkurang (Tamsuri,
dilakukan setelah pembedahan dengan durasi 2007). Individu dengan kadar endorphin
15 menit setelah masa pemulihan disaat yang lebih banyak didalam tubuhnya,
ambulasi pertama kali. (Loei, 2009 dikutip maka akan lebih sedikit merasakan nyeri.
dari Perry & Potter 2010) mengatakan bahwa Banyak klien mengalami efek rileks dari
didalam tubuh manusia mempunyai analgesic teknik dengan berimajinasi saat pertama
natural yaiti endhorphin. Endorphin adalah kali mereka mencobanya (Smeltzer &
neuro hormone yang berkaitan dengan Bare, 2010).
sensasi yang menyenangkan. Saat endorphin Keberhasilan relaksasi lima jari
dikeluarkan oleh otak dapat mengurangi dalam menurunkan intensitas nyeri telah
nyeri dan mengaktifkan system parasimpatik dibuktikan oleh Rahayu (2010) dalam
untuk relaksasi tubuh dan menurunkan penelitiannya terhadap nyeri kepala pada
tekanan darah, respirasi dan nadi. Salah satu pasien dengan cedera kepala ringan.
intervensi mandiri perawat yang dapat Relaksasi lima jari juga berhasil
mengaktifkan system parasimpatik oleh otak menurunkan adaptasi skala nyeri pada
yaitu dengan teknik relaksasi lima jari. pasien kala 1 fase laten ibu primipara Di
Dimana relaksasi lima jari ini suatu proses Ruang Kebidanan RS Dr Rasyidin Padang
yang menggunakan fikiran dengan (Ratnawati, 2012).
menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 63


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
Menurut Laporan Kementrian Laparatomi merupakan tindakan
Kesehatan 2011, tindakan bedah menempati operasi pada daerah abdomen dengan
urutan ke 10 dari 50 pertama pola penyakit di teknik sayatan yang dilakukan pada
rumah sakit se Indonesia dengan persentase daerah abdomen yang dilakukan pada
15,7% yang diperkirakan 45% diantaranya bedah digestif dan kandungan. Adapun
merupakan tindakan bedah laparatomi. Dari tindakan digestif yang sering dilakukan
data yang ditemukan di ruang Camar 3 dengan teknik sayatan arah laparatomi.
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Pada tahun (Smeltzer, 2001).
2015 Bulan April hingga Mei diperoleh 36 Nyeri pada laparatomi merupakan
tindakan pembedahan laparatomi dilakukan. nyeri akut yang memiliki awitan cepat
Berdasarkan hal inilah maka penulis tertarik dan berlangsung dalam waktu singkat
untuk meneliti “Efektifitas Relaksasi Napas yang terjadi karena adanya luka insisi
Dalam dan Distraksi dengan latihan 5 jari bekas pembedahan yang menyebabkan
terhadap nyeri pada pasien post tubuh menghasilkan mediator-mediator
laparatomi ”. kimia nyeri (Potter & Perry, 2010).
b. Etiologi laparatomi
TUJUAN Menurut Smeltzer (2001) Indikasi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: dilakukan laparatomi di sebabkan oleh
1. Tujuan Umum beberapa hal yaitu:
Untuk mengetahui efektifitas relaksasi 1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
napas dalam dan distraksi dengan latihan 2. Peritonitis
5 jari terhadap nyeri post laparatomi. 3. Perdarahan saluran pencernaan.
2. Tujuan Khusus 4. Sumbatan pada usus halus dan usus
a. Mengetahui karakteristik responden besar
b. Megetahui skala nyeri sebelum 5. Masa pada abdomen
perlakuan pada kelompok c. Fisiologi nyeri
eksperimen dan kontrol Reseptor nyeri disebut nosiseptor yang
c. Mengetahui skala nyeri setelah merupakan ujung-ujung saraf bebas, tidak
perlakuan pada kelompok bermielin atau sedikit bermielin dari
eksperimen dan kontrol neuron afferen. Nosiseptor tersebar luas
d. Mengetahui efektifitas relaksasi pada kulit dan mukosa dan terdapat pula
napas dalam dan distraksi dengan pada struktur yang lebih dalam seperti
latihan 5 jari terhadap nyeri post visera, persendian, dinding arteri, hati dan
laparatomi. kandung empedu. Nosiseptor member
respon yang terpilih terhadap stimulasi
TINJAUAN PUSTAKA yang membahayakan seperti stimulasi
A. Tinjauan Teori kimia, thermal, listrik atau mekanis. Yang
1. Nyeri Laparatomi tergolong stimulasi kimia terhadap nyeri
a. Pengertian adalah histamin, bradikinin,
Secara umum nyeri adalah suatu rasa prostaglandin, substansi P serta
yang tidak nyaman, baik ringan maupun bermacam-macam asam. Sebagian bahan
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu tersebut dilepaskan oleh jaringan yang
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan rusak. Jaringan yang rusak tersebut
eksistensinya diketahui bila seseorang pernah menyebabkan terjadinya anoksia yang
mengalaminya (Tamsuri, 2007 dalam dapat menimbulkan persepsi nyeri. Selain
DepKes, 2009). jaringan yang rusak, spasme otot juga
Nyeri adalah suatu sensasi tunggal dapat menimbulkan nyeri karena menekan
yang disebabkan oleh stimulus spesifik pembuluh darah pada daerah yang terjadi
bersifat subyektif dan berbeda antara masing- anoksia tersebut. Pembengkakan jaringan
masing individu karena dipengaruhi oleh juga dapat menyebabkan nyeri karena
faktor psikososial dan kultur dan endorphin tekanan (stimulasi mekanik) kepada
seseorang, sehingga orang tersebut lebih nociceptor yang menghubungkan jaringan
merasakan nyeri (Potter & Perry, 2005). (Insaffitan, 2006).

