Anda di halaman 1dari 9

PROSES KREATIVITAS

oleh
Joko Siswanto

Latar Belakang

Mempertahankan ‘hidup’ organisasi bisnis, terlebih untuk mengembangkannya,


tidaklah mudah. Dalam era bisnis global di abad ke 21 mendatang, berbagai
tantangan-tantangan baru akan dihadapi para aktor organisasi bisnis, seperti:

1. Setiap aspek bisnis akan berubah dengan percepatan yang lebih tinggi.
2. Persaingan akan meningkat dengan lebih ketat.
3. Cakupan bisnis akan semakin meningkat menjadi regional dan global mendunia.
4. Komposisi sumber daya manusia yang berubah sejalan dengan perubahan nilai-
nilai dan harapan-harapan para anggotanya.
5. Ketersediaan sumber daya alam yang semakin berkurang dibanding dengan
tingkat kebutuhan yang semakin meningkat.
6. Teknologi-teknologi baru akan lebih sering ditemukan dalam tempo waktu dan
dengan umur teknology yang semakin singkat.
7. Kebutuhan yang akan semakin mendesak untuk mulai memanfaatkan teknologi
informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru.
8. Kondisi pasar dan ekonomi yang cenderung semakin tidak stabil.
9. Tuntutan para pemegang saham yang akan semakin ketat melihat semakin
meningkatnya ragam alternatif investasi, dll.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa lingkungan bisnis dalam dekade yang akan
datang tidak saja berubah semakin cepat tetapi juga menjadi semakin kompleks.
Sebagai konsekuensinya, setiap aspek bisnis, baik dari tingkatan strategis sampai
tingkatan operasional sehari-hari, akan selalu dihadapkan dengan tantangan dan
‘masalah-masalah’ baru.

Bagaimana suatu bisnis atau bagian dari suatu bisnis dapat mempertahankan
hidupnya atau bahkan dikembangkan? Salah satu kunci jawaban yang diajukan

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 1


adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, yang mencakup
kreativitas, kompetensi, motivasi dan komitmen individu. Secara khusus paper ini
akan membahas pengembangan kreativitas individu melalui teknik-teknik yang dapat
diajarkan. Kreativitas menjadi penting karena dengan kreativitas tidak saja biasa
digunakan untuk memecahkan permasalahan tetapi juga dapat merubah cara
pandang individu dari yang semula memandang segala sesuatu sebagai
‘permasalahan’ berubah menjadi suatu kesempatan yang dapat memberikan
peluang keuntungan. Topik-topik lain yang berkaitan dengan kualitas sumber daya
manusia unggul akan dibahas pada makalah terpisah dan/atau pada saat presentasi
dan lokakarya berlangsung.

Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah suatu proses untuk memunculkan suatu gagasan baru yang
berharga. (Higgins, 1994) Kebaruan suatu gagasan tidak selalu bersifat mutlak.
Suatu gagasan dianggap baru biasanya dalam suatu lingkup tertentu, misalnya
dalam suatu unit organisasi atau dalam suatu perusahaan tertentu. Jadi suatu
gagasan yang dikatakan kreatif di suatu perusahaan bisa saja bukan hal baru atau
hal yang pertama kali bagi perusahaan lain atau di negara lain. Sedangkan berharga
tidaknya suatu gagasan biasanya ditinjau dari sisi perusahaan, pemakai atau
masyarakat luas.

Kreativitas di sini mengandung pengertian bahwa kreativitas adalah mengandung


unsur sifat-gaya, ketrampilan dan pengetahuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berharga. Kreativitas seseorang dapat dikembangkan, asalkan individu
yang bersangkutan bersedia dan rela untuk merubah faktor individu (sifat-sifat yang
menghambat kreativitas) dan lingkungan kerja yang dapat menghambat individu
untuk meningkatkan daya kreativitas itu sendiri. Pernyataan ini tidak bertentangan
dengan berbagai hasil studi yang menyatakan bahwa sifat-sifat bawaan tertentu
mampu memberikan sikap dan perilaku individu yang untuk menjadi sangat kreatif.
Dengan kata lain, seseorang memang bisa memiliki bawaan sifat-sifat yang
mendukung individu tersebut kreatif; tetapi pada saat yang sama dapat pula
dikatakan bahwa pada dasarnya setiap individu dapat ditingkatkan daya
kreativitasnya dengan mengajarkan ketrampilan dan pengetahuan teknik-teknik
kreativitas sehingga setiap individu bisa lebih kreatif.

