PENDAHULUAN
membangun PLTH Bayu Baru Kabupaten Bantul sebagai salah satu perwujudan
energi terbarukan masa depan yang berbasis energi angin dan surya yang dikelola
di bawah pemerintah kabupaten Bantul.
Dari ulasan tersebut penulis mengambil judul: “Sistem Penyaluran Listrik
Di PLTH Pantai Baru, Pandansimo, Bantul.”
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
di pembangkit maupun workshop karena uang yang dikumpulkan dari daya dan
biaya perawatan tidak cukup untuk menutupi biaya semua itu.
Ketua PLTH
PLTH Workshop
Wijiyo
Hanindiyo
2. Wakil
Bersama-sama ketua bertanggung jawab dari segala proses, dan
membantu ketua menyusun rencana di PLTH Bayu Baru, juga membantu
dalam pengambilan keputusan/kebijakan.
3. Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas yang berperan penting dalam membantu
dalam hal Direksi, dan juga membuat jadwal mingguan di PLTH Bayu
Baru.
4. Bendahara
Bendahara memiliki tugas mengatur keuangan perusahaan dan
bertanggung jawab membuat rencana anggaran pengeluaran perusahaan di
PLTH Bayu Baru.
5. Teknisi
Teknisi adalah orang yang menguasai bidang teknologi tertentu
yang lebih banyak memahami teori bidang tersebut seperti insinyur.
Umumnya mereka lebih menguasai teknik dibandingkan orang yang
lainnya, atau yang profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat
menengah atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh
teknisi untuk menjadi ahli dalam hal peralatan atau keahlian tertentu. Ini
bisa menjadi bagian proses (manufaktur) yang lebih besar.
8
Berikut gambar 2.2 dibawah yang menunjukkan denah kincir yang berada pada
PLTH Pantai Baru.
Gambar 2.2 Sistem Instalasi Kincir Angin PLTH Bayu Baru, Sebelah
Kiri Kincir Angin Grup 1 atau Grup Barat, dan Sebelah Kanan Kincir
Angin Grup 2 atau Grup Timur.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Sistem elektrik dari kedua grup pada Gambar 2.2 diintegrasikan
menjadi satu sistem. Keluaran dari PV dan Kincir Angin pada grup 1 dan 2
diubah menjadi tegangan DC oleh sistem kontrol untuk dimasukkan ke
baterai. Namun untuk PV di grup 2 memiliki baterai dan inverter sendiri,
sehingga terpisah dari sistem utama. Sistem utama memiliki baterai dan
inverter yang menerima pasokan dari grup 1 yakni Kincir Angin kapasitas
maksimal 21 kw dan Panel Surya 15 kw, serta grup 2 dari Kincir Angin
kapasitas maksimal 29 kw, berupa 1x10 kw, 6x2,5 kw, 4x1 kw dan PV
dengan kapasitas 2 kW.
9
Berikut gambar 2.3 yang menunjukkan batu nama yang berada pada PLTH
Pantai Baru dan gambar 2.4 yang menunjukkan lokasi PLTH Pantai Baru.
Gambar 2.3 Batu Nama PLTH Bayu Baru Pantai Baru, Ngentak,
Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
10
2.3 Unit Usaha
1. Monitoring data dan perawatan komponen
Kegiatan yang dilakukan di PLTH adalah monitoring, perawatan,
perbaikan. Monitoring harian berupa input dan output data yang dihasilkan
dari panel surya dan kincir angin, serta monitoring data KWH. Perawatan
berupa pengecekan komponen secara berkala pada komponen kontrol,
photovoltaic, kincir angin, baterai maupun komponen lainnya. Perbaikan
dilakukan pada komponen-komponen yang rusak. Kerusakan yang terjadi
bermacam-macam tergantung dari komponen serta tingkat kerusakaannya.
3. Biogas
PLTH Pandansimo tidak hanya menghasilkan listrik saja, tetapi juga
memproduksi biogas, pupuk, dan air. Biogas dihasilkan dari kotoran sapi
yang diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gas yang dapat
digunakan di warung kuliner. Hasil olahan biogas yang lain adalah pupuk
yang digunakan untuk pertanian. PLTH menghasilkan listrik guna
menghidupkan pompa yang digunakan untuk perikanan, pertanian, dan
warung kuliner di daerah pantai baru.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
2) Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengambilan data dengan cara
mengamati secara langsung dan mencatat pada obyek yang dipelajari.
Langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini yaitu pengamatan
langsung di lapangan serta mencatat dan mengumpulkan data. Dari
metode observasi didapat data berupa spesifikasi dari daya listrik, serta
batterai atau aki yang dipakai di PLTH Bayu Baru.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapat dari hasil beberapa
referensi luar yang meliputi jurnal penelitian maupun dari internet. Dalam
memperoleh data sekunder dilakukan dengan menggunakan metode studi
literature. Studi literatur adalah membuat penulisan laporan kerja praktik
dengan mencari berbagai sumber tulisan untuk mendapatkan konsep
teoritis. Salah satunya adalah dengan membaca buku-buku, jurnal
penelitian, artikel-artikel terkait, dan internet.
2. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru agar
karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dimengerti.
3. Analisis data
Analisis data merupakan suatu kegiatan menganalisa data hasil penelitian
yang akan berguna untuk solusi suatu permasalahan yang dapat digunakan
dalam membuat kesimpulan.
4. Pengambilan Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka dapat
diambil kesimpulan bagaimana proses penyaluran di PLTH Bayu Baru
Pandansimo.
Mulai
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis data
Penarikan Kesimpulan
Selesai
14
akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang
akan diukur. Pada Gambar 3.2 dibawah ini menunjukkan gambar tang
ampere.
15
3.2.2 Bahan
Selama melaksanakan kerja praktek di Pembangkit Listrik Tenaga
Hibrid (PLTH) Pantai Baru, menggunakan beberapa bahan penelitian
seperti berikut:
1. Inverter
Energi yang dihasilkan oleh turbin angin berupa tegangan DC kemudian
disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC. Untuk dapat
digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan Inverter untuk
mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50Hz seperti listrik jaringan PLN
di Indonesia.
Inverter yang digunakan di PLTH ada dua sesuai dengan sistem
penyimpanan yang ada. Adapun jenis inverter sebagai berikut :
A. Inverter sistem 240 volt
Pada Gambar 3.4 menunjukkan gambar inverter sistem 240 volt
16
Gambar 3.5 Inverter sistem 48 volt
(Sumber : Dokumen PLTH Bayu Baru)
2. Baterai
Baterai merupakan alat penyimpan energi listrik yang merubah energi
listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Baterai memiliki kelebihan yang
dapat diisi ulang atau melalui proses charging. Baterai di PLTH Bayu Baru
memiliki 2 sistem penyimpanan baterai.
17
yang digunakan pada pembangkit listrik di PLTH grup barat ini adalah
aki basah atau lead acid. Pada baterai memiliki proses pengisian dan
pengosongan (charging atau discharging). Pada Gambar 3.6 dibawah ini
menunjukkan gambar baterai penyimpanan sistem 240 volt dan
Spesifikasi Baterai Sistem 240 V akan ditunjukkan pada tabel 3.2.
18
penyimpanan sistem 48 volt dan Spesifikasi Baterai Sistem 240 V akan
ditunjukkan pada tabel 3.3.
3. Handle Switch
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru terdapat dua
sistem pembangkit yaitu sistem 48 Volt dan 240 Volt, oleh karena itu
diperlukan handle switch untuk mengatur pembangkit yang akan digunakan
untuk menyalurkan energi listrik ke pelanggan. Dengan metode ini, kedua
sistem ini dapat saling melengkapi apabila salah satu sistem belum mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan maka sistem yang lain akan menyuplai
kebutuhan pelanggan. Pada Gambar 3.8 menunjukkan gambar handle switch
dan Spesifikasi handle switch akan ditunjukkan pada tabel 3.3.
19
Gambar 3.8 Handle Switch
(Sumber : Dokumen pribadi)
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
dengan masing-masing grup terdiri dari sistem pembangkit turbin angin
dan panel surya, serta kapasitas daya yang berbeda dapat ditunjukkan pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Grup pembangkit energi listrik (PLTH Bayu baru, 2019)
Jumlah
Jenis Pembangkit Jumlah Unit
Daya
Turbin Angin 1
4 Unit 4 KW
KW/48V (Lattice)
Sistem
20 unit
48 V Panel Surya 2 2 KWP
@100WP/24V
Grup KWP/48V
Timur Turbin Angin 2,5
2 Unit 5 KW
KW/240V (Lattice)
Turbin Angin 10
1 Unit 10 KW
KW/240V (Lattice)
22
Jumlah
Battery (ACCU) Kapasitas Jumlah (Ah)
Unit
4.1.3 Inverter
Inverter yang ada di PLTH Bayu Baru ada beberapa jenisnya seperti
240 V dan 48 V, berikut jenis inverter yang dipakai di PLTH Bayu Baru
ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jenis Inverter
Jumlah Jumlah
Jenis Inverter
Unit Daya
Inverter 240V
1 Unit 15 KW
15 KW (1 phase)
Inverter 240V
1 Unit 5 KW
5 KW (1 phase)
Inverter 48V
3 Unit 10,5 KW
3,5 KW (1 phase)
Inverter 48V
1 Unit 2 KW
2 KW (1 phase)
Total Daya 32,5 KW
23
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Barat)
Warung Kuliner
19 Warung 1200 Watt
(Grup Timur)
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Tengah)
Penerangan Jalan Umum
60 Titik Lampu 1000 Watt
(PJU)
Pompa Air 1 Unit 900 Watt
Total Daya 8000 Watt
24
penerangan jalan umum dan warung kuliner grup barat, timur, dan tengah
di sekitar Pantai Baru.
