Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat


penting dan vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari.
Manusia hampir tidak dapat melakukan pekerjaan yang ada dengan baik
ataupun memenuhi kebutuhannya. Kekurangan energi listrik dapat mengganggu
aktivitas manusia. Oleh sebab itu kesinambungan dan ketersediaan energi listrik
harus dipertahankan. Saat ini kebutuhan energi listrik semakin meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi serta
informasi. Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa yang memiliki sumber
energi surya yang sangat melimpah setiap tahunnya. Energi surya dapat
dimanfaatkan langsung sebagai sumber alternatif yang ramah lingkungan.
Penggunaan energi surya ditujukan pada daerah-daerah terpencil di Indonesia
yang sulit mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Disamping sulitnya
mendapatkan pasokan listrik dari PLN, letak geografis Indonesia yang terdiri
dari gugusan pulau-pulau kecil yang menyebabkan setiap daerah harus memiliki
sumber listrik mandiri.
Tetapi karena adanya keterbatasan ketersediaan akan energi angin dan
cahaya matahari (tidak sepanjang hari angin dan matahari tersedia) maka
ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up atau cadangan energi listrik. Ketika beban
penggunaan daya listrik masyarakat atau ketika kecepatan angin suatu daerah.
sedang menurun dan tidak adanya cahaya matahari (mendung, malam hari) maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita
perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya
pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada
masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan
alat penyimpan energi yaitu baterai (aki) sebelum selanjutnya didistribusikan ke
beban - beban. Pemerintah melalui Kementrian Riset dan Teknologi telah
6

membangun PLTH Bayu Baru Kabupaten Bantul sebagai salah satu perwujudan
energi terbarukan masa depan yang berbasis energi angin dan surya yang dikelola
di bawah pemerintah kabupaten Bantul.
Dari ulasan tersebut penulis mengambil judul: “Sistem Penyaluran Listrik
Di PLTH Pantai Baru, Pandansimo, Bantul.”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses penyaluran daya listrik di PLTH Bayu Baru ?
2. Berapa besar rata-rata daya listrik yang dikeluarkan di PLTH Bayu Baru
untuk keperluan penerangan jalan umum dan warung disekitar pantai?

1.3 Batasan Masalah


Dengan adanya permasalahan yang harus diatasi maka pada penelitan ini
diberikan batasan sebagai berikut :
1. Ruang lingkup pengukuran adalah tegangan dan arus dari pembangkit
kemudian dikonversikan ke daya.
2. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2019

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui besar rata-rata daya listrik yang dikeluarkan oleh PLTH Bayu
Baru.
2. Mengetahui proses penyaluran daya listrik di PLTH Bayu Baru.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil setelah melaksanakan kerja
praktik industri, antara lain :
1. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengetahui kondisi nyata suatu perusahaan baik dari segi
manajemen yang diterapkan, kondisi, teknologi yang digunakan,
kinerja karyawan serta proses produksi nyata yang ada di industri.
6

b. Dapat memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan


teknik yang relevan dengan program studi yang ditekuni.
c. Dapat mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi sesuai dengan tuntunan perkembangan industri.
2. Bagi lembaga pendidikan
a. Menciptakan hubungan yang bersifat relasi antara Prodi Teknik
Elektro Universitas Teknologi Yogyakarta dengan PLTH Bayu Baru,
sehingga memungkinkan kerjasama antara kedua belah pihak.
b. Memperoleh umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.
c. Mengetahui sejauh mana relevansi ilmu yang didapat di kampus
dengan penerapannya di Industri, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan kebijakan
3. Bagi PLTH Bayu Baru Pandansimo
a. Sebagai wujud kepedulian PLTH Bayu Baru Pandansimo Bantul
terhadap kualitas sumberdaya manusia khususnya kemampuan pada
bidang kelistrikan.
b. Sebagai bentuk kerja sama simbiosis mutualisme dalam
melaksanakan aktivitas atau kegiatan di PLTH Bayu Baru
Pandansimo Bantul.
c. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan teori yang sudah ada
dan teori yang akan diadopsi dari dunia pendidikan.
d. Terbantunya operasional pelayanan dan kegiatan PLTH Bayu Baru
Pandansimo.

1.6 Sistematika Penulisan


1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, serta manfaat penelitian bagi mahasiswa, akademik, dan
Perusahaan yang digunakan untuk pelatihan kerja praktik.
6

2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Dalam bab ini penulis membahas tentang gambaran umum suatu
perusahaan seperti :
a. Sejarah dan profil perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan
c. Unit usaha perusahan
3. BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini penulis membahas tentang langkah-langkah (metode)
yang digunakan untuk melakukan penelitian serta membahas alat dan
bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil pengamatan yang berupa
data-data hasil pengamatan di lapangan, kemudian data-data tersebut
diolah agar menjadi data yang bersifat informatif agar mudah dipahami
oleh pembaca.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dari hasil
penelitian yang sudah dibuktikan dengan hipotesis serta memberikan
gambaran saran kepada akademik maupun perusahaan.
6

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Profil PLTH Bayu Baru


PLTH merupakan sistem inovasi daerah, guna untuk meningkatkan
kebutuhan masyarakat. Dibangunnya PLTH ini menerapkan sumber alam demi
kemajuan masyarakat daerah seperti dalam bidang pariwisata, perikanan,
pertanian, edukasi dan lain-lain. Tujuan utama dari pembangkit ini adalah untuk
meningkatkan informasi tentang performa dari turbin angin dan panel surya,
dalam rangka memberikan energi pada daerah terpencil. Untuk mendapatkan
informasi sebuah lembaga akademis UGM mengadakan penelitian untuk
menganalisis sistem dan membuat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan
efisiensi sistem.

2.1.1. Sejarah PLTH Bayu Baru


Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid terbentuk dari evaluasi proyek
percobaan yang dipimpin oleh Kementrian Riset dan instansi yang lain, meliputi:
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kementrian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Kementrian Riset dan Teknologi (RISTEK), Pemkab
Bantul, Universitas Gadjah Mada (UGM), E-Wind Energy dan Komonitas
Ilmuwan dan Ahli Teknologi Indonesia pada tahun 2007. Setahun kemudian
Pandansimo dilakukan uji kelayakan tentang sistem tenaga hybrid. Akhirnya
sistem ini dibangun pada tanggal 27 Juli 2010, ditandai dengan tanda
Momerandum of Understanding (MoU) antara Kementrian Riset dan Teknologi,
Pemkab Bantul, LAPAN, dan UGM.
Kementrian Riset dan Teknologi adalah kepala fondasi Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid Pandansimo. Ide yang muncul untuk membangun sebuah
pembangkit dengan energi terbarukan yang dapat memberi listrik didaerah
terpencil yang kurang akan suplai listrik dari pemerintah. Sampai saat ini,
RISTEK masih menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan sistem yang ada
6

di pembangkit maupun workshop karena uang yang dikumpulkan dari daya dan
biaya perawatan tidak cukup untuk menutupi biaya semua itu.