64 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


menggambarkan skor dari nyeri yang
d. Respon nyeri dirasakan.
Beberapa respon yang di b) Kualitas nyeri
manifestasikan oleh tubuh dengan adanya Kualitas nyeri adalah berkaitan
stimulasi nyeri adalah sebagai berikut : dengan bagaimana nyeri itu sebenarnya
1. Respon Psikologis dirasakan individu. Kualitas nyeri
Respon psikologis sangat berkaitan seringkali digambarkan dengan
dengan pemahamanan klien terhadap nyeri berdenyut, menyebar, menusuk, terbakar
yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti dan gatal.
nyeri bagi setiap individu berbeda-beda c) Lokasi nyeri
antara lain : Bahaya atau merusak, Lokasi dari nyeri memberikan
komplikasi seperti infeksi, penyakit yang petunjuk penyebab nyeri bila ditinjau dari
berulang, penyakit baru, penyakit yang fatal, segi aspek sensori. Lokasi nyeri ini sendiri
peningkatan ketidakmampuan dan dapat dilaporkan oleh individu pada dua
kehilangan mobilitas (Smeltzer dan Bare, atau lebih lokasi (McGuire & Sheidler,
2002). 1993).
2. Respon fisiologis
Prasetyo (2010) menyatakan bahwa 2. Relaksasi Nafas Dalam
pada saat impuls nyeri naik ke medulla a. Pengertian
spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, Teknik relaksasi nafas dalam
sistem saraf otonom menjadi terstimulasi merupakan suatu bentuk asuhan
sebagai bagian dari respon sterss. keperawatan, yang dalam hal ini perawat
3. Respon tingkah laku mengajarkan kepada klien bagaimana cara
Menurut Potter dan Perry (2006) : melakukan nafas dalam, nafas lambat
secara umum respon pasien terhadap nyeri (menahan inspirasi secara maksimal) dan
terbagi atas respon perilaku dan respon yang bagaimana menghembuskan nafas secara
dimanifestasikan oleh otot dan kelenjar perlahan. Selain dapat menurunkan
otonom. Respon perilaku diantaranya: intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas
a) Secara Vokal : merintih, menangis, dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
menjerit, bicara terengah-engah dan paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
menggerutu. b. Tujuan dan manfaat
b) Ekspresi Wajah : meringis, merapatkan Smeltzer dan Bare (2002)
gigi, mengerutkan dahi, menutup rapat menyatakan bahwa tujuan dari teknik
atau membuka lebar mata atau mulut, relaksasi nafas dalam adalah untuk
menggigit bibir dan rahang tertutup meningkatkan ventilasi alveoli,
rapat. memelihara pertukaran gas, men cegah
c) Gerakan Tubuh : kegelisahan, atelektasi paru, meningkatkan efisiensi
immobilisasi, ketegangan otot, batuk mengurangi stress baik stress fisik
peningkatan pergerakan tangan dan maupun emosional yaitu menurunkan
jari, melindungi bagian tubuh. intensitas nyeri dan menurunkan
d) Interaksi Sosial : menghindari kecemasan. Sedangkan manfaat yang
percakapan, hanya berfokus pada dapat dirasakan oleh klien setelah
untuk aktivitas penurunan nyeri, melakukan teknik relaksasi nafas dalam
menghindari kontak sosial, adalah dapat menghilangkan nyeri,
berkurangnya perhatian. ketenteraman hati, dan berkurangnya rasa
e. Karakteristik nyeri cemas.
a) Intensitas Nyeri c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Intensitas nyeri adalah sejumlah nyeri relaksasi napas dalam terhadap
yang dirasakan oleh individu dan sering kali penurunan nyeri
digambarkan dengan kata-kata seperti ringan, Teknik relaksasi nafas dalam
sedang dan berat. Intensitas nyeri juga dapat dipercaya dapat menurunkan intensitas
dilaporkan dengan angka yang nyeri melalui mekanisme yaitu (Smeltzer
dan Bare, 2002) :