Inverter bekerja non-stop dengan pengawasan penuh dari petugas.
Pada siang hari inverter dapat bekerja dengan maksimal karena tegangan
baterai stabil dikarenakan sumber energi listrik dari photo voltaic
melimpah. Namun, pada saat malam hari inverter sering kali kekurangan
tegangan baterai karena sumber tegangan yang masuk ke baterai hanya
bersumber dari turbin angin. Untuk mengantisipasi kekurangan daya,
petugas akan megurangi beban pemakaian tegangan listrik yang tidak
terpakai. Dengan begitu tegangan output dari inverter akan stabil.
Inverter cadangan pada sistem distribusi hanya melalui switch yang
terhubung ke handle switch. Jadi, jika ada kerusakan pada inverter utama
maka petugas akan memindahkan tuas cam starter ke posisi inverter
cadangan. Inverter cadangan berbeda dayanya dengan inverter tetap.
Inverter tetap dayanya yaitu sebesar 15 KW sedangkan untuk inverter
cadangan total dayanya yaitu 3,5 KW. Untuk tegangan dari inverter 15
KW yaitu sebesar 120 V dan untuk yang berkapasitas 3,5 KW bertegangan
48 V. Berikut blok diagram cara kerja sistem distribusi PLTH Bayu Baru
ditampilkan pada gambar 4.2.
Terminal
Handle Box
Baterai Kontrol Inverter Beban
Switch Distribusi
DC
Gambar 4.2 Blok Diagram Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu
Baru
25
menit. Gambar 4.3 menunjukkan cara pengecekkan arus menggunakan clamp
meter di PLTH Bayu Baru.
26
Kapasitas Daya = Kapasitas baterai × tegangan baterai
= 2000 Ah × 48 V
= 96000 VAh
Dari perhitungan di atas, didapatkan kapasitas penyimpanan daya
baterai sebesar 96000 VAh, artinya baterai tersebut dapat menyimpan
daya listrik yang dapat digunakan untuk mensuplai beban dengan daya
sebesar 96000 VAh selama 1 jam.
27
dengan rumus berikut.
Daya = jumlah panel surya × daya panel surya
= 48 × 220 VA
= 10560 VA
Di dalam satu hari, pembangkit listrik tenaga surya pada PLTH bayu baru
mendapatkan penyinaran matahari rata-rata selama 8 jam. Sehingga daya
listrik yang mampu dihasilkan dalam satu hari dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut.
Daya Total = Daya × waktu
= 10560 VA × 8 h
= 84480 VAh
Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah daya yang mampu
dihasilkan pembangkit listrik tenaga matahari PLTH bayu baru dengan
sistem 48 Volt sebesar 84480 VAh. Namun pada kenyataannya jumlah
daya yang mampu dihasilkan panel surya tergantung intensitas cahaya
matahari yang diterima panel surya, sehingga jumlah daya harian yang
dihasilkan selalu mengalami perubahan.
28
= 3600 VA
Karena pada sistem 48 Volt pembangkit listrik ini menggunakan
inverter 3,5 KVA sejumlah 3 unit maka lama operasi sistem pembangkit
dengan daya maksimal dapat dihitung sebagai berikut.