LAPAN merupakan pelaksanaan utama dari PLTH ini. Lembaga ini


bertanggung jawab atas sistem operasional dan manajemen harian, dan juga
meningkatkan data untuk komunitas individu atau akademik riset di sistem
hybrid. Tugas utama LAPAN adalah menginstalasi turbin angin buatan sendiri
untuk perbaikan itu sendiri.

E-Wind Energy adalah perubahan lokal yang menyediakan turbin angin


untuk sistem hybrid tersebut. Program ini untuk meningkatkan rasa kepemilikan
masyarakat terhadap PLTH Pandansimo tersebut dan perusahaan ini mewakili
masyarakat setempat, yang berarti bahwa masyarakat memiliki beberapa
kontribusi terhadap pemeliharaan daerah di sekitar pembangkit.

2.1.2 Profil PLTH Bayu Baru


Nama : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Pantai
Baru Pandansimo.
Alamat Workshop PLTH : Jln. Raya Pandansimo Km.2 Kedungbule Trimurti
Srandakan Kab.Bantul,D.I Yogyakarta.
Alamat PLTH : Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Kab. Bantul,
D.I Yogyakarta.

2.2 Struktur Organisasi


Hampir semua operator dan teknisi yang bertanggung jawab dalam sistem
hybrid direkrut dari warga sekitar pantai baru pandansimo, kecuali koordinator
dan wakil koordinator yang awalnya pegawai pemerintah LAPAN. Gambar 2.1
dibawah menunjukkan struktur organisasi yang bertanggung jawab di PLTH
Pantai Baru Pandansimo.
Penanggung Jawab PLTH

BP3 ESDM Bantul

Ketua PLTH

Iwan Fahmiharja, A.Md

Sekretaris / Bendahara Wakil

Arif Nofiyanto Jefri Dwi Haryanto

PLTH Workshop

Murjito Aar Faisal

Wijiyo

Hanindiyo

Gambar 2.1 Struktur organisasi PLTH Bayu Baru

2.2.1 Uraian Tugas Tenaga Kerja PLTH Bayu Baru :


1. Ketua Pengelola
Ketua adalah posisi tertinggi dalam kelompok yang terorganisir
seperti direksi, komite atau badan deliberatif. Orang yang memegang posisi
ini biasanya dipilih atau ditunjuk oleh para anggota kelompok atau
organisasi. Ketua memimpin pertemuan dari kelompok yang berkumpul dan
melakukan meeting secara teratur. Bertanggung jawab atas segala proses di
PLTH Bayu Baru. Ketua juga pengambil keputusan atau kebijakan untuk
PLTH Bayu Baru.

2. Wakil
Bersama-sama ketua bertanggung jawab dari segala proses, dan
membantu ketua menyusun rencana di PLTH Bayu Baru, juga membantu
dalam pengambilan keputusan/kebijakan.

3. Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas yang berperan penting dalam membantu
dalam hal Direksi, dan juga membuat jadwal mingguan di PLTH Bayu
Baru.

4. Bendahara
Bendahara memiliki tugas mengatur keuangan perusahaan dan
bertanggung jawab membuat rencana anggaran pengeluaran perusahaan di
PLTH Bayu Baru.

5. Teknisi
Teknisi adalah orang yang menguasai bidang teknologi tertentu
yang lebih banyak memahami teori bidang tersebut seperti insinyur.
Umumnya mereka lebih menguasai teknik dibandingkan orang yang
lainnya, atau yang profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat
menengah atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh
teknisi untuk menjadi ahli dalam hal peralatan atau keahlian tertentu. Ini
bisa menjadi bagian proses (manufaktur) yang lebih besar.

2.2.2 Daerah Kerja PLTH Bayu Baru


Daerah kerja PLTH Bayu Baru sebagai pusat listrik (Pembangkit) ke
warung kuliner yang ada di wilayah Pantai Baru Bantul sebanyak 40 warung.

8
Berikut gambar 2.2 dibawah yang menunjukkan denah kincir yang berada pada
PLTH Pantai Baru.

Gambar 2.2 Sistem Instalasi Kincir Angin PLTH Bayu Baru, Sebelah
Kiri Kincir Angin Grup 1 atau Grup Barat, dan Sebelah Kanan Kincir
Angin Grup 2 atau Grup Timur.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Sistem elektrik dari kedua grup pada Gambar 2.2 diintegrasikan
menjadi satu sistem. Keluaran dari PV dan Kincir Angin pada grup 1 dan 2
diubah menjadi tegangan DC oleh sistem kontrol untuk dimasukkan ke
baterai. Namun untuk PV di grup 2 memiliki baterai dan inverter sendiri,
sehingga terpisah dari sistem utama. Sistem utama memiliki baterai dan
inverter yang menerima pasokan dari grup 1 yakni Kincir Angin kapasitas
maksimal 21 kw dan Panel Surya 15 kw, serta grup 2 dari Kincir Angin
kapasitas maksimal 29 kw, berupa 1x10 kw, 6x2,5 kw, 4x1 kw dan PV
dengan kapasitas 2 kW.

2.2.3 Lokasi PLTH Bayu Baru


Lokasi PLTH Bayu Baru terletak di daerah Pantai Baru, Ngentak,
Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Dan workshop
PLTH Bayu Baru sebagai sarana perbaikan, training, perawatan, dan juga
sebagai sarana edukasi sistem energi terbarukan bagi pengunjung PLTH Bayu
Baru terletak di Kedungbule, Trimurti, Srandakan, Bantul, D.I Yogyakarta.

9
Berikut gambar 2.3 yang menunjukkan batu nama yang berada pada PLTH
Pantai Baru dan gambar 2.4 yang menunjukkan lokasi PLTH Pantai Baru.

Gambar 2.3 Batu Nama PLTH Bayu Baru Pantai Baru, Ngentak,
Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta.
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 2.4 Lokasi PLTH Bayu Baru Pantai Baru, Ngentak,


Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta.
(Sumber: Google Maps, 2019)

10
2.3 Unit Usaha
1. Monitoring data dan perawatan komponen
Kegiatan yang dilakukan di PLTH adalah monitoring, perawatan,
perbaikan. Monitoring harian berupa input dan output data yang dihasilkan
dari panel surya dan kincir angin, serta monitoring data KWH. Perawatan
berupa pengecekan komponen secara berkala pada komponen kontrol,
photovoltaic, kincir angin, baterai maupun komponen lainnya. Perbaikan
dilakukan pada komponen-komponen yang rusak. Kerusakan yang terjadi
bermacam-macam tergantung dari komponen serta tingkat kerusakaannya.

2. Kincir angin dan panel surya


Siklus kerja pada PLTH adalah menghasilkan listrik dari panel dan
kincir yang mana hasil produksi disimpan dalam satu tempat. Jadi sumber
energi listrik yang diperoleh dari panas matahari serta angin yang diolah
melalui sel surya serta kincir angin. Listrik yang diperoleh masing-masing
dikontrol dengan sistem kontrol, kemudian disimpan didalam baterai. Jika
listrik akan digunakan arus akan dialirkan pada inverter, kemudian baru bisa
disalurkan ke pelanggan.