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 2


Gaya Kreativitas

Banyak pakar berkeinginan untuk mengukur ‘kualitas’ suatu produk dari sisi
kreativitasnya, atau untuk mengukur ‘tingkat’ kreativitas seseorang. Tetapi, Kirton
(1976) mengusulkan untuk membedakan gaya kreativitas (creativity style) terlebih
dahulu sebelum mengukur ‘tingkat’ atau ‘kualitas’-nya. Kirton membedakan gaya
kreativitas menjadi dua yang dia sebut ‘Innovator’ dan ‘Adaptor’. Untuk
menghindarkan kerancauan istilah ‘innovator’ dengan inovasi dalam makalah ini
‘innovator’ diterjemahkan sebagai ‘penemu’ (inventor). Seseorang dengan gaya
kreativitas inventor cenderung untuk memunculkan suatu gagasan ‘baru’ yang
cenderung sama sekali berbeda atau berangkat dari paradigma yang tidak sama
dengan gagasan-gagasan yang telah ada; sedangkan seorang adaptor gemar
melakukan perbaikan-perbaikan gagasan yang telah ada (atau berangkat dari
paradigma yang telah dikenal atau disukai sebelumnya) sehingga ditemukan sesuatu
yang ‘baru’.

Kirton telah mengembangkan suatu inventori psikologi untuk mengidentifikasikan


gaya kreativitasnya apakah ‘inventor’ atau adaptor. Dengan inventory ini seseorang
dapat mengetahui:
1. Hal-hal penting apa saja yang mudah dan yang sulit untuk dilakukan setiap
individu.
2. Bagaimana cara memanfaatkan secara maksimal hal-hal penting yang ditemukan
mudah untuk dilakukan setiap individu.
3. Bagaimana cara menghadapi dan belajar hal-hal penting yang ditemukan sulit
untuk dilakukan masing-masing individu.
4. Bagaimana cara bekerja sama dengan rekan yang mempunyai gaya kreativitas
yang serupa dan yang sangat berbeda.
Diduga gaya kreativitas erat kaitannya dengan teknik-teknik kreativitas. Seseorang
dengan gaya inventor akan lebih senang dan efektif dengan teknik-teknik yang lebih
bersifat bebas, tidak terstruktur, dan inventif; sedangkan orang dengan gaya adaptor
akan lebih menyukai dan berhasil dengan teknik-teknik yang bersifat increamental,
lebih sistematis dan terstruktur.

Teknik-teknik Kreativitas

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 3


Higgins (1994) mengorganisasikan lebih dari seratus teknik-teknik kreativitas dalam
kerangka pemecahan masalah (problem solving). Dia membagi proses pemecahan
masalah ke dalam lima sub proses, yaitu:
1. Analisis lingkungan kerja atau bisnis untuk mengenali permasalahan dan
tantangan.
2. Mengidentifikasikan masalah dan membuat asumsi-asumsi yang menyertainya
tentang skenario kondisi atau masa yang akan datang.
3. Mencari alternatif pemecahan.
4. Evaluasi dan pemilihan alternatif.
5. Implementasi dan pengendalian.

Untuk masing-masing sub proses Higgins mencoba menjelaskan teknik-teknik


kreativitas apa saja yang relevan. Namun demikian tentu saja akan banyak dijumpai
bahwa di antara masing-masing teknik yang telah dikelompokkan tersebut terdapat
tumpang tindih (overlaping) tentang sub-proses pemecahan masalah mana saja
yang tercakup oleh suatu teknik kreativitas tertentu.

Berikut disajikan beberapa contoh teknik-teknik kreativitas yang diintegrasikan


secara hipotetif ke dalam proses pemecahan masalah dan gaya kreativitas individu.

No Proses Pemecahan Teknik kreativitas untuk Teknik Kreativitas untuk


masalah gaya Adaptor (hipotetif) gaya Inventor (hipotetif)
1 Pengenalan • Benchmarking • Opportunity searches
lingkungan kerja
2 Identifikasi masalah • Fish-bone diagram • Draw a picture of the
dan membuat • Why-why diagram problem
asumsi • Rewrite objectives in
different ways
3 Mencari alternatif • Analogies &Methapors • Brainstorming
pemecahan • The Osborn’s checklist • Dreaming on it
• Atribute association • Scenario writing, dll.
chains, dll.
4 Evaluasi dan • Screening matrix for • ?
pemilihan alternatif ideas
5 Implementasi dan • How-how diagram • Force field analysis
pengendalian

Tabel 1 Klasifikasi hipotetif teknik-teknik kreativitas ke dalam proses pemecahan


masalah dan gaya kreativitas individu (Siswanto, 1996).