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 65


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet situasi yang lebih menyenangkan
yang mengalami spasme yang disebabkan (Widyastuti, 2010).
oleh peningkatan prostaglandin sehingga c. Distraksi imajinasi
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan Imajinasi terbimbing adalah sebuah
akan meningkatkan aliran darah ke daerah teknik distraksi yang bertujuan untuk
yang mengalami spasme dan iskemik. mengurangi stress dan meningkatkan
2. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai perasaan tenang dan damai serta
mampu merangsang tubuh untuk merupakan obat penenang untuk situasi
melepaskan opioid endogen yaitu yang sulit dalam kehidupan. Imajinasi
endorphin dan enkefalin. terbimbing atau imajinasi mental
d. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu teknik untuk mengkaji
Priharjo (2003) menyatakan bahwa kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak
adapun langkah-langkah teknik relaksasi sadar untuk menciptakan bayangan
nafas dalam adalah sebagai berikut : gambar yang membawa ketenangan dan
 Atur posisi yang nyaman dan keheningan.
lingkungan yang tenang Imajinasi terbimbing merupakan salah
 Usahakan rileks dan tenang. satu jenis dari teknik distraksi sehingga
 Menarik nafas dalam memalui manfaat dari teknik ini pada umumnya
hidung dengan hitungan 1,2,3 sama dengan manfaat dari teknik distraksi
kemudian tahan sekitar 5-10 detik. lain. Teknik ini merupakan penyembuh
 Hembuskan nafas melalui mulut yang efektif, dapat mengurangi nyeri,
secara perlahan-lahan sambil mempercepat penyembuhan dan
membiarkan tubuh menjadi kendor membantu tubuh mengurangi berbagai
dan merasakan betapa nyaman hal macam penyakit seperti depresi dan asma.
tersebut. d. Prosedur distraksi imajinasi
terbimbing dengan teknik 5 jari
3. Distraksi a) Atur posisi pasien senyaman
a. Pengertian mungkin.
Distraksi adalah mengalihkan perhatian b) Pasien menarik napas dalam dan
klien ke hal yang lain sehingga dapat memejamkan mata (selama ½
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, menit)
bahkan meningkatkan toleransi terhadap c) lalu menyuruh pasien untuk
nyeri (Prasetyo, 2010). bernapas seperti biasa secara
Stimulus yang menyenangkan dari luar rileks (½menit)
juga dapat merangsang sekresi endorphin, d) kemudian menyuruh pasien untuk
sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh menyentuhkan ibu jari ke telunjuk
pasien menjadi berkurang. Peredaan nyeri sambil menganjurkan untuk fokus
secara umum berhubungan langsung dengan dan mengkonsentrasikan
partisipasi aktif individu, banyaknya pikirannya kepada masa-masa
modalitas sensori yang digunakan dan minat yang menyenangkan, diajak
individu dalam stimulus, oleh karena itu membayangkan ketika pasien
stimulus otak akan lebih efektif dalam memperoleh prestasi yang
menurunkan nyeri (Tamsuri, 2007). memuaskan, contohnya: saat
b. Tujuan dan manfaat pasien mendapat juara atau
Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam memperoleh penghargaan atas
intervensi keperawatan adalah untuk prestasi yang dicapainya.
pengalihan atau menjauhkan perhatian klien e) Ke dua pasien disuruh untuk
terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, berganti menyentuhkan ibu jari ke
misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari jari tengah diajak membayangkan
penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang ketika pasien berada di suatu
yang menerima teknik ini merasa lebih tempat yang indah dan sejuk
nyaman, santai, dan merasa berada pada seperti sedang berada di