3. Biogas
PLTH Pandansimo tidak hanya menghasilkan listrik saja, tetapi juga
memproduksi biogas, pupuk, dan air. Biogas dihasilkan dari kotoran sapi
yang diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gas yang dapat
digunakan di warung kuliner. Hasil olahan biogas yang lain adalah pupuk
yang digunakan untuk pertanian. PLTH menghasilkan listrik guna
menghidupkan pompa yang digunakan untuk perikanan, pertanian, dan
warung kuliner di daerah pantai baru.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah Penelitian


Metode penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
pekerjaan dan pengamatan yang dilakukan selama melakukan kerja
praktik. Selain melakukan pekerjaan dan pengamatan dilapangan, penulis
juga membaca referensi untuk mendapatkan informasi dalam penulisan
laporan ini. Kemudian metode pengumpulan data dengan cara wawancara
dengan pembimbing di lapangan, observasi dan studi literatur. Selanjutnya
konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai data apa saja yang sudah
di dapatkkan selama melakukan kerja praktik.

Berikut adalah metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja


praktik:
1. Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer merupakan data hasil pengamatan dan pengujian secara
langsung di lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai
pembanding. Dalam memperoleh data primer dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu:
1) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab langsung dengan pihak industri di lapangan.
Interview atau wawancara dilakukan dengan teknisi PLTH Bayu Baru
yang mengerti cara menangani masalah bagian-bagian, cara kerja, serta
pengoperasian alat kerja yang ada di PLTH Bayu Baru Pandansimo.
Dari metode wawancara didapat data berupa fungsi dari alat kerja yang
ada di PLTH Bayu Baru.

12
2) Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengambilan data dengan cara
mengamati secara langsung dan mencatat pada obyek yang dipelajari.
Langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini yaitu pengamatan
langsung di lapangan serta mencatat dan mengumpulkan data. Dari
metode observasi didapat data berupa spesifikasi dari daya listrik, serta
batterai atau aki yang dipakai di PLTH Bayu Baru.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapat dari hasil beberapa
referensi luar yang meliputi jurnal penelitian maupun dari internet. Dalam
memperoleh data sekunder dilakukan dengan menggunakan metode studi
literature. Studi literatur adalah membuat penulisan laporan kerja praktik
dengan mencari berbagai sumber tulisan untuk mendapatkan konsep
teoritis. Salah satunya adalah dengan membaca buku-buku, jurnal
penelitian, artikel-artikel terkait, dan internet.
2. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru agar
karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dimengerti.
3. Analisis data
Analisis data merupakan suatu kegiatan menganalisa data hasil penelitian
yang akan berguna untuk solusi suatu permasalahan yang dapat digunakan
dalam membuat kesimpulan.
4. Pengambilan Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka dapat
diambil kesimpulan bagaimana proses penyaluran di PLTH Bayu Baru
Pandansimo.
Mulai

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis data

Penarikan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

3.2 Alat dan Bahan


Untuk mengambil beberapa data, perlu beberapa sumber yang diolah
menjadi informasi. Oleh karena itu, penulis mengambil beberapa data untuk
dijadikan hasil akhir. Untuk mengambil data penulis perlu beberapa alat untuk
membantunya.
3.2.1 Alat
Alat merupakan perkakas yang dipakai dalam melakukan kegiatan di
lapangan. Alat-alat tersebut berguna untuk membantu dalam melakukan
pekerjaan. Contoh alat-alat tersebut yaitu:
1. Tang Ampere
Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah
kabel konduktor yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang
penjepitnya (Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal
listriknya. Dengan demikian, tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang

14
akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang
akan diukur. Pada Gambar 3.2 dibawah ini menunjukkan gambar tang
ampere.

Gambar 3.2 Tang Ampere


(Sumber : google.com)

2. Multi Meter Digital


Multi meter digital adalah alat untuk mengukur tegangan dan arus yang
pembacaan hasil  ukurnya berupa digit angka. Alat ini digunakan untuk
mengukur tegangan yang dihasilkan oleh turbin angin dan panel surya,
tegangan dan arus baterai yang menuju inverter, serta tegangan dan arus yang
mengalir dari inverter ke konsumen. Pada Gambar 3.3 dibawah ini
menunjukkan gambar multi meter.

Gambar 3.3 Multi Meter Digital


(Sumber : google.com)

15
3.2.2 Bahan
Selama melaksanakan kerja praktek di Pembangkit Listrik Tenaga
Hibrid (PLTH) Pantai Baru, menggunakan beberapa bahan penelitian
seperti berikut:
1. Inverter
Energi yang dihasilkan oleh turbin angin berupa tegangan DC kemudian
disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC. Untuk dapat
digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan Inverter untuk
mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50Hz seperti listrik jaringan PLN
di Indonesia.
Inverter yang digunakan di PLTH ada dua sesuai dengan sistem
penyimpanan yang ada. Adapun jenis inverter sebagai berikut :
A. Inverter sistem 240 volt
Pada Gambar 3.4 menunjukkan gambar inverter sistem 240 volt

Gambar 3.4 Inverter sistem 240 volt


(Sumber : Dokumen PLTH Bayu Baru)

B. Inverter sistem 48 volt


Pada Gambar 3.5 menunjukkan gambar inverter sistem 48 volt
dan spesifikasi inverter 240 Volt dan 48 Volt yang akan ditunjukkan
oleh tabel 3.1

16
Gambar 3.5 Inverter sistem 48 volt
(Sumber : Dokumen PLTH Bayu Baru)

Tabel 3.1 Spesifikasi Inverter 240 Volt dan 48 Volt


Jenis Inverter Jumlah Unit Jumlah Daya
Inverter 240 V
15 kW 1 Unit 15 KW
(1 Phase)
Inverter 240 V
1 Unit 5 KW
5 kW (1 Phase)
Inverter 48 V
35 kW 3 Unit 10,5 KW
(1 Phase)
Inverter 48 V
1 Unit 2 KW
2 kW (1 Phase)
Total Daya 32,5 KW

2. Baterai
Baterai merupakan alat penyimpan energi listrik yang merubah energi
listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Baterai memiliki kelebihan yang
dapat diisi ulang atau melalui proses charging. Baterai di PLTH Bayu Baru
memiliki 2 sistem penyimpanan baterai.

a. Baterai penyimpanan 240 volt/aki basah


Sistem penyimpanan memiliki kapasitas energi berupa baterai 100
unit dimana 20 unit dengan kapasitas per-unit 100Ah/12 V, 40 unit
dengan kapasitas per-unit 180Ah/12 V, dan 40 unit dengan kapasitas per-
unit 120Ah/12 V. Baterai tersebut dipasang 5 rangkaian paralel, dimana
setiap rangkaian berisi 20 unit baterai dipasang seri. Jenis aki atau baterai

17
yang digunakan pada pembangkit listrik di PLTH grup barat ini adalah
aki basah atau lead acid. Pada baterai memiliki proses pengisian dan
pengosongan (charging atau discharging). Pada Gambar 3.6 dibawah ini
menunjukkan gambar baterai penyimpanan sistem 240 volt dan
Spesifikasi Baterai Sistem 240 V akan ditunjukkan pada tabel 3.2.