Lama operasi = Daya baterai / daya inverter
= 86400 VAh / (3500 VA x 3)
= 8, 23 h
Namun demikian proses produksi listrik tidak dapat mencapai waktu
sesuai perhitungan yang diperoleh di atas, hal ini disebabkan karena terjadi
penurunan tegangan seiring dengan berkurangnya kapasitas daya yang
tersimpan di dalam baterai. Sedangkan inverter yang digunakan pada
pembangkit listrik tenaga surya PLTH mempunyai jangkauan tegangan
kerja yang terbatas, sekurang – kurangnya nominal tegangan masukan
inverter adalah 5 Volt dari tegangan kerja dan maksimal tegangan
masukan adalah 10 volt. Jika dinyatakan dalam Volt maka inverter
beroperasi pada tegangan masukan yaitu sebesar 43-58 Volt.
29
sampai 4.9.
Tabel 4.5 Data pengamatan hasil input daya pada Selasa, 1 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 20,44 19,9 1.099,672 1.070,62 2.170,292
2 08.30 53,9 16,55 18,51 892,045 997,689 1.889,734
3 09.00 54,8 14,61 18,73 800,628 1.026,404 1.827,032
4 09.30 55,6 14,69 20,29 816,764 1.128,124 1.944,888
5 10.00 53,2 28,35 29,87 1.508,22 1.589,084 1.508,22
6 10.30 53,6 28,57 31,2 1.531,352 1.672,32 3.203,672
7 11.00 55 27,89 25,5 1.533,95 1.402,5 2.936,45
8 11.30 54,5 30,11 20,11 1.640,995 1.095,995 2.736,99
9 12.00 54,6 28,96 32,37 1.581,216 1.767,402 3.348,618
10 12.30 54,9 29 24,98 1.592,1 1.371,402 2.963,502
11 13.00 55,6 29,67 26,15 1.649,652 1.453,94 3.103,592
12 13.30 54 25,11 21,11 1.355,94 1.139,94 2.495,88
13 14.00 54,6 24,78 17,13 1.352,988 935,298 2.288,286
14 14.30 53,54 26,87 15,87 1.438,62 849,6798 2.288,2996
15 15.00 51,8 27,11 13,63 1.404,298 706,034 2.110,332
16 15.30 51 21,19 9,11 1.080,69 464,61 1.545,3
17 16.00 51 24,03 8,08 1.225,53 412,08 1.637,61
Jumlah 39.998,6976
Tabel 4.6 Data pengamatan hasil input daya pada Rabu, 2 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 52,8 16,05 17,84 847,44 941,952 1.789,392
2 08.30 54,11 14,72 21,99 796,4992 1.189,879 1.986,3781
3 09.00 54,5 14,33 21,28 780,985 1.159,76 1.940,745
4 09.30 54,25 18 18,11 976,5 982,4675 1.958,9675
5 10.00 55 18,33 18,53 1.008,15 1.019,15 2.027,3
6 10.30 55,41 21,27 18,22 1.178,571 1.009,57 2.188,1409
7 11.00 55,2 17,04 20,81 940,608 1.148,712 2.089,32
8 11.30 55,81 16,11 26,11 899,0991 1.457,199 2.356,2982
9 12.00 55,6 16,22 26,2 901,832 1.456,72 2.358,552
10 12.30 54,31 16,69 19,28 906,4339 1.047,097 1.953,5307
11 13.00 53,8 16,28 28,56 875,864 1.536,528 2.412,392
12 13.30 54,81 21,47 19,24 1.176,771 1.054,544 2.231,3151
13 14.00 53,4 18,93 25,01 1.010,862 1.335,534 2.346,396
14 14.30 53,8 17,96 22,85 966,248 1.229,33 2.195,578
15 15.00 54,2 17,86 20,35 968,012 1.102,97 2.070,982
16 15.30 51,3 19,3 18,51 990,09 949,563 1.939,653
30
17 16.00 50,1 24,01 18,41 1.202,901 922,341 2.125,242
Jumlah 33.844,9405
Tabel 4.7 Data pengamatan hasil input daya pada Kamis, 3 Oktober
2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,2 18,16 18,68 966,112 993,776 1.959,888
2 08.30 50,31 16,43 21,24 826,5933 1.068,584 1.895,1777
3 09.00 54,3 20,76 16,97 1.127,268 921,471 2.048,739
4 09.30 53,9 19,81 17,11 1.067,759 922,229 1.989,988
5 10.00 55,2 20,29 17,07 1.120,008 942,264 2.062,272
6 10.30 54,9 15,91 19,21 873,459 1.054,629 1.928,088
7 11.00 55,1 16,45 20,98 906,395 1.155,998 2.062,393
8 11.30 55 21,81 20,35 1.199,55 1.119,25 2.318,8