66 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


pegunungan atau di tepi pantai dan Gambar 1
lainnya. Skala Intensitas Nyeri
f) Selanjutnya yang ketiga pasien diajak
berganti menyentuhkan ibu jari ke
jari manis dan membayangkan saat-
saat bahagia ditengah-tengah
keluarga atau bersama orang-orang
yang disayangi.
g) Yang terakhir pasien diajak
menyentuhkan ibu jari ke jari
kelingking dan membayangkan Keterangan :
pasien berada di tengah kebun yang a. 0 : Tidak nyeri
di kelilingi bunga-bunga yang indah. b. 1-3 (Nyeri ringan) : Hilang tanpa
pengobatan, tidak mengganggu
4. Penilaian Nyeri aktivitas sehari-hari.
Penilaian respons intensitas nyeri c. 4-6 (Nyeri sedang) : Nyeri yang
dilakukan sebelum dan setelah dilakukan menyebar ke perut bagian bawah,
relaksasi napas dalam dan distraksi dengan mengganggu aktivitas sehari-hari,
latihan 5 jari. Intensitas nyeri adalah membutuhkan oooobat untuk
gambaran tentang seberapa parah nyeri mengurangi nyeri.
dirasakan oleh individu. Pengukuran d. 7-9 (Nyeri berat) : Nyeri disertai
intensitas nyeri sangat subjektif dan pusing, sakit kepala berat, muntah,
individual. Selain itu, kemungkinan nyeri diare, sangat mengganggu aktifitas
dengan intensitas yang sama dirasakan sangat sehari- hari.
berbeda oleh dua orang yang berbeda. e. 10 (Nyeri sangat berat) : Menangis,
Pengukuran nyeri dengan pendekatan meringis, gelisah, menghindari
objektif yang paling mungkin adalah percakapan dan kontak sosial, sesak
menggunakan respons fisiologik tubuh nafas, immobilisasi, menggigit bibir,
terhadap nyeri itu sendiri. Namun, penurunan rentan kesadaran.
pengukuran dengan teknik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang 5. Prosedur Tindakan
nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam a. Ketika ibu berada diruangan, jelaskan
Andarmoyo & Suharti, 2013). mengenai prosedur dan tujuan
Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan tindakan yang dilakukan.
salah satunya dengan skala numerik. Skala b. Atur posisi yang nyaman bagi ibu
penilaian numerik (Numerical Rating Scale, c. Meminta ibu untuk menunjukkan
NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat rentang nyeri yang dirasakan dengan
pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menggunakan skala nyeri numerik
menilai nyeri dengan menggunakan skala 0- sebelum dilakukan relaksasi napas
10. Skala paling efektif digunakan saat dalam dan distraksi dengan latihan 5
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan jari.
setelah intervensi terapeutik. Apabila d. Menjelaskan kepada ibu cara
digunakan skala untuk menilai nyeri, akan melakukan relaksasi napas dalam dan
direkomendasikan patokan 10 cm. distraksi dengan latihan 5 jari
e. Intruksikan kepada ibu untuk
melakukannya relaksasi napas dalam
dan distraksi dengan latihan 5 jari.

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 67


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
Metode Penelitian sampling. Pada teknik ini, untuk
A. Desain Pemelitian menentukan sampel dilakukan
Desain penelitian adalah dengan memilih sampel diantara
bentuk rancangan yang digunakan dalam populasi yang telah ditetapkan
melakukan prosedur penelitian (Hidayat, sesuai dengan kriteria inklusi.
2009). Jenis penelitian yang digunakan Jumlah responden 30 ibu post
adalah quasy eksperiment Rancangan ini laparatomy untuk eksperimen dan
bertujuan untuk membandingkan hasil kontrol sesuai dengan kriteria
yang didapat sebelum dan sesudah diberi inklusi yang telah ditetapkan oleh
perlakuan pada kelompok intervensi dan peneliti yaitu:
tidak diberi perlakuan pada kelompok 1. Pasien post laparatomi
Kontrol. Pada rancangan ini, kelompok setelah 12 jam pertama yang
intervensi diberi perlakuan sedangkan tidak mengalami penurunan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan kesadaran dan dirawat di
(Nursalam, 2008). Pada kedua kelompok ruang Camar 3 RSUD Arifin
diawali dengan pre test dan setelah Achmad Pekanbaru (anestesi
pemberian perlakuan diadakan general)
pengukuran kembali (post test) 2. Pasien post laparatomi yang
(Nursalam, 2008). Berikut ini akan akan dilakukan relaksasi
diperlihatkan skema tahap pelaksanaan: napas dalam dan distraksi
dengan latihan 5 jari setelah 2
B. Lokasi dan Waktu Penelitian jam diberikan analgetik
b. Lokasi penelitian (injeksi intravena) masih
Penelitian ini dilakukan di merasakan nyeri.
ruang inap Camar 3 RSUD Arifin 3. Pasien post laparatomi yang
Achmad Pekanbaru akan dilakukan relaksasi
Waktu Penelitian napas dalam dan distraksi
Kegiatan penelitian ini dimulai dari dengan latihan 5 jari bersedia
tanggal 18 Mei 2015 sampai dengan menjadi responden pada
15 Agustus 2015. penelitian dan
menandatangani lembar
C. Populsai dan Sampel persetujuan.
a. Populasi Kriteria eksklusi yang telah
Populasi merupakan wilayah ditetapkan oleh peneliti dalam
secara umum ysng terdiri dari subjek penelitian ini adalah:
atau objek yang memiliki jumlah dan 1. Pasien post laparatomi
karakteristik tertentu ysng ditetapkan mengalami penurunan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kesadaran dan tidak dirawat
mengambil kesimpulan (hidayat, di ruang Camar 3 RSUD
2008). Arifin Achmad Pekanbaru
Pada penelitian ini, yang 2. Pasien post laparatomi hari
menjadi responden adalah seluruh pertama diberikan analgetik
pasien post laparatomi yang dirawat oral.
di Ruang Camar 3 RSUD Arifin 3. Pasien post laparatomi
Achmad Pekanbaru di bulan Mei sebelum 12 jam pertama
hingga bulan Agustus 2015. 4. Pasien post laparatomi yang
b. Sampel tidak bersedia menjadi
Sampel adalah bagian dari populasi responden.
yang akan diteliti atau sebagian
karakteristik yang dimiliki oleh D. Alat Pengumpulan Data
populasi. Teknik pengambilan Alat pengumpulan data yang
sampel yang digunakan yakni non digunakan peneliti berupa lembar
probability sampling yaitu purposive observasi yang berisi data tentang