Gambar 3.6 Baterai Penyimpanan sistem 240 volt


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Tabel 3.2 Spesifikasi Baterai Sistem Tegangan 240 V


Keterangan Nilai
Sistem 240 Volt
Merk Sacred – Sun
Jenis Basah
Tegangan 12 Volt
100 Ah/20 unit
Arus & Jumlah 180 Ah/40 unit
120 Ah/40 unit

b. Baterai penyimpanan 48 volt/ aki kering


Baterai penyimpanan sisem 48V memiliki kapasitas energi berupa
baterai sebanyak 48 unit, dengan kapasitas per unit 1000 Ah/ 2 V. Baterai
tersebut dipasang secara seri maupun paralel. Jenis aki atau baterai yang
digunakan yaitu aki kering. Tegangan sebenarnya pada baterai adalah
2V. Pada Gambar 3.7 dibawah ini ditunjukkan gambar baterai

18
penyimpanan sistem 48 volt dan Spesifikasi Baterai Sistem 240 V akan
ditunjukkan pada tabel 3.3.

Gambar 3.7 Baterai Penyimpanan 48 volt


(Sumber : Dokumen pribadi)
Tabel 3.3 Spesifikasi Baterai Sistem Tegangan 48 Volt
Keterangan Nilai
Sistem 48 Volt
Merk Sacred – Sun
Jenis Kering
Tegangan 2 Volt
Arus 1000 Ah
Jumlah 48 unit

3. Handle Switch
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru terdapat dua
sistem pembangkit yaitu sistem 48 Volt dan 240 Volt, oleh karena itu
diperlukan handle switch untuk mengatur pembangkit yang akan digunakan
untuk menyalurkan energi listrik ke pelanggan. Dengan metode ini, kedua
sistem ini dapat saling melengkapi apabila salah satu sistem belum mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan maka sistem yang lain akan menyuplai
kebutuhan pelanggan. Pada Gambar 3.8 menunjukkan gambar handle switch
dan Spesifikasi handle switch akan ditunjukkan pada tabel 3.3.

19
Gambar 3.8 Handle Switch
(Sumber : Dokumen pribadi)

Tabel 3.4 Spesifikasi handle switch


Nama Keterangan
Model Kwh meter analog
Fasa 1 fasa (dua kawat)
Pembuat P.T. FUJI DHARMA ELECTRIC
Kelas Kelas 2

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Distribusi PLTH Bayu Baru


Sistem distribusi pada dasarnya adalah sistem penyalur energi listrik
siap pakai dari baterai penyimpanan ke beban. Sebelum dari sistem
distribusi tegangan AC 220V mula-mula adalah tegangan DC, tetapi pada
saluran transmisi tegangan dirubah. Perubahan ini dikarenakan kebutuhan
beban adalah tegangan AC. Alat yang berfungsi sebagai pengubah
tegangan DC ke AC yaitu Inverter.
Sistem ini memungkinkan energi listrik dapat tersalurkan ke beban.
Karena pada sistem ini penyaluran energi listrik dari PLTH selalu dicek,
pengecekkan dilakukkan secara manual menggunakan clamp meter.
Pengontrolan ini dilakukan agar tegangan tersimpan di baterai dengan
penggunaan beban selalu dalam tingkat normal.
Karena sistem distribusi berhubungan langsung dengan beban, maka
sistem ini bisa dikatakan tidak boleh mati. Sistem distribusi dilengkapi
dengan Inverter cadangan, Inverter cadangan berfungsi untuk membantu
apabila jika Inverter yang digunakan mengalami kerusakan.
Sistem distribusi yang ada di PLTH Bayu Baru menggunakan
jaringan distribusi pola radial. Jaringan distribusi pola radial yaitu jaringan
yang setiap saluran primernya hanya mampu menyalurkan daya dalam satu
arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk melayani daerah dengan
tingkat kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada
kesederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi yang rendah. Adapun
kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka semua
beban saluran tersebut akan ikut padam sampai gangguan tersebuat dapat
diatasi.
4.1.1 Grup Pembangkit Energi Listrik PLTH Bayu Baru
Produksi listrik pada PLTH Bayu Baru dibagi menjadi dua grup

21
dengan masing-masing grup terdiri dari sistem pembangkit turbin angin
dan panel surya, serta kapasitas daya yang berbeda dapat ditunjukkan pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Grup pembangkit energi listrik (PLTH Bayu baru, 2019)
Jumlah
Jenis Pembangkit Jumlah Unit
Daya
Turbin Angin 1
4 Unit 4 KW
KW/48V (Lattice)
Sistem
20 unit
48 V Panel Surya 2 2 KWP
@100WP/24V
Grup KWP/48V
Timur Turbin Angin 2,5
2 Unit 5 KW
KW/240V (Lattice)
Turbin Angin 10
1 Unit 10 KW
KW/240V (Lattice)

Sistem Turbin Angin 10


1 Unit 10 KW
240 V KW/240V (Lattice)
Turbin Angin
5 KW/240V 1 Unit 5 KW
(Tri Angle)
Panel Surya 20 Unit
2 KWP
2 KWP/240V @100WP/12V
Sistem Turbin Angin
20 Unit 20 KW
Grup 240 V 1 KW/240V
Barat Sistem Panel Surya 150 Unit
15 KWP
240 V 15 KWP/240V @100WP/12V
Grup Sistem Panel Surya 48 Unit
10,5 KWP
KKP 48 V 10,5 KWP/48V @220WP/24V
Total Pembangkit Energi Listrik 83,5 KW

4.1.2 Penyimpanan Energi listrik


Baterai bank pada PLTH Bayu Baru dibagi menjadi dua jenis dalam
tiga grup dengan masing – masing grup memiliki kapasitas penyimpanan
serta tegangan kerja yang berbeda. Kapasitas penyimpanan serta tegangan
kerja pada masing – masing grup secara rinci dapat ditunjukkan pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Penyimpanan energi listrik (PLTH Bayu Baru, 2019)

22
Jumlah
Battery (ACCU) Kapasitas Jumlah (Ah)
Unit

Grup Barat 100Ah/12V (basah) 20 Unit 100Ah/240V


Sistem 240V 180Ah/12V (basah) 40 Unit 360Ah/120V

Grup Timur 120 Ah/12V


40 Unit 240 Ah/240V
Sistem 240V (kering)
Grup KKP
1000Ah/2V(kering) 48 unit 2000 Ah/48V
Sistem 48V
Total Penyimpanan Energi Listrik 2700 Ah

4.1.3 Inverter
Inverter yang ada di PLTH Bayu Baru ada beberapa jenisnya seperti
240 V dan 48 V, berikut jenis inverter yang dipakai di PLTH Bayu Baru
ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jenis Inverter
Jumlah Jumlah
Jenis Inverter
Unit Daya
Inverter 240V
1 Unit 15 KW
15 KW (1 phase)
Inverter 240V
1 Unit 5 KW
5 KW (1 phase)
Inverter 48V
3 Unit 10,5 KW
3,5 KW (1 phase)
Inverter 48V
1 Unit 2 KW
2 KW (1 phase)
Total Daya 32,5 KW

