Anda di halaman 1dari 3

Lembar jawaban UTS

Mata kuliah ULUMUL HADIST

Nama. : SADIWAN

Nim. : 2127101010643

Mapel. : ULUMUL HADIST

JAWABAN

1. a) Pengertian Atsar
ّ
Al-atsar dalam bahasa artinya adalah sisa (ُ‫)الش َب ِق ّية‬,
َُ sedangkan menurut pengertian istilah, para ahli
berbeda-beda sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu mereka masing-masing, diantaranya adalah:

a) Jumhur berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW,ُsahabat,ُdanُtabi’in.

b) menurut ulama lain, seperti ulama Kharasan atsar untuk hadits mauquf dan khabar untuk hadits
marfu.

c) ahli hadits lain mengatakan tidak sama, yaitu khabar, berasal dari nabi, sedangkan atsar sesuatu yang
diُsandarkanُhanyaُkepadaُsahabatُdanُtabi’in,ُbaikُperbuatan maupun perkataan.

Empat pengertian tentang hadits, sunnah, khabar, dan atsar sebagaimana diuraikan di atas, menurut
Jumhur ulama hadits juga dapat dipergunakan untuk maksud yng sama, yaitu bahwa hadits disebut juga
dengan sunnah, khabar atau atsar. Begitu juga sunnah bisa disebut dengan hadits, khabar, atsar. Maka
hadits mutawatir disebut juga sunnah mutawatir, begitu juga hadits shahih dapat juga disebut dengan
sunnah shahih, khabar shahih dan atsar shahih.

b). Pengertian Khabar


َ َْ
ُ َ‫خ‬
al-khabar (‫ب‬ ُ ‫ )ال‬dalam bahasa artinya warta atau berita, maksudnya sesuatu yang diberitakandan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu yang disandarkan kepada nabi dan para
sahabat, dilihat dari sudut pendekatan bahasa ini kata khabar sama artinya dengan hadits.[7] Jadi setiap
hadits termasuk khabar, tetapi tidak setiap khabar adalah hadits.

Dari beberapa uraian tentang hadits diatas dapatlah ditarik bahwa, baik Hadits, Sunnah, Khabar dan
Atsar sebagaimana yang telah diuraikan, maka pada dasarnya kesemuanya memiliki persamaan maksud,
yaitu untuk menunjukkan segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,baik berupa perkataan,

Perbuatan maupun taqrir nya


2.Tiga unsur hadist

Petrlu untuk diketahui bahwa setiap hadis mengandung tiga unsure,ya itu:

a. Matan:teks atau perkataan yang di sampaikan

b. Rawi :disebut juga parawi) adalah orang yang menyampaikan atau meriwayatka hadist yang pernah
diterima nya dari seseorang ke dalam suatu kitab

c. Sanad : adalah orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadist .dengan kata lain nsanad
adalah orang orang yang menjadi perantara dri nabi Muhammad Rasulullah saw.kepada parawi.

3.ُHadisُdha’îfُadalahُhadisُyangُtidakُterkumpulُdiُdalamnyaُsifat-sifat hadis shahih dan sifat-sifat


hadisُhasan.”

Kedua: Keliruُmenilaiُhadisُdha’îf,ُhanyaُkarenaُdatangُdariُberbagaiُjalurُyangُsama-samaُdha’îf,ُ
derajatnya meningkat menjadi hadis hasan atau hadis shahih. Jika kelemahan hadis tersebut disebabkan
oleh kefasikan perawinya, atau karena tertuduh dusta secara nyata, kemudian datang dari jalur lain yang
serupa, maka justru akan semakin bertambah lemah.[2]

Ketiga:ُHadisُdha’îfُmemangُtidakُbisaُdijadikanُhujjahُatauُdalilُhukumُsyariah.[3]ُNamun,ُmeskiُdha’îf,ُ
hadis tersebut tidak serta-merta harus ditolak. Lebih tepat dan hati-hati untuk menyatakan bahwa hadis
tersebutُdha’îfُmenurutُjalurُsiُFulan.ُDalamُkonteksُini,ُAl-‘Allamahُal-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-
Nabhani menyatakan:

,‫ْح‬
ِ ‫ال الصَّحِ ي‬ ِ ‫سنا ً بِأ َ َّن ُك َّل ِر َجا ِل ِه أَقَ َّل مِ ْن ِر َج‬
َ ‫ي َمت َى َكانَ َح‬ ْ َ ‫ أ‬,ً‫سنَدُهُ َو ُر َّواتُهُ َو َمتَنُهُ َم ْقب ُْولَة‬ َ ‫ام‬ َ َ ‫ْح َما د‬
ِ ‫ط الصَّحِ ي‬ َ ‫ش ُر ْو‬ ُ ِ‫ْث ِِلَنَّهُ لَ ْم يَ ْست َْوف‬ ٌ ‫فَالَ ي َُردُّ َح ِدي‬
,‫ث آخ ََر‬ ٍ ‫ أ َ ْو َح ِد ْي‬,ُ‫ظ َّن تَف َُّردُه‬
ُ ‫ي ِب َرا ٍو‬ ْ َ ‫ أ‬,ٍ‫ َكأ َ ْن يَتَقَ َّوى ِب ُمت َا ِب ٍع أ َ ْو شَا ِهد‬,ُ‫ي ٌء ْالحِ ْفظِ َولَك ِْن تَقَ َّوى ِبقَ ِر ْينَ ٍة ت ََر ِ ِّج ُح قَب ُْولَه‬ َ ‫أ َ ْو كَانَ ِف ْي ِه َم ْست ُ ْو ٌر أ َ ْو كَا َن ِف ْي ِه‬
ِِّ ‫س‬
ْ ْ َ
ِ‫ َوال ِسيَّ َما إِذَا قَبِلَهُ أ ْكث َ ُر العُلَ َماءِ َوا ْست َ ْع َملَه عَا َمة الفُقَ َهاء‬.‫ي َوال َمت َِن‬ ْ ْ ‫الرا ِو‬َّ ‫سنَ ِد َو‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ضيَا‬ َ َ ‫ْب ُم ْقت‬ ُ
َ ‫ام ي ُْم ِك ُن قَب ُْولهُ َحس‬ َ َ‫ث َما د‬ ِ ‫َط ُع فِي َر ِدِّ ْال َح ِد ْي‬ َّ ‫فَال يَتَن‬
.‫سن‬ َ ‫ش ُر ْوطَ الصَّحِ يْحِ ِِلَنَّهُ يَ ْد ُخ ُل فِي ْال َح‬ ُ ِ‫لم يَ ْست َْوف‬ َ ‫ َولَ ْو‬,‫ي ْلقَب ُْو ِل‬ ٌّ ‫فَإِنَّه َح ِر‬