68 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


data umum pasien serta data tentang (umur dan suku) dan gambaran tentang
nyeri sebelum dan sesudah diberikan distribusi nyeri sebelum dan sesudah
intervensi. Alat ukur ini digunakan untuk diberikan intervensi. Sedangkan analisa
mengetahui penurunan intensitas nyeri bivariat membahas nyeri saat menstruasi
dengan menggunakan teknik relaksasi post test pada kelompok eksperimen dan
napas dalam dan distraksi dengan latihan kelompok kontrol, hasil analisanya
5 jari. disajikan pada uraian berikut:
A. Analisa Univariat
E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Karakteristik Responden
Langkah-langkah penelitian berguna Karakteristik responden pada
untuk mempermudah dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu
menyelesaikan penelitian. Adapun umur dan suku. Hasil penelitian yang
langkah-langkah dalam penelitian ini ditemui berdasarkan karakteristik
adalah: responden dapat dilihat pada tabel 3.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti Tabel 3
menentukan masalah penelitian, Karakteristik responden berdasarkan
dilanjutkan dengan studi kepustakaan umur dan suku
dan studi pendahuluan.
2. Tahap pelaksanaan No Karakteristik Frekuensi Persentase
Tahap pelaksanaan dimulai setelah (n) (%)
peneliti mendapatkan izin melakukan 1 Umur
penelitian dari RSUD Arifin Achmad responden
Pekanbaru. Peneliti akan mengecek Dewasa awal 20 66,7
kriteria inklusi pada pasien yang (22-40)
akan dilakukan terapi relaksasi nafas Dewasa 10 33,3
dalam dan distraksi dengan latihan 5 tengah (41-
jari yang akan dijadikan responden. 59)
Setelah mendapatkan responden 2 Suku
yang bersedia dijadikan subjek Responden
peneltian dan telah menandatangani - Jawa 4 13,3
lembar persetujuan, peneliti - Minang 7 23,3
melakukan proses pengumpulan data. - Melayu 17 56,7
3. Tahap akhir - Batak 2 6,7
Setelah proses pengumpulan data Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat
selesai, lalu peneliti melakukan sebagian besar responden yang
analisa data dengan menggunakan mengalami nyeri adalah dewasa awal
metode statistic. Diakhiri dengan sebanyak 20 orang (66,7 %) dan dari tabel
penyusunan laporan akhir dan 3 diatas dapat dilihat juga suku responden
penyajian hasil penelitian. yang mengalami nyeri adalah suku
Melayu sebanyak 17 orang (56,7%).
HASIL PENELITIAN 2. Intensitas Nyeri
Pada bab ini disajikan hasil penelitian Nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum
yang telah dilakukan tentang Efektifitas diberikan intervensi pada kelompok
Relaksasi Napas Dalam dan Distraksi dengan eksperimen dan kelompok kontrol.
latihan 5 jari terhadap nyeri post laparatomi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
”, di RSUD Arifin Achmad Provini Riau nyeri saat pre-test dapat dilihat pada
ruang rawat inap Camar III pada bulan Mei – tabel 4 berikut:
Agustus 2015 dengan jumlah responden 30
orang.
Bab ini membahas tentang analisa
univariat dan bivariat. Analisa univariat
membahas tentang karakteristik responden