4.1.4 Pemanfaatan Energi


Listrik yang dihasilkan PLTH Bayu Baru dimanfaatkan untuk
memenuhi berbagai keperluan di sekitar obyek wisata pantai baru seperti
warung dan penerangan jalan umum serta di PLTH sendiri dengan beban
yang bervariasi. Adapun beberapa deskripsi tersebut dapat ditunjukkan
dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pemanfaatan Energi Listrik


Beban Jenis Beban Jumlah Daya
Lampu, AC, Kipas Angin,
Kantor 2500 Watt
Dispenser, dll

23
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Barat)
Warung Kuliner
19 Warung 1200 Watt
(Grup Timur)
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Tengah)
Penerangan Jalan Umum
60 Titik Lampu 1000 Watt
(PJU)
Pompa Air 1 Unit 900 Watt
Total Daya 8000 Watt

4.1.5 KWH Meter


KWH meter berguna untuk menghitung total daya yang terpakai,
KWH meter yang digunakan di PLTH Bayu Baru masih berjenis analog.
Terdapat 1 unit KWH meter per-satu grup beban. Gambar 4.1
menunjukkan KWH meter di PLTH Bayu Baru.

Gambar 4.1 KWH Meter


(Sumber : Dokumen pribadi)

4.2 Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu Baru


Cara kerja sistem distribusi di PLTH Bayu Baru yaitu dengan
menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke beban. Penyaluran energi
listrik pusat atau pembangkit ke beban disalurkan melalui box kontrol
distribusi. Tegangan beban dari kontrol distribusi kemudian masuk ke
KWH meter. Dari KWH meter disalurkan langsung ke beban yaitu

24
penerangan jalan umum dan warung kuliner grup barat, timur, dan tengah
di sekitar Pantai Baru.
Inverter bekerja non-stop dengan pengawasan penuh dari petugas.
Pada siang hari inverter dapat bekerja dengan maksimal karena tegangan
baterai stabil dikarenakan sumber energi listrik dari photo voltaic
melimpah. Namun, pada saat malam hari inverter sering kali kekurangan
tegangan baterai karena sumber tegangan yang masuk ke baterai hanya
bersumber dari turbin angin. Untuk mengantisipasi kekurangan daya,
petugas akan megurangi beban pemakaian tegangan listrik yang tidak
terpakai. Dengan begitu tegangan output dari inverter akan stabil.
Inverter cadangan pada sistem distribusi hanya melalui switch yang
terhubung ke handle switch. Jadi, jika ada kerusakan pada inverter utama
maka petugas akan memindahkan tuas cam starter ke posisi inverter
cadangan. Inverter cadangan berbeda dayanya dengan inverter tetap.
Inverter tetap dayanya yaitu sebesar 15 KW sedangkan untuk inverter
cadangan total dayanya yaitu 3,5 KW. Untuk tegangan dari inverter 15
KW yaitu sebesar 120 V dan untuk yang berkapasitas 3,5 KW bertegangan
48 V. Berikut blok diagram cara kerja sistem distribusi PLTH Bayu Baru
ditampilkan pada gambar 4.2.

Terminal
Handle Box
Baterai Kontrol Inverter Beban
Switch Distribusi
DC

Gambar 4.2 Blok Diagram Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu
Baru

4.3 Pengawasan Sistem Distribusi


Pengawasan pada sistem distribusi yaitu pengawasan tegangan dan arus
baterai dan arus yang didistribusikan ke beban. Pengawasan dilakukan dengan
cara manual yaitu dengan menggunakan alat Digital Clamp Meter dan Digital
Multimeter. Pengecekkan meliputi tegangan dan arus baterai, serta arus yang
didistribusikan ke beban, model dari pengawasan ini adalah menyimpan data per-
satuan waktu, dalam hal ini biasanya pengecekkan dilakukkan dalam waktu per 30

25
menit. Gambar 4.3 menunjukkan cara pengecekkan arus menggunakan clamp
meter di PLTH Bayu Baru.

Gambar 4.3 KWH Meter


(Sumber : Dokumen pribadi)

4.3.1 Kapasitas Daya Baterai


Kapasitas daya baterai adalah jumlah daya listrik yang mampu
oleh baterai dan dinyatakan di dalam Ampere per-jam. Pada sistem
penyimpanan 48 Volt PLTH Bayu Baru menggunakan baterai sel kering
dengan kapasitas 1000 Ah tegangan sel 2 Volt yang disusun seri –
paralel sehingga menghasilkan baterai dengan kapasitas 2000 Ah dengan
tegangan 48 Volt.
Dari kapasitas penyimpanan baterai serta tegangan kerja baterai
tersebut dapat diketahui kapasitas daya yang tersimpan di dalam baterai.
kapasitas daya yang tersimpan pada baterai = kapasitas baterai ×
tegangan kerja baterai, sehingga diperoleh perhitungan daya sebagai
berikut.

26
Kapasitas Daya = Kapasitas baterai × tegangan baterai
= 2000 Ah × 48 V
= 96000 VAh
Dari perhitungan di atas, didapatkan kapasitas penyimpanan daya
baterai sebesar 96000 VAh, artinya baterai tersebut dapat menyimpan
daya listrik yang dapat digunakan untuk mensuplai beban dengan daya
sebesar 96000 VAh selama 1 jam.

Apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik selama 24


jam maka didapatkan rata-rata daya yang mampu disuplai sebagai
berikut:
Daya rata-rata = Kapasitas daya / waktu operasi
= 96000 VAh / 24 h
= 4000 VA
Berdasarkan perhitungan di atas, daya baterai yang dapat disalurkan
ke beban selama 24 jam secara kontinyu hingga daya habis adalah 4000
VA. Namun di dalam sistem pembangkit listrik penggunaan daya baterai
tidak mencapai titik nol atau daya baterai benar-benar habis, hal ini
bertujuan untuk menjaga baterai agar masa pakai baterai lebih panjang,
karena baterai yang sering dioperasikan pada tegangan under voltage
dapat mengakibatkan kerusakan pada sel baterai.
4.3.2 Daya Masuk Baterai
Daya listrik diperoleh dari pembangkit berupa panel surya dan turbin
angin, akan tetapi pada saat itu hanya panel surya yang bisa digunakan
dikarenakan turbin angin sedang dalam tahap perbaikan atau maintenance.
Panel surya yang digunakan adalah panel surya 24 Volt dengan output
maksimal adalah 220 Watt. Array panel sistem 48 Volt terdiri dari 48 unit
panel surya dengan hubung seri 2 panel surya dan hubung paralel 24 panel
surya.
Daya maksimal yang mampu dihasilkan panel surya dapat dihitung

27
dengan rumus berikut.
Daya = jumlah panel surya × daya panel surya
= 48 × 220 VA
= 10560 VA
Di dalam satu hari, pembangkit listrik tenaga surya pada PLTH bayu baru
mendapatkan penyinaran matahari rata-rata selama 8 jam. Sehingga daya
listrik yang mampu dihasilkan dalam satu hari dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut.
Daya Total = Daya × waktu
= 10560 VA × 8 h
= 84480 VAh
Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah daya yang mampu
dihasilkan pembangkit listrik tenaga matahari PLTH bayu baru dengan
sistem 48 Volt sebesar 84480 VAh. Namun pada kenyataannya jumlah
daya yang mampu dihasilkan panel surya tergantung intensitas cahaya
matahari yang diterima panel surya, sehingga jumlah daya harian yang
dihasilkan selalu mengalami perubahan.