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 4


Perlu ditekankan di sini bahwa klasifikasi teknik kreativitas sesuai dengan gaya
kreativitas seseorang di sini masih bersifat hipotetif, yang masih memerlukan
penelitian empiris lebih lanjut. Di samping itu kedekatan suatu teknik dengan gaya
kreativitas di sini bersifat relatif, misalnya teknik analogy akan cenderung lebih
sesuai untuk individu dengan gaya adaptor dibandingkan dengan brainstorming.

Berikut akan disampaikan uraian singkat masing-masing teknik kreativitas.


Penjelasan lebih rinci dan disertai dengan contoh para pembaca dapat mengacu
pada referensi. Beberapa diantara teknik-teknik dibawah ini juga akan disampaikan
dalam lokakarya.

1. Benchmarking adalah teknik kreativitas dengan menggunakan metoda


perbandingan dengan pesaing terbaiknya untuk mengenali parameter-parameter
peformansi dalam kondisi lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Dengan
mengacu pada pesaing ‘terbaiknya’ perusahaan dapat membandingkan tolok ukur
performansi perusahaan di bidang tertentu. Hasil pembandingan ini selanjutnya
digunakan untuk memotivasi perubahan atau inovasi yang kemudian dijabarkan
menjadi sasaran-sasaran perbaikan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

2. Opportunity search adalah teknik kreativitas yang dapat digunakan untuk


menemukan situasi-situasi baru dimana aset pengetahuan lama yang telah
dimiliki dapat dijadikan suatu aplikasi yang sama sekali baru. Misalnya, seorang
perancang dapat mencari inspirasi situasi baru dengan membaca buku fiksi
ilmiah; dan kemudian bertanya kepada diri sendiri ‘seandainya situasi tersebut
nyata terjadi, masalah atau kesempatan apa yang saya hadapi?’

3. Fish-bone diagram untuk memahami penyebab permasalahan dengan lebih baik


dan secara sistematis. Teknik ini dikembangkan oleh Profesor Kaoru Ishikawa
dari Universitas Tokyo Jepang. Di Indonesia teknik ini telah banyak digunakan
dalam kegiatan gugus kendali mutu (GKM). Teknik ini sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasikan masalah karena berbagai alasan berikut ini: 1) mendorong
untuk mempelajari segala aspek dari permasalahan sebelum mengambil
keputusan, 2) membantu memahami permasalahan secara total dan keterkaitan
sebab-akibat serta tingkat kepentingan/pengaruh penyebab masalah, 3) langsung
berfokus pada permasalahan yang penting, dan 4) mempunyai alur pikir yang
logis dan berurutan.

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 5


4. Why-why diagram digunakan untuk memahami penyebab permasalahan yang
kompleks dengan lebih baik. Teknik ini merupakan variasi dari fish-bone diagram
di muka. Diagram ini disusun seperti pohon keputusan, dimana setiap
percabangan merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa (why). Percabangan
ini terus dilanjutkan sampai rantaing terkecil di mana kerincian masalah dianggap
cukup jelas.

5. Draw a picture of the problem adalah teknik kreativitas untuk melihat


permasalahan dengan menggunakan visualisasi. Ambil selembar kertas dan pinsil
kemudian buat sketsa permasalahan yang dihadapi. Visualisasi ini sangat
membantu proses kreatif karena kemampuan visual dan kreativitas
mempungsikan kerja otak sisi yang sama; yaitu otak sebelah kiri untuk orang yang
menulis dengan tangan kanan.

6. Rewrite objectives in different ways cara ini mencoba melihat suatu permasalahan
dengan cara pandang yang berbeda. Guna meyakinkan bahwa inti
permasalahanlah yang akan kita pecahkan, maka kita dapat menuliskan tujuan
atau kriterianya dengan beberapa cara yang sama sekali berbeda. Misalnya, jika
permasalahannya adalah meningkatkan produktivitas (definisi produktivitas
adalah output/input); maka tujuan dapat dituliskan 1) ‘bagaimana agar bahan
yang digunakan lebih efisien’, atau 2) ‘bagaimana agar output yang dihasilkan
meningkat’.