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 69


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
Tabel 4 B. Analisa Bivariat
Rata-rata intensitas nyeri (pret-test) pada Analisa bivariat digunakan
kelompok eksperimen dan kontrol untuk melihat perbedaan intensitas nyeri
pada kelompok eksperimen dan kontrol,
Mean Hari Hari Hari Mean serta melihat Efektifitas relaksasi napas
I II III selama dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari
3 hari terhadap nyeri pada pasien post
Pretest 5,40 3,73 2,60 3,91 laparatomi. Pemberian relaksasi napas
Eksperimen dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari
Pretest 5,53 5,07 4,73 5,11 dikatakan efektif terhadap penurunan
Kontrol nyeri jika hasil ukur memiliki p value < α
(0,05). Penelitian ini menggunakan uji
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan rata- Paired Sampel T Test ( Dependent Sample
rata intensitas nyeri sebelum diberikan T Test) dan uji Independent Sample T
perlakuan Test.
pada kelompok eksperimen hari pertama
adalah 5,40 hari kedua 3,77 hari ketiga 2,60 1. Uji Homogenitas
dan pada kelompok kontrol hari pertama 5,53
hari kedua 5,07 dan hari ketiga 4,73. Rata- Tabel 6
rata selama 3 hari pada kelompok eksperimen Homogenitas karakteristik responden
sebelum diberi perlakuan pada kelompok Karakteristik p-value
eksperimen 3,91 dan pada kelompok kontrol Umur 0,245
5,11. Suku 0,999
Nilai rata-rata intensitas nyeri sesudah
diberikan intervensi pada kelompok Berdasakan tabel 6 dapat dilihat bahwa
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil semua karakteristik responden (umur dan
penelitian menunjukkan bahwa nyeri saat suku) baik kelompok eksperimen maupun
post-test dapat dilihat pada tabel 5 berikut: kelompok kontrol adalah homogen
dengan p value (0,245 dan 0,99) > α
Tabel 5 (0,05).
Rata-rata intensitas nyeri (post-test) pada
kelompok eksperimen dan kontrol 2. Uji Paired Sampel T Test ( Dependent
Mean Hari Hari Hari Mean Sample T Test)
I II III selama Untuk membandingkan rata-rata nyeri
3 hari kelompok eksperimen dan kontrol
Post-test 3,47 2,40 0,27 2,05 sebelum dan setelah diberikan intervensi.
Eksperimen a. Perbandingan intensitas nyeri
Post-test 5,53 4,73 3,93 4,73 sebelum dan sesudah pada kelompok
Kontrol eksperimen dapat dilihat pada tabel 7

Berdasarkan tabel 5 dapat Tabel 7


disimpulkan rata-rata intensitas nyeri sesudah Perbandingan (pre test dan post test)
diberikan perlakuan pada kelompok pada responden kelompok eksperimen
eksperimen hari pertama adalah 3,47 hari Kelompok Eksperimen
kedua 2,40 hari ketiga 0,27 dan pada Intensitas N Mean SD p
kelompok kontrol hari pertama 5,53 hari nyeri value
kedua 4,73 dan hari ketiga 3,93. Rata-rata Pre test 15 3,91 1,077 0,000
selama 3 hari pada kelompok eksperimen Post-test 2,05 0,773
sesudah diberi perlakuan pada kelompok
eksperimen 2,05 dan pada kelompok kontrol Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat rata-rata
4,73 intensitas nyeri sebelum dilakukan
relaksasi napas dalam dan distraksi

70 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


dengan latihan 5 jari adalah 3,91 sedangkan perbedaaan yang signifikan intensitas
rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan nyeri setelah dilakukan relaksasi napas
relaksasi napas dalam dan distraksi dengan dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari
latihan 5 jari yaitu 2,05. Hasil uji statistik pada kedua kelompok (p value < 0,05),
didapatkan nilai p value 0,000 atau p value < sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak Ha
α (0,05) yang disimpulkan bahwa ada diterima. Sehingga dapat disimpulkan
perbedaan rata-rata nyeri sebelum dan setelah relaksasi napas dalam dan distraksi
diberikan dilakukan relaksasi napas dalam dengan latihan 5 jari efektif menurunkan
dan distraksi dengan latihan 5 jari pada hari nyeri post laparatomi.
pertama di kelompok eksperimen.
Perbandingan intensitas nyeri sebelum dan PEMBAHASAN
sesudah pada kelompok eksperimen dapat 1. Karakteristik Responden
dilihat pada tabel 8. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di ruang Camar III RSUD
Tabel 8 Arifin Achmad Provinsi Riau didapatkan
Rata-rata nyeri (pretest dan post-test) pada bahwa responden terbanyak adalah
responden kelompok kontrol dewasa awal sebanyak 20 orang (66,7%).
Kelompok Kontrol Menurut Potter dan Perry (2005),
Intensitas N Mean SD P salah satu faktor yang mempengaruhi
nyeri value respon terhadap nyeri adalah umur. Umur
Pretest 15 5,11 1,036 0,212 yang berbeda akan mempengaruhi respon
Post-test 4,73 1,033 seorang terhadap nyeri. Orang dewasa
akan memberitahukan nyeri jika sudah
Berdasarkan tabel 8 diatas dismpulkan bahwa patologis dan mengalami kerusakan
rata-rata intensitas nyeri pada kelompok fungsi dan lansia cenderung memendam
kontrol adalah 5,11 sedangkan sesudah nyeri karena menganggap nyeri adalah hal
adalah 4,73 dengan p value 0,212 > α (0,05) alamiah.
sehingga dapat disimpulkan tidak ada Selain itu, responden berasal dari
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan berbagai suku, yakni Jawa, Minang,
sesudah pada kelompok kontrol. Melayu dan Batak. Suku yang paling
banyak adalah suku Melayu sebanyak 17
3. Uji Independent Sample T Test orang (56,7 %). Faktor suku juga sangat
Untuk mengetahui rata-rata nyeri antara berperan penting terhadap respon
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seseorang terhadap nyeri. Hal ini juga
sesudah diberikan intervensi. sejalan dengan teori yang menyebutkan
bahwa setiap orang mempunyai respon
Tabel 9 yang berbeda terhadap nyeri yang
Perbandingan rata-rata nyeri posttest pada dialaminya, sesuai dengan suku dan kultur
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana ia berasal, karena kultur akan
Kelompok N Post-test mengajarkan orang tersebut dalam
merespon nyeri (Potter & Perry, 2005).
Mean SD P
value 2. Nyeri
Intensitas Eksperimen 15 2,05 0,773 0,000 Hasil penelitian pada kelompok
nyeri Kontrol 15 4,73 1,030 eksperimen didapatkan bahwa nilai rata-
rata nyeri sebelum dan setelah intervensi
Berdasarkan tabel di atas didapatkan rata-rata terjadi penurunan intensitas nyeri
intensitas nyeri setelah dilakukan relaksasi sebanyak 1,86 poin. Sesuai dengan
napas dalam dan distraksi dengan latihan 5 penelitian Ratih (2010), Masase Terhadap
jari pada kelompok eksperimen adalah 2,05 Pengurangan Intensitas Nyeri Pada
dan kelompok kontrol adalah 4,73 dengan p Persalinan Kala I.
value 0,000. Hasil menunjukkan bahwa ada Nyeri terjadi karena adanya
peningkatan prostaglandin (PG)F2α yang