4.3.3 Daya Keluar


Daya keluar adalah daya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga
surya yang siap didistribusikan kepada pelanggan. Daya keluar merupakan
daya yang mampu disimpan baterai dikalikan dengan efisiensi inverter.
Pada pembangkit listrik tenaga matahari bayu baru ini menggunakan pure
sine wave inverter dengan efisiensi mencapai 90%. Daya keluar yang
mampu dihasilkan pembangkit listrik tenaga surya sistem 48 Volt ini dapat
diketahui dengan perhitungan sebagai berikut.
Daya keluar = Daya baterai × Efisiensi inverter
= 96000 VAh × 90%
= 86400 VAh
Daya rata- rata yang mampu disalurkan baterai dalam 24 jam adalah
sebagai berikut.
Daya rata-rata = Daya keluar / 24 jam
= 86400 VAh / 24h

28
= 3600 VA
Karena pada sistem 48 Volt pembangkit listrik ini menggunakan
inverter 3,5 KVA sejumlah 3 unit maka lama operasi sistem pembangkit
dengan daya maksimal dapat dihitung sebagai berikut.
Lama operasi = Daya baterai / daya inverter
= 86400 VAh / (3500 VA x 3)
= 8, 23 h
Namun demikian proses produksi listrik tidak dapat mencapai waktu
sesuai perhitungan yang diperoleh di atas, hal ini disebabkan karena terjadi
penurunan tegangan seiring dengan berkurangnya kapasitas daya yang
tersimpan di dalam baterai. Sedangkan inverter yang digunakan pada
pembangkit listrik tenaga surya PLTH mempunyai jangkauan tegangan
kerja yang terbatas, sekurang – kurangnya nominal tegangan masukan
inverter adalah 5 Volt dari tegangan kerja dan maksimal tegangan
masukan adalah 10 volt. Jika dinyatakan dalam Volt maka inverter
beroperasi pada tegangan masukan yaitu sebesar 43-58 Volt.

4.3.4 Efisiensi Charging


Di dalam proses pengisian daya baterai, arus listrik mengalir dari
tegangan yang lebih tinggi menuju ke tegangan yang lebih rendah.
Sehingga agar terjadi pengisian daya pada baterai maka tegangan yang
dihasilkan sumber pembangkit harus lebih besar dari tegangan baterai agar
terjadi aliran arus listrik menuju baterai. Kemampuan sumber pembangkit
di dalam menyediakan tegangan untuk charging baterai cukup baik.
Semakin tinggi beda potensial sumber pembangkit dan baterai maka
semakin besar arus yang mengalir menuju baterai, dan tegangan pada
panel surya akan mengalami penerunan dari nominal tegangan open
circuit tetapi dalam nominal yang lebih tinggi dari pada tegangan baterai.
Jumlah produksi daya listrik pembangkit listrik tenaga surya PLTH Bayu
Baru yang tercatat selama pengambilan data pada saat penelitian dapat
disajikan dalam bentuk tabel yang dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5

29
sampai 4.9.

Tabel 4.5 Data pengamatan hasil input daya pada Selasa, 1 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 20,44 19,9 1.099,672 1.070,62 2.170,292
2 08.30 53,9 16,55 18,51 892,045 997,689 1.889,734
3 09.00 54,8 14,61 18,73 800,628 1.026,404 1.827,032
4 09.30 55,6 14,69 20,29 816,764 1.128,124 1.944,888
5 10.00 53,2 28,35 29,87 1.508,22 1.589,084 1.508,22
6 10.30 53,6 28,57 31,2 1.531,352 1.672,32 3.203,672
7 11.00 55 27,89 25,5 1.533,95 1.402,5 2.936,45
8 11.30 54,5 30,11 20,11 1.640,995 1.095,995 2.736,99
9 12.00 54,6 28,96 32,37 1.581,216 1.767,402 3.348,618
10 12.30 54,9 29 24,98 1.592,1 1.371,402 2.963,502
11 13.00 55,6 29,67 26,15 1.649,652 1.453,94 3.103,592
12 13.30 54 25,11 21,11 1.355,94 1.139,94 2.495,88
13 14.00 54,6 24,78 17,13 1.352,988 935,298 2.288,286
14 14.30 53,54 26,87 15,87 1.438,62 849,6798 2.288,2996
15 15.00 51,8 27,11 13,63 1.404,298 706,034 2.110,332
16 15.30 51 21,19 9,11 1.080,69 464,61 1.545,3
17 16.00 51 24,03 8,08 1.225,53 412,08 1.637,61
Jumlah 39.998,6976

Tabel 4.6 Data pengamatan hasil input daya pada Rabu, 2 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 52,8 16,05 17,84 847,44 941,952 1.789,392
2 08.30 54,11 14,72 21,99 796,4992 1.189,879 1.986,3781
3 09.00 54,5 14,33 21,28 780,985 1.159,76 1.940,745
4 09.30 54,25 18 18,11 976,5 982,4675 1.958,9675
5 10.00 55 18,33 18,53 1.008,15 1.019,15 2.027,3
6 10.30 55,41 21,27 18,22 1.178,571 1.009,57 2.188,1409
7 11.00 55,2 17,04 20,81 940,608 1.148,712 2.089,32
8 11.30 55,81 16,11 26,11 899,0991 1.457,199 2.356,2982
9 12.00 55,6 16,22 26,2 901,832 1.456,72 2.358,552
10 12.30 54,31 16,69 19,28 906,4339 1.047,097 1.953,5307
11 13.00 53,8 16,28 28,56 875,864 1.536,528 2.412,392
12 13.30 54,81 21,47 19,24 1.176,771 1.054,544 2.231,3151
13 14.00 53,4 18,93 25,01 1.010,862 1.335,534 2.346,396
14 14.30 53,8 17,96 22,85 966,248 1.229,33 2.195,578
15 15.00 54,2 17,86 20,35 968,012 1.102,97 2.070,982
16 15.30 51,3 19,3 18,51 990,09 949,563 1.939,653