Sebuah hadis tidak tertolak hanya karena tidak memenuhi syarat-syarat hadis shahih. Tentu selama
sanad, para perawi dan matan-nya diterima, atau ketika hadis tersebut hasan; yakni para perawinya
lebih rendah kualitasnya daripada para perawi hadis shahih. Bisa juga dalam hadis tersebut ada yang
mastûr (tersembunyi), atau buruk hapalannya, tetapi hadis diperkuat dengan suatu qarînah (indikasi)
yangُmenguatkanُpenerimaanُatasُhadisُtersebut.ُMisalnya,ُdiperkuatُdenganُadanyaُmuttabi’,ُyaituُ
dengan adanya seorang perawi yang diduga meriwayatkannya sendiri, atau dengan adanya syâhid, yakni
hadis lain. Karena itu menolak hadis tidak boleh serampangan. Selama masih bisa diterima, sesuai
ketentuan sanad, perawi dan matan-nya. Apalagi jika telah diterima oleh sebagian besar ulama dan
digunakanُolehُparaُfuqaha’,ُmakaُhadisُtersebutُtelahُterpilihُdanُlayakُditerimaُwalaupunُtidakُ
memenuhi syarat-syaratُhadisُshahihُkarenaُiaُtermasukُhadisُhasan.”
4. perbedaan hadist qudsi dengan hadist nabawi terletak pada makna hadist. Hadits nabawi isi atau
maknanya berasal dari nabi. Sedangkan hadist qudsi isi atau makna hadistnya berasal dari Allah.
َ َ َ َ َ ََْ ََ َ َ ََ َ ْ ّ ْ َ َ َ َ َ ََ َ ّ ّ
Contoh hadist nabawi adalah ‫ال‬ َُ ‫اّلل َرسولُ ق‬
ُِ ‫ّل‬ُ ‫اّلل ص‬ ُ ‫ وسل‬:ُ”ُ‫يم َوك ِافلُ أنا‬
ُ ‫م علي ُِه‬ ُ ِ ِ ‫ هكذا ال َجن ُِة‬، ‫ار‬
ُ ِ ‫ف ال َي ِت‬ ُ ‫ِبالسباب ُِة وأش‬
َ ْ ْ َ َ َّ َ َ ََْ ًْ َ
ُ ‫ج والوس‬
‫ط‬ ُ ‫ شيئا بينهما وفر‬. Terjemahan dari hadist tersebut adalah Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan
orangُyangُmemeliharaُanakُyatimُituُdalamُsurgaُsepertiُini.”ُBeliauُmengisyaratkanُdenganُjariُ
telunjukُdanُjariُtengahnyaُsertaُmerenggangkanُkeduanya.”ُHaddistُnabawiُadalahُsegalaُُhalُyangُ
dandarkan kepada nabi muhammad. Hadist nabawi lafadz dan isinya berasal dari nabi muhammad.
ََ َ َْ ْ َ ‫َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ ََْ َ َ َ ّ ي‬
Contoh lafadz hadist qudsi adalah :ُ‫ب َع ْن‬ ُ ِ ِ ‫ض ه َر ْي َرُة أ‬
َُ ِ ِ ‫اّلل َر‬
ُ ُ‫عنه‬، ُ ‫بع‬
‫ن‬ ُ ‫ّل الن‬
ُ ‫اّلل ص‬ُ ‫م علي ُِه‬ ُ ‫ال وسل‬ ُ ‫اّلل قالُُ” ق‬
ُ ‫ال‬ ُ ‫تع‬:
َ ّ َ ْ ََ ََْ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ََْ ْ ُ َ َ َ َ ّ َ َ ْ َ َ ّ ُ ِْ ِ َ َ ْ َ َ َ َ َََ َ ََْ َّ ْ َ ْ َ َ ْ َ
ُ ِ ِ ‫م آد ُم ابنُ كذب‬
‫ب‬ ُ ‫ن ول‬
ُ ‫ك لهُ يك‬
ُ ‫ذ ِل‬، ‫ب‬
ُ ِ ِ ‫م وشتم‬ ُ ‫ن ول‬
ُ ‫ك لهُ يك‬ ُ ‫ذ ِل‬، ‫اي تك ِذيبهُ فأما‬ ُ ‫فقولهُ ِإي‬: ‫ن‬ ُ ‫بل‬
ُ ِ ِ ‫ب كما ي ِعيد‬
ُ ِ ِ ‫بدأ‬، ‫س‬
ُ ‫ق أولُ ولي‬
ُ ِ ‫ن الخل‬
ُ ‫ِبأهو‬
ّ‫ّل‬ ََ ْ َ َ ّ ََ ْ َ َ ّ ُْ َ َ َ َ ّ َ ً ََ َََ َ َ ْ َ ّ ْ َ ْ َ
ُِ ‫ن ع‬ ُ ‫إعاد ِت ُِه ِم‬،ِ ‫اي شتمهُ وأما‬ُ ‫فقولهُ ِإي‬: ‫ّلل اتخ ُذ‬ ُ ‫ولدا ا‬، ‫الصمدُ اْلحدُ وأنا‬، ‫م‬ ُ ‫ أ ِل ُد ل‬Terjemahan dari lafadz hadist
tersebut adalah Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., bahwasanya Nabi bersabda, telah Berfirman Allah
ta’ala:ُIbnuُAdamُ(anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, dan mereka tidak
berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya
padakuُadalahُperkataanya,ُ“DiaُtidakُakanُmenciptakankanُakuُkembaliُsebagaimanaُDiaُpertamaُkaliُ
menciptakanku (tidak dibangkitkan setelahُmati)”,ُaadpunُcelaanُmerekaُkepadakuُadalahُucapannya,ُ
“Allahُtelahُmengambilُseorangُanak,ُ(padahal)ُAkuُadalahُAhadُ(MahaُEsa)ُdanُTempatُmemohonُ
segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun
yangُmenyerupai”.ُHadistُqudsiُmerupakanُhadistُyangُisinyaُmerupakanُfirmanُAllahُtetapiُlafadznyaُ
berasal dari nabi muhammad.

5. Syarat syarat hadist shohih :

1. Kebersambungan Sanad

2. Perawinya bersifat adil

3. mempunyai ingatan yang kuat (Dhabith)

4. Terhindar dari Syadz (tidak janggal)

5.ُُُُTerhindarُdariُ‘illat

Anda mungkin juga menyukai