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 71


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami
merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) setelah diberikan intervensi pada
yang mengakibatkan hipertonus dan kelompok eksperimen. Berdasarkan
vasokonstriksi pada miometrium sehingga keterangan diatas, maka dapat
terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke disimpulkan bahwa terapi non
uterus dan akan mengakibatkan iskemia farmakologi yaitu relaksasi napas dalam
sehingga muncul respon dari noriseptor dan distraksi dengan latihan 5 jari efektif
karena ada stimulus yang membahayakan menurunkan nyeri. Sesuai dengan
dan memulai transmisi neural dengan penelitian Rahmadani, F. (2009), therapi
melepaskan subtansi yang menghasilkan pijat efektif menurunkan nyeri kala I
nyeri. Selain itu juga terdapat PG E2α yang persalinan.
turut serta menyebabkan nyeri (Hillard, Endorphin dikenal sebagai zat
2006). yang banyak manfaatnya. Beberapa
diantaranya adalah mengatur produksi
3. Efektifitas relaksasi napas dalam dan hormon pertumbuhan dan seks,
distraksi dengan latihan 5 jari mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang
Hasil uji Dependent Sampel T Test untuk menetap, mengendalikan perasaan stress,
nyeri pada pasien mioma uteri mengalami serta meningkatkan sistem kekebalan
penurunan, artinya ada perbedaan yang tubuh. Munculnya endorphin dalam tubuh
signifikan rata-rata nyeri sebelum dan bisa dipicu melalui berbagai kegiatan,
sesudah dilakukan relaksasi napas dalam dan seperti pernafasan yang dalam dan
distraksi dengan latihan 5 jari pada kelompok relaksasi, serta meditasi. Karena
eksperimen. Sedangkan pada kelompok diproduksi oleh tubuh manusia sendiri,
kontrol relaksasi napas dalam dan distraksi endorphin dianggap zat penghilang rasa
dengan latihan 5 jari tidak menurunkan nyeri sakit terbaik.
pada pasien mioma uteri . Hal ini sesuai dengan penelitian
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Arifah,
Ratih (2010), bahwa Masase mengurangi Widiastuti (2012), bahwa pengaruh pijat
intensitas nyeri persalinan kala I. Karena punggung terhadap adaptasi nyeri
dengan relaksasi bisa mengurangi nyeri dan persalinan fase aktif kala II dan
membuat nyaman seseorang. perdarahan.
Relaksasi secara umum akan
membantu menyeimbangkan energi dan Kesimpulan
mencegah penyakit. Secara fisiologis, Setelah dilakukan penelitian
relaksasi merangsang dan mengatur tubuh, tentang “Efektifitas relaksasi napas dalam
memperbaiki aliran darah dan kelenjer getah dan distraksi dengan latihan 5 jari”, maka
bening, sehingga oksigen, zat makanan, dan dapat disimpulkan bahwa hasil
sisa makanan dibawa secara efektif ke dan menunjukkan bahwa relaksasi napas
dari jaringan tubuh anda. Dengan dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari
mengendurkan ketegangan dan membantu efektif untuk menurunkan nyeri post
menurunkan emosi relaksasi juga merelaksasi laparatomi (p value < 0,05).
dan menenangkan saraf, serta membantu
menurunkan tekanan darah. Bila kita sedang Saran
merasa tidak sehat, pijatan dapat 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
meningkatkan kemampuan diri kita untuk Bagi perkembangan ilmu keperawatan
menyembuhkan diri sendiri dan cara ini dapat penelitian ini dapat bermanfaat bagi
digunakan untuk melengkapi terapi alami perawat, baik perawat komunitas
(Balaskas, 2005, di dalam Prawirohardjo, S ataupun perawat yang bekerja di
(2009). institusi kesehatan. Bagi tenaga
Sedangkan uji Independent Sampel T pengajar dan pelajar disarankan untuk
Test, bahwa dengan relaksasi napas dalam dapat melakukan relaksasi napas
dan distraksi dengan latihan 5 jari bisa dalam dan distraksi dengan latihan 5
menurunkan nyeri post laparatomi. Artinya jari untuk mengatasi nyeri dan dapat
ada perbedaan yang signifikan rata-rata nyeri memakai hasil penelitian ini sebagai