7. Analogies & Methapors adalah teknik kreativitas yang baik jika perspektif baru
diperlukan dengan berangkat dari apa yang telah diketahui. Analogi adalah suatu
perbandingan dua hal yang secara esensi berbeda, tetapi secara analogi memiliki
berbagai kesamaan, misalnya fungsi, proses, dsb. Biasanya dari berbagai
kesamaan inilah bisa muncul gagasan-gagasan baru. Sedangkan metapora
terjadi jika suatu hubungan yang imaginatif dibuat antara dua gagasan yang
berbeda yang secara normal atau biasanya dilihat sebagai dua hal yang berbeda.
Misalnya, Hiroo Wantanabe, direktur proyek Honda, memetaphorakan mobil yang
berevolusi seperti makluk hidup. Hasilnya adalah Honda City yang pemasarannya
sukses dibeberapa negara.

8. The Osborn Verbal Checklist dikembangkan oleh Alex Osborn (1953) untuk
memodifikasi produk atau pelayanan baru. Osborn mengajukan sembilan
pertanyaan untuk melihat peluang perbaikan atau pengembangan produk atau

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 6


pelayanan baru. Pertanyaan tersebut adalah 1) Kgunaan lain? 2) Disesuaikan? 3)
Dimodifikasi? 4) Ditingkatkan? 5) Diminiaturisasi? 6) Disubstitusi? 7) Disusun
ulang? 8) Dibalik? dan 9) Dikombinasikan?

9. Attribute association chains jika ingin merubah atribute produk atau pelayanan.
Pertama buat daftar atribut suatu masalah atau benda. Atribut adalah suatu ciri
yang membedakan benda satu dengan yang lainnya, misalnya warna, harga,
ukuran, biaya, dsb. Kemudian asosiasikan setiap atribut (atau sekelompok atribut)
untuk mengidentifikasikan gagasan hubungan yang bisa melahirkan alternatif
solusi baru. Asosiasi di sini adalah proses yang melibatkan penyusunan
hubungan mental antara dua benda atau gagasan yang bertolak dari
kedekatan/kemiripannya, kesamaannya, atau perbedaannya. Jadi proses asosiasi
adalah proses mencari hubungan yang mirip, sama atau berbeda dari benda atau
gagasan yang kita cari.

10.Brainstorming diperlukan terutama jika banyak ide termasuk yang radikal


diperlukan. Teknik ini biasanya dilakukan secara kelompok dengan enam sampai
dua belas orang anggota, tetapi teknik ini bisa juga dilakukan secara individu
dengan suatu modifikasi. Dalam brainstorming biasanya dipilih seorang pemimpin
diskusi dan seroang penulis. Pimpinan mendefinisikan dan menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas. Putaran pertama setiap individu mengusulkan
gagasan. Dalam putaran ini tidak ada komentar dan penilaian terhadap setiap
usulan, setiap usulan termasuk yang paling tidak masuk akal diterima dan dicatat.
Tujuan utamanya adalah mendapatkan kuantitas gagasan sebanyak mungkin.
Usulan bisa merupakan gabungan, perbaikan atau bisa juga berlawanan dengan
gagasan yang telah disampaikan. Setelah sekitar tiga puluh menit, diskusi
istirahat, kemudian kembali lagi untuk memberikan tanggapan dan kritik terhadap
ide-ide yang dilontarkan. Siapa saja boleh memberikan tanggapan setiap ide yang
dicatat. Langkah terakhir adalah memilih beberapa ide yang dianggap terbaik oleh
kelompok sebagai alternatif solusi terbaik.

11.Dreaming on it adalah salah satu cara termudah untuk menemukan alternatif,


yaitu dengan berpikir keras, rasional, dan dalam waktu yang cukup lama sebelum
pergi tidur. Jika terbangun sebelum pagi dengan suatu ‘impian’ gagasan
segeralah catat gagasan tersebut serinci mungkin sebelum melanjutkan tidur. Jika
tebangunnya pada pagi harinya, pikirkanlah kembali masalah yang dihadapi dan
identifikasikan alternatif solusi yang muncul pada saat itu atau dikaitkan dengan

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 7


mimpi semalan; dan jangan lupa catat gagasan tersebut. Beberapa orang yang
sanggup berpikir keras sebelum tidur sering menemukan teknik ini cukup efektif.
Friedrick August Kelkule ahli kimia dari Jerman menemukan bentuk cincin molekul
benzena melalui mimpinya setelah ia berpikir keras tentang bentuk melekul
benzena yang tidak terpecahkan sebelumnya.