9 12.00 54,2 18,63 21,02 1.009,746 1.139,284 2.149,03
10 12.30 54,1 19,91 21,51 1.077,131 1.163,691 2.240,822
11 13.00 54,3 15,62 26,15 848,166 1.419,945 2.268,111
12 13.30 55,2 17,54 21,57 968,208 1.190,664 2.158,872
13 14.00 54,7 17,14 20,13 937,558 1.101,111 2.038,669
14 14.30 56 13,96 25,21 781,76 1.411,76 2.193,52
15 15.00 54,3 18,5 22,8 1.004,55 1.238,04 2.242,59
16 15.30 55,4 16,84 6,11 932,936 338,494 1.271,43
17 16.00 54,8 17,09 6,22 936,532 340,856 1.277,388
Jumlah 34.105,7777
Tabel 4.8 Data pengamatan hasil input daya pada Jumat, 4 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 17,55 18,28 944,19 983,464 1.927,654
2 08.30 55,5 14,7 17,85 815,85 990,675 1.806,525
3 09.00 55,5 17,06 19,26 946,83 1.068,93 2.015,76
4 09.30 55 17,11 16,11 941,05 886,05 1.827,1
5 10.00 55,4 16,08 12,65 890,832 700,81 1.591,642
6 10.30 55,11 17,15 18,25 945,1365 1.005,758 1.950,894
7 11.00 55 18,63 19,36 1.024,65 1.064,8 2.089,45
8 11.30 54,31 14,19 23,35 770,6589 1.268,139 2.038,7974
9 12.00 51,4 21,2 21,35 1.089,68 1.097,39 2.187,07
10 12.30 51,2 19,21 25,25 983,552 1.292,8 2.276,352
11 13.00 51 18,76 27,56 956,76 1.405,56 2.362,32
12 13.30 53,9 18,87 25,61 1.017,093 1.380,379 2.397,472
13 14.00 57,5 19,5 20,23 1.121,25 1.163,225 2.284,475
31
14 14.30 55,11 16,8 21,11 925,848 1.163,372 2.089,2201
15 15.00 55,4 19,98 19,12 1106,892 1.059,248 2.166,14
16 15.30 51,11 20,61 13,87 1053,377 708,8957 1.762,2728
17 16.00 50,2 19,54 15,84 980,908 795,168 1.776,076
Jumlah 34.549,2203
Tabel 4.9 Data pengamatan hasil input daya pada Senin, 7 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 49,6 18,37 19,73 911,152 978,608 1.889,76
2 08.30 49,3 18,5 15,98 912,05 787,814 1.699,864
3 09.00 54,7 17,73 17,24 969,831 943,028 1.912,859
4 09.30 55,8 14 13,76 781,2 767,808 1.549,008
5 10.00 54,6 16,24 19,22 886,704 1.049,412 1.936,116
6 10.30 55,9 19,11 18,5 1.068,249 1.034,15 2.102,399
7 11.00 54,3 19 19,62 1.031,7 1.065,366 2.097,066
8 11.30 55,9 18,34 19,11 1.025,206 1.068,249 2.093,455
9 12.00 55,2 15,93 19,31 879,336 1.065,912 1.945,248
10 12.30 56 12,87 17,33 720,72 970,48 1.691,2
11 13.00 55,9 14,81 18,85 827,879 1.053,715 1.881,594
12 13.30 55,94 14,85 19,11 830,709 1.069,013 1.899,7224
13 14.00 55,8 14,89 19,94 830,862 1.112,652 1.943,514
14 14.30 53,5 14,02 20,53 750,07 1.098,355 1.848,425
15 15.00 54,6 17,87 28,32 975,702 1.546,272 2.521,974
16 15.30 54,9 17,22 19,98 945,378 1.096,902 2.042,28
17 16.00 51,2 16,5 5,84 844,8 299,008 1.143,808
Jumlah 32.198,2924
daya masuk
Efisiensi pengisian daya= ×100 %
kapasitas daya masuk
34.939VAh
¿
96.000VAh
¿ 36,35 %
32
Berdasarkan perhitungan di atas, efisiensi pengisian daya baterai
hanya mencapai 36,35% dari kapasitas daya baterai. Persentase tersebut
merupakan persentase rata-rata efisiensi pengisian daya baterai. Jumlah
energi listrik yang mampu diproduksi setiap hari selalu mengalami
perubahan, hal ini disebabkan karena produksi energi listrik mengandalkan
ketersedian sumber energi berupa cahaya matahari dan angin. Sedangkan
cahaya matahari sendiri dapat mengalami perubahan intensitas dalam
waktu yang sangat cepat, yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah awan yang menghambat pancaran sinar matahari dan
obyek yang berada di sekitar panel surya yang menghalangi cahaya
matahari.