72 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 4, No. 1, Mei 2016; 61-73


salah satu sumber informasi mengenai Praktik. Volume 1, Edisi 4. Jakarta:
efektifitas relaksasi napas dalam dan EGC
distraksi dengan latihan 5 jari dalam
menurunkan skala nyeri sehingga dapat Perry, A. G & Potter, P. A. (2010).
dijadiikan sebagai salah satu bentuk terapi Clinical
alternatif. Nursing Skill & Technicque. 6 th
2. Bagi Masyarakat edition. Missouri: Mosvy Inc.
Bagi masyarakat khususnya wanita Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu
disarankan untuk dapat mengaplikasikan Kandungan
relaksasi napas dalam dan distraksi Jakarta : Yayasan Bina Pustaka;
dengan latihan 5 jari sebagai salah satu 2009.
metode alternatif untuk mengurangi Rahmadani, F. (2009). Pengaruh Pijat
intensitas nyeri. Punggung Terhadap Penurunan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
Diharapkan pada peneliti selanjutnya Fase Aktif Pada Ibu Primipara.
dapat melanjutkan penelitian relaksasi USU Medan : tidak
napas dalam dan distraksi dengan latihan dipublikasikan
5 jari terhadap intensitas nyeri kanker Rahmawati, Arifah, Widiastuti. (2012),
serviks, dengan jumlah sampel yang lebih Pengaruh Pijat Punggung
besar dengan harapan nyeri kanker serviks Terhadap Adaptasi Nyeri
bisa diatasi dengan relaksasi napas dalam Persalinan Fase Aktif Kala II dan
dan distraksi dengan latihan 5 jari Perdarahan. PSIK Politeknik
tersebut. Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang
DAFTAR PUSTAKA Ratnawati, (2012) Efektifitas Relaksasi
Lima
Azizah, N. (2011). Pengaruh endorphin Jari terhadap Nyeri Kala 1 Fase
massage terhadap intensitas nyeri kala Laten
1 persalinan normal ibu ibu Primipara di Ruang Kebidanan
primipara. RS
Cunningham., Macdonald., & Gant. (2005). Dr Rasyidin Padang.Sripsi
bstetri Williams. Edisi 18. Jakarta: Rahayu (2010) Efektifitas Relaksasi Lima
EGCDischarge Planning Jari
Association. (2008). Discharge terhadap Nyeri Kepala Pasien
Planning. Diakses dari dengan
http://www.dischargeplanning.org.au/index.h Cedera Kepala Ringan. Skripsi
t pada tanggal 5 Juni 2015 Ratih, R. H. (2010). Pengaruh Metode
DepKes RI. (2009). Buku Kesehatan Ibu dan Masase Terhadap Pengurangan
Anak: Jakarta Intensitas Nyeri Pada
Insaffitan. (2006) Pengaruh Massage Persalinan Kala I. USU Medan :
Punggung Terhadap Nyeri tidak dipublikasikan
Primigravida Kala I Persalinan Smeltzer, S.C. (2010). Buku Ajar
Fisiologis (Studi Kasus Di RSAB Medikal Bedah Brunner &
Gajayana Malang)” Suddarth. Volume 1 & 2, Edisi 8.
Nursingcenter.com. (2009). Discharge Jakarta: EGC
Information Needs of Patients After Utami. (2011). Asuhan Keperawatan
Surgery. Diakses dari pada Pasien dengan Masalah
http://www.nursingcenter.com/prodev/ Ginekologi. Pekanbaru. Pusat
ce_article.asp?tid=05 pada tanggal 30 Pengembangan Universitas Riau
Mei 2015
Perry, A. G & Potter, P. A. (2010). Buku Ajar
Keperawatan: Konsep, Proses dan

Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan 73


Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi
Sri Utami

Anda mungkin juga menyukai