12.Scenario writing jika suatu gagasan untuk suatu skenario kondisi yang sangat
berlainan diperlukan. Teknik ini ditemukan sangat berguna untuk menganalisis
kondisi yang akan datang yang sering berubah, dan juga baik untuk menyiapkan
rencana strategi kontingensi. Teknik ini mengandalkan pada pemikiran dan
penulisan jawaban pertanyaan kunci ‘Apa konsekuensinya jika suatu kondisi lain
terjadi?’ Kualitas dari hasil teknik ini sangat tergantung dari kemampuan untuk
membangkitkan alternatif-alternatif kondisi yang mungkin bakal muncul, dan
menelaah kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya serta tindakan-tindakan
apa yang sebaiknya disiapkan.

13.Screening matrix for idea digunakan untuk memilih pemecahan untuk berbagai
macam masalah yang dikembangkan oleh Simon Majoro. Matriks ini memiliki
sumbu horizontal yang menyatakan tingkat ‘kreativitas’ atau tingkat daya tarik
suatu usulan, dan sumbu vertikal yang menyatakan tingkat ‘inovasi’ yang
mengukur kesesuaian gagasan dengan tujuan dan ketersediaan sumber daya
perusahaan. Usulan dengan tingkat daya tarik yang tinggi dan sesuai dengan
tujuan perusahaan atau sumber daya yang diperlukan dapat didukung
perusahaan menduduki prioritas tertinggi. Untuk menentukan tinggi rendahnya
tingkat kreativitas atau tingkat inovasi suatu usulan, setiap alternatif diberi
penilaian untuk setiap kriteria yang kemudian dikalikan dengan bobot masing-
masing kriteria dan kemudian akhirnya dijumlahkan untuk mendapatkan total nilai.

14.How-how diagram untuk menentukan tindakan yang perlu untuk


mengimplementasikan suatu gagasan dengan sukses. Teknik kreativitas ini
serupa dengan Why-why diagram yang telah dijelaskan di muka, hanya saja
pertanyaannya bukan ‘mengapa’ tetapi ‘bagaimana’ (how). Solusi yang telah
dipilih ditulis pada kertas kosong sisi paling kiri. Bentuk pohon keputusan
kemudian mengikuti dengan menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ untuk
melaksanakan setiap tahap proses implementasi. Diagram ini selesai jika jawaban
yang diberikan dianggap cukup rinci untuk pelaksanaan implementasinya.

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 8


15.Force field analysis untuk menganalisa rintangan-rintangan yang mungkin muncul
dalam implementasi. Kurt Lewin mengembangkan metoda ini berdasarkan
pengalamannya menemukan resistance to change atas segala introduksi
perubahan-perubahan dalam suatu organisasi. Dalam analisis yang diusulkan,
Lewin menganjurkan untuk memperhitungkan dua faktor yang saling berlawanan,
yaitu: 1) dorongan untuk beubah dan 2) respon yang menentang. Suatu
perubahan dapat diimplementasikan dengan berhasil hanya jika dorongan
perubahan lebih kuat dibanding dengan respon yang menentang, untuk itu
keduanya perlu diidentifikasikan dan diperhitungkan dengan masak.

Teknik-teknik kreativitas di atas adalah hanya beberapa dari teknik-teknik yang ada
yang mencapai ratusan yang ditulis oleh berbagai pengarang, dan mungkin ribuan
yang dipraktekkan oleh para praktisi. Tentu saja teknik-teknik tersebut dalam
prakteknya sering dimodifikasi dan diperbaiki lagi secara kreatif disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi. Jelaslah di sini bahwa dalam mempelajari teknik-teknik
kreativitas itu sendiri masih terdapat ruang untuk mulai melakukan kreativitas dengan
memodifikasi, menggabung, atau melahirkan inspirasi untuk mengusulkan teknik
kreativitas yang baru. Selamat mencoba!

Referensi

1. Higgins, James M., 1994, 101 Creativity Problem Solving Techniques, Florida:
The New Management Pub. Co.
2. Kirton, Michael, (ed.)1996, Adaptors and Innovators: Styles of Creativity and
Problem Solving, London: Routledge.

Gaya dan Teknik-teknik Kreativitas - 9

Anda mungkin juga menyukai