33
Berdasarkan data yang diperoleh penulis pada saat penelitian,
perbedaan beban listrik yang tercatat pada KWh meter selama 5 hari
dengan dinamika pengunjung pantai serta kondisi cuaca dapat
digambarkan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 hasil daya pelanggan yang tercatat pada KWh meter
Beban
No Hari Grup Kemarin Hari Ini Total
Selasa, 1 Grup Timur 16.842,3 16.850,6 8,3
1 Oktober Grup Tengah 17.205,7 17.214,5 8,8
2019 Grup Barat 11.344,5 11.346,1 1,6
Total KWh 18,7
34
daya keluar rata−rata
Penggunaan daya rata−rata= ×100 %
kapasitas daya baterai
19.760VAh
¿ ×100 % ¿ 20,58 %
96.000VAh
daya keluar minimum
Penggunaan daya minimum= ×100 %
kapasitas daya baterai
16.300VAh
¿ ×100 %
96.000VAh
¿ 16,97 %
35
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktik yang dilakukan di PLTH Bayu Baru selama
satu bulan terhitung dari 1 Oktober – 1 November 2019 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pendistribusian listrik dari pembangkit ke beban melalui beberapa
tahapan. Diantaranya adalah konversi tegangan yang mulanya dari
tegangan DC ke tegangan AC. Perangkat pada sistem dstribusi yang
berfungsi merubah tegangan DC ke AC adalah inverter.
2. Tegangan masukan inverter bersumber dari baterai penyimpanan dengan
jenis tegangan DC, kemudian inverter akan merubah tegangan baterai
sesuai dengan tegangan beban yaitu tegangan AC. Setelah melewati
inverter, kemudian tegangan AC disalurkan ke box kontrol distribusi yang
membagi tegangan inverter ke masing-masing beban.
3. Pengawasan pada sistem distribusi meliputi pengawasan tegangan dan arus
baterai (tegangan DC), tegangan dan arus inverter (tegangan AC).
Pengawasan dilakukan secara manual dengan rentang waktu satu kali dalam
setengah jam.
4. Sistem Pendistribusian listrik di PLTH Bayu Baru dibagi pendistribusiannya
menjadi 3 yaitu Grup Tengah, Grup Timur dan pompa air.
5. Sistem Penyimpanan Baterai Aki di Grup KKP tersebut terdiri dari 48 unit aki
dengan kapasitas perunit adalah 1000Ah/2V dengan jumlah 2000 Ah.
6. Jika tegangan baterai tidak mencukupi untuk diolah inverter maka keluaran
inverter yang masuk ke beban akan dikurangi, pengurangan tegangan beban
inverter adalah dengan menonaktifkan suplai listrik ke grup tertentu.
7. Efisiensi pengisian daya baterai pada pembangkit listrik tenaga surya di
PLTH Bayu Baru sebesar 36,35%, dengan rata-rata daya yang dihasilkan
panel surya sebesar 34939,39 VAh.
Saran
Setelah dilakukannya kerja praktik peneliti memiliki beberapa saran
yaitu:
1. Sebelum terlaksananya kerja praktik sebaiknya mempelajari terlebih dahulu
komponen-komponen serta peralatan yang akan digunakan di dalam kerja
praktik, agar pada saat pelaksanaan kerja praktik tidak terkendala dalam
pengoperasian terhadap perlengkapan yang digunakan.
2. Dari pengalaman peneliti selama kerja praktik di PLTH Pantai Baru, pihak
PLTH hanya memberikan sedikit penjelasan dari penelitian yang diajukan
mahasiswa kerja praktik. Saran penulis, mahasiswa yang melakukan kerja
praktik harus lebih aktif bertanya kepada pembimbing lapangan maupun
karyawan-karyawan lain di PLTH agar hasil laporan kerja praktik lebih nyata
dan akurat.
3. Bagi mahasiswa yang mengambil kerja praktik di PLTH sebaiknya melakukan
riset ataupun penelitian di lapangan sendiri yang lebih banyak agar
diperoleh hasil yang lebih nyata. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan
hal tersebut, bisa melakukan riset melalui jurnal ataupun laporan-laporan
sebelumnya karena di PLTH melakukan semua kegiatan yang membuat
berkurangnya informasi yang diperoleh dalam permasalahan penelitian
yang diambil.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
1