30
17 16.00 50,1 24,01 18,41 1.202,901 922,341 2.125,242
Jumlah 33.844,9405

Tabel 4.7 Data pengamatan hasil input daya pada Kamis, 3 Oktober
2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,2 18,16 18,68 966,112 993,776 1.959,888
2 08.30 50,31 16,43 21,24 826,5933 1.068,584 1.895,1777
3 09.00 54,3 20,76 16,97 1.127,268 921,471 2.048,739
4 09.30 53,9 19,81 17,11 1.067,759 922,229 1.989,988
5 10.00 55,2 20,29 17,07 1.120,008 942,264 2.062,272
6 10.30 54,9 15,91 19,21 873,459 1.054,629 1.928,088
7 11.00 55,1 16,45 20,98 906,395 1.155,998 2.062,393
8 11.30 55 21,81 20,35 1.199,55 1.119,25 2.318,8
9 12.00 54,2 18,63 21,02 1.009,746 1.139,284 2.149,03
10 12.30 54,1 19,91 21,51 1.077,131 1.163,691 2.240,822
11 13.00 54,3 15,62 26,15 848,166 1.419,945 2.268,111
12 13.30 55,2 17,54 21,57 968,208 1.190,664 2.158,872
13 14.00 54,7 17,14 20,13 937,558 1.101,111 2.038,669
14 14.30 56 13,96 25,21 781,76 1.411,76 2.193,52
15 15.00 54,3 18,5 22,8 1.004,55 1.238,04 2.242,59
16 15.30 55,4 16,84 6,11 932,936 338,494 1.271,43
17 16.00 54,8 17,09 6,22 936,532 340,856 1.277,388
Jumlah 34.105,7777

Tabel 4.8 Data pengamatan hasil input daya pada Jumat, 4 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 17,55 18,28 944,19 983,464 1.927,654
2 08.30 55,5 14,7 17,85 815,85 990,675 1.806,525
3 09.00 55,5 17,06 19,26 946,83 1.068,93 2.015,76
4 09.30 55 17,11 16,11 941,05 886,05 1.827,1
5 10.00 55,4 16,08 12,65 890,832 700,81 1.591,642
6 10.30 55,11 17,15 18,25 945,1365 1.005,758 1.950,894
7 11.00 55 18,63 19,36 1.024,65 1.064,8 2.089,45
8 11.30 54,31 14,19 23,35 770,6589 1.268,139 2.038,7974
9 12.00 51,4 21,2 21,35 1.089,68 1.097,39 2.187,07
10 12.30 51,2 19,21 25,25 983,552 1.292,8 2.276,352
11 13.00 51 18,76 27,56 956,76 1.405,56 2.362,32
12 13.30 53,9 18,87 25,61 1.017,093 1.380,379 2.397,472
13 14.00 57,5 19,5 20,23 1.121,25 1.163,225 2.284,475

31
14 14.30 55,11 16,8 21,11 925,848 1.163,372 2.089,2201
15 15.00 55,4 19,98 19,12 1106,892 1.059,248 2.166,14
16 15.30 51,11 20,61 13,87 1053,377 708,8957 1.762,2728
17 16.00 50,2 19,54 15,84 980,908 795,168 1.776,076
Jumlah 34.549,2203
Tabel 4.9 Data pengamatan hasil input daya pada Senin, 7 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 49,6 18,37 19,73 911,152 978,608 1.889,76
2 08.30 49,3 18,5 15,98 912,05 787,814 1.699,864
3 09.00 54,7 17,73 17,24 969,831 943,028 1.912,859
4 09.30 55,8 14 13,76 781,2 767,808 1.549,008
5 10.00 54,6 16,24 19,22 886,704 1.049,412 1.936,116
6 10.30 55,9 19,11 18,5 1.068,249 1.034,15 2.102,399
7 11.00 54,3 19 19,62 1.031,7 1.065,366 2.097,066
8 11.30 55,9 18,34 19,11 1.025,206 1.068,249 2.093,455
9 12.00 55,2 15,93 19,31 879,336 1.065,912 1.945,248
10 12.30 56 12,87 17,33 720,72 970,48 1.691,2
11 13.00 55,9 14,81 18,85 827,879 1.053,715 1.881,594
12 13.30 55,94 14,85 19,11 830,709 1.069,013 1.899,7224
13 14.00 55,8 14,89 19,94 830,862 1.112,652 1.943,514
14 14.30 53,5 14,02 20,53 750,07 1.098,355 1.848,425
15 15.00 54,6 17,87 28,32 975,702 1.546,272 2.521,974
16 15.30 54,9 17,22 19,98 945,378 1.096,902 2.042,28
17 16.00 51,2 16,5 5,84 844,8 299,008 1.143,808
Jumlah 32.198,2924

Dari data di atas didapatkan rata-rata daya yang diperoleh dari


sumber pembangkit sebesar 34939,39 VAh. Sedangkan kapasitas daya
yang mampu disimpan di dalam baterai adalah 96000VAh, sehingga
efisiensi daya baterai dapat dihitung melalui rumus berikut.

daya masuk
Efisiensi pengisian daya= ×100 %
kapasitas daya masuk

34.939VAh
¿
96.000VAh

¿ 36,35 %

32
Berdasarkan perhitungan di atas, efisiensi pengisian daya baterai
hanya mencapai 36,35% dari kapasitas daya baterai. Persentase tersebut
merupakan persentase rata-rata efisiensi pengisian daya baterai. Jumlah
energi listrik yang mampu diproduksi setiap hari selalu mengalami
perubahan, hal ini disebabkan karena produksi energi listrik mengandalkan
ketersedian sumber energi berupa cahaya matahari dan angin. Sedangkan
cahaya matahari sendiri dapat mengalami perubahan intensitas dalam
waktu yang sangat cepat, yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah awan yang menghambat pancaran sinar matahari dan
obyek yang berada di sekitar panel surya yang menghalangi cahaya
matahari.

4.3.5 Efisiensi Discharge


Daya yang tersimpan di dalam baterai tidak dapat digunakan secara
total untuk menyuplai beban listrik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
yang diantaranya adalah batas bawah input inverter yaitu 5 Volt dari
tegangan kerja sistem. Serta untuk menjaga baterai agar tidak terjadi
undervoltage yang dapat menyebabkan kerusakan pada baterai maka
pemakaian daya baterai dibatasi. Dan selanjutnya adalah sebagai antisipasi
terjadinya drop daya yang disebabkan penurunan kapasitas baterai seiring
bertambahnya usia pemakaian baterai yang menyebabkan sel di dalam
baterai mengalami penurunan fungsi yang berakibat pada berkurangnya
kapasitas penyimpanan daya pada baterai.
Persentase penggunaan daya baterai yang digunakan untuk
menyuplai beban dibandingkan dengan kapasitas penyimpanan daya
baterai dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.

kebutuhan daya pelanggan


Penggunaan daya baterai= ×100 %
kapasitas daya baterai

33
Berdasarkan data yang diperoleh penulis pada saat penelitian,
perbedaan beban listrik yang tercatat pada KWh meter selama 5 hari
dengan dinamika pengunjung pantai serta kondisi cuaca dapat
digambarkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 hasil daya pelanggan yang tercatat pada KWh meter
Beban
No Hari Grup Kemarin Hari Ini Total
Selasa, 1 Grup Timur 16.842,3 16.850,6 8,3
1 Oktober Grup Tengah 17.205,7 17.214,5 8,8
2019 Grup Barat 11.344,5 11.346,1 1,6
Total KWh 18,7

Rabu, 2 Grup Timur 16.850,6 16.858,6 8


2 Oktober Grup Tengah 17.214,5 17.224,9 10,4
2019 Grup Barat 11.346,1 11.350,1 4
Total KWh 22,4

Kamis, 3 Grup Timur 16.858,6 16.867 8,4


3 Oktober Grup Tengah 17.224,9 17.235,1 10,2
2019 Grup Barat 11.350,1 11.352,7 2,6
Total KWh 21,2

Jumat, 4 Grup Timur 16.867 16.873,9 6,9


4 Oktober Grup Tengah 17.235,1 17.245,6 10,5
2019 Grup Barat 11.352,7 11.355,5 2,8
Total KWh 20,2

5 Senin, 7 Grup Timur 16.873,9 16.878,9 5


Oktober Grup Tengah 17.245,6 17.254,1 8,5
2019 Grup Barat 11.355,5 11.358,3 2,8
Total KWh 16,3

Dari Tabel 4.10 tersebut didapatkan konsumsi daya sebesar 19,76


KWh dari data rata-rata penggunaan pelanggan dengan konsumsi daya
listrik terendah pada tanggal 7 Oktober 2019 sebesar 16,3 KWh dan
konsumsi daya listrik tertinggi pada tanggal 2 Oktober 2019 sebesar 22,4
KWh. Sehingga efisiensi penggunaan energi listrik yang disimpan baterai
dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

34
daya keluar rata−rata
Penggunaan daya rata−rata= ×100 %
kapasitas daya baterai
19.760VAh
¿ ×100 % ¿ 20,58 %
96.000VAh
daya keluar minimum
Penggunaan daya minimum= ×100 %
kapasitas daya baterai

16.300VAh
¿ ×100 %
96.000VAh
¿ 16,97 %

daya keluar minimum


Penggunaan daya maksimum= × 100 %
kapasitas daya baterai
22.400VAh
¿ ×100 %
96.000VAh
¿ 23,33 %
Dari hasil perhitungan rumus tadi diketahui efisiensi penggunaan
daya baterai rata – rata adalah 20,58% dari total kapasitas penyimpanan
daya baterai yang mencapai 96000VAh. Dengan demikian, sisa kapasitas
daya baterai dari penggunaan daya rata-rata sebesar 76240 VAh dapat
dicadangkan untuk memenuhi kebutuhan daya apabila produksi daya
listrik mengalami penurunan yang diakibatkan cuaca mendung serta dapat
digunakan untuk memperpanjangkan masa pakai sistem, karena kapasitas
real baterai selalu mengalami penurunan

35
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktik yang dilakukan di PLTH Bayu Baru selama
satu bulan terhitung dari 1 Oktober – 1 November 2019 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pendistribusian listrik dari pembangkit ke beban melalui beberapa
tahapan. Diantaranya adalah konversi tegangan yang mulanya dari
tegangan DC ke tegangan AC. Perangkat pada sistem dstribusi yang
berfungsi merubah tegangan DC ke AC adalah inverter.
2. Tegangan masukan inverter bersumber dari baterai penyimpanan dengan
jenis tegangan DC, kemudian inverter akan merubah tegangan baterai
sesuai dengan tegangan beban yaitu tegangan AC. Setelah melewati
inverter, kemudian tegangan AC disalurkan ke box kontrol distribusi yang
membagi tegangan inverter ke masing-masing beban.
3. Pengawasan pada sistem distribusi meliputi pengawasan tegangan dan arus
baterai (tegangan DC), tegangan dan arus inverter (tegangan AC).
Pengawasan dilakukan secara manual dengan rentang waktu satu kali dalam
setengah jam.
4. Sistem Pendistribusian listrik di PLTH Bayu Baru dibagi pendistribusiannya
menjadi 3 yaitu Grup Tengah, Grup Timur dan pompa air.
5. Sistem Penyimpanan Baterai Aki di Grup KKP tersebut terdiri dari 48 unit aki
dengan kapasitas perunit adalah 1000Ah/2V dengan jumlah 2000 Ah.
6. Jika tegangan baterai tidak mencukupi untuk diolah inverter maka keluaran
inverter yang masuk ke beban akan dikurangi, pengurangan tegangan beban
inverter adalah dengan menonaktifkan suplai listrik ke grup tertentu.
7. Efisiensi pengisian daya baterai pada pembangkit listrik tenaga surya di
PLTH Bayu Baru sebesar 36,35%, dengan rata-rata daya yang dihasilkan
panel surya sebesar 34939,39 VAh.

8. Efisiensi penggunaan daya baterai yang digunakan untuk memenuhi


kebutuhan listrik pelangan rata-rata sebesar 26,70%, dengan penggunaan
daya pelanggan rata-rata sebesar 25640 VAh.
9. Dengan adanya sisa daya rata-rata sebesar 9300VAh, maka sistem pada
pembangkit listrik tenaga surya tersebut sudah mampu mencukupi
kebutuhan listrik pelanggan.

Saran
Setelah dilakukannya kerja praktik peneliti memiliki beberapa saran
yaitu:
1. Sebelum terlaksananya kerja praktik sebaiknya mempelajari terlebih dahulu
komponen-komponen serta peralatan yang akan digunakan di dalam kerja
praktik, agar pada saat pelaksanaan kerja praktik tidak terkendala dalam
pengoperasian terhadap perlengkapan yang digunakan.
2. Dari pengalaman peneliti selama kerja praktik di PLTH Pantai Baru, pihak
PLTH hanya memberikan sedikit penjelasan dari penelitian yang diajukan
mahasiswa kerja praktik. Saran penulis, mahasiswa yang melakukan kerja
praktik harus lebih aktif bertanya kepada pembimbing lapangan maupun
karyawan-karyawan lain di PLTH agar hasil laporan kerja praktik lebih nyata
dan akurat.
3. Bagi mahasiswa yang mengambil kerja praktik di PLTH sebaiknya melakukan
riset ataupun penelitian di lapangan sendiri yang lebih banyak agar
diperoleh hasil yang lebih nyata. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan
hal tersebut, bisa melakukan riset melalui jurnal ataupun laporan-laporan
sebelumnya karena di PLTH melakukan semua kegiatan yang membuat
berkurangnya informasi yang diperoleh dalam permasalahan penelitian
yang diambil.

37
DAFTAR PUSTAKA

Puspitaningsih Rahayu, Yusmiana. (2014). Pengembangan Pembangkit Listrik


Tenaga Hybrid Di Wilayah Pesisir Pantai Pandansimo, Bantul. Tesis,
Bandung: Magister Ilmu Lingkungan, UPB.

Suswanto, Daman. (2010, November 25). Sistem Distribusi Tenaga Listrik.


September 14, 2016.
https://daman48.wordpress.com/2010/11/25/14/.

Prihanto,, T. A., & Winardi, B. (2014). Sistem Penyimpanan Baterai Dan


Pendistribusian Energi Listrik PLTH Pantai Bayu Baru Bantul.

Sianipar, R. (2014). Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. ISSN


1412-0372.

Wijanarko, W. (2016). Efisiensi Charge And Dicharge Baterai Pada Pembangkit


Listrik Tenaga Hibrid Pantai Baru. 145/L-kp/PLTH B.B/2016.

38
1

Anda mungkin juga